Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 33. The Biggest Mistake

Share

Bab 33. The Biggest Mistake

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 02:47:53

“Tuan Samuel, apa setelah project pembangunan perusahaan selesai; Anda akan segera kembali ke New York, Tuan?” Suara Vian bertanya pada Samuel yang tengah memeriksa dokumen kasus yang belakangan ini Samuel tangani. Tampak raut wajah Samuel begitu serius memeriksa dokumen tersebut.

“Aku belum tahu. Aku akan memutuskan jika pembangunan perusahaan kita sudah seratus persen selesai.” Samuel menutup berkas yang dia tadi baca lalu melanjutkan, “Setelah ini, kau memeriksa dokumen yang menyangkut pajak, dan segera berikan kasus itu pada pengacara sudah berpengalaman cukup lama di bidang ini.”

Vian menganggukan kepalanya. “Baik, Tuan.”

“Keluarlah. Selesaikan pekerjaamu yang lain,” ucap Samuel dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.

Vian langsung menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Samuel.

Kini Samuel menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya seraya memejamkan mata lelah. Tak lama lagi project pembangunan perusahaannya yang ditangani oleh Nicholas Design Interior aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 34. Hidden Jealousy

    Pesta yang diadakan oleh Rava Chayton memang tak begitu banyak tamu undangan. Hanya beberapa rekan bisnis terdekat dengan Rava Chayton saja. Namun, meski tidak banyak tetap saja Selena cukup lelah merespon para tamu undangan yang menyapa dirinya. Dan beberapa di antaranya mengajaknya berkenalan. Memang ada sebagian yang mengenal dirinya berasal dari Keluarga Geovan. Akan tetapi ada juga yang lupa. Pasalnya Selena sudah lama tak muncul. Pun Selena sudah lama tidak menggunakan nama ‘Geovan’ setiap orang yang mengajaknya berkenalan, Selena selalu menggunakan nama ‘Nicholas’ meski dirinya sudah berbicara dengan sang ayah tetapi Selena tetap merasa tidak pantas menyandang nama ‘Geovan’ di belakang namanya. “Nona Selena, Anda sangat cantik malam ini. Apa Anda hanya datang ke pesta ini hanya sendiri?” ujar seorang pria berperawakan tampan dan berusia matang menyapa Selena. “Terima kasih, Tuan. Dan, ya … saya sendiri di sini,” jawab Selena ramah. Kalau boleh jujur sudah tak lagi terhitung p

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 35. She’s in Danger

    “Ke mana Selena? Kenapa tadi aku lihat dia seperti marah? Kau apakan dia, Samuel?” Suara Rava bertanya seraya melangkah menghampiri Samuel yang tengah meminum champagne. Tampak tatapan Rava menatap lekat Samuel penuh selidik. Pasalnya tadi Rava melihat Selena meninggalkan Samuel dengan tatapan kesal. Sedangkan Samuel malah menatap Selena dengan senyuman misterius. Itu yang membuat Rava semakin curiga. Rava yakin pasti ada sesuatu sampai membuat Selena marah. “Aku tidak melakukan apa pun padanya. Hanya pembicaraan ringan saja,” jawab Samuel dengan santai seraya menyesap kembali champagne di tangannya. Rava menatap curiga Samuel. “Apa kau memiliki hubungan khusus pada Selena Geovan?” tanyanya penuh interogasi. Semakin ke sini Rava mencurigai Samuel memiliki hubungan khusus dengan Selena. Pasalnya Samuel selalu marah setiap kali dirinya mencoba mendekati Selena. Bukan hanya dirinya saja tapi juga pria lain. “No, aku tidak memiliki hubungan apa pun dengannya,” jawab Samuel datar denga

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 36. I Hate You, Samuel!

    Suara dering ponsel terdengar, membuat Samuel yang tengah berbicara dengan Rava; langsung mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang tak henti berdering itu. Awalnya Samuel hendak menolak panggilan itu namun Samuel mengurungkan niatnya kala melihat di layar terpampang nomor Iris—tunangannya. Detik selanjutnya, Samuel menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut. “Ada apa, Iris?” jawab Samuel datar kala panggilan terhubung. “Sayang, kau di mana?” ujar Iris dari seberang sana. “Aku sedang bersama Rava. Kenapa?” “Sayang, minggu ini aku belum bisa kembali ke London. Aku masih banyak pemotretan.”“Kau selesaikan saja pekerjaanmu.” “Kapan perusahaanmu yang sedang dibangun Nicholas Design Interior akan selesai? Kenapa lama sekali, Sayang? Aku tidak suka kau terlalu dekat dengan Selena. Aku cemburu, Samuel.” “CK! Singkirkan pikiran konyolmu itu, Iris.” “Tapi aku—” “Kau bisa menghubungiku lagi besok. Tidak sekarang. Aku ingin istirahat.” Samuel langsung menutup panggilan

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 37. He’s Such a Jerk!

    “Proses pria sialan itu ke jalur hukum. Jebloskan dia ke penjara. Aku tidak mentoleransi sedikit pun. Aku juga tidak peduli meski dia pengusaha ternama sekalipun. Aku tidak akan membiarkan pria itu meminta maaf pada Selena. Maaf tidak akan mengubah keadaan. Selena pasti akan trauma karena kejadian kemarin.” Samuel berucap dengan dingin dan tegas pada Vian—asistennya yang ada di hadapannya. Pagi ini, Vian langsung datang menemui Samuel untuk membahas tentang kejadian tadi malam. Pria yang kemarin melecehkan Selena adalah Yagil Upton—salah satu pengusaha yang baru-baru ini memiliki popularitas tinggi. Wajar saja Yagil tak mengenali Selena karena tadi malam dia mabuk berat. Lepas dari itu beberapa tahun terakhir Selena pun sekarang jarang muncul di pertemuan bisnis. Itu kenapa banyak yang tak mengenali Selena. “Maaf, Tuan. Tapi pihak Yagil Upton berusaha ingin bertemu dengan Nona Selena. Beliau juga memaksa Tuan Rava agar bisa bertemu dengan Anda, Tuan,” jawab Vian melaporkan. “Aku ti

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 38. He Will Never Change

    “Nona Selena?” Sang pelayan menyapa Selena yang baru saja keluar kamar. Kini tubuh Selena sudah terbalut oleh dress berwarna peach. Warna yang lembut itu sangat indah di tubuh Selena. Gaun itu memang bermodel simple tapi jika sudah dipakai Selena maka gaun itu tampak elegan dan anggun. “Di mana, Samuel?” tanya Selena seraya menatap sang pelayan yang berdiri di hadapannya. “Tuan Samuel berada di ruang kerjanya, Nona. Mari saya antar Anda ke ruang kerja beliau. Sebelumnya, Tuan Samuel berpesan ingin Anda menemuinya di ruang kerjanya,” jawab sang pelayan memberitahu. Selena terdiam beberapa saat. Sebenarnya Selena ingin langsung pulang ke rumah. Tapi bagaimana pun Samuel sudah menolongnya. Mau tak mau Selena paling tidak harus izin keluar apartemen pria itu. Dia tak bisa pergi begitu saja tanpa pamit. Detik selanjutnya, Selena menganggukan kepalanya merespon ucapan sang pelayan. Kini Selena melangkah mengikuti pelayan itu menuju ruang kerja Samuel. Tampak Selena sedikit mengendarkan

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 39. Like Father Like Son 

    Keheningan membentang dari dalam mobil. Baik Samuel dan Selena tak mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka saling diam. Samuel fokus melajukan mobilnya, dan Selena memilih untuk menatap ke luar jendela. Siang itu cuaca begitu mendung. Langit cerah telah tertutup awan gelap. Dan itu yang membuat perhatian Selena teralih pada hamparan langit yang mendung. Hingga kemudian, mobil yang dilajukan oleh Samuel mulai memasuki halaman parkir gedung apartemen di mana penthouse milik Selena berada. Tampak Selena lega karena dirinya sudah tiba di rumah. Paling tidak Selena tak lagi berada di dekat Samuel. Namun, dikala Selena ingin meminta Samuel membukakan kunci mobil; tatapan Selena teralih pada Oliver yang duduk di lobby sambil memeluk lututnya. Sontak Selena terkejut melihat Oliver yang tampak menekuk wajahnya. “Samuel buka pintunya. Aku ingin menemui putraku,” seru Selena cepat. Samuel tak sengaja melihat ke arah lobby—menatap Oliver yang duduk di lobby sambil memeluk lutut. Refleks, Samuel

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 40. A Gift?

    Selena menatap Samuel menggendong Oliver yang tertidur pulas. Tampak Oliver tidur begitu nyenyak dalam pelukan Samuel. Ya, aatu harian ini Samuel mengajak Oliver bermain. Mulai dari robot-robotan. Lalu bermain saling bersembunyi, dan menemukan. Tak pernah Selena sangka Samuel mau bermain bersama dengan Oliver. Bahkan Samuel mampu menidurkan Oliver dalam dekapannya. Sejenak, ada rasa khawatir dalam diri Selena. Jika bedekatan seperti ini; wajah Oliver dan Samuel sangat mirip. Hal yang membuat Selena khawatir kalau Samuel curiga. Pun Selena khawatir kalau keluarga besarnya tahu tentang ini. Buru-buru Selena menepis pikirannya. Samuel tak akan mungkin tahu. Begitu pun dengan keluarga besarnya juga tak akan pernah tahu tentang ayah dari Oliver. “Selena,” panggil Samuel pelan sambil menatap Selena yang berdiri tak jauh darinya. “Iya?” Selena segera melangkah menghampiri Samuel. “Di mana kamar Oliver? Dia sudah pulas. Aku ingin membaringkannya di ranjang supaya dia lebih nyaman,” ujar S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 41. Fight 

    “Mama … hari ini kita ke mana?” Suara Oliver bertanya seraya melangkah menghampiri Selena yang tengah berias di kamar. Tampak Oliver sudah tampan dengan celana pendek berwarna cokelat tua dan kaus berwarna hijau dengan logo ‘G’ di mana salah satu brand ternama di dunia.“Mama ingin mengajak Oliver jalan-jalan St. James’s Park sambil makan gelato. Habis dari sana, Mama akan mengajak Oliver ke restoran Indonesia yang waktu itu kita datangi bersama dengan Grandaa Marsha. Oliver mau kan?”Selena menatap hangat dan lembut putranya. Lantas wanita itu menundukan tubuhnya, memberikan kecupan di pipi bulat Oliver. “Aku mau, Ma. Aku ingin jalan-jalan bersama Mama,” seru Oliver riang. Senyuman di wajah Selena terlukis begitu indah. “Let’s go kita pergi sekarang.” “Let’s go, Mama,” pekik Oliver seraya menggenggam tangan Selena. Kini Selena melangkah keluar kamar bersama dengan Oliver. Terlihat wajah Oliver sangat senang. Hari ini Selena memang khusus meluangkan waktunya berdua dengan Oliver

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 140 – Selena's Trapper is Your Ex-Fiancé

    Samuel menatap Selena yang tertidur begitu pulas. Sekitar sepuluh menit lalu, Samuel meminta dokter untuk menyuntikan obat penenang pada Selena agar wanita itu tidur nyaman. Beruntung, Selena pun sejak tadi menuruti semua perkataannya. Lebih tepatnya tubuh Selena begitu lemah sampai membuat wanita itu tak banyak bicara.Saat ini Samuel membawa Selena ke apartemen pribadinya. Dia tak mungkin membawa Selena ke mansion keluarga Geovan. Pasalnya Samuel tak ingin membuat kedua orang tua Selena cemas. Pun di sana ada Oliver. Itu kenapa Samuel lebih memilih membawa Selena ke apartemen pribadinya. Sejenak, Samuel mengembuskan napas panjang. Dalam benaknya terus saja memikirkan bagaimana kalau dirinya sampai datang terlambat. Shit! Samuel mengumpat dalam hati, ingatannya tergali saat Almero hendak menyentuh Selena. Jika mengingat itu semua membuat emosi Samuel terasa begitu terbakar. Harusnya dia membunuh Almero dengan cara yang lebih kejam! Sungguh, membayangkan itu semua membuat Samuel bena

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 139 – The Savior II 

    Brakkkk Suara dobrakan pintu yang begitu keras suskes membuat pintu itu terpental. Refleks, Almero mengalihkan pandangannya kala pintu berhasil terdobrak. Seketika mata Almero terkejut melihat dia sosok pria yang datang menatapnya dengan tatapan penuh amarah. “Berengsek!” Samuel menerjang Almero dengan emosi yang nyaris meledak. Tanpa belas kasihan, Samuel menarik kerah baju Almero, menghajarnya tanpa ampun. BUGH BUGH BUGH BUGH “Mati kau, Sialan!” Samuel menendang perut Almero hingga membuat Almero tersungkur di lantai. Namun, kala Samuel ingin kembali menyerang Almero tiba-tiba anak buah Almero berhamburan datang. Tampak Samuel dan Mateo melangkah mundur. Mateo sejak tadi ingin menolong Miracle tapi dia tak bisa melakukanya sekarang. Kondisinya dikepung seperti ini membuat Mateo harus melumpuhkan anak buah Almero lebih dulu. Napas Mateo memburu. Sorot matanya menajam dan memendung amarah. Darah Miracle memenuhi lantai membuat emosi Mateo tersulit. Fuck! Mateo mengumpat dalam

