Sudah waktunya mereka pulang, kembali pada kehidupan nyata setelah pesta pernikahan sekaligus liburan singkat bersama seluruh keluarga.Keluarga Gunadhya sudah kembali tadi pagi dengan jadwal penerbangan pertama.Alisha dan Ben pulang ke Irlandia, Alisha tidak pamit kepada Arjuna karena masih belum menerima keputusan sang anak yang akan menikahi Elma.Tinggal Kejora, Arjuna dan Elma di hotel itu yang akan bertemu dengan sepasang pengantin baru di Bandara nanti kemudian menggunakan pesawat King untuk bertolak ke Berlin.Kejora menarik kopernya menuju pintu lift, menekan tombol pada panel yang terdapat di dinding.Telunjuknya bersentuhan dengan telunjuk seseorang yang juga akan menaiki lift tersebut.Kejora menoleh ke belakang dan mendapati Arjuna sangat dekat dengannya.“Bang Juna,” ucap Kejora melirih.“Mau aku bantu membawakan kopermu?” Arjuna menawarkan diri.Kejora selalu gugup bila menghadapi Arjuna saat berdua saja, perasaannya tidak menentu.Ingin membenci tapi sangat mencintain
Alarm pagi yang dipasang King berbunyi nyaring, pria itu bangun dan mematikannya kemudian turun dari tempat tidur tanpa sehelai benang pun.Tubuhnya terasa pegal dan lemah seperti habis bergelung hasrat semalaman bersama seorang wanita.Tujuannya adalah wastafel yang berada di dalam kamar mandi.King meraih sikat gigi, keningnya berkerut saat melihat satu sikat gigi lagi berwarna pink berada di dalam gelas bersanding dengan sikat giginya.Lantas menepuk jidat tatkala teringat jika dirinya telah menikah dengan gadis cantik berwajah jutek.Kenapa ia bisa lupa dengan statusnya yang telah menikah? Itu pasti karena King melepas cincin nikahnya sebelum tidur tadi.Selain itu tadi malam adalah malam pertama mereka tinggal satu rumah setelah menjadi suami istri.King berlari menuju ranjang tapi tidak ada siapapun di sana.Segera menyambar bathrobe yang tergantung di pintu kamar mandi kemudian membuat simpul tali di pinggang seraya berlari menuruni tangga rumahnya.Setiap ruangan di rumah Kin
Akhirnya Ayah dan Bunda merestui Kejora yang ingin menikah tiga bulan lagi.Tidak mau kalah dengan Arjuna dan Elma yang juga akan meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.“Kejora mau nikahnya di Berlin ya, Yah ...,” pinta Kejora pada sang Ayah dalam sambungan video call.Bukan hanya Ayah dan Bunda, Kakek dan Nenek dari pihak Ayah dan Bunda beserta ketiga Kakak Kejora ada dalam sambungan video call tersebut.Satu alasan yang membuat Ayah mengalah mengikuti keinginan Kejora adalah karena sekarang Kejora sangat memaksa dengan keinginannya tersebut, mengingat jauhnya jarak antara mereka dan sang Ayah tidak bisa mengawasi Kejora secara langsung.Juga untuk meminimalisir terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan misalnya tiba-tiba Kejora mengandung anak Marvin.Pergaulan anak muda sekarang sangat bebas baik di Indonesia apalagi di Berlin, keluarga tidak bisa jamin jika Kejora masih perawan jika dibiarkan terlalu lama berpacaran dengan Marvin.Jangan lupakan jika banyak gadis yang pe
Udara sejuk menerpa wajah dan rambut Kejora saat Marvin membuka atap mobilnya.Sinar matahari hanya menembus sedikit saking lebatnya dedaunan di pohon-pohon yang berada di sisi dan kanan jalan.Tangan sang gadis terangkat seakan hendak menggapai udara kemudian bibir tipis itu pun tersenyum.Mata Kejora yang dibalut sunglasess melirik ke arah sang tunangan tampan di sampingnya.Tangan Marvin terangkat mengelus sayang pipi Kejora.Keduanya sesaat saling memberikan senyum sebelum Marvin kembali fokus pada jalan di depannya.Belum pernah Marvin tergila-gila pada seorang gadis, sepanjang hidupnya perempuan adalah tempat untuk menyalurkan hasrat tapi bagi Marvin—Kejora lebih dari pada itu.Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.Raut wajah ceria Kejora tadi tiba-tiba saja menyendu saat mata indahnya melihat mobil Arjuna di parkiran resort.Marvin memiliki pemikiran yang sama dengan Kejora, kedatangan Arjuna ke resort tersebut pasti bukan untuk
Para sahabat Arjuna termasuk sekertarisnya menempelkan telinga pada pintu ruangan sang CEO.Semenjak kabar tentang pertunangan Elma dan Arjuna beredar, seakan pemilik perusahaan ini adalah Elma.Sudah dua karyawan perempuan yang Arjuna pecat atau lebih tepatnya Elma yang memaksa Arjuna untuk memecatnya karena ada indikasi jika dua karyawan perempuan yang malang itu menyukai Arjuna.Semakin hari, Elma memang semakin tidak terkendali seperti saat ini—wanita itu sedang teriak-teriak di dalam ruangan Arjuna hingga suara terdengar hingga luar.Menurut dari suara lantang yang mereka dengar, Elma sedang komplain keras karena Ibunda dari Arjuna menolak memberikan perhiasan keluarga Folke yang seharusnya turun temurun dilakukan.Meski tidak seterkenal keluarga Benedict apalagi Alterio, Elma yang akan menjadi menantu keluarga Folke sudah semestinya mendapatkan perhiasan tersebut.“Kamu harus memberi pengertian kepada Ibumu, Arjuna ... itu hak kamu dan hak aku juga sebagai menantu.” Elma masih b
“Biarkan seperti ini sebentar saja, aku mohon ... .”Kalimat itu sudah beberapa menit yang lalu keluar dari mulut Arjuna, Kejora menurut.Diam saja, tidak bergerak meski bulu kuduknya meremang karena wajah Arjuna berada tepat di lehernya.Bukan hanya hembusan napas pria itu namun bibir Arjuna juga sesekali mengecup lehernya dalam dengan bibir bergetar.Kejora tidak ingin menanyakan apa yang terjadi dengan pria itu, ia sedang berusaha untuk tidak peduli.Meskipun benaknya menggaungkan banyak pertanyaan.Kenapa Arjuna bisa ada di rumahnya?Arjuna memang mengetahui pascode pintu depan tapi untuk apa pria itu mengunjungi rumahnya?Apa bermaksud untuk meminta kembali jaket yang sempat Kejora pinjam?Lalu kemana Elma? Jika Arjuna menginap di rumahnya, wanita itu pasti ada tapi beberapa menit Kejora berada di atas pangkuan Arjuna—batang hidung Elma tak jua muncul menandakan jika Arjuna tidak bersama Elma.Apa mereka sedang bertengkar lantas Arjuna akan membatalkan pernikahannya?Katakan saj
Kalila mendongak dari banyak berkas di atas meja ketika mendengar suara pintu dibuka dari luar.Lantas tersenyum mendapati sang suami tampan masuk ke dalam ruangannya.Kalila mengembuskan napas pelan, seketika membuka blazer yang kemudian ia sampirkan di tangan kursi.Matanya menatap laptop diikuti telunjuk yang menekan mouse untuk menyimpan pekerjaannya yang belum selesai.Langkah King kian mendekat, Kalila memutar setengah bagian meja karena pria itu sudah melewati sofa.Kalila mulai melepas satu persatu kancing kemejanya, pasrah dan bersikap kooperatif sebagai seorang istri.Kalila mengira jika kedatangan King ke kantornya untuk mendapatkan pelepasan dari hasrat sang suami yang tidak pernah padam.Ia pun menaikan bokongnya ke atas meja setelah membuka setengah kancing pada kemejanya lalu meregangkan paha lebar-lebar.King melipat bibir ke dalam, memejamkan mata menahan tawa yang muncul akibat melihat tindakan Kalila tersebut.“Apa yang lucu?” tanya Kalila mengerutkan kening.“Kamu
“Jadi, apa yang belum?” tanya Kalila sambil mengecek notes di ponselnya.Notes itu berisi apa saja yang sudah dan belum disiapkan untuk pesta pernikahan Kejora.Ia tampak repot mempersiapkan pernikahan Kejora sementara yang bersangkutan malah asyik bermain game pada ponsel sambil merebahkan kepalanya di pangkuan Marvin yang sedang bermain play station bersama King.Mereka berempat menghabiskan akhir minggu di rumah King.“Udah semua, tinggal dateng aja nanti ke resort,” balas Kejora ringan.“Lo yakin, Ra? Coba cek lagi! Lo nikah seminggu lagi tau, malah nyantai-nyantai aja ... kemaren-kemaren lo juga enggak dateng pas milih kue sama catering,” tegur sang Kakak, gemas melihat Kejora yang begitu tenang menghadapi pesta pernikahannya.Kalila saja merasa resah dan khawatir ada kekurangan pada pesta adiknya nanti.Kejora bangkit dari pangkuan Marvin tapi sang tunangan menarik kepalanya kembali agar berbaring di atas paha lelaki itu.Akhirnya Kejora memiringkan tubuhnya untuk bisa menatap K
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya