“Kamu mau kemana?” Bukan Kalila yang bertanya kepada King tapi sebaliknya.Pasalnya Kalila menggunakan pakaian kerja saat ini, kemeja putih yang dimasukan ke dalam celana.Tidak ketinggalan blazer dan heels yang membuat kaki Kalila semakin jenjang.Gadis itu sebenarnya mau menghadiri pesta pernikahan pria yang ia cintai atau mau pergi bekerja?Kalila mendelik tajam saat matanya bertemu dengan sosok King yang hanya berbalut handuk putih di bagian pinggang.Pria itu pasti menilik penampilannya, Kalila tidak peduli. Yang Kalila pedulikan saat ini adalah otot indah di pundak dan dada King yang membuat darahnya berdesir.Kalila kembali mengalihkan tatapan pada cermin kemudian mengaplikasikan make up dengan warna nude yang semakin membuatnya pucat.Sepertinya pilihan make up Kalila tercermin dari suasana hatinya saat ini yaitu patah hati.Sepertinya Kalila tidak perlu menjawab pertanyaan King karena lelaki itu sudah jelas mengetahui tujuannya datang ke kota ini.King menarik tangan Kalila y
Dua minggu sudah Kejora hanya berdiam diri di rumah, sebelumnya ia meminta ijin kepada dosen dan memberi bukti jika dirinya tidak bisa ke kampus karena gips di kakinya yang membuat Kejora tidak bisa berjalan.Dokter juga menyarankan demikian dan bersedia memberi surat yang dibutuhkan Kejora untuk diberikan ke kampus.Beruntung semua dosennya mengerti dan pembelajaran di Universitasnya memang tidak terlalu menuntut kehadiran.Kejora rutin datang ke kampus karena memang apa lagi yang harus ia kerjakan jika bukan kuliah?Kejora lahir dari keluarga kaya raya sehingga tidak perlu bekerja untuk meneruskan pendidikannya.Selain itu kampusnya memiliki perpustakaan yang lengkap membiat Kejora bisa mengerjakan semua tugasnya dengan bantuan buku-buku di sana.Selain itu membaca dapat membuatnya semakin pintar dan dapat menjawab pertanyaan yang dosen lemparkan secara acak, jadi dari pada di rumah ia lebih menyukai datang ke kampus.Apalagi ketika perjanjian dengan Arjuna tercetus yang berisi kesa
“Kamu mau pake kursi roda?” Pertanyaan Arjuna yang menyiratkan perhatian bagi Kejora itu membuat sang gadis menggelengkan kepala sambil tersipu.“Ya ampun, si Abang perhatian banget sih pake mau bawain kursi roda,” batin Kejora bersorak. Gadis itu salah paham.Terlebih tadi malam Arjuna datang di saat ia membutuhkannya, menolongnya kemudian mengobati lukanya.Bukan hanya itu, Arjuna bersedia menemani Kejora tidur dengan masih menjaga kehormatannya dan yang paling membuat Kejora semakin cinta, pria itu bersedia menggendongnya ke kamar mandi padahal ia tau jika Arjuna sudah berada di alam mimpi.Di mata Kejora, tadi malam Arjuna begitu sabar merawat dan menemaninya.Kejora tidak tau saja jika Arjuna mengumpat berkali-kali menahan kesal karena tidur nyenyaknya terganggu oleh Kejora.Arjuna menepati perkataannya tadi malam yang bersedia menemani Kejora membuka gips, bukan hanya Kalila yang memaksa tapi karena ia tau jika Kejora pasti membutuhkannya setelah gips itu dibuka.Kening Arjuna m
“Mau kemana, Jun?” Suara lembut Elma membuat Arjuna buru-buru menghentikan langkah menuju lift.“Pekerjaanku sudah selesai, kamu mau pulang juga?” Arjuna balik bertanya.Setau Arjuna, Elma harus lembur mengerjakan laporan akhir untuk proyeknya jadi ia tidak perlu mengantar sang pujaan hati dan bisa menjemput Kejora dari kampus.Kemarin ketika Arjuna membawa Kejora ke kantornya, gadis itu bersikap baik tidak membuat malu yang sempat ia khawatirkan sebelumnya.Malah menurut Arjuna kalau kemarin itu Kejora hanya tersenyum menanggapi godaan Leon, sang gadis tampak ... menggemaskan.Jadi sebagai hadiah, Arjuna berjanji akan mengantar jemput Kejora ke kamous hingga kakinya sembuh total.Arjuna memejamkan mata sekilas sambil menggeleng samar mengenyahkan pujian yang hatinya cetuskan.Ternyata selama Arjuna tenggelam dengan pikirannya terhadap Kejora, Elma mengamati ekspresi wajah Arjuna.Dalam benaknya Elma menduga kalau Arjuna akan bertemu Kejora, jarang sekali pria itu buru-buru pulang ke
“Aku minta kamu jauhi Kejora!” Perintah Arjuna itu tentu saja dianggap sebagai lelucon oleh Marvin karena ia sudah berniat akan menikung Kejora dari Arjuna diberbagai kesempatan.“Kamu bukan kekasihnya ‘kan? Halley bercerita kalau kamu bersama seorang wanita di pesta ulang tahun tunangan sahabatnya,” desis Marvin puas.Arjuna baru ingat jika bertemu Halley-sepupu lain dari pihak sang Daddy saat dirinya dan Elma datang ke pesta Conie.Seharusnya ia bersama Elma pada pesta ulang tahun tersebut tapi wanita itu terlalu sibuk menjilat para sahabat tunangan Conie dengan alasan mencari tau apakah ada perusahaan salah satu di antara mereka yang bisa diajak kerja sama dan menguntungkan perusahaan.“Dia anak dari saudara angkat Ibuku jadi aku berkewajiban melindunginya!” Marvin tertawa sumbang. “Melindungi dari siapa?” “Jelas darimu, jangan kamu pikir aku tidak tau apa yang kamu lakukan dengan para gadis.” Arjuna menggeram, ia biasa berbicara serius karena hanya memiliki waktu sedikit tapi se
“Kak ... mantai dulu yuk!” ajak Kejora, sang adik menghampirinya tapi malah merebahkan tubuh di atas ranjang.“Panas!” balas Kalila ketus. Ia sedang sibuk mematuti layar tab, membaca tentang profil perusahaan yang akan di pimpinannya di Jerman.“Cari tempat yang enggak panas, yuk Kak!” rengek Kejora.Kalila mengalihkan tatapannya dari tab, memicingkan mata ke arah sang adik.“Kamu ngerencanain sesuatu ya?” tebak Kalila yang membuat Kejora kalang kabut.“Eng ... enggak!” balas Kejora berdusta.“Ya udah ... kalau enggak mau mantai, temenin Kejora berenang ... yang lain sibuk spa sama nyiapin acara Abang nanti sore,” bujuknya lagi setengah memaksa.Bibir sensual Kalila mencebik, ia pun turun dari ranjangnya untuk kemudian memakai bikini lalu menggunakan baju pantai bermodel bathwing dengan panjang hingga pertengahan paha.Warna putih dari minidress itu membuat bikini two pieces yang melekat di tubuh Kalika tampak samar.“Ya udah, buruan!” Kalila berseru seraya mengikat rambut panjangnya
“Bang ... dansa yuk!” Kejora setengah merengek mengajak sang Arjuna yang malah melipat kedua tangannya di dada.Pria itu menggelengkan kepala, enggan membuka suara.Bibir Kejora berdecak. “Enggak asyik, Bang Juna tuh ...,” keluhnya dengan bibir mengerucut sebal.Tapi tak ayal ia pun duduk di samping Arjuna mengikuti jalannya pesta tanpa gairah.“Bang ...,” panggil Kejora lagi, mungkin hobby Kejora sekarang ini adalah mengganggu sang Arjuna.Sang Arjuna hanya menoleh, menunggu Kejora mengutarakan maksudnya.“Abang enggak kepengen nikah juga? Keburu tua loh, Bang!” racau Kejora berhasil membuat Arjuna menipiskan bibir.Iya, Arjuna ingin menikah tapi dengan Elma. Ia membayangkan pernikahannya akan tentram karena Elma adalah wanita dewasa.Arjuna tidak akan mendengar rengekan manja seperti yang selalu ia dengar dari Kejora.“Coba liat Kejora, Bang!” Kejora menyerongkan tubuhnya menghadap Arjuna yang kemudian pria itu juga menggeser duduknya untuk mengikuti keinginan Kejora agar tidak terd
“Astaga!!!” Kalila memekik tatkala melihat sang adik bungsu berada di bawah kungkungan Arjuna, di atas ranjang.Wajah cantik tapi judes itu tampak kian garang bak monster yang ingin menelan Arjuna hidup-hidup.Kalila merangsak masuk dengan langkah panjang hendak menarik Arjuna namun kedua lengan King menahan pinggangnya.“King! Lepas!!” Kalila menjerit kencang.“Sabar Angel ... .” Sebagai sahabat Arjuna, tentu King harus membela pria itu pasalnya Arjuna yang kini nampak gusar dengan raut penyesalan tercetak jelas di wajahnya sudah banyak membantu King dalam melakukan pendekatan terhadap Kalila.“Bagaimana aku bisa sabar kalau adikku disakiti olehnya!” sentak Kalila dengan napas memburu.“Enggak ... enggak sakit kok Kak, enak malah ...,” celetuk Kejora polos, tidak melihat situasi yang sedang memanas.“Kejora!! Ya Tuhan!!” Kalila mengesah sambil memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri.“Kenapa lo jadi murahan gini sih?! Ayo keluar!!” Kalila menarik tangan Kejora yang sedang duduk tenan
“Morning my handsome Daddy,” sambut Angel yang sudah duduk di meja makan.“Selamat pagi Putri Daddy yang paling cantik,” balas King menggunakan bahasa Indonesia agar anak-anaknya tidak melupakan tanah kelahiran sang MommyKing mengecup kepala Angel yang berumur empat tahun lalu mengusap kepala El dan Ev secara bergantian. Ia pun duduk di singgasananya, kursi yang berada di ujung meja.“Siap untuk ke sekolah?” King bertanya kepada tiga anaknya. Mereka sangat lucu memakai pakaian sekolah dengan jas dan dasi untuk anak laki-laki sementara anak perempuan menggunakan blazer dan syal.Kalila yang selalu cantik meski di rumah saja datang menghampiri diikuti para pelayan yang membawa menu sarapan pagi.“Hari ini Daddy yang akan mengantar kalian,” ujar Kalila sambil membenarkan dasi yang melingkar di leher King.“Oke Mom,” balas El dan Ev kompak.Kalila mengisi piring kosong ketiga anaknya dengan menu sarapan pagi yang telah ia buat, tidak lupa ia juga melayani sang suami tercinta lengkap den
Saat ini perusahaan yang dibangun Arjuna dengan kerja kerasnya sedang berada di puncak kejayaan.Pria itu juga menikah dengan gadis yang sangat dicintainya. Sudah dikaruniai seorang Putri cantik yang empat bulan lalu lahir dengan cara normal.Arjuna menyaksikan sendiri buah cintanya bersama Kejora lahir ke dunia.Semua itu menjadikan Arjuna sebagai pria paling berbahagia, hidupnya terasa sempurna.Lelah akibat seharian bekerja, sirna seketika saat melihat Kejora sedang bermain bersama Princes di atas ranjang mereka.“Papa pulang!” Kejora berseru bahagia membuat Princess menoleh.Senyum Arjuna melebar, akhirnya ia bisa melihat Princes secara langsung setelah seharian bekerja dan hanya mendapat kabar dari sang istri yang mengirimkan banyak foto sang Princes.Kini galeri hingga walpaper di alat komunikasi canggih itu penuh berisikan foto-foto Princes.“Papa ganti baju dulu ya.” Arjuna harus membersihkan diri dan mengganti pakaian sebelum memeluk Princes.Jarang-jarang Arjuna mandi di ma
Kebahagiaan karena kelahiran anggota keluarga baru hanya bertahan sementara karena saat ini di ruang tunggu rumah sakit sudah berkumpul kembali orang-orang yang menyayangi Kalila termasuk kedua mertuanya.Mereka semua berharap banyak dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Kalila dan sang janin.King tidak sempat membawa Kalila ke Hamburg, kondisi Kalila yang lemah karena pendarahan hebat membuatnya memasrahkan keselamatan sang istri beserta calon anaknya pada Dokter terbaik di rumah sakit itu.Tadi Dokter mengatakan jika janin yang baru menginjak tiga puluh minggu itu harus dikeluarkan.Tubuh King melemas setelah mendengarnya terlebih ia merasa tidak berguna duduk di sini sementara sang istri sedang bertaruh nyawa di atas meja operasi.“Kalila dan bayimu akan selamat,” ujar Arjuna menenangkan.“Kembalilah ke kamar dan temani Kejora, dia lebih membutuhkanmu.” King merasa tidak enak hati karena Arjuna harus menemaninya, sahabatnya itu meninggalkan Kejora di kamar rawat.“Betu
Satu yang ingin Elma lakukan setelah keluar dari rumah sakit jiwa yaitu menghancurkan hidup Arjuna.Ia telah mendengar dari para sahabatnya jika Arjuna telah menikah dengan Kejora dan hidup bahagia.Dengan sengaja Arjuna menyingkirkannya, memasukan dirinya ke rumah sakit jiwa hanya untuk bersama Kejora.Dendamnya bertahun-tahun ia pendam dan harus segera terbalaskan, hidupnya tidak akan tenang sebelum melihat Arjuna dan Kejora menderita.Kebetulan sekali saat Elma keluar dari rumah sakit jiwa, ia mendengar bila Kejora sedang hamil besar dan tidak lama lagi akan melakukan persalinan.Elma menahan dirinya untuk melampiaskan dendam hingga hari itu tiba.Ia telah mengatur sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya dan di sini lah ia sekarang.Di rumah sakit dimana Kejora melakukan persalinan, langkah Elma begitu mantap menuju ruang bayi.“Permisi, boleh saya tau yang mana bayi dari Tuan Folke?” Elma bertanya pada salah satu suster penjaga.Ekspresi wajah sang suster berubah antisipasi. “S
“Sayang?” Arjuna sontak menegakan tubuhnya, pria itu terkejut karena tidak menemukan sang istri di atas ranjang mereka.“Kejora? Sayaaang?” Arjuna melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi namun sang istri tercinta yang beberapa minggu ini sedang merajuk, tidak ia temukan juga.Arjuna mengusap wajahnya kasar, khawatir Kejora minggat karena masalah Elma belum juga usai meski segala kalimat janji untuk tidak meninggalkan Kejora telah Arjuna lontarkan.Salah siapa pernah meninggalkan Kejora dan memilih Elma? Kejora jadi tidak mempercayai ucapan Arjuna lagi meski terkadang jika mood Kejora sedang baik—perempuan itu akan bersikap manis terutama ketika jadwal mereka bercinta.Tidak sengaja Arjuna menoleh ke jendela dan mendapati sang istri berada di halamanan depan sedang melakukan peragangan menggunakan stelan olah raga untuk Ibu hamil lengkap dengan sepatu.“Sayaaaang?” panggil Arjuna setelah membuka jendela dengan tergesa-gesa.Kejora mendongak, menghalau pandangannya dari sinar mat
“Gadismu sudah tidur ... dia menyenangkan,” ujar Celena saat keluar kamar.Ditutupnya pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Kejora yang baru saja terlelap setelah menangis dan mencurahkan kembali isi hati kepada Celana setibanya mereka di Griya Tawang karena Marvin harus kembali ke kantor.“Dia menyukaimu,” balas Marvin, berdiri tepat di depan Celena dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana.Pakaiannya sudah lusuh selusuh raut wajahnya yang tampak lelah.Sebelum kembali ke kantor, Marvin membawa Kejora dan Celeneake Griya Tawang lalu meninggalkan mereka berdua di sana.Ia tidak mengira jika Celena mau menemani Kejora hingga dirinya pulang bekerja.“Aku pulang,” kata Celena dengan senyum manis.Langkahnya tertahan saat hendak melewati Marvin, pria itu mencengkram tangannya.“Terimakasih Celena,” ucap Marvin sambil menatap dalam bola mata hazel milik Celena.“Kamu ingat namaku?” Celena tampak terkejut.“Tentu ... baru siang tadi kamu memuaskanku.” Ekspresi menyebalk
“Kamu kenapa sih sayang? Cemberut terus, hem?” Arjuna bertanya kepada istrinya yang sedang mengatur sarapan pagi.Di peluknya tubuh jenjang yang kini sedikit melebar itu karena sedang mengandung.Lantas ia kecup pipi bulat Kejora cukup dalam hingga kepala sang istri miring beberapa derajat ke samping.Semua perlakuan romantis itu tidak juga membuat Kejora tersentuh karena akhirnya perhari ini ia bisa menunjukan kekeselannya kepada Arjuna. Beberapa hari ia menahan diri, menghormati mertuanya yang sedang mengunjungi mereka dan selagi mereka meninjau bisnisnya ke kota lain—Kejora bisa melampiaskan kekesalannya kepada Arjuna.“Diem ah ... lepasin! Ngeselin!” Kejora berseru pelan.“Sayaaaang.” Arjuna membalikan tubuh Kejora hingga perut mereka bersentuhan namun tidak dengan dada mereka.“Abang salah apa lagi kali ini?” Arjuna bertanya lembut. Tidak lupa ia mengecup sekilas bibir sang istri yang mengerucut.“Kenapa Bang Juna enggak bilang kalau masih suka nengokin Elma ke rumah sakit jiwa
“Sakit sayang?” Arjuna bertanya saat menghentak Kejora dari atas, ia menahan tubuhnya dengan sikut dan lutut agar tidak menekan perut Kejora yang sudah membesar.Sang istri menggelengkan kepala namun matanya terpejam erat seperti sedang merasakan sakit atau ngilu.Padahal itu hanya prasangka Arjuna saja yang merasa khawatir dengan apa yang dirasakan Kejora dan janin yang ada di dalam rahim.Pada kenyataannya Kejora menikmati setiap kali kegiatan bercinta mereka bahkan gairah dan hasratnya meningkat dua kali lipat semenjak mengandung.Mungkin pengaruh dari hormon kehamilan yang sekarang sedang menguasainya karena setiap kali mereka bercinta, Kejora selalu sampai lebih dulu bahkan ia bisa merasakan pelepasan hingga dua kali dalam satu ronde.“Sakit sayang?” Arjuna bertanya lagi setelah merubah posisinya.Kini pria itu menyendok dari belakang Kejora. “Abang ... jangan nanya terus donk, Kejora enggak bisa konsentrasi nih,” protes sang istri.“Abang khawatir kamu sama bayi kita sakit sayan
Meski Kalila sudah tidak memimpin perusahaannya lagi tapi sebagai sekutu pasif yang memiliki saham besar di perusahaan tersebut membuat pendapatnya masih dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan besar.Baru saja ia dan para pemimpin diperusahaan itu termasuk Andreas—penggantinya, selesai melakukan rapat.Jam menunjukan pukul delapan waktu Berlin dan sudah satu jam berlalu dari saat King pulang ke rumah hanya menyapanya sebentar memberikan pelukan disertai kecupan lalu meninggalkan Kalila di perpustakaan untuk melakukan meeting online.Kalila menutup laptop lalu merapihkan berkas menjadi satu di atas meja.Ia hanya menggunakan dress rumahan dengan blazer yang biasa dipakai ke kantor.Rindu rasanya berkutat dengan tumpukan berkas, tanda tangan, menganalisis laporan dan membuat target untuk dicapai selama satu tahun.Bertemu klien, memakai stelan kerja yang rapih dan heels.Kalila menggelengkan kepala, menghempaskan pikiran tersebut dan berusaha move on dari kenangan akan masa lalunya