Share

Chapter 19

Penulis: Rara Radika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-04 23:39:45

Kaki jenjangnya berlari ke sana dan ke mari tak tentu arah. Leoni mencari ponselnya yang tak kunjung ia temukan di dalam ruangan besar nan asing tersebut. Entah berada di mana lantas siapa yang membawa dirinya pada villa tersebut. Kejadian tadi malam benar-benar di luar kepalanya.

Leoni pergi ke luar ruangan saat tak ia temukan barang-barangnya di dalam kamar. Menuruni anak tangga menuju lantai utama pun kontan langkahnya tersekat kala ia melihat Xander tengah terlelap di atas sofa tunggal pada ruang utama Villa. Duduk menyenderkan tubuhnya pada sofa dengan penampilan yang cukup berantakan.

Langkah kaki Leoni mendekati pria itu. KIni, ia mengerti kenapa dirinya bisa berada di villa asing tersebut. Xander pasti yang membawanya ketika Leoni mabuk tadi malam.

Wajah tampan yang tengah terlelap terlihat begitu tenang. Meskipun pelipisnya berkerut samar menandakan jika tidurnya tidak terlalu pulas.

"Hei." Perlahan leoni sentuh tangan Xander. Kontan ia terkesiap saat Xander tiba-tiba bangun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 20

    Duduk termenung Leoni di dalam mobilnya yang terparkir pada halaman mansion. Mesin mobil yang masih menyala menjadi teman di dalam keheningan sunyi malam ini.Pada jok samping, terserak beberapa lembar pemeriksaan miliknya. Telah ia temui dokter dan melakukan pemeriksaan. Dirinya baru bisa pergi melakukan pemeriksaan setelah satu minggu membuat janji sebab jadwal pekerjaanya yang tiba-tiba saja memadat.Pikiran-pikiran negative seketika mulai berkeliaran di dalam benaknya. Perasaan takut mulai timbul karena membayangkan hal terburuk dari hasil pemeriksaan.Menghela napasnya dalam-dalam sebelum dirinya keluar dari mobil. Kini waktu telah menunjukan pukul sebelas malam, dan kondisi mansion telah gelap gulita. Hanya penerangan bulan yang masuk dari jendela yang tidak tertutup gorden.Bukan pergi menuju kamarnya di lantai dua, Leoni justru pergi menuju mini bar di lantai satu. Menuangkan minuman alkohol ke dalam gelasnya lalu menegak hingga tandas. Kemudian, wanita cantik itu terkekeh-kek

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 21

    Duduk berkumpul tiga pria tampan di dalam privateroom sebuah bar. Dua lainnya sibuk mengobrol, sementara satu orang di antara mereka hanya sibuk dengan sebatang nikotin di selah jemarinya seraya pikiran yang melayang tak berarah.Xander menghisap asap rokok terakhir sebelum sulutannya ia matikan ke dalam asbak yang telah terisi oleh beberapa bekas rokok di dalamnya. Mengambil gelas yang berisikan minuman kemudian menyesap pelan.Di sampingnya, Dominic dan Lucas lym tengah sibuk mengobrol. Obrolan mengenai pekerjaan pun yang seketika beralih membahas wanita cantik asli China.Seketika pintu ruangan terbuka. Masuk seorang pria bertubuh besar bak algojo ke dalam ruangan. Duduk dengan kaki terbuka pria itu pada sofa tunggal di sana, menyenderkan tubuhnya pun tanpa suara dan hanya mengurut pangkal hidungnya pusing.Dominic menatap pria bertubuh besar itu dengan tatapan datar. Benar-benar kondisi pria yang baru datang sama persis dengan Xander yang sedari tadi duduk di sana."Kau datang den

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 22

    Setelah beberapa hari nafsu makan Leoni kembali seperti semula. Kondisi tubuhnya juga sudah lebih baik kini. Ia bisa memakan apapun tanpa merasakan mual pada perutnya.Pagi ini pun, Leoni menghabiskan sarapan di dalam piringnya serta menghabiskan satu gelas jus wortel. Meskipun sarapan pagi ini dihadapkan dengan seseorang yang terus mual-mual di hadapanya, Leoni tetap mampu menghabiskan sarapannya sendiri.Ia meminum jus wortel tambahan di dalam gelas seraya terus menatap Xander yang sedari tai sibuk menggonta-ganti menu makanan sampai akhirnya pria itu hanya berakhir menyesap kopi hitam sebagai sarapannya."Apa kau hamil?" lontar Dominic. Menatap penuh heran ke arah pamanya."Omong kosong macam apa itu?" Xander membalasnya dengan tatapan tajam pun sangar."Kau mual-mual seperti orang hamil."Datar ekspresi wajah Xander. Menjadi pucat pasi wajah tampanya karena sudah beberapa hari pria itu terserang demam dan tidak nafsu makan."Mungkin wanita yang kau tiduri hamil," celetuk Dominic. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 23

    Melenggang dengan cantik masuk ke dalam mansion. Seraya menenteng tas besar berisikan bekas pakaian kotor serta barang bawaanya selama berlibur memancing di tengah laut bersama keluarga Foster. Leoni baru saja kembali setelah lima hari pergi tanpa kabar pun nomornya yang dinonaktifkan.Leoni melepaskan kacamata hitam yang bertengger pada hidung mancungnya. Pandanganya mengedar, menilik satu persatu wajah asing dari tiga orang pria yang duduk di sofa ruang utama."Ada tamu?" tanya Leoni pada Dominic yang langsung menghampiri saat ia melihat Leoni datang."Kau dari mana saja?" bisik Dominic. Berbicara tepat di samping wajah Leoni."Aku pergi berlibur. Memancing di tengah laut," ungkap Leoni. Kontan membuat Dominic terkesiap serta menghela napasnya."Pergi tanpa kabar dan kau mematikan ponselmu?""Kau menghubungiku?" Leoni mengambil ponselnya dari dalam tas pun masih dalam keadaan mati. Ia sama sekali tidak memegang ponsel selama berlibur, dan tidak pernah mengeceknya sekalipun karena ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 24

    "Xander."Suara lirih itu memanggilnya sekaligus mencekal lengan Xander, mencegah agar pria itu tidak meninggalkanya sendirian."Temani aku malam ini, kumohon," pintanya disertai mata yang berbinar penuh permohonan.Xander menatap redup pada manik cantik wanita di hadapanya. Kembali bokongnya mendarat pada di sisi ranjang yang mana terbaring wanita lemah di sana.Liza Murrel—kekasih Xander yang telah lama hilang kini kembali Xander temukan. Hilang seolah ditelan bumi seluruh keluarga wanita itu, tanpa jejak pun kabar sedikitpun. Beberapa tahun dalam pencarian, akhirnya Xander dapat menemukan wanita yang ia cintai. Begelut fakta akan rasa bersalah sebab tahun-tahun mengerikan telah Liza habiskan di dalam zona perdagangan manusia.Xander tidak penah menuntut penjelasan akan hal sebenarnya yang telah terjadi hingga Liza berakhir di dalam jurang mengerikan seperti itu. Wanita itu masih diselimuti dengan kabut trauma yang mendalam, pun Xander tidak tega untuk bertanya kepadanya.Hati serta

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 25

    "Kau tidak masalah aku menceritakan semua ini?" tanya Dominic setelah ia kuras habis cerita tentang masalalu Xander pada Leoni."Sama sekali tidak." Leoni membalas acuh tak acuh. Ia sesap kembali coffee panas di dalam gelasnya yang setia menemani ia mendengarkan cerita Dominic.Wajah tampan itu mendadak layu. "Hubunganmu denganya terlalu rumit. Aku harap ada hasil yang bahagia untukmu, Leoni."Leoni menatap Dominic diam. Sedetik kemudian dirinya terkekeh-kekeh geli hingga semburat merah memenuhi wajah cantiknya."Apa yang lucu? Kenapa kau tertawa?" Dominic heran. Merapihkan rambut, memegang wajahnya berpikir jika penampilanya aneh hingga menyebabkan Leoni tertawa seperti itu."Kau lucu sekali." Leoni mencoba menghentikan tawanya. "Kau lucu jika berpikiran dewasa seperti tadi," sambung Leoni masih dengan tawa yang sama.Kontan Dominic mendengkus. Tidak ada salahnya untuk berpikiran dewasa. Lagi pula, umurnya dengan Leoni ialah setara."Tolong rapikan kekacauan itu untukku," pinta Leoni

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 26

    PLAK!!!Satu tamparan keras mendarat tepat pada pipi Xander. Meringis memegang ujung bibirnya pria itu, mendorong pipi dalam menggunakan lidahnya. Dirinya hanya diam menerima perlakuan menyakitkan yang disertai umpatan-umpatan kasar dari wanita itu.Kembali terbayang akan tamparan menyakitkan serta bagaimana Leoni mengumpati dirinya saat ia telah sampai mengantarkan wanita itu pada tujuan. Membawa amarah besar Leoni turun dari mobilnya.Tubuh kekar itu terbaring di atas sofa. Kaki panjangnya menjuntai satu ke bawah. Menutup dua mata dengan satu tangan. Kini, dirinya berada di dalam ruang kerjanya di perusahaan.Xander bangun dari posisinya. Gontai ia mendekati meja dan mengangkat telepon yang berbunyi di atasnya."Hallo." Bariton berat itu memecah suasana ruangan yang sepi.Alisnya kontan berkerut serta tatapanya memicing tajam tatkala ia dengar suara pun jawaban dari seberang telepon sana. Mengetat rahang kokoh hingga keluar urat-urat pada lehernya."Damn!"Meraih jasnya dengan cepat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 27

    Duduk terdiam pada sofa tunggal memandang keluar jendela kamarnya. Menatap langit malam yang gelap tanpa bintang yang seolah tak sudi menghiasi. Meniup-niup kecil coffee panas di dalam gelas sebelum akhirnya ia sesap perlahan. Suara gelegar dari kilatan petir yang mengiring hujan menjadi backsound pada malam ini. Ditambah nyanyian serangga yang merdu menandakan malam semakin sunyi. Rahangnya bergerak untuk mengunyah sebuah pil yang telah sejak tadi ia simpan di bawah lidah. Tatapanya yang kosong pun tak bisa berpikir jernih memaksa Leoni untuk membuat keputusan yang mungkin akan dirinya sesali di kemudian hari. Gelas panas di dalam genggaman Leoni lolos jatuh membentur lantai marmer. Berserak cairan coffee bercampur pecahan gelas yang kontan tak sengaja mengenai kakinya hingga memar di sana. Betapa terkejutnya wanita itu melihat Xander yang sudah berdiri di ambang pintu kamar. Penampilanya acak-acakan tidak karuan pun seluruh pakaiannya yang basah kuyup. "Malam yang tenang un

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 93

    Tatapan Leoni begitu hangat pada Zenna yang telah terlelap di dalam ranjang tidurnya. Ia selimuti lalu ia kecup kening putri kecilnya sebelum keluar meninggalkan ruangan. Tepat di depan pintu dirinya berpapasan dengan Xander yang baru saja turun dari lantai dua. "Kau membutuhkan sesuatu?" tanya Leoni pada suaminya. Xander sedang bekerja sebelum Leoni tinggal untuk menidurkan Zenna dan Zeline. "Ya. Aku membutuhkanmu," jawabnya seraya ia rengkuh pinggang Leoni, memeluknya seductive. Tatapan serta senyuman nakal Xander menjelaskan segalanya. Segera Leoni tersenyum melihat ekspresi pria itu. Lantas ia kalungkan dua tangannya pada ceruk leher Xander. "Aku akan menemanimu bekerja malam ini," tutur Leoni. Sebelah alis Xander terangkat serta senyum nakanya memudar. "Hanya menemani?" Leoni mengangguk. "Ya. Kau lupa ini tanggal berapa?" Ia mendekatkan bibirnya tepat di depan telinga Xander. "Hari ini aku datang bulan." Xander mendesah, kekecewaan pada raut wajahnya begitu kentara

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 92

    Hari-hari berlalu begitu cepat. Rasa sakit Xander akan rasa kehilangan masih begitu kentara di hatinya. Entah kenapa kejadian beberapa bbulan silam begitu membekas di mana ia hampir kehilangan istri tercintanya. Tubuhnya terbalut jas licin nan rapih berdii dengan gagah. Memegang satu gelas minuman di tangan lantas pandangannya tak alih dari menatap istri serta dua putrinya di depan sana tengah merayakan pesta ulang tahun Zenna yag ke satu tahun. Tidak terasa bayi kecil Xander yang cantik sudah beranjak menjadi batita. Ia menghampiri Leoni yang sedang menggendong Zenna, membawa bocah kecil itu berkeliling untuk diperkenalkan pada seluruh teman serta anggota keluarga. Semua orang begitu antusias bertemu putri kedua dari Leoni dan Xander. "Hallo, Babe." Xander merangkul pinggang istrinya. Saling mengecup satu sama lain. Kemudian atensinya beralih pada Zena yang langsung merentangkan kedu tangan, meminta ayahnya untuk segera menggendong tubuh kecil itu. Tak bisa menolak permintaan

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 91

    Di bawah cahaya rembulan malam. Leoni dan Xander saling menguatkan satu sama lain. Cekatan Xander mengelus punggung Leoni kala wanita itu meringis kesakitan. Setiap saat Xander bertanya pada Leoni untuk kembali ke kamarnya. Namun, istrinya selalu menolak. Tiba-tiba atensi keduanya teralihkan oleh suara Isak tangis seorang pria yang baru saja tiba. Duduk di dekat kursi yang mereka tempati. Leoni pun Xander saling menatap. Bertanya-tanya apa yang membuat pria itu menangis begitu pilu. Pria itu merasa dirinya tengah diperhatikan. Lantas ia menyeka wajah yang dipenuhi oleh air mata. Dirinya meminta maaf pada Xander dan Leoni karena membuat suara berisik. “Maaf aku menganggu kalian,” katanya dengan suara serak. Dia dihampiri oleh seorang wanita paruh baya yang kontan memeluknya. Tangis mereka pecah kembali. Leoni dan Xander saling memperhatikan ditempat, ikut merasa iba sebab tangis yang begitu pilu mereka dengar. Rumah sakit memanglah tempat kesedihan. Tidak dipungkiri jika temp

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 90

    Bulan-bulan berlalu begitu cepat. Kehamilan Leoni sudah menginjak trimester akhir dan tinggal menghitung hari untuk persalinannya. Hal ini cukup membuat Xander stres di mana ini kali pertama ia akan mendampingi wanita tercintanya berjuang untuk hidup dan mati bersama anak mereka. Pria ini tak focus dengan pekerjaan. Bayang-bayang akan wanita melahirkan yang setiap malam ia tonton di internet amat menghantui pikiran. Ketakutan akan rasa sakit yang akan diderita oleh Leoni hampir membuatnya hilang akal. Leoni datang dari dapur membawa satu piring berisikan potongan buah segar. Santai ia memakannya lantas duduk di samping Xander yang tengah terduduk seraya memijat pelipis. Pria ini terlihat seperti ini hampir setiap hari, pun Leoni tahu betul apa alasannya. Matanya melirik sang suami, tanpa mengatakan apapun sebab mulutnya penuh dengan buah segar. Xander mengangkat wajah menatap dalam penuh kasih pada istrinya. Wajah cantik yang terlihat santai itu sedikit membuat ketakutan Xander mem

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 89

    Intercomnya berbunyi saat Leoni dan Xander tengah menyipkan makan malam. Segera Xander menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Itu Laura. Wanita cantik itu memang telah membuat janji untuk datang berkunjung. Xander bisa melihat wanita itu sedang berdiri di loby penthouse. Menunggu Xander mengijinkannya untuk naik ke lantai atas penthousenya. Laura di antar oleh seorang security untuk menuju lantai tujuan setelah Xander mengijinkannya masuk. "Selamat datang," sapa Leoni dengan senyuman. Datang untuk menyambut Laura di pintu masuk, lantas ia peluk ringan tubuh wanita cantik itu. Meintanya masuk dan duduk pada ruang utama. "Hai, Leoni, apa kabarmu?" "Aku baik." Laura mengangguk senyum. Ia sodorkan barang bawaanya kepada Leoni ber

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 88

    Tertegun Leoni ketika melihat Xander yang datang dengan penampilan tak karuan. Kemeja putihnya yang telah kusut lusuh, rambut berantakan, serta beberapa luka memar diserta darah yng menghiasi wajah tampannya. Pria itu duduk lemas di atas sofa ruang kerja Leoni, terdiam hingga istrinya datang untuk menghampirinya. "Kau berkelahi?' tanya Xander, dan pria itu menatap istrinya intens pun dalam. Xander mengangguk tanpa kata-kata. Bukan rasa sakit yang bergulung di pikirannya, melainkan amarah yang memuncak. Xander diam karena tengah menahan dirinya untuk tidak pergi membuat keributan lainnya kepada Leonard. "Dengan siapa kau berkelahi?" tanya Leoni pelan. Menatap Xander cemas seraya ia sentuh ujung bibirnya yang pecah terluka. Alih-alih menjawab pertanyaan istrinya, Xander malah membawa tangan Leoni untuk dia cium, untuk ia rasakan kehangatan dari sana, mencari ketenangan dari sosok istrinya. Bagaimana caranya menjelaskan jika seorang pria gila menguntit istrinya, selalu memper

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 87

    Waktu telah menunjukan pukul satu dini hari. Leoni telah terbaring di atas peraduannya selama lebih tiga jam dan ia terus membuka mata. Pikirannya tak kunung terlelap meskipun ia mencoba menutup matanya beberapa kali. Perutnya yang sudah besar membuat Leoni susah mendapatkan posisi nyaman untuk tidurnya. Sehingga dirinya terus terjaga. Berbeda dengan pria tampan di sisinya. Xander Miller telah terlelap dengan nyaman, terbuai amat dalam di alam bawah sadarnya. Pria itu bahkan tidur tanpa bergerak, sangat-sangat tenang sehingga Leoni tak tahan ingin mengganggunya. Leoni berbaring menyamping menatap suaminya yang memejam mata lelap. Telunjuknya bergerak nakal di atas dahi Xander, hingga turun menuju hidung mancungnya, pun turun lagi menuju bibir seksi pria itu. Ia menggesekan jemarinya di sana hingga Xander melenguh membuka mata. "Hai, Babe?" ucap pria itu seraya membuka matanya yang memerah. Ia peluk tubuh istrinya yang langsung menyingkirkan tangan Xander di sana. Mata Xander ya

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 86

    Kehamilan Leoni telah memasuki usia tujuh bulan. Perutnya telah membulat besar dan dipastikan berat badanya bertambat dua kali lipat. Wanita cantik itu semakin berisi pun pipinya yang membulat terdapat double chin. Kini, dirinya sedang berada di rumah sakit. Menjenguk Kizzie yang baru saja melahirkan bayi laki-laki yang amat tampan dan lucu. Bayi kecil merah yang saat ini sedang terlelap di dalam baby box nya. Ditatap penuh oleh Leoni dan Xander, Kizzie dan juga Lucas. “Lucu sekali, dia yang selama ini berada di perutku?” Mendadak Kizzie mejadi melow, lingkar matanya memerah penuh haru. Ia dipeluk oleh suaminya di samping yang sama-sama terharu seperti dirinya. Satu lengan Kizzie terulur untuk menyentuh bayi kecilnya. Membuat bayi itu menggeliat kala merasakan sentuhan hangat dari tangan maminya. "Hah ... dia lucu," kata Leoni disertai mata yang berbinar. "Akhirnya kau menjadi ibu dari seorang bayi laki-laki," imbuh Leoni, memeluk sahabatnya. "Ahkhirnya." Pun, tangis Kizzi

  • Jerat Gairah Teman Ranjang   Chapter 85

    Acara reuni diadakan pada aula besar unniversitas. Begitu besar pesta diadakan sebab beberapa angkatan turut hadir di dalamnya. Leoni dan Xander datang bergandengan tangan, bersama baby Zeline yang berada di dalam gendongan daddynya. Pandangan orang-orang tentu saja tertuju pada pasangan ini. Sensasional sebab mantan ipar yang saling menikah. Namun, Leoni dan Xander tak menghiraukan tatapan serta cibiran dari manusia-manusia yang hanya bisa mencibir orang, mereka hanya fokus pada diri masing-masing. Jauh di ujung ruangan Kizzie melambaikan tangan, meminta Leoni untuk datang duduk bersamanya dan Lucas. Sampai di mejanya, segera Lucas ambil alih badan mungil Baby Zeline dari gendongan daddynya. Leoni duduk di samping Kizzie, mendekatkan wajahnya pada sahabtanya itu lalu berbisik. "Sial! Kenapa kau mengirimkan fotonya, Xander telah melihatnya sekarang." Kizzie menahan tawanya. Menilik Xander yang pandanganya tengah mengedar mencari sesuatu, lalu tak lama pria itu bangkit dari

DMCA.com Protection Status