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 138 – The Savior

    “Tubuhmu. Kesepakatanku dengan Iris adalah aku bisa mencicipi tubuh indahmu, Nona Geovan.” Raut wajah Selena berubah menjadi pucat mendengar apa yang diucapkan oleh Almero. Sepasang iris mata biru Selena melebar tersirat rasa takut yang telah menelusup ke dalam dirinya. Wanita itu menegang dengan rasa cemas yang melanda hebat dirinya. Seketika itu juga jantung Selena berpacu begitu keras akibat ketakutannya. Peluh mulai muncul di pelipisnya. Dalam hati, Selena berharap Samuel atau keluarganya bisa datang tepat waktu menyelamatkan dirinya dan Miracle. “Berengsek! Jaga bicaramu!” maki Miracle emosi. Wanita itu tak bisa lagi menahan amarah kala mendengar ucapan kurang ajar yang diucapkan oleh pria yang bernama Almero Abner. Ini sudah waktunya untuk bertindak. Meski Miracle tahu dirinya akan sulit melawan dalam posisi tangan di borgol tapi tetap saja Miracle akan berjuang sekuat tenaga. Dia tak akan membiarkan terjadi sesuatu hal yang buruk pada saudara kembarnya itu. Almero melirik Mi

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 137 – Arranged Deals

    “Kau—” Mata Selena menatap dua wanita di hadapannya dengan tatapan yang begitu tajam dan tersirat memendung amarahnya. Rahang Selena mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Mati-matian Selena berusaha menahan amarah dalam dirinya. Sudah sejak tadi Selena menduga dalang dibalik ini semua. Tapi Selena tak menyangka ternyata apa yang ada di dalam benaknya adalah sungguhan. “Hi, Selena. Long time no see. Senang sekali aku bertemu denganmu di tempat ini.” Wanita di hadapan Selena itu menyapa sekaligus melukiskan senyuman anggun seraya mengibaskan rambutnya. “Fuck! Jalang sialan! Beraninya kau menjebak saudara kembarku! Apa kau bosan hidup!” Miracle hendak menyerang sosok wanita di hadapannya. Meski tangannya terborgol bisa saja Miracle melompat agar tetap bisa bangun. Bodohnya orang-orang yang menculiknya itu tak mengikat kakinya. Itu yang mempermudah Miracle. “No, Miracle. Please.” Selena langsung mencegah Miracle. Meminta saudara kembarnya itu untuk tenang dan tak terpancing oleh em

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 136 – Looking for a Solution II 

    Pelupuk mata Selena bergerak-gerak. Perlahan Selena mulai membuka matanya. Wanita itu sedikit meringis merasakan tubuhnya terasa sakit. Sayup-sayup, Selena mengendarkan pandangannya di sekitar—melihat dirinya berada di sebuah gudang gelap dan berukuran besar. Selena memijat pelipisnya kala rasa sakit di kepalanya muncul menyerang. Tubuhnya pun nyeridan pegal.“Akh—” Selena meringis merasakan sakit di tengkuk lehernya. Beberapa detik, Selena tampak terdiam berusaha mengingat kenapa dirinya bisa berada di gudang beruangan gelap seperti ini. Lalu … tiba-tiba ketika ingatan di kepala Selena muncul, wanita itu terkejut sekaligus ketakutan mengingat semua yang terjadi. Napas Selena cemas. Namun mati-matian Selena menyingkirkan rasa takut yang telah menelusup ke dalam dirinya. Ya, setakut apa pun dirinya, Selena yakin Samuel ataupun keluarganya pasti akan datang mencarinya. Dalam keadaan seperti ini takut hanyalah sia-sia. Yang Selena bisa lakukan hanya tetap tenang dan mencoba untuk berpiki

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 135 – Looking for a Solution

