Share

bab 229

last update Last Updated: 2022-12-16 07:30:30

Arya mendesah pelan, dia menyerah untuk memaksa Seruni bicara jujur. Sangat tidak mungkin.

"Ya sudah kalau memang tidak mau bilang. Hanya saja aku minta sama kamu, Sayang, saat kamu siap untuk membagi apa yang menjadi kekhawatiran dan pikiran kamu, ada aku yang akan siap selalu mendengarkan semua keluhanmu. Atau ... kamu ada keinginan?"

Lagi Seruni menggeleng.

"Baiklah, susunya diminum dulu, aku mau ngabarin ibu soal kondisi kamu, pasti ibu sangat khawatir," ujar Arya.

"Ayah sudah makan?" tanya Seruni yang baru ingat sejak Arya kembali dari menjemput Aji, dia belum melihat suaminya makan.

Begitu juga Arya yang seakan baru menyadari kalau dia belum mengisi perut sejak siang tadi, selain makanan ringan yang dibawa Sukma sebagai bekal di perjalanan. Pantas saja dia merasa perutnya perih. Mengkhawatirkan keadaan Seruni, dia jadi lupa menelan makanan untuknya sendiri.

"Belum," kata Arya yang membuat Seruni merasa bersalah, karena terlalu sibuk mengurusnya Arya jadi mengabaikan keseha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 230

    Aji memindai semua isi kamarnya. Semua masih sama dengan saat dia pergi dengan kemarahan atas kebenaran yang terungkap. Inisial namanya dan Seruni, masih menempel di tembok di bawah photonya saat masih duduk di bangku SMA dulu, juga di pintu depan kamarnya. AS--Aji dan Seruni. Sangat jelas, namun tak seorangpun dari keluarganya tahu, kalau itu singkatan namanya dengan Seruni. Bukan dari inisial namanya sendiri, Aji Seta. Terlalu rapi bukan? Semua tertipu dengan nama itu. Aji tidak pernah tahu, kalau Seruni pernah menangis tersedu di dalam kamar mandi miliknya, menatap Inisial nama mereka dengan hati tercabik merasa telah berkhianat, terus meminta maaf saat melihat photonya yang tergantung di sana. Semua tersimpan rapi dalam balut rahasia yang Tuhan kemas agar tak terungkap, hanya mereka berdua, dan kamar itu yang menjadi saksi. Bisu. Dan selamanya akan tetap membisu. Jemari Aji bergetar, menyentuh huruf yang disandingkan dengan huruf pertama namanya. Dia ingat, saat dia menempel h

    Last Updated : 2022-12-16
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 231

    Rara melajukan motor matic-nya menuju rumah Seruni, membawa rantang berisi semur ayam, dan perkedel jagung buatan ibunya untuk diberikan pada kakak perempuannya itu. Udara segar menyambut, hembusan angin menerpa wajahnya, dingin. Namun menyejukkan. Melewati jalan yang menuju ke arah rumah Tirta, Rara jadi teringat dengan peringatan dari Lastri agar dia tidak berusaha akrab dengan Aji. Ingin bertanya alasan dari ibunya kenapa berkata begitu, namun gelengan kepala dari Lastri menahan bibirnya untuk lebih lanjut bertanya. Biarlah, toh dia juga hanya kagum dengan sosok Aji, setelah mendengar kelebihan lelaki itu masa sekolahnya dulu.'Eh, suka senyumnya juga. Manis banget!' Rara terkekeh sendiri, untung dia sedang melaju di atas motor, jadi tidak ada yