Home / Romansa / Jerat Gairah Paman Kekasihku / Bab 188 - Sandiwara Atau Bukan?

Share

Bab 188 - Sandiwara Atau Bukan?

last update Last Updated: 2023-11-19 21:51:09

“Terima kasih untuk semuanya, Steve.” Elisa menghadiahkan satu kecupan mesra di pipi Stevan saat keduanya duduk di ruang tunggu bandara.

“Hanya terima kasih saja?”

“Memangnya apa lagi? Bukankah aku sudah memberikan semuanya untukmu? Dari ujung kaki hingga kepala, tidak ada yang kamu lewatkan? Kalau aku tidak bersikeras menghentikanmu, mungkin kita masih ada di resort sekarang!” balas Elisa sambil mencubit perut sang suami.

Pria yang saat ini tengah meringis kesakitan itu tak bisa membantah. Dia memang menghabiskan sesi singkat sebelum akhirnya keluar dari penginapan privat yang sudah mereka tempati seminggu ke belakang.

“Kenapa waktu cepat sekali berlalu, ya? Padahal aku masih ingin menghabiskan waktu berdua denganmu.”

Stevan mengambil jemari Elisa dan mencium punggung tangannya dengan mesra.

“Nanti kita masih bisa menghabiskan waktu di rumah. Kamu sudah terlalu lama meninggalkan perusahaan, takutnya Mario butuh bantuan. Kamu bahkan sengaja mematikan ponsel. Bagaimana kalau ada hal me
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 189 - Menunggu Saat yang Tepat

    “Kau pikir aku percaya?” Stevan tersenyum miring, membuang muka sambil terkekeh. “Aku bukan anak kecil yang bisa kau bodohi, Lex. Dan tentang Clara, sama sekali bukan urusanku.” Stevan berdiri, berniat mengakhiri percakapan mereka.“Tunggu, Paman!”“Apa lagi?” Satu alis Stevan naik, menatap Alex yang ikut berdiri dan mencegah kepergiannya. “Sadarkah kau betapa cerobohnya dirimu karena mengungkap rahasia buruk ayahmu?”Alex tertegun, mencoba mengingat apa saja yang dia katakan sebelumnya.“Tanpa kau ungkap pun, aku tahu ayahmu yang licik itu sedang merencanakan satu kejahatan.”“Paman, aku—”“Suasana hatiku sedang cukup baik sekarang. Jika kau pergi dan bersumpah tidak akan mengusik Elisa lagi, aku akan membiarkanmu dan ayahmu berbuat semau kalian. Aku bisa pura-pura tidak melihat kejahatan itu. Bahkan, tidak masalah jika aku kehilangan sebagian rekan bisnisku. Sama sekali bukan masalah untuk Wijaya Group.”“Paman!” Alex berseru, menyela Stevan yang semakin menunjukkan sikap ketidakped

    Last Updated : 2023-11-21
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 190 - Hal yang Mencurigakan

    “Apa yang sedang kamu lakukan? Rapat akan segera dimulai.”Suara Gunawan Hendradinata, ayah Clara, menggema, membuat Alex menutup rapat-rapat, berusaha tidak bersuara. Jika pria itu tahu putri semata wayangnya sedang melakukan panggilan video dengannya, akan semakin rumit nantinya.“Masih ada sedikit pekerjaan, Pa. Beri aku waktu lima menit,” jawab Clara sambil menyunggingkan senyum kaku, berusaha meredam detak jantung yang berdetak dua kali lebih cepat dibandingkan biasanya.“Ingat, pertemuan dengan klien kali ini tidak boleh gagal. Mereka sudah datang jauh-jauh, awas saja kamu tidak berhasil membuat kesepatakan dengan mereka.”“Aku tahu, Pa. Aku tidak akan mengacaukannya lagi seperti kemarin.”“Bagus kalau kamu tahu!”Suara pintu kaca yang tertutup membuat Alex bisa bernapas lega. Meski hanya layar gelap yang terlihat di ponselnya, dia yakin Gunawan sudah pergi dari ruangan Clara.“Pria itu berharap terlalu banyak dan selalu menekan Clara. Dia bahkan tidak peduli putri kesayangannya

    Last Updated : 2023-11-22
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 191 - Tamu Tak Terduga

    Lamunan Alex bersama berbagai dugaannya, buyar melihat wajah masam sang ayah yang sekarang berkacak pinggang di depannya. Terlihat jelas dia menunjukkan ketidakpuasan. Apa lagi masalah yang lebih mendesak dibandingkan keberpihakan Clara?!“Kamu sudah mendapatkan tanda tangan gadis cantik itu?” tanya Harris tanpa repot-repot menyembunyikan ketertarikan pada gadis yang lebih pantas menjadi menantunya. Jika bukan karena sikap angkuh gadis muda itu, mungkin dia sudah menggodanya sesekali.Alex membuang muka, malas meladeni sikap diktator ayahnya. Dia menyadari pertanyaan Stevan benar. Mungkin, dia hanya dijadikan pion andalan oleh Harris, bukan anak ataupun calon pewaris. Nyatanya, pria itu ingin meraup semua menjadi miliknya sendiri.“Heh! Kenapa diam? Kamu belum mendapatkannya?” kejar Harris tidak sabaran.“Apa hanya itu yang ada di kepalamu, Hey, Pak Tua?”Ingin sekali Alex menjawab seperti itu, akan tetapi bibirnya tidak benar-benar berani mengucapkannya. Dia hanya menyuarakan itu di d

    Last Updated : 2023-11-22
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 192 - Beri Aku Kesempatan

    “Clara,” panggil Alex sambil mendekat ke arah pintu sambil mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdegup tiga kali lebih cepat dibandingkan biasanya.Di sisi lain, Harris kehilangan kata-kata, hanya bisa berdiri terpaku menatap Clara sambil menyesali kata-kata yang sesaat lalu terlontar dari mulutnya. Dia sama sekali tidak tahu gadis itu berdiri di ambang pintu.“Kenapa hanya berdiri di sana? Nona Clara Gunawan, mari silakan masuk.”Alex berusaha bersikap senormal mungkin, ingin memastikan bahwa gadis pujaannya itu tidak mendengar percakapannya dengan sang ayah.“Ah, ya. Ya. Silakan masuk. Jangan sungkan. Kebetulan sekali kita bertemu di kesempatan ini.” Harris ikut bermain sandiwara, berpura-pura bodoh dan mempersilakan tamu putranya masuk. Dia memberi isyarat pada Alex untuk mendekati Clara dan mengambil alih keadaan canggung di antara mereka.“Berhenti di sana!” seru Clara dengan suara tercekat di tenggorokan. Dia mendengar semua percakapan antara Alex dan ayahnya. Itu benar-b

    Last Updated : 2023-11-23
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 193 - Usai Sudah

    Alex mengetuk kaca mobil, menatap gadisnya dengan pandangan mengiba. Perasaannya terhadap Clara tulus, bahkan lebih kuat dibandingkan apa pun juga.Butuh lima menit sampai Clara akhirnya mau menurunkan egonya. Alih-alih menurunkan kaca, dia justru membuka pintu mobil di sisi lain yang menunjukkan bahwa dia meminta Alex untuk masuk. Mereka harus mencari tempat untuk bicara.“Syukurlah. Setidaknya dia masih memberiku kesempatan,” bisik Alex, berlarian memutari mobil dan segera memasang sabuk pengaman setelah duduk dengan nyaman.Sepanjang perjalanan, Alex tidak membuka suara. Dia hanya menatap wajah Clara dari samping, berusaha mengerti situasi canggung di antara mereka. Mobil mewah itu baru terhenti di sebuah kafe yang terlihat sepi. Clara masuk dan memilih tempat duduk di sudut, menghadap jalanan di samping jendela kaca tembus pandang. Alex kembali mengikuti di belakang, masih tanpa suara.Seorang pramusaji mendekat dan mencatat pesanan keduanya. Alex yang memesan karena Clara sama se

    Last Updated : 2023-11-23
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 194 - Usaha yang Sia-sia

    “Di mana kamu? Cepat kembali!”Suara Harris menggelegar, menghubungi Alex yang tak juga kembali ke kantor meski satu jam sudah berlalu.Tak ada jawaban dari pria yang saat ini baru keluar dari kafe dengan wajah masam. Dia tidak mau bertemu dengan ayahnya karena terlalu marah. Jika bukan karena Harris yang kelepasan bicara, hubungannya dengan Clara tidak akan memburuk seperti sekarang.Alex mematikan sambungan telepon, enggan mendengar apa pun dari Harris dan memilih menonaktifkan ponselnya. Lebih baik mencari udara segar, alih-alih menghadapi apa yang terjadi.“Sebenarnya apa yang aku perjuangkan selama ini? Kesuksesan perusahaan ayahku yang licik itu atau pengakuan atas kemampuanku? Untuk apa aku berdiri di kapal yang sama jika pada akhirnya aku sama sekali tidak mendapat apa-apa?”Alex merebahkan tubuhnya begitu sampai di apartemen. Hari ini dia memilih untuk tidak pulang ke kediaman utama. Langit yang mulai gelap tidak serta merta membuat pria itu menghidupkan penerangan. Sebalikn

    Last Updated : 2023-11-24
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 195 - Kabar Buruk

    “Aku sudah mengambil keputusan!” Dengan kecepatan tinggi, Alex mengendarai mobil sportnya ke kantor Clara. Dia berbohong pada resepsionis bahwa dirinya sudah memiliki janji temu dengan atasan mereka. Namun, hanya kekecewaan yang didapatkan. Clara benar-benar menolak bertemu dengannya.“Ra, biarkan aku bicara!” teriak Alex saat melihat Clara keluar dari kantor. Namun, dua orang pengawal bayaran segera menarik Alex untuk menjauh dari nona mereka.Sekali lagi Alex kehilangan kesempatan untuk bicara. Pesan yang dia kirimkan pun tak ada satu pun yang terbaca. Clara sakit hati dan benar-benar mengabaikannya. Ada dinding tak kasat mata yang sekarang memisahkan mereka.Alex frustrasi dan kembali ke rumah. Namun, ibunya justru menginterogasi Alex dan memberikan nasihat dari A sampai Z yang intinya meminta agar dia mengikuti semua perintah ayahnya.Sama seperti sang ibu, Harris marah-marah dan menuntutnya untuk memperbaiki hubungan dengan Clara. Pria itu tidak mau tahu karena dirinya gagal mem

    Last Updated : 2023-11-24
  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 196 - Kehilangan Beruntun

    “Di mana Ayah?” tanya Alex begitu menjumpai asisten pribadi Harris, orang yang menghubunginya dan sang ibu sesaat lalu.Belum sempat pria itu menjawab, Alex sudah dikejutkan oleh dua orang perawat yang memasuki ruang ICU dengan tergesa. Seketika itu juga, dia mengikuti orang-orang itu.“Maaf, Tuan. Anda tidak boleh masuk,” cegah seorang perawat, menghadang tubuh Alex dan menutup pintu ruang khusus itu bahkan sebelum Alex mengucap satu tanya pun padanya.Alex segera berlari ke sisi lain, menatap bagian dalam ruangan dari jendela kaca lebar. Detik itu juga dirinya merasa terguncang melihat ayahnya ada di dalam sana, tergeletak tak berdaya dan sedang mendapat pertolongan pertama.Tak berselang lama, Shana muncul bersama salah satu asisten rumah tangga yang menopang tubuhnya. Dia hampir tidak bisa menopang tubuhnya sendiri begitu mendengar apa yang telah terjadi.“Alex,” panggilnya lemah dengan napas tercekat di tenggorokan.Alex tersadar dari keterkejutannya dan memapah sang ibu untuk du

    Last Updated : 2023-11-27

Latest chapter

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 278 - Jerat Selamanya

    *Satu minggu kemudian …. “Proses penyelidikan berjalan dengan lancar, Tuan. Tidak ada kendala. Tuan Harris dan juga Hilda mengakui semua perbuatan mereka. Bukti-bukti yang terkumpul sudah cukup untuk menuntut keduanya di meja hijau.” Stevan mengangguk sambil membaca berkas yang dibawa oleh Mario. “Tuntutan 10 tahun penjara?” “Benar, Tuan,” Mario mengangguk. Stevan mengangguk puas. Selain 10 tahun mendekam di balik jeruji besi, Harris dan Hilda juga harus membayar biaya denda yang tidak sedikit jumlahnya. Stevan lantas menutup dokumen dan menatap Mario. “Pastikan hal ini tidak mempengaruhi Wijaya Group.” Mario mengangguk. “Semuanya aman terkendali, Tuan. Semenjak Tuan Harris dikeluarkan dari jajaran direksi dengan cara tidak terhormat, kasus ini tidak membawa dampak besar bagi perusahaan.” “Bagus. Pertahankan,” kata Stevan.Mario kembali mengangguk. “Nyonya Besar akan mengambil alih selama Tuan cuti panjang?” “Ya. Kau bisa berkoordinasi dengan asisten Mama mulai hari ini. Janga

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 277 - Hampir Usai

    ‘Paman, maaf mengganggumu malam-malam. Tapi aku ingin mengabarkan kalau Papa sudah siuman. Dia sudah dipindahkan ke kamar inap biasa.’ Elisa membaca pesan yang dikirimkan oleh Alex kepada Stevan. Ia mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan penglihatannya tidak keliru. Wanita itu lalu menatap Stevan yang tidak mengatakan apapun. Namun, melihat tubuhnya yang menegang, Elisa bisa memastikan bahwa suaminya juga sama terkejutnya dengan dirinya.“Steve? Kamu baik-baik saja?” Stevan tampak tercenung di tempatnya. Perasaannya campur aduk. Ia pikir Harris tak akan mampu melewati masa kritis panjangnya. Stevan pikir, pada akhirnya maut lah yang menjadi hukuman bagi kakaknya itu. Tapi ternyata, Sang Maha Kuasa punya rencana lain. Dan Stevan tidak tahu perasaan apa yang selayaknya ia rasakan saat ini. Melihat kemelut di wajah suaminya, Elisa lantas mengusap-usap lengannya dengan lembut, mencoba menyalurkan rasa nyaman yang menenangkan. “Apa yang kamu rasakan, Steve?” Elisa ragu-ragu

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 276 - Obrolan di Malam Hari

    “Minggu depan?!” Elisa menjauhkan ponsel dari telinganya mendengar suara pekikan gadis di seberang sambungan. Ia tertawa mendengar suara grasak-grusuk yang terasa familiar. Meski sudah lama tidak saling kontak, nyatanya sahabatnya itu belum berubah, masih heboh seperti dulu saat mereka pertama kali berteman. “Astaga, aku belum menyiapkan apapun untuk calon bayimu!” kata Sera, terdengar panik. “Tenanglah, Sera,” kata Elisa sambil tertawa. “Kamu tidak perlu menyiapkan apapun.” “Tidak perlu bagaimana?! Calon keponakanku yang pertama akan lahir ke dunia, tidak mungkin aku tidak menyiapkan apapun!” protes Sera. Nadanya terdengar panik sekaligus antusias. Elisa tersenyum, senang karena Sera menyebut calon buah hatinya sebagai keponakan meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali. “Besok aku akan berbelanja setelah makalah sialan ini selesai,” gerutu Sera, yang lagi-lagi membuat Elisa tertawa mendengarnya. Sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu. Keduanya dis

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 275 - Titik Terang

    Stevan semakin sibuk menjelang hari persalinan Elisa. Ia ingin menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus sebelum mengambil cuti agar bisa fokus pada sang istri dan calon buah hati mereka nantinya. Kesibukan itu tentu berimbas pada banyak orang, tidak hanya Mario, tetapi juga divisi-divisi lain di bawah pengawasan Stevan, termasuk Alex yang sudah mendapatkan kepercayaan untuk mengepalai beberapa project besar. Namun, di tengah-tengah kesibukan itu, baik Stevan maupun Alex masih bisa mencuri waktu untuk orang-orang terkasih. Sesibuk apapun mereka di kantor, mereka masih meluangkan sedikit waktu untuk sekadar bercengkerama lewat panggilan telepon atau video. Obrolan singkat itu selalu menjadi pelipur di tengah hectic-nya pekerjaan di kantor. “Kau yakin tidak menginginkan apapun? Aku akan membelinya saat pulang nanti,” kata Stevan sambil menaikkan bingkai kacamata baca yang turun ke pangkal hidungnya. Matanya masih fokus pada dokumen di hadapan, dengan pulpen di tangan yang sesekali men

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 274 - Kebersamaan Tak Terduga

    “Elisa!” Stevan menaiki undakan tangga teras dengan langkah lebar. Raut wajahnya tampak mengeras, dengan dada naik turun karena napasnya tidak beraturan. Ia bahkan mengabaikan pelayan yang tergopoh-gopoh mengikutinya dari belakang. Pelayan itu tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat aura dingin dari tuannya, pelayan tersebut memilih untuk bungkam. Namun, saat Stevan hendak menaiki tangga ke lantai dua, pelayan itu segera menyela dan mengatakan keberadaan Elisa. “Nona berada di taman belakang bersama—” Stevan tidak menunggu pelayan tersebut menyelesaikan kalimatnya, langsung membawa langkah lebarnya ke arah taman di belakang kediaman utama. “Elisa—” panggil Stevan, tapi ia tidak melanjutkan kalimatnya saat sepasang matanya menangkap pemandangan asing yang membuatnya terpaku. Rasa marah dan kesal yang sedari tadi ia bawa dari kantor, seketika langsung menguap begitu saja saat melihat apa yang ada di depan matanya kini. “Steve? Kamu sudah sampai?” tanya Elisa terkejut. Waj

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 273 - Harus Diberi Hukuman 

    “ALEX?!” Suara Stevan terdengar meninggi satu oktaf, berkas yang sedari tadi ia bolak-balik sambil membubuhi beberapa halaman dengan tanda tangan teronggok begitu saja di atas meja. Ia terlalu terkejut mendengar satu nama itu disebut membersamai kata ‘teman’ dari mulut istrinya. Sejak kapan Alex menjadi teman Elisa?!“Ya,” sahut Elisa, tidak menyadari kegundahan sang suami yang begitu kentara sebab ia tampak sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. “Sebentar lagi Alex akan datang ber—” “Tunggu di sana,” sela Stevan sambil bergegas. Ia melupakan berkas dokumen yang masih menumpuk di atas meja, lantas mengambil jasnya yang tersampir di sandaran kursi dan langsung bergegas menuju pintu. “Steve—”“Aku akan tiba dalam 15 menit.” Stevan tidak menunggu respon dari Elisa. Ia segera memutus sambungan dan menaruh ponsel genggamnya ke dalam saku celana. Mario baru saja ingin mengetuk pintu saat Stevan keluar dari ruangan dengan langkah tergesa. Mereka nyaris bertabrakan kalau saja M

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 272 - Teka-teki Tak Berujung

    “Tidak ada yang mengunjungi Tuan Harris sebelum beliau dirawat di ruang ICU, Tuan,” lapor Mario keesokan paginya saat Stevan baru saja tiba di kantor. “Saya sudah cek CCTV beberapa minggu ke belakang. Selain keluarga, tidak ada yang datang untuk menjenguk Tuan Harris. Hanya ada beberapa petugas dari kantor kepolisian yang berganti menjaga di depan kamar inap beliau,” tambah Mario. Laporan itu membuat dahi Stevan mengerut. “Kau yakin?” Mario kemudian menyerahkan sebuah tablet begitu tuannya sudah duduk di kursi kebesarannya. Layar pipih itu menampilkan satu rekaman CCTV, waktunya sekitar satu minggu sebelum Harris dipindahkan ke ruang ICU. “Bukankah gadis ini Stella?” Mario mengangguk. “Benar, Tuan. Dia pernah datang, tetapi tidak diizinkan masuk untuk menjenguk Tuan Harris.” “Kenapa?” tanya Stevan. “Penjaga berkata bahwa itu adalah pesan dari Tuan Alex. Ia meminta pada para petugas agar tidak memberi akses kepada siapa pun untuk menemui ayahnya kecuali keluarga inti dan p

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 271 - Si Jubah Putih

    “Stevan?” Stevan mengalihkan tatapannya, menatap wajah ibunya yang tampak lelah. “Kamu melihat apa?” tanya Renata sembari melihat ke arah ujung koridor yang sepi. Tidak ada siapa-siapa di sana. “Tidak,” sahut Stevan, terdengar tidak yakin bahkan di telinganya sendiri. Ia lantas berdiri dari kursi dan menatap ibunya sejenak. “Aku akan ke toilet sebentar,” katanya, langsung pergi tanpa menunggu respon dari Renata. Stevan berjalan ke arah koridor di mana ia melihat seseorang berdiri di sana beberapa saat yang lalu. Namun, sekarang tidak ada siapa-siapa sejauh matanya menyapu sekitar. Ia membawa langkahnya menyusuri koridor, barangkali akan menemukan sebuah petunjuk. Instingnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Stevan merasa sedang diawasi. Tapi siapa? Dan untuk apa?Stevan mencoba menerka-nerka. Ia kemudian mengambil ponselnya di dalam saku dan bermaksud untuk menelepon Mario. Stevan akan meminta pria itu untuk mencari tahu siapa saja yang berkunjung ke ruangan Harris selama

  • Jerat Gairah Paman Kekasihku   Bab 270 - Waktunya Tidak Lama Lagi

    “Tuan Harris dalam kondisi kritis. Saat ini beliau sedang dirawat di ruang ICU.” Stevan meletakkan sendok dan garpu di atas piring, lalu mengarahkan tatapannya pada Maria yang baru saja menyampaikan informasi yang didapatkannya dari pelayan kediaman kakak sulungnya itu. “Stevan ….” Perhatian Stevan teralihkan pada Elisa yang juga baru saja menghentikan aktivitas makan malamnya. Elisa meraih jemari Stevan dan menatapnya lekat, seolah tengah mencari perubahan emosi yang dirasakan oleh suaminya itu lewat sepasang matanya. Namun, tidak ada. Stevan memang tampak tercenung, tapi itu hanya selama beberapa detik sebelum ekspresinya kembali datar, seolah kabar itu tidak pernah ia dengar sama sekali. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Elisa, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Stevan hanya mengangguk sekilas, sebelum kembali mengambil sendok dan garpunya, lalu melanjutkan makan malam yang sempat tertunda. “Kita makan dulu,” kata Stevan ringan. Seolah dengan begitu, selera makan Eli

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status