Home / Rumah Tangga / Jerat Dendam CEO Kejam / Bab 96. Tamu Tak Diundang

Share

Bab 96. Tamu Tak Diundang

Author: Mbak Ai
last update Last Updated: 2025-02-02 16:54:04

Saat Ivy selesai membereskan semua pakaiannya ke dalam koper dan bersiap pergi dari rumah, Noah masih saja tak beranjak dari tempatnya berdiri.

Noah masih tetap di sebelahnya, berdiri linglung dengan tatapan kosongnya. Noah sudah seperti patung jika saja dadanya terlihat tak bergerak naik turun, mengeluarkan helaan napas berat.

“Minggir, Noah,” pinta Ivy.

Noah maish tak menjawab. Ia tetap berdiri tegak sehingga Ivy hanya menghela napas lelah. Kemudian, Ivy mengambil langkah ke sebelah kanan untuk melewati Noah tetapi Noah tetap menghadang langkahnya.

Ivy berjalan ke kiri dan Noah juga melakukan hal yang sama hingga beberapa kali. Ivy pun menyerah dan menatap Noah dengan kesal.

“Minggir, Noah! Aku mau pergi,” ucap Ivy dengan suara tinggi

“Tak bisakah kita rundingkan lagi keputusan ini, Ivy? Aku sungguh tak bisa berpisah darimu.”

Noah sudah menahan air matanya sejak tadi, tetapi ia sudah tak sanggup lagi. Ia tak bisa melepaskan Ivy pergi begitu saja.

“Noah, kau sudah menandatangani sura
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 97. Perangkap Setan Licik

    “Kudengar kalian bercerai. Kenapa masih menggenggamnya seperti itu?” tanya Evan dengan suara beratnya.Ivy yang sembunyi di balik punggung Noah semakin menundukkan kepalanya. Ia tak sanggup untuk menatap ayahnya barang sedetik dan Noah bisa merasakan ketakutan Ivy dengan jelas.“Itu tak benar,” jawab Noah. Noah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi benteng yang bisa menahan serangan Evan kepada Ivy.Clara melotot tak suka. “Aku tahu kalian sudah menandatangani surat cerai!”Noah melirik sekilas kepada Clara. Sudah pasti Clara sudah membocorkan semuanya kepada Evan dan membubuhi dengan hasutan setannya untuk memperkeruh keadaan.“Itu tidak benar!” elak Noah.Noah kembali memperkuat ucapannya dengan lebih berteriak. Hal itu berhasil mematik amarah Clara dan Evan hingga membuatnya makin geram. Ivy sendiri hanya bisa membisu karena terlalu takut untuk mengeluarkan suaranya di depan sang Ayah. “Ayah! Dia sudah mengotoriku! Bukannya dia harus menikahiku? Bagaimana kalau aku hamil?” C

    Last Updated : 2025-02-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 98. Lelaki Spesial

    Ivy sadar kalau ia harus berhenti melangkah mendekati Evan, tetapi otaknya tak bisa memberi perintah pada kakinya. Tubuhnya berjalan dengan spontan hingga membuatnya makin ketakutan.“A–ayah…,” suaranya mencicit takut-takut.“Cepat kemari!”Evan langsung menarik Ivy dengan sekuatnya sampai-sampai Ivy hampir terjatuh. Hal itu membuat Noah makin marah dan tak rela Ivy kembali ke sisi Evan. Noah tahu bahwa Ivy akan kembali disiksa, apalagi setelah banyaknya yang terjadi. Bukan hal mustahil bagi Evan untuk membunuh Ivy. “Kau tak bisa membawanya pergi!” bentak Noah. Noah masih berusaha meraih Ivy, tetapi Evan sudah mengalungkan tangannya di bahu Ivy dan mengapitnya di lengan. Ivy bagaikan manekin menyedihkan di tangan ayahnya sendiri. “Mulai hari ini Ivy akan kembali padaku. Kalian akan bertemu di pengadilan saja,” tutur Evan secara mutlak. Noah menggeleng tak terima. “Tak bisa! Ivy tetap—”“Wow! Wow! Ada apa ini ramai sekali?”Untuk kesekian kalinya, ucapan Noah terpotong. Akan tetap

    Last Updated : 2025-02-02
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 99. Bukan Lagi Miliknya

    Ivy sudah berada di dalam mobil Ezra selama sepuluh menit. Selama itu, ia hanya menyendiri dan diam sambil mengatur pola napasnya agar kembali tenang. Ivy terus mengambil napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan dengan perlahan agar gemetar di tubuhnya reda. Sedangkan matanya terus terfokus kepada Noah dan Ezra yang berdiri di depan mobil.Mereka berdua nampak sangat serius. Tatapan mereka pun saling membunuh jika dilihat dari dalam mobil. Ivy tak tahu apa yang sedang mereka perdebatkan, tetapi ia yakin akan satu hal: mereka sedang membicarakannya. Dan itu bukan hal baik mengingat mereka selalu berakhir dengan adu jotos jika berdebat.“Semoga saja mereka tak memperumit masalah,” gumam Ivy. Akan tetapi, harapan Ivy tak pernah berhasil jika menyangkut Noah dan Ezra. Karena pada kenyataanya, mereka berdua masih berdebat alot di depan mobil. “Kenapa kau tahu aku dan Ivy bercerai?” seloroh Noah dengan kesal.“Ivy yang mengatakan langsung padaku,” balas Ezra. “Ivy? Kalian masih sering bert

    Last Updated : 2025-02-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 100. Kebaikan Lelaki Lain

    Ivy masih membisu saat Clara terus memberikan tatapan tajam padanya. Sedangkan Noah juga memandangnya dengan sendu.“Ayo, Noah.” Clara berusaha membantu Noah bangun, tetapi Noah menepis tangannya dengan kasar. Ia lebih memilih berdiri sendiri dengan sempoyongan. Hal itu membuat Ezra tersenyum penuh ejekan pada Clara.“Bawalah Ivy. Jaga dia,” ucap Noah. Noah memandang Ivy selama beberapa detik dalam kebisuan, lalu berbalik dan pergi menjauh. Ivy merasa setengah jiwanya ikut pergi bersama Noah. “Kenapa masih di sini saja? Pergi sana!” usir Clara dengan dengusan kesal.Sebenarnya, Ivy cukup terkejut dengan perubahan Clara. Pasalnya, Clara masih bersikap lemah lembut padanya beberapa hari terakhir, tetapi kini dia tak segan-segan untuk menunjukkan taringnya. “Ayo, Ivy.”Ezra mengawal Ivy untuk berjalan memasuki mobil. Ivy menurut tanpa banyak penolakan. Sesekali ia masih menoleh ke arah Noah yang punggungnya kian menjauh hingga masuk ke dalam rumah. “Pakai sabuk pengamanmu,” peringat

    Last Updated : 2025-02-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 101. Lepas

    Setelah keluar dari mobil, Ivy baru sadar kalau nuansa di sekitarnya terasa berbeda. Ia bisa merasakan kesejukan dari angin segar yang datang dari garasi yang masih terbuka lebar.“Kita ada di mana? Bukannya kau bilang akan ke hotel?” tanya Ivy.“Di vilaku. Di Bandung. Aku pikir Ayahmu akan mudah melacak keberadaanmu jika tinggal di salah satu hotelku di Jakarta,” balas Ezra.Ivy mendengarkan penjelasannya dengan hening. Ezra pun berdehem dan kembali membuka suara.“Kau tahu sendiri kan kalau perusahaanku masih di bawah kuasa ayahmu. Aku yakin jika dia bisa melacakmu dengan mudah,” lanjutnya kemudian.Ezra menanti reaksi Ivy dengan harap-harap cemas. Ia takut Ivy merasa risih dan tak nyaman dengan keputusan sepihaknya.“Aku ingin memberitahumu saat masuk mobil, tapi kau… kau langsung menangis dan tidur… jadi aku—”“Aku mengerti.”Penjelasan Ezra yang gagap akhirnya terpotong oleh ucapan Ivy. Ia merasa lega karena Ivy tak salah paham padanya.“Terima kasih atas semua bantuanmu, Ezra,”

    Last Updated : 2025-02-03
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 102. Perhatian Penuh Cinta

    Setelah terbang dalam lamunan yang cukup lama, akhirnya Ivy memilih untuk keluar kamar. Ia berniat membantu Ezra menyiapkan makanan daripada duduk diam.Sekeluarnya dari kamar, Ivy sudah disambut dengan aroma masakan yang sangat harum dan gurih. Ia belum tahu letak dapur, tetapi aroma itu berhasil membimbingnya menemukan dapur yang ternyata terletak di belakang rumah. Dapur itu menyatu dengan taman yang asri sehingga Ivy merasa semakin bahagia melihatnya. Ezra yang sibuk di depan wajan masih belum menyadari keberadaannya karena berdiri memunggungi Ivy.“Kau memasak apa?”“Astaga!”Ezra berteriak kaget. Ia hampir saja menumpahkan wajan yang sedang dipegang karena terlalu terkejut. Beruntung tangannya masih memegang gagang panci kuat-kuat.“Kau mengejutkanku, Ivy!” seloroh Ezra.Ivy tertawa. “Maaf! Maaf! Aku tak berniat mengejutkanmu! Aku tadi hanya ingin tahu kau sedang sibuk memasak apa.”“Tak apa. Aku memang gampang terkejut,” balas Ezra.Ezra kembali fokus pada makanannya dan melet

    Last Updated : 2025-02-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 103. Penyesalan Tiada Akhir

    Noah memandang ke luar jendela dengan tatapan kosong. Tak terhitung sudah berapa lama ia berdiri seperti orang bodoh di sana. Mungkin sudah satu jam… atau bisa jadi tiga jam lebih. Ia tetap di sana sejak melihat kepergian mobil Ezra yang membawa Ivy; kekasih hatinya, mantan… istrinya. Lidah Noah kelu saat ingin mengucapkan kata ‘mantan’. Ia jadi membenci kata itu dan mengutuk siapapun orang yang sudah menciptakan kata itu. Seharusnya kata itu tak pernah ada sehingga hubungannya dan Ivy tak menjadi asing seperti ini.“Ivy.”Sudah tak terhitung berapa kali pula bibirnya terus merapalkan nama Ivy. Ia sudah kepalang rindu pada Ivy meski belum sehari mereka berpisah. Noah tak bisa membayangkan seberapa besar penderitaan yang harus ia lalui setiap harinya karena merindukan Ivy. Kini, ia hanya bisa bertemu Ivy di pengadilan. Setelah itu, apa ia masih bisa berkesempatan bertemu Ivy?“Noah. Kau harus makan.”Napas Noah jadi memburu saat mendengar suara itu. Tanpa menoleh pun ia tahu kalau C

    Last Updated : 2025-02-04
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 104. Penegasan 

    “Kau gugup?”Ivy yang sejak tadi mengarahkan wajahnya ke luar jendela, langsung menoleh pada Ezra yang sedang menyetir di sebelahnya. Kepalanya memberi anggukan kecil dengan senyuman canggung.“Ya… cukup gugup,” balasnya. Sudah tiga minggu lamanya sejak ia mendaftarkan gugatan cerai ke pengadilan Agama. Artinya, sudah selama itu pula ia sudah hengkang dari rumah dan tak bertemu Noah.“Wajar. Setiap orang pasti merasa gugup saat menghadapi hal-hal besar dalam hidupnya,” ucap Ezra, berniat menenangkan Ivy.Ivy mengangguk mengerti. Ia kembali memalingkan wajahnya keluar jendela dan memperhatikan setiap pemandangan di luar sana. Pepohonan yang nampak berlarian, rumah-rumah penduduk, juga motor dan mobil yang saling berdesakan di jalan raya menjadi hal yang menyenangkan untuk dilihat. Ia berharap semua rasa gelisahnya menghilang dengan mengamati keadaan di luar.“Aku putar musik ya.”“Hm.”Ezra yang mengerti perasaan Ivy mulai menghidupkan musik untuk menemani perjalanan panjang mereka.

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 117. Pertemuan Mengejutkan

    Noah menahan diri untuk tidak tertawa ketika mendengar pengakuan Clara. Ia tetap berlagak terkejut dan keheranan. Ia mengangkat satu alisnya. Rupanya alasan itu yang Clara gunakan untuk menutupi kebohongannya.“Keguguran? Bagaimana bisa?” tanya Noah, masih mengikuti permainan yang Clara buat.“Aku keguguran beberapa hari yang lalu karena jatuh di kamar mandi,” balas Clara dengan sendu. Matanya berkaca-kaca saat menatap Noah. Dan Noah harus mengakui kalau perempuan ini memang sangat layak mendapatkan penghargaan sebagai aktris terbaik sepanjang masa.“Kenapa kau tak bilang?” sahut Noah. Suaranya mulai lelah karena segala kebohongan Clara.“Karena aku takut kau akan meninggalkanku jika aku tak hamil….”Kali ini, Clara berkata dengan jujur. Ia mungkin berbohong tentang semuanya, termasuk kegugurannya. Namun, ia sungguh-sungguh saat mengatakan takut kehilangan Noh.“Aku memang akan meninggalkanmu,” ucap Noah dengan tegas.Clara melebarkan matanya. Ia pun meraih lengan Noah dan menggengg

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 116.  Berakhirnya Sandiwara

    Keesokan harinya, Noah terbangun dengan semangat penuh. Setelah beberapa waktu seperti mayat hidup, baru kali ini ia menjadi lebih bersemangat.Semua ini dikarenakan ia tahu kalau kebusukan Clara akan terbongkar sepenuhnya. Ia bahkan sengaja bangun lebih awal dan menunggu Clara di ruang tengah sampai pukul delapan pagi.“Noah, kau tak berangkat kerja?” Clara bertanya dengan terkejut.Pasalnya, biasanya Noah sudah berangkat ke kantor pagi buta sehingga Clara tak mengira Noah masih berada di rumah. Padahal ia ingin menghindari Noah hari ini karena terlalu takut diajak ke dokter kandungan.“Aku sengaja mengambil cuti hari ini,” balas Noah. “Cuti? Kenapa?” Clara melebarkan matanya. Noah adalah orang yang gila kerja sehingga mengambil cuti adalah hal yang aneh untuknya.“Karena aku tak sabar melihat keadaan bayiku.”Noah mengulas senyum selebar mungkin. Ia menyukai bagaimana raut muka Clara menjadi tegang, tetapi masih berusaha tetap terlihat tenang. “Astaga… kau tak perlu sampai mengam

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 115. Terbongkarnya Rahasia

    Kyla meraih ponselnya dengan cepat dan menekan kontak Noah. Setelah beberapa nada hubung, akhirnya Noah mengangkat panggilannya.“Halo, Kyla? Ada apa?” tanya Noah.Dari suaranya, Kyla tahu kalau Noah cukup terkejut saat menerima panggilannya. Mereka memang bukan teman dekat, jadi mustahil menghubungi jika tak ada hal penting.“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu tentang Clara,” jawab Kyla dengan cepat.Di seberang sana, Noah yang sedang tenggelam dalam kertas-kertas pekerjaan langsung terdiam saat mendengar ucapan Kyla. Ia bahkan berdiri dari duduknya dengan raut wajah penasaran.“Katakan. Katakan apapun yang kau ketahui tentangnya,” ucap Noah dengan lebih tegas.Kyla menelan salivanya dengan susah payah. Suara Noah sangat berat dan menyeramkan hingga membuatnya tak berkutik.“Gawat! Noah marah,” batin Kyla.Kyla sangat gugup dan khawatir, tetapi ia sudah terlanjur menghubungi Noah dan tak bisa bersembunyi lagi.“Baru saja Clara menghubungiku untuk meminta dibuatkan surat keterangan h

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 114. Bukan Aliansi

    Kyla mengerutkan dahinya saat mendengar permintaan Clara yang sangat tak tahu diri. Hal ini membuat suasana hatinya jadi makin memburuk.“Kau harus membantuku,” pinta Clara dengan penuh tekanan. Kyla menyandarkan punggungnya ke kursi dengan lelah. Padahal, ia baru menyelesaikan operasi besar yang berlangsung selama tiga jam. Ia sangat lelah, lapar, haus, dan mengantuk, tetapi saat masuk ke ruang kerjanya malah harus menerima telepon bodoh seperti ini.“Kenapa aku harus membantumu? Aku tak berhutang apa-apa padamu,” desis Kyla.“Aku akan mengabulkan semua permintaanmu! Aku janji! Kau hanya perlu melakukan itu saja agar Noah percaya kalau aku hamil anaknya.”Kyla sudah berniat untuk mengakhiri panggilan itu secara sepihak karena terlalu malas berdebat dengan Clara. Namun, ucapan Clara barusan membuatnya cukup terkejut. Ia bahkan langsung duduk tegak di kursinya.“Apa maksudmu?” tanya Kyla dengan bingung.“Aku harus membuat Noah percaya kalau aku mengandung anaknya. Dengan begitu, dia a

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 113. Jalan Buntu

    Ruang makan itu masih dipenuhi dengan dentingan sendok, garpu, dan piring. Noah dan Clara masih terlihat menikmati makanannya.“Aku senang sekali kau menyukai masakanku. Kapan-kapan akan kumasakkan lagi ya?” ucap Clara dengan senang hati.“Ya, boleh. Aku menantikan maskaanmu,” jawab Noah.Clara membalas dengan senyuman yang kian lebar. Ia meraih piring lauk dan kembali meletakkan beberapa daging di piring nasi Noah. “Makanlah yang banyak!”“Hm. Terima kasih.”Noah berusaha keras untuk menelan makanan itu. Tenggorokannya terus tercekat tiap ia menelan daging itu. Setelah menghabiskan makanannya, ia pun menyiapkan diri untuk berbicara mengenai tes kehamilan pada Clara.“Apa besok kau ada acara?” tanya Noah. Bola mata Clara makin berbinar mendengarnya. “Tidak! Tidak ada! Kenapa? Apa kau akan mengajakku berkencan?” tanyanya kemudian.Sudut bibir Noah terasa kaku karena harus terus terangkat, tetapi ia tetap mempertahankan senyumannya agar Clara terus menatapnya penuh cinta.“Bagaimana

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 112. Raja dan Ratu Akting

    “Noah, bagaimana hasil sidang pertamanya?”Noah baru membuka pintu rumah dan dihadapkan dengan Clara yang bertanya dengan tak tahu malu. Sebisa mungkin Noah menekan emosinya untuk tak menampar perempuan itu dan terus melangkah menaiki tangga menuju kamar. “Kau dan Ivy tetap bercerai, kan? Mediasinya tak berjalan lancar, kan?” tanya Clara. Clara terus mengikuti langkah Noah hingga di puncak tangga. Ia bahkan menahan lengan Noah yang akan berjalan masuk ke dalam kamarnya.“Noah, kenapa kau tak menjawabku? Aku menunggu seharian di sini dengan gugup,” ucap Clara.“Menunggu seharian di rumah dengan gugup?” ulang Noah dengan rahang mengeras.Tatapan mematikan dari Noah membuat pegangan Clara di lengannya terlepas. Clara berjalan mundur secara spontan dan menahan napasnya. “Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia sudah tahu?” pikir Clara. Ketakutan mendominasi perasaan Clara, tetapi ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin. “Iya! Aku menunggumu! Jadi, bagaimana hasilnya?” Clara t

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 111. Tunduk Kepada Musuh

    Setelah terdiam cukup lama memandangi data Clara, tiba-tiba saja Noah teringat pesan Ezra yang meminta agar ia memastikan kehamilan Clara setelah melaksanakan tugas pertamanyaIa pun segera menghubungi Ezra lagi untuk memberitahu penemuannya yang penting ini. Ia yakin Ezra tak akan kalah terkejut saat mengetahui siapa penjahat yang berusaha mencelakai Ivy.“Halo, Ezra?” Noah memanggil Ezra dengan menggebu-gebu saat panggilan itu akhirnya terhubung.“Halo? Ya? Kenapa?”Suara Ezra terdengar lebih lirih dari sebelumnya, bahkan terkesan sedang berbisik-bisik karena takut ketahuan.“Kau dimana?” tanya Noah pada akhirnya.Di seberang telepon, Ezra melirik ke arah Ivy yang sedang terlelap di ranjang rumah sakit. Ia pun berdiri karena tak ingin suaranya mengganggu waktu istirahat Ivy.“Sedang di rumah,” balas Ezra, memilih berbohong karena ia tak mau Noah tahu kalau Ivy dirawat di rumah sakit. Noah pasti memaksa datang jika saja dia tahu.“Kau sudah mengantar Ivy kembali ke hotel? Apa dia ba

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 110. Perempuan Berbisa

    Noah sudah menggenggam nomor plat mobil yang berusaha menabrak Ivy. Ia juga sudah memiliki salinan rekaman CCTV sebagai pegangan bukti yang cukup kuat apabila si penabrak tak mau mengakui kesalahannya.Sayangnya, setelah melakukan pelacakan, mobil itu rupanya bukan milik pribadi perseorangan melainkan mobil sewaan. Jadi di sinilah ia sekarang, berdiri di depan Rental Mobil Jaya dengan penuh harapan.“Kau akan tertangkap sebentar lagi, Brengsek,” desis Noah selagi kakinya mengambil langkah cepat untuk memasuki tempat penyewaan mobil itu. “Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu? Bapak mau rental mobil yang apa dan berapa lama?”Seorang pegawai perempuan dengan rambut hitam panjang menyapa Noah saat Noah memasuki lobi. Senyumnya terulas lebar untuk memberikan pelayanan terbaik. “Aku ingin bertanya siapa orang yang menyewa mobil ini pagi hari tadi,” ucap Noah sambil menyerahkan foto mobil yang terparkir di pengadilan agama. Senyum di bibir pegawai perempuan itu menjadi kaku. Dia melih

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 109. Penyusunan Rencana Balasan

    Ezra masih mendengar tangisan Noah dari seberang telepon yang tak kunjung reda. Ia pun merasa pusing melihat keadaan noah yang jadi seperti ini.“Aku dijebak, Ezra. Aku yakin aku sudah dijebak oleh Clara… tapi aku tak tahu bagaimana cara membuktikannya,” ucap Noah di tengah isakannya. Kepala Ezra rasanya ditimpuk oleh batu besar. Ia merasa empati dengan keadaan Noah, tetapi juga kesal jika mengingat betapa menyebalkannya Noah selama ini.“Apalagi, Clara sekarang hamil. Aku seperti sedang di ujung jurang kematian,” lanjut Noah. Tangisannya makin menggema hingga Ezra harus menjauhkan ponselnya dari telinga demi kesehatan gendang telinganya. Situasi Noah memang sangat rumit. Mendengar Noah menangis saja sudah cukup mengejutkannya, ditambah kabar kehamilan Clara. Ia jadi berpikir, bagaimana keadaan Noah jika dia tahu kalau Ivy juga tengah mengandung anaknya?“Sudah berapa lama kandungan Clara?” tanya Ezra pada akhirnya. “Aku tidak tahu.”Akan tetapi, jawaban Noah membuatnya tercengang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status