Kejora tidak fokus mengerjakan soal ujian siang ini, bayangan tentang apa yang pagi tadi ia lakukan bersama Arjuna sungguh membuatnya nyaris gila.Bahkan ia masih bisa merasakan bagaimana Arjuna bisa membuat Kejora mencapai suatu kenikmatan dunia tanpa harus merenggut mahkotanya.Kenapa Kejora sampai bersedia menyerahkan dirinya kepada Arjuna?Salah satu pertanyaan yang sedari tadi sedang Kejora cari jawabannya selain jawaban dari soal ujian yang sedang ia hadapi.Kejora mengesah, memejamkan mata berusaha mengambil alih fokusnya kembali.Bukan hanya itu saja yang mengganggu pikiran Kejora tapi perasaannya yang sering berubah jika bertemu Arjuna membingungkan dirinya sendiri.Kejora selalu berprilaku melenceng dari niat awalnya, ia selalu saja tersesat setiap kali menatap netra indah di mata Arjuna.Kejora nyaris mencorat-coret kertas ujiannya saat tidak juga ia bisa menemukan jawaban yang tepat atas beberapa soal.Hembusan napas dengan sering keluar dari mulut Kejora membuat Marvin ya
“Kamu lelah?” Tanpa diminta dan sebelum sang kekasih menjawab, King sudah menempatkan dirinya di belakang Kalila yang duduk di sofa di ruang kerjanya.Dokumen berserakan di atas meja, kondisi Macbook dan laptop Kalila menyala belum sempat ia matikan.King memberikan pijatan, pundak Kalila yang tadinya tegang kini perlahan mengendur.Tadi Kalila memberitau jika dirinya akan lembur karena banyak pekerjaan yang menuntut perhatiaannya. Tentu saja King tidak membuang kesempatan untuk menemui Kalila di kantor.“Emm ... ini menyenangkan, King ... .” Kalila bergumam sambil mengumpulkan rambutnya ke samping agar mempermudah King melakukan pijatan. “Aku bisa melakukannya setiap malam, tapi ada syaratnya,” bisik King setelah itu memberikan kecupan di leher Kalila.“Aku tau syaratnya ... kamu memang menyebalkan.” Kalila menggeram manja, menunjukan tampang kesal yang dibuat-buat.Sang pria tertawa malah pelan sebagai tanggapan.“King ... apa kamu tau bagaimana hubungan Arjuna dan Kejora sekarang
Arjuna : Maaf, Kejora ... aku harus menemani Elma.Kejora menatap pesan yang dikirim Arjuna. Pria itu baru membalas pesannya setelah dua hari berlalu.Entah lah Kejora harus menangis atau bahagia. Untuk apa juga Arjuna meminta maaf, kata maaf tidak akan menyembuhkan hati Kejora yang kadung terluka.Malam ini juga mungkin Arjuna tidak akan pulang. Tanpa berniat membalas pesan, Kejora melempar ponselnya ke sofa.Apa pria itu masih berstatus kekasihnya?Kejora sendiri bingung tapi firasatnya mengatakan jika ia harus menyiapkan mental untuk kehilangan Arjuna. Gadis itu mencoba mengalihkan perhatian dengan menonton drama komedi yang ditayangkan salah satu chanel stasiun televisi berbayar.Sesaat laranya hilang, Kejora bisa tertawa. Kemudian sepi melanda ketika comercial break menjeda.Malam ini Kalila tidak pulang, sang Kakak pasti sudah berada di kota lain karena besok harus mengikuti pertemuan dengan seluruh pengusaha di Jerman.“Mantap-mantap nih Kak Lila sama Mas King,” gumam Kejora
“Tadi Nona Weber mencari anda, dia mengamuk mengetahui anda tidak ada di sini jadi kami suntikan obat penenang ... sebaiknya anda tidak kemana-mana dulu sampai kondisinya stabil,” kata seorang suster yang baru saja keluar dari ruangan Elma.“Baik ... saya minta maaf,” ucap Arjuna. Suster itu mengangguk lalu pamit.Robby masih setia menunggu Elma saat Arjuna tiba, pria itu beranjak dari kursi bertujuan membawa Arjuna keluar.“Aku dan teman-teman akan membantu pekerjaanmu sementara kamu menemani Elma, dia hanya menginginkan kamu, Arjuna ... jadi kamu di sini saja sampai Elma diijinkan pulang.” Arjuna mengangguk pasrah, tanpa membantah atau mengucap sepatah katapun pria itu masuk setelah sebelumnya menepuk pundak Robby.“Jun,” panggil Robby membuat Arjuna menghentikan langkah.“Kamu sudah mengambil keputusan?” tanya Robby mencari tau.Arjuna yang belum membalikan tubuh mengangguk lalu menengadah menatap langit-langit mengembuskan napas secara kasar.Ingatannya memunculkan wajah Kejora y
