Home / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 58. Rules for Approaching a Girl

Share

Bab 58. Rules for Approaching a Girl

last update Last Updated: 2024-11-10 00:04:24

“Oliver, ini ice cream untukmu.”

Joice memberikan salah satu ice cream cokelatnya pada Oliver. Gadis kecil itu tersenyum manis. Rambut cokelat yang dikuncir kuda, membuat Joice sangat cantik dan menggemaskan. Hanya satu alasan Oliver selalu menolak Joice karena Joice gendut. Perut Joice buncit. Oliver tak suka memiliki kekasih dengan tubuh gendut.

“Terima kasih.”

Oliver menerima ice cream pemberian dari Joice. Lalu bocah laki-laki itu mulai memakan ice cream pemberian dari Joice dengan lahap.

“Oliver, kenapa kau mendekati Myra? Aku lebih cantik dari Myra, Oliver. Paman Samuel dan Mommy bilang aku paling cantik,” ucap Joice dengan bibir tertekuk sambil melahap ice cream di tangannya.

“Myra memiliki rambut pirang seperti ibuku. Dia juga tidak gendut, Joice,” jawab Oliver tanpa dosa.

Bibir Joice tertekuk semakin dalam. “Aku gendut karena aku masih kecil saja. Nanti kalau aku sudah besar, aku tidak gendut lagi, Oliver.”

“Masuklah ke kelasmu, Joice. Aku sedang ingin sendiri. Jangan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Normalini Razali
saya sudah membayar kenapa tidak boleh buka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 59. Where Have You Been?

    Pranggggg Sebuah vas bunga dilempar oleh Iris hingga pecahannya memenuhi lantai marmer di sebuah ruangan di mana dirinya berada. Tampak sepasang manik mata Iris menajam menatap penuh kemarahan pada Maida yang ada di hadapannya itu. “Bagaimana bisa rencana itu gagal, Maida! Kau sendiri yang berjanji padaku kalau semuanya akan berjalan dengan baik!” bentak Iris dengan nada keras dan begitu menggelegar. Maida mengembuskan napas kasar. “Sorry, Iris. Bisakah kau tidak marah-marah seperti ini? Aku tidak mungkin menjelaskan padamu jika kau marah-marah!” Iris meremas kuat rambutnya. Wanita itu mondar mandir gelisah dan ketakutan yang telah menyelimutinya. Beberapa kali Iris mengumpat dalam hati. Tenang adalah hal yang tak mungkin. Pasalnya rencana yang telah disusun gagal. Dia tak berhasil menjebak Selena. Padahal Iris sudah tak sabar mempermalukan Selena di depan banyak orang. “Jelaskan padaku ada apa sebenarnya! Kenapa bisa rencana kita gagal!” seru Iris menahan emosi yang nyaris meled

    Last Updated : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 60. The Most Selfish Man

    “Kenapa kau baru pulang jam segini, Selena? Ke mana saja kau?” Suara lantang Samuel membentak Selena dengan keras. Tampak Selena masih bergeming di tempatnya. Sepasang iris mata biru Selena menatap dingin dan tajam Samuel yang berani membentak dirinya. “Apa urusannya kalau aku pulang malam? Kau itu memangnya siapa berani mengaturku? Dan kenapa kau bisa masuk ke dalam rumahku?” Selena menjawab dengan nada tegas dan lebih tinggi satu oktaf. Sorot matanya menatap tajam Samuel. Geraman kemarahan terlihat di wajah Selena. Sungguh, dia tak mengerti kenapa bisa Samuel bisa masuk ke dalam kamar ini. Bahkan tadi saat bertemu dengan pelayan pun tak memberitahukan tentang kedatangan Samuel. “Kalau kau bukan ibu dari anakku, maka aku tidak akan pernah peduli jam berapa kau pulang! Dan kau masih tanya kenapa aku bisa masuk ke dalam rumahmu? Aku rasa omongan orang yang mengatakan kau cerdas itu salah besar! Aku jelas ke sini karena ingin bertemu dengan Oliver! Aku menemani Oliver sampai dia tid

    Last Updated : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 61. The Real Culprit

    Samuel mengembuskan napas kasar seraya memejamkan mata singkat. Pria itu berusaha meredakan emosi yang terbendung dalam dirinya. Perdebatannya dengan Selena membuat amarahnya tersulut. Benak Samuel hanya terpenuhi Selena dekat dengan Dean. Shit! Sampai kapan pun Samuel tak akan pernah membiarkan Selena mencari ayah baru untuk Oliver. Oliver adalah anaknya dan miliknya. Seberengsek-berengsek dirinya, dia tetap ayah Oliver. Samuel merogoh saku celananya. Pria itu mengambil kunci mobil. Lalu melangkahkan kakinya keluar dari lobby apartemen di mana penthouse milik Selena berada. Namun … tiba-tiba langkah Samuel terhenti kala melihat sosok pria berpostur tinggi kekar sama sepertinya. Hanya saja wajah pria itu masih terlihat muda. “Kau?” Langkah Dominic terhenti kala berpapasan dengan Samuel. Sepasang iris mata Dominic menatap lekat Samuel. Kedua pria itu saling melemparkan tatapan dingin. Aura ketegasan begitu terlihat jelas pada kedua pria itu. Ya, yang ada di hadapan Samuel adalah Dom

    Last Updated : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 62. Samuel's Anger

    “Maida Taya … manager dari Nona Iris, tunangan Anda yang telah menjebak Nona Selena.” Suara Vian berucap dengan nada pelan namun tersirat tegas. Seketika raut wajah Samuel berubah. Sepasang iris mata cokelat Samuel menyorot begitu tajam kala mendengar apa yang diucapkan oleh Vian. Otot rahang pria itu mengetat menunjukan jelas geraman kemarahan. “Jelaskan semua informasi yang kau dapatkan!” seru Samuel dengan nada menahan luapan emosinya. Vian terdiam beberapa saat. Lantas dia mulai memberanikan diri menatap Samuel dengan tatapan yang begitu hati-hati. “Tuan Samuel, pelayan yang mengantarkan minuman pada Nona Selena dan Tuan Dean Osebert adalah orang suruhan Maida, manager dari tunangan Anda. Untuk tujuan drai penjebakan ini saya belum menemukannya, Tuan. Tapi besar dugaan saya Maida Taya diminta oleh Nona Iris untuk menjebak Nona Selena. Seperti yang Anda tahu kalau beberapa hari lalu Nona Iris menyerang Nona Selena. Pasti ada dendam yang timbul di hati Nona Iris pada Nona Selena,

    Last Updated : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 63. Selena's Sarcastic Words

    “Kau terlihat dekat dengan Samuel Maxton. Apa kau memiliki hubungan khusus dengannya?” Suara Dominic bertanya seraya memasuki ruang makan seraya menatap Selena yang tengah menyiapkan sarapan pagi. Dia sengaja bangun lebih awal dari Oliver karena ingin mengajak kakaknya itu bicara. Jika ada Oliver di tengah-tengah mereka pasti Dominic kesulitan untuk bertanya. “Dominic? Kau sudah bangun?” Selena berusaha tenang kala melihat sang adik datang. Tentu dia mendengar pertanyaan Dominic. Hanya saja dia menunjukan seolah tak terjadi apa pun. Dan memasang wajah polos yang tak mengerti jelas maksud pertanyaan sang adik. “Aku bangun lebih awal karena ingin bertanya padamu. Sekarang jawab pertanyaanku tadi,” ucap Dominic dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Selena menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. “Aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan Samuel. Hanya sebatas pekerjaan saja. Berhenti berpikir yang tidak-tidak.” Lalu Selena mulai menata makanan yang dia buat ke atas meja. W

    Last Updated : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 64. Executing the Plan

    Suara ketukan palu dari sang hakim menandakan persidangan telah usai. Yagil Upton—pria yang telah melakukan hampir melakukan tindakan pelecehan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Hukuman yang cukup ringan karena Samuel sebelumnya memberikan banyak bukti yang bisa membuat Yagil Upton lebih lama lagi berada di dalam penjara. Namun, dalam kejadian ini Yagil Upton mengakui kesalahannya yang mabuk sampai terjadi tindakan tercela. Sang hakim pun akhirnya bijak dalam menjatuhkan hukuman untuk Yagil Upton. Tampak Selena sejak tadi menatap Samuel yang begitu membelanya. Tak tanggung-tanggung, Samuel sampai menggebrak meja kala berdebat dengan pengacara Yagil Upton. Membisu. Selena diam dan tak mampu mengeluarkan kata. Tak menampik Samuel sangat hebat di persidangan. Bahkan lawannya pun sering dibuat bungkam ketika Samuel sudah memberikan fakta yang ada. Sedangkan Selena? Bohong rasanya jika Selena tidak mengagumi Samuel. Selama persidangan bukan inti permasalahan yang Selena perhatikan. T

    Last Updated : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 65. Kidnapper

    “Aku baru saja mendapatkan kabar kalau ada salah satu perusahaan asal Jepang yang memakai jasa Nicholas Design Interior. Kemungkinan pembangunan akan dimulai bulan depan. Tapi aku minta pada kalian memperhatikan dengan detail apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Penataan ruangannya, pemilihan wallpaper, nuansanya. Semua aku ingin kalian perhatikan detail. Jangan sampai ada kesalahan apalagi sampai membuat pelanggan kecewa.” Suara Selena berucap dengan nada yang begitu tegas memimpin meeting. Tatapannya menatap seluruh para karyawannya dengan begitu serius. Pagi ini, Selena sudah disibukan dengan meeting penting membahas project baru yang dia terima. “Baik, Nona. Kami akan pastikan semuanya berjalan dengan baik. Kami pun akan menuruti keinginan client. Anda jangan khawatir, Nona.” Seorang manager marketing menjawab ucapan Selena dengan sopan dan tegas. Dia menjawab mewikili para karyawan lainnya. “Good, meeting cukup sampai di sini saja. Meeting selanjutnya akan diadakan minggu d

    Last Updated : 2024-11-10
  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 66. I'd Rather Die Than Be Yours

    New York, USA. Selena melangkah buru-buru keluar dari bandara. Wanita itu memakai kaca mata hitam serta menundukan kepalanya menghindari paparazzi yang mengincarnya. Meski bukan berasal dari kalangan selebirity tapi Selena kerap diincar oleh paparazzi. Semua karena nama besar keluarganya membuat Selena merasa resah setiap kali pergi ke mana-mana.Saat Selena tiba di lobby, wanita itu buru-buru masuk ke dalam taksi. Tak lama kemudian, taksi yang membawa Selena mulai meninggalkan lobby bandara. Ya, Selena sengaja meminta pada Jenia jangan sampai ada yang tahu dirinya berada di New York. Terpaksa Selena menutupi keberangkatannya ke New York. Alasannya karena Selena tidak mau keluarganya mencurigai sesuatu. Lebih baik Selena mencari aman. Sampai kapan pun Selena tak akan membiarkan keluarga besarnya tahu tentang Samuel. Suara dering ponsel menandakan pesan masuk terdengar. Selena segera mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Lantas dia membuka pesan masuk yang baru saja dikirimkan o

    Last Updated : 2024-11-10

Latest chapter

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 263 – Ending Scene (Tamat) 

    Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 262 – Extra Part V 

    Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 261 – Extra Part IV

    “Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 260 – Extra Part III 

    “Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status