Share

Bab 38

Pagi ini awan tampak kelabu. Mentari belum juga datang, dan sepertinya rintik hujan mulai turun. Jendela yang sejak tadi Aro pandangi mulai basah. Lelaki itu terdengar menghela napas, kakinya bergerak menjauh dari jendela yang sejak tadi ditatapi. Pria itu berbalik, berjalan mendekat pada ranjang.

Ranjang itu tidak kosong. Ini masih di kamar Bulan. Dan perempuan itu di sana. Masih tidur, bergelung dalam posisi meringkuk di bawah selimut tebal. Dua selimut. Aro menambahkan satu dini hari tadi karena Bulan menggigil dan terus mengigau soal suhu yang rendah.

Oh, bukan. Aro bukan kasihan. Ia hanya belum ingin Bulan mati dan kesenangan menyiksa perempuan itu selesai. Tidak untuk alasan yang lain.

Perempuan itu masih belum terjaga, padahal Aro sudah duduk di kursi yang ditempatkan di sebelah ranjang. Pria itu menatap tajam, berlama-lama. Namun, Bulan terus tidur seolah tak takut pada wajah penuh kemarahan yang Aro perlihatkan.

Pandangan Aro jatuh ke telapak tangan Bulan yang keluar dari sel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status