Share

Bab 78. Pura-pura

Penulis: Mbak Ai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 21:18:29

Kyla baru saja turun dari mobilnya saat mendapatkan telepon dari Noah. Yang mana hal itu membuatnya terkejut karena Noah tak pernah menghubunginya semenjak mereka lulus.

Mereka hanya bertemu sesekali di reuni, itu pun tak pernah lebi dari lima kali sejak kelulusan mereka bertahun-tahun yang lalu. Selama ini, ia hanya mengetahui kabar Noah melalui media massa. Termasuk kabar jatuhnya perusahaannya di tangan ayah mertuanya.

“Kenapa ini?” gumamnya sambil menatap layar ponselnya yang masih menunjukkan nama Noah besar-besar.

Kyla berdehem keras sebelum akhirnya mengangkat panggilan itu. Bohong jika ia merasa biasa dan tenang saat mendengar suara Noah, orang yang dulu ia sukai.

“Halo? Ada apa, Noah?” tanyanya.

“Kyla, apa kau masih di rumah sakit?” Noah balik menjawab dengan pertanyaan..

Kyla mengerutkan dahinya. Ia tak mengira kalau Noah akan menanyakan keberadaannya. Sebenarnya apa yang dia inginkan?

“Aku baru pulang. Kenapa?”

“Oh, syukurlah. Apa kau bisa ke rumah? Adik iparku jatuh pingsa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 79. Jebakan Licik

    “Aku sedih sekali melihat Noah yang menurut saja pada Ivy. Dia selalu dimanipulasi olehnya, jadi aku ingin membebaskan Noah.”Clara berusaha memancing emosional Kyla agar berada di pihaknya, tetapi menghadapi Kyla sepertinya hal yang cukup sulit saat melihat tatapan oenuh selidiknya.“Dan apa hubungannya membebaskan Noah dengan alasanmu pura-pura pingsan?” tanya Kyla dengan mata menyipit.Clara gelagapan, tetapi ia segera memutar otaknya untuk terus berbohong.“Ivy tak berani menyakitiku kalau aku masih terlihat lemah dan Noah pun jadi iba padaku, jadi saat aku masih terlihat sakit Noah bisa lebih peduli padaku. Di saat itu aku akan membuatnya sadar secara perlahan dan menjauhkannya dari kakakku.”Kyla tetap diam. Ia tak menunjukkan reaksi apapun setelah mendengar semua penjelasan Clara. “Tolong aku. Katakan saja pada mereka kalau aku harus diperlakukan hati-hati. Itu saja,” pinta Clara dengan menangkupkan kedua tangannya, memohon dengan raut memelas.Kyla menghela napas panjang. Sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 80. Sebuah Rencana

    Ivy berdiri diam di depan pintu kamar tamu yang akan ditempati Noah dengan cukup lama. Tangannya ragu saat ingin memutar knop pintu. Namun, ia harus memastikan kebenaran ucapan Clara.“Ivy?”Ivy tersentak saat pintu itu terbuka dari dalam. Noah berdiri di depannya dengan bingung.“Kenapa hanya berdiri di sini? Tak masuk?” tanyanya.“Ini mau masuk,” balas Ivy.Noah memundurkan langkahnya agar Ivy bisa berjalan maju dan masuk ke kamar tamu. Ia membiarkan Ivy memandang kamar yang masih berantakan itu dengan keheranan.“Pasti ada yang ingin kau bicarakan padaku, kan?” tebak Noah.Ivy yang sedang memperhatikan koper Noah hanya berdehem. Ia berjalan mendekati koper itu dan merapikan sisa pakaian yang belum diletakkan di lemari.“Mau bicara apa?” Noah kembali bertanya dengan berjalan mendekati Ivy.Noah lupa dengan niatnya untuk keluar kamar mencari minuman. Baginya, Ivy memang bagai magnet yang selalu menariknya.“Ada sesuatu….”Ivy menundukkan kepalanya. Ia tak berani memandang mata Noah k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 81. Tertangkap Basah

    “Iya. Aku sudah mengirim beberapa berkas yang kudapatkan ke email. Kau sudah mengeceknya?”Ivy mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu kanan karena tangannya sibuk membereskan beberapa lembar catatan yang ia buat semalaman.Di balik telepon, terdengar suara Ezra yang berat dan lelah.“Ya, aku sudah mengeceknya. Akan kubaca sekarang. Hacim!”Dahi Ivy berkerut. Ia memindahkan ponselnya ke telinga kiri setelah berkas-berkas di tangannya sudah dimasukkan ke dalam laci.“Kau sakit?” tanyanya.“Ya. Sedikit flu. Sepertinya terlalu lelah. Pekerjaanku agak berat akhir-akhir ini.”Seketika perasaan bersalah menyeruak ke seluruh relung hati Ivy. Tanpa bertanya pun, ia tahu kalau semua kesusahan Ezra juga disebabkan oleh ayahnya.“Kalau begitu istirahatlah dulu. Baca data dariku nanti saja,” ucap Ivy sungguh-sungguh.Ia sudah cukup merasa bersalah pada Ezra dan ia akan makin tak enak hati jika membuatnya semakin kerepotan.“Tak apa. Kita juga harus bertindak cepat agar semuanya kembali sepe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 82. Perang Dingin

    Sudah satu minggu terakhir Clara telihat berbeda. Bukan hanya Ivy yang merasakan perubahan sikap Clara, tapi juga Noah.“Aku merasa ada hal busuk yang sedang dia rencanakan,” ungkap Noah.Ivy memberengut. “Kau terlalu berpikir buruk. Bagaimana kalau dia memang sudah menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki semuanya.”“Itu lebih tak mungkin lagi.”Ivy tak bisa menahan helaan napas panjangnya saat ia dan Noah kembali berbeda pandangan. Noah masih berjalan kesana-kemari dengan wajah bingung.Tanpa bicara pun, Ivy bisa menebak bagaimana isi kepalanya.“Cobalah untuk tak terlalu mencurigainya,” pesan Ivy, yang langsung mendapat lirikan tajam dari Noah.Langkah Noah yang tak menentu itu bahkan sudah berakhir. Kini, ia berdiri di depan Ivy dengan tangan yang menyilang di depan dada.“Dan kau juga cobalah untuk tak selalu berprasangka baik. Aku tahu kalau pada dasarnya kau memang baik sehingga menyangsikan setiap kejahatan orang lain. Tapi… ayolah, Sayang.”Noah mengelus pipi Ivy. Berhara

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 83. Siasat Cairan Cinta

    Clara membanting pintu kamarnya dengan penuh emosi. Semua ini karena Ivy yang sudah berbuat sesukanya.“Kurang ajar. Dia sudah mulai berani,” gumamnya dengan napas pendek-pendek, menahan amarah.Wajah Ivy yang menyebalkan membuatnya makin geram. Bantal di dekatnya menjadi pelampiasan emosi. Ia meninju-ninju bantal itu dengan kekuatan penuh selagi membayangkan wajah Ivy.“Awas saja. Akan kubuat kau menyesal,” geram Clara.Ada sebuah ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Mengundang senyuman kecil yang penuh kelicikan.“Aku hampir melupakan ide itu.”Clara segera membuka laci mejanya, lalu meraih botol kecil yang baru ia beli melalui daring beberapa hari yang lalu.“Aku tahu kalau kau akan bermanfaat, tapi aku tak tahu kalau akan kugunakan secepat ini,” ucap Clara dengan tertawa girang sambil menatap botol berisi cairan cinta itu.Clara segera memasukkannya ke dalam saku, lalu buru-buru kembali keluar dari kamar untuk melancarkan aksi.Sebentar lagi Noah akan berangkat kerja dan biasan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 84. Gairah Panas Adik Ipar

    Clara segera mengembalikan botol yang sudah kosong ke saku celananya setelah usai melaksanakan rencana besarnya. Ia pun mengaduk kopi Noah, lalu memasukkan satu gula lagi di kopinya agar ia terlihat sibuk di depan nampan. “Kopi datang!”Clara tersenyum riang saat meletakkan kopi Noah di sebelah piringnya dan kopinya sendiri di depannya. “Terima kasih,” ucap Noah dengan acuh. “Sama-sama,” balas Clara, masih dengan senyuman lima jarinya. “Dan kurasa kau harus makan dulu sebelum minum kopi demi kebaikan lambungmu,” lanjutnya kemudian. Ivy mengangguk-angguk. “Benar kata Clara. Kau ini memang memiliki kebiasaan buruk dengan minum kopi saat perut kosong.”Cangkir yang sudah di depan bibir kembali Noah letakkan di atas meja. Ia tak bisa mengelak ketika istrinya sudah bersabda. Clara sendiri merasa cukup lega, karena efek cairan cinta yang ia letakkan di kopi Noah cukup banyak sehingga pasti langsung berefek. Ia tak ingin ada Ivy saat efek dari minuman itu mulai bereaksi. Ia harus menci

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 85. Hancur Sepenuhnya

    “Eh? Ini bukannya jam tangan Noah?” Ivy mengambil jam tangan yang tergeletak di meja makan dengan bingung. “Bagaimana bisa Noah melupakan jam tangannya dan pergi begitu saja?” gumamnya kemudian.Ia segera mengantongi jam tangan Noah dan melupakan niatnya untuk membantu Bi Dina membersihkan meja.“Maaf ya, Bi. Saya harus menyusul Noah ke depan secepatnya,” pamit Ivy.“Iya, tak masalah, Nyonya. Saya memang tak enak dan sungkan kalau Nyonya selalu membantu saya,” balas Bi Dina.Ivy tersenyum. “Tenang saja. Tak merepotkan kok.”Ivy menggerakkan kruknya dengan lebih cepat agar masih sempat menahan Noah yang akan berangkat kerja. Namun, langkahnya dihentikan oleh seorang staf keamanan saat ia akan memasuki garasi.“Kenapa?” tanya Ivy dengan bingung.Pegawai bernama Beni itu tampak canggung dan gugup.“Tuan Noah masih sibuk di dalam,” jawabnya.Tentu jawaban itu sangat aneh bagi Ivy. Apa yang Noah lakukan sampai dia sibuk di garasi? Jangan-jangan ayahnya membuat ulah lagi hingga Noah samp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 1. Hancurnya Malam Pertama

    Hari pernikahan telah tiba. Ivy menatap dirinya di pantulan cermin dengan gugup. Gaun pengantin ini nampak begitu mewah. Kainnya memang dibuat sangat tertutup hingga tak menunjukkan punggung bahkan lengannya.Ivy tahu bahwa ayahnya telah mengatur desain gaun pengantin ini karena ingin menutup memar yang memenuhi punggung, lengan, dan kakinya. Memar dan bekas luka di tubuhnya tak akan bisa hilang karena telah menumpuk di kulitnya selama lima belas tahun lamanya.Ada ketakutan yang kini memenuhi hatinya. “Bagaimana malam pertamanya nanti? Apa aku harus mengatakan yang sejujurnya pada Noah?”“Jangan sampai Noah tahu.”Ivy tersentak saat suara ayahnya tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. Tenggorokannya seketika tercekat dan ia merasa tercekik karena ketakutan.“Kau akan mati kalau ada orang yang tahu,” ancam Evan.“Ya—ya...,” jawab Ivy dengan terpatah-patah.“Sekarang tersenyumlah. Kita harus bergandengan tangan saat masuk ke aula pernikahan.” Evan mengulurkan tangannya, Ivy meraihnya den

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 85. Hancur Sepenuhnya

    “Eh? Ini bukannya jam tangan Noah?” Ivy mengambil jam tangan yang tergeletak di meja makan dengan bingung. “Bagaimana bisa Noah melupakan jam tangannya dan pergi begitu saja?” gumamnya kemudian.Ia segera mengantongi jam tangan Noah dan melupakan niatnya untuk membantu Bi Dina membersihkan meja.“Maaf ya, Bi. Saya harus menyusul Noah ke depan secepatnya,” pamit Ivy.“Iya, tak masalah, Nyonya. Saya memang tak enak dan sungkan kalau Nyonya selalu membantu saya,” balas Bi Dina.Ivy tersenyum. “Tenang saja. Tak merepotkan kok.”Ivy menggerakkan kruknya dengan lebih cepat agar masih sempat menahan Noah yang akan berangkat kerja. Namun, langkahnya dihentikan oleh seorang staf keamanan saat ia akan memasuki garasi.“Kenapa?” tanya Ivy dengan bingung.Pegawai bernama Beni itu tampak canggung dan gugup.“Tuan Noah masih sibuk di dalam,” jawabnya.Tentu jawaban itu sangat aneh bagi Ivy. Apa yang Noah lakukan sampai dia sibuk di garasi? Jangan-jangan ayahnya membuat ulah lagi hingga Noah samp

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 84. Gairah Panas Adik Ipar

    Clara segera mengembalikan botol yang sudah kosong ke saku celananya setelah usai melaksanakan rencana besarnya. Ia pun mengaduk kopi Noah, lalu memasukkan satu gula lagi di kopinya agar ia terlihat sibuk di depan nampan. “Kopi datang!”Clara tersenyum riang saat meletakkan kopi Noah di sebelah piringnya dan kopinya sendiri di depannya. “Terima kasih,” ucap Noah dengan acuh. “Sama-sama,” balas Clara, masih dengan senyuman lima jarinya. “Dan kurasa kau harus makan dulu sebelum minum kopi demi kebaikan lambungmu,” lanjutnya kemudian. Ivy mengangguk-angguk. “Benar kata Clara. Kau ini memang memiliki kebiasaan buruk dengan minum kopi saat perut kosong.”Cangkir yang sudah di depan bibir kembali Noah letakkan di atas meja. Ia tak bisa mengelak ketika istrinya sudah bersabda. Clara sendiri merasa cukup lega, karena efek cairan cinta yang ia letakkan di kopi Noah cukup banyak sehingga pasti langsung berefek. Ia tak ingin ada Ivy saat efek dari minuman itu mulai bereaksi. Ia harus menci

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 83. Siasat Cairan Cinta

    Clara membanting pintu kamarnya dengan penuh emosi. Semua ini karena Ivy yang sudah berbuat sesukanya.“Kurang ajar. Dia sudah mulai berani,” gumamnya dengan napas pendek-pendek, menahan amarah.Wajah Ivy yang menyebalkan membuatnya makin geram. Bantal di dekatnya menjadi pelampiasan emosi. Ia meninju-ninju bantal itu dengan kekuatan penuh selagi membayangkan wajah Ivy.“Awas saja. Akan kubuat kau menyesal,” geram Clara.Ada sebuah ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Mengundang senyuman kecil yang penuh kelicikan.“Aku hampir melupakan ide itu.”Clara segera membuka laci mejanya, lalu meraih botol kecil yang baru ia beli melalui daring beberapa hari yang lalu.“Aku tahu kalau kau akan bermanfaat, tapi aku tak tahu kalau akan kugunakan secepat ini,” ucap Clara dengan tertawa girang sambil menatap botol berisi cairan cinta itu.Clara segera memasukkannya ke dalam saku, lalu buru-buru kembali keluar dari kamar untuk melancarkan aksi.Sebentar lagi Noah akan berangkat kerja dan biasan

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 82. Perang Dingin

    Sudah satu minggu terakhir Clara telihat berbeda. Bukan hanya Ivy yang merasakan perubahan sikap Clara, tapi juga Noah.“Aku merasa ada hal busuk yang sedang dia rencanakan,” ungkap Noah.Ivy memberengut. “Kau terlalu berpikir buruk. Bagaimana kalau dia memang sudah menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki semuanya.”“Itu lebih tak mungkin lagi.”Ivy tak bisa menahan helaan napas panjangnya saat ia dan Noah kembali berbeda pandangan. Noah masih berjalan kesana-kemari dengan wajah bingung.Tanpa bicara pun, Ivy bisa menebak bagaimana isi kepalanya.“Cobalah untuk tak terlalu mencurigainya,” pesan Ivy, yang langsung mendapat lirikan tajam dari Noah.Langkah Noah yang tak menentu itu bahkan sudah berakhir. Kini, ia berdiri di depan Ivy dengan tangan yang menyilang di depan dada.“Dan kau juga cobalah untuk tak selalu berprasangka baik. Aku tahu kalau pada dasarnya kau memang baik sehingga menyangsikan setiap kejahatan orang lain. Tapi… ayolah, Sayang.”Noah mengelus pipi Ivy. Berhara

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 81. Tertangkap Basah

    “Iya. Aku sudah mengirim beberapa berkas yang kudapatkan ke email. Kau sudah mengeceknya?”Ivy mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu kanan karena tangannya sibuk membereskan beberapa lembar catatan yang ia buat semalaman.Di balik telepon, terdengar suara Ezra yang berat dan lelah.“Ya, aku sudah mengeceknya. Akan kubaca sekarang. Hacim!”Dahi Ivy berkerut. Ia memindahkan ponselnya ke telinga kiri setelah berkas-berkas di tangannya sudah dimasukkan ke dalam laci.“Kau sakit?” tanyanya.“Ya. Sedikit flu. Sepertinya terlalu lelah. Pekerjaanku agak berat akhir-akhir ini.”Seketika perasaan bersalah menyeruak ke seluruh relung hati Ivy. Tanpa bertanya pun, ia tahu kalau semua kesusahan Ezra juga disebabkan oleh ayahnya.“Kalau begitu istirahatlah dulu. Baca data dariku nanti saja,” ucap Ivy sungguh-sungguh.Ia sudah cukup merasa bersalah pada Ezra dan ia akan makin tak enak hati jika membuatnya semakin kerepotan.“Tak apa. Kita juga harus bertindak cepat agar semuanya kembali sepe

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 80. Sebuah Rencana

    Ivy berdiri diam di depan pintu kamar tamu yang akan ditempati Noah dengan cukup lama. Tangannya ragu saat ingin memutar knop pintu. Namun, ia harus memastikan kebenaran ucapan Clara.“Ivy?”Ivy tersentak saat pintu itu terbuka dari dalam. Noah berdiri di depannya dengan bingung.“Kenapa hanya berdiri di sini? Tak masuk?” tanyanya.“Ini mau masuk,” balas Ivy.Noah memundurkan langkahnya agar Ivy bisa berjalan maju dan masuk ke kamar tamu. Ia membiarkan Ivy memandang kamar yang masih berantakan itu dengan keheranan.“Pasti ada yang ingin kau bicarakan padaku, kan?” tebak Noah.Ivy yang sedang memperhatikan koper Noah hanya berdehem. Ia berjalan mendekati koper itu dan merapikan sisa pakaian yang belum diletakkan di lemari.“Mau bicara apa?” Noah kembali bertanya dengan berjalan mendekati Ivy.Noah lupa dengan niatnya untuk keluar kamar mencari minuman. Baginya, Ivy memang bagai magnet yang selalu menariknya.“Ada sesuatu….”Ivy menundukkan kepalanya. Ia tak berani memandang mata Noah k

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 79. Jebakan Licik

    “Aku sedih sekali melihat Noah yang menurut saja pada Ivy. Dia selalu dimanipulasi olehnya, jadi aku ingin membebaskan Noah.”Clara berusaha memancing emosional Kyla agar berada di pihaknya, tetapi menghadapi Kyla sepertinya hal yang cukup sulit saat melihat tatapan oenuh selidiknya.“Dan apa hubungannya membebaskan Noah dengan alasanmu pura-pura pingsan?” tanya Kyla dengan mata menyipit.Clara gelagapan, tetapi ia segera memutar otaknya untuk terus berbohong.“Ivy tak berani menyakitiku kalau aku masih terlihat lemah dan Noah pun jadi iba padaku, jadi saat aku masih terlihat sakit Noah bisa lebih peduli padaku. Di saat itu aku akan membuatnya sadar secara perlahan dan menjauhkannya dari kakakku.”Kyla tetap diam. Ia tak menunjukkan reaksi apapun setelah mendengar semua penjelasan Clara. “Tolong aku. Katakan saja pada mereka kalau aku harus diperlakukan hati-hati. Itu saja,” pinta Clara dengan menangkupkan kedua tangannya, memohon dengan raut memelas.Kyla menghela napas panjang. Sem

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 78. Pura-pura

    Kyla baru saja turun dari mobilnya saat mendapatkan telepon dari Noah. Yang mana hal itu membuatnya terkejut karena Noah tak pernah menghubunginya semenjak mereka lulus.Mereka hanya bertemu sesekali di reuni, itu pun tak pernah lebi dari lima kali sejak kelulusan mereka bertahun-tahun yang lalu. Selama ini, ia hanya mengetahui kabar Noah melalui media massa. Termasuk kabar jatuhnya perusahaannya di tangan ayah mertuanya.“Kenapa ini?” gumamnya sambil menatap layar ponselnya yang masih menunjukkan nama Noah besar-besar.Kyla berdehem keras sebelum akhirnya mengangkat panggilan itu. Bohong jika ia merasa biasa dan tenang saat mendengar suara Noah, orang yang dulu ia sukai.“Halo? Ada apa, Noah?” tanyanya.“Kyla, apa kau masih di rumah sakit?” Noah balik menjawab dengan pertanyaan..Kyla mengerutkan dahinya. Ia tak mengira kalau Noah akan menanyakan keberadaannya. Sebenarnya apa yang dia inginkan?“Aku baru pulang. Kenapa?”“Oh, syukurlah. Apa kau bisa ke rumah? Adik iparku jatuh pingsa

  • Jerat Dendam CEO Kejam   Bab 77. Di Balik Senyuman

    “Sudah kukatakan padamu berulang kali kalau kau harus menjaga ucapanmu di depan Clara! Lihatlah apa yang terjadi karena perbuatanmu!”Ivy menatap Noah dengan penuh kekecewaan, sedangkan Noah hanya berdiri di depannya dengan berkali-kali menghela napas panjang.“Dan sudah kukatakan juga kalau Clara yang memulai duluan,” balas Noah.Mereka sudah berdebat alot sejak Clara jatuh pingsan. Namun, perdebatan itu sama seperti yang sudah-sudah. Mereka hanya terus meluapkan emosi tanpa hasil yang berarti."Walau Clara memancingmu, harusnya kau bisa menahan diri. Clara baru sembuh, Noah...," ucap Ivy dengan memelas.Noah tahu kalau Ivy sudah putus asa, tapi ia pun juga merasakan hal yang sama."Dia nanti akan semakin kurang ajar kalau dibiarkan saja. Dia bahkan sudah semena-mena di rumah ini dengan merampas kamar kita!" ucap Noah."Setidaknya beri Clara waktu untuk beradaptasi. Dia mungkin suntuk karena menghabiskan banyak waktu di rumah sakit,” pinta Ivy dengan suara yang lebih rendah.Noah mer

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status