Share

2-36

Aku bingung sendiri. Semua yang aku lihat di sini seperti dunia animasi. Tak ada yang benar benar nyata, bahkan kerumunan pasar yang tadinya ramai manusia, kini seperti sebuah gunung tinggi yang menampakkan pohon pohon besar. Entah ke mana hilangnya perkampungan itu, aku seperti dibuat pusing dengan apa yang aku lihat dengan mataku ini.

“Sudah jalan jalannya?” tanya Mamak, eh Mak Nyai.

“Mak Nyai, kenapa semuanya seperti berbeda?" tanyaku.

"Apa yang berbeda? Semuanya sama, kamu mungkin lelah."

"Masa sih?" Aku merenung sekilas. "Mak Nyai, bolehkan aku pulang?” tanyaku dengan wajah memelas.

“Pulang ke mana? Ini rumahmu, Nak.” Wajahnya berubah sendu, mendadak angin seperti ikut menambah kesan menyedihkan karena bertiup cukup kuat.

“Nyi, kita harus pulang. Baginda pasti cemas,” ucap salah satu lelaki berbadan besar yang aku yakini sebagai pengawal Mak Nyai.

“Mak, Gilang pengin pulang,” ucapku lagi.

Mak Nyai tersenyum dan meraihku. “Nanti Mamak yang antar, sekarang nikmati dulu suasana di s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status