    Tubuh Selena bergetar ketakutan melihat Miracle jatuh pingsan. Raut wajahnya pucat pasi begitu terlihat jelas. Mata Selena menatap nanar Miracle yang tergeletak tak berdaya di lantai. Jantung wanita itu berdetak tak karuan. Sejenak, Selena berusaha berpikir siapa dalang dibalik semua itu. Pasalnya Selena tak pernah memiliki musuh. Hingga kemudian, tiba-tiba sesuatu muncul dalam benaknya. Sesuatu hal di mana dia mulai tahu siapa dalang dibalik semua ini. Hanya saja Selena masih memiliki keraguan. Beberapa detik, Selena masih diam melihat pria yang bernama ‘Almero Abner’ tertawa melihat Miracle berhasil dilumpuhkan. Napas Selena memburu. Ingin sekali dia melawan tapi Selena tahu kemampuannya. Selena tetap berusaha tenang dan anggun di tempatnya. Dia yakin keluarganya ataupun Samuel pasti akan menemukannya. “Oh, astaga … ini benar-benar lucu. Ternyata istri Mateo De Luca tidak sekuat yang aku bayangkan.” Almero tertawa mengudara. Tawanya begitu puas meledek Miracle yang berhasil dilum

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 134 – Planned Trap II 

    “Nyonya Miracle De Luca, apa yang Anda cari?” Suara berat Almero sontak membuat Miracle terkejut. Refleks, Miracle mengalihkan pandangannya pada Almero. Mengulas senyuman paksaan di wajahnya. Walau hati dan benak Miracle sedang mencurigai sesuatu tapi Miracle tetap menunjukan wajah elegan, anggun, dan berkelas seperti biasanya. “Ah, tidak. Aku hanya sedikit bingung ada restoran baru di sini. Jadi aku mengendarkan pandaganku melihat design restoran kecil ini. Apa kau mengenal pemilik restoran ini, Tuan Almero?” tanya Miracle dengan senyuman penuh arti di wajahnya. Sepasang manik mata biru Miracle tak lepas menatap Almero yang duduk di hadapannya. “Well, saya mengenal pemilik restoran ini. Bahkan sangat mengenal. Dan, ya … restoran ini baru di buka, Nyonya. Itu kenapa restoran ini masih sepi. Tapi khusus hari ini, saya sudah memesan restoran ini. Saya kurang suka keramaian. Terlebih kali ini pembahasan saya dengan Nona Selena sangat penting. Saya ingin fokus dengan project yang saya

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 133 – Planned Trap

    Matahari begitu terik. Selena yang tengah ada di dalam mobil sesekali melihat pemandangan di luar. Cuaca cerah seperti ini harusnya Selena mengajak Oliver berjalan-jalan namun rasanya itu tak mungkin karena siang ini Selena memiliki pertemuan penting dengan rekan bisnisnya. Hanya saja, yang membuat Selena bingung adalah kenapa bisa rekan bisnisnya memilih jalanan yang kecil untuk pertemuan mereka. Selena mengembuskan napas panjang dan menepis hal-hal yang muncul dalam benaknya. Mungkin saja memang rekan bisnisnya sedang berada di wilayah tersebut, itu yang sekarang ada di dalam pikiran Selena. Lagi pula, Selena pun tak akan lama. Sepulang dari bertemu dengan rekan bisnisnya, Selena akan segera mengajak Oliver jalan-jalan sore. Tentu yang Selena fokuskan saat ini adalah Oliver. Pekerjaan akan tetap dia pikirkan tapi tidak sepenting dulu. Oliver adalah segalanya. Selena menyadari kalau selama ini waktunya untuk Oliver sangat kurang. Hal itu yang membuat Selena sekarang ingin fokus memb

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 132 – Almero Abner? 

    “Selena, malam ini Samuel datang kan?” Suara Marsha bertanya seraya menatap putrinya yang tengah membersihkan sayur. Ya, setelah tadi pagi ke supermarket, sekarang Marsha dan Selena berada di dapur menyiapkan makan malam. Khusus kali ini Marsha dan Selena memang ingin masak bersama. Bahkan mereka tak ingin pelayan membantu mereka. “Iya, Mom. Samuel pasti datang. Kalau dia tidak datang nanti Oliver akan merajuk. Belakangan ini Oliver sering manja dengan ayahnya, Mom. Jadi aku juga sedikit kerepotan. Oliver tidak suka jika permintaannya ditolak. Samuel terlalu memanjakan Oliver.” Selena menjawab seraya meniriskan sayuran yang telah dibersihkan itu. Lantas Selena mulai mengolah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk masakannya. Senyuman di wajah Marsha terlukis mendengar apa yang dikatakan oleh Selena. “Wajar saja kalau Oliver manja. Selama ini dia begitu merindukan ayahnya, Selena. Kau harus mengerti. Hampir lima tahun Oliver tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Meski kau telah berjuang

DMCA.com Protection Status