Marvin kembali ke kampus setelah mengantar Kejora ke Griya tawang.Masih ada satu mata kuliah lagi yang harus diikutinya, meski terbilang nakal—Marvin perhatian dengan pendidikan.Seluruh keluarganya memiliki gelar akademik, itu kenapa seluruh keluarganya sukses dalam bisnis karena ditunjang ilmu.Akan menjadi suatu aib jika salah satu di antara mereka gagal dalam pendidikan.Kurang lebih lima jam lamanya Marvin meninggalkan Kejora.Sebelum pulang, Marvin mampir ke restoran membeli makan siang yang kesorean untuk sang gadis Suasana hening adalah yang Marvin dapatkan ketika memasuki Griya Tawangnya.Marvin sempat berpikiran jika mungkin saja Kejora melarikan diri karena prasangka buruk yang gadis itu ungkapkan kepadanya.Marvin tertawa pelan, sehina itu kah dirinya di mata Kejora?Tapi mengingat apa yang telah ia lakukan bersama para gadis, Marvin tersenyum kecut. Ia memang sebrengsek itu.Langkah panjangnya membawa Marvin memasuki kamar dimana ia meninggalkan Kejora setelah sebelumny
“Dari mana lo pulang malem?” Suara Kalila menggelegar di ruang tamu membuat jantung Kejora nyaris copot.“Ish ... ngagetin aja,” protes Kejora sambil mengusap dadanya.“Kirain Kak Lila enggak akan pulang hari ini,” imbuh Kejora sambil menundukan kepala, langkahnya meniti anak tangga.Seharusnya memang Kalila pulang besok pagi, tapi menginap satu malam lagi dengan King dalam satu kamar yang sama—Kalila khawatir tidak bisa mempertahankan mahkotanya.Pria itu sungguh ... luar biasa.“Pertanyaan gue belum di jawab ya!” Di lantai bawah Kalila melipat tangannya di dada, mendongak menunggu Kejora menjawab pertanyaannya.“Tadi jadwal kuliah Kejora padet, Kak ... kalau abis ujian gitu ... ada pembahasan mengenai ujian kemarin, trus pulangnya temen ngajak nonton jadi Kejora pulang malem,” tutur Kejora berdusta.Kejora menjadi gadis yang pandai berdusta semenjak bertemu Arjuna untuk melindungi pria itu, mungkin seharusnya Arjuna yang pantas disebut sebagai pengaruh buruk bagi Kejora bukan sebal
“Hai pengantin baru!” Elma menyapa Leon yang baru per hari ini masuk kerja setelah satu minggu melakukan bulan madu.“Bagaimana keadaanmu?” Leon bertanya usai mengurai pelukan persahabatan dengan Elma.“Tidak pernah sebaik ini,” bisik Elma lalu tertawa bahagia.Leon tersenyum miris, dibalik tawa Elma ada hati seorang gadis yang tersakiti.Keputusan Arjuna sudah Leon ketahui dari Robby, tadinya ia ingin membantu Arjuna membuat Elma mengerti dan ikut memberikan perhatian kepada wanita itu tetapi Arjuna sudah mengambil keputusan sendiri yang cukup mengejutkan baginya.Ia pikir Arjuna telah melupakan Elma karena mencintai Kejora tapi ternyata hati Arjuna lebih berat kepada Elma.Leon sendiri belum berbicara banyak mengenai keputusan Arjuna itu. “Syukurlah ... jangan berpikiran macam-macam lagi, Arjuna mencintaimu Elma ... sudah lama dan aku senang kalian akhirnya bersama,” ucap Leon tidak sungguh-sungguh.Elma merangkul lengan Leon, melangkah bersama menuju ruang Arjuna karena ada sesuat
“Hai Angel Eyes!” Sapaan penuh cinta King kumandangkan saat sang kekasih muncul dari balik pintu yang baru saja terbuka.Malam minggu ini Kalila dan King sepakat untuk menghabiskannya di rumah saja.Kalila mengatakan jika Kejora pergi bersama Marvin jadi mereka bisa berduaan di rumah tanpa harus menyakiti perasaan Kejora yang tiba-tiba menjomblo.Tapi Wajah jutek dan balasan ‘Hai’ dengan nada ketus yang King dapatkan.Kalila juga melengos begitu saja tanpa mau menerima buket bunga yang sang kekasih bawakan untuknya.Kening King berkerut, pikirannya berkelana mencari tau apa salah dirinya pada gadis cantik itu.“Angel ...,” panggil King lembut.“What?!” Kalila malah membelalakan matanya.King membentuk bibirnya segaris lalu mengembuskan napas pelan, langkahnya membawa King ke dapur meninggalkan Kalila yang menjatuhkan tubuh di sofa ruang televisi.Pria itu menaruh buket bunga yang sengaja ia beli untuk Kalila di vas kaca kosong yang terdapat di tengah-tengah meja makan.King mencoba in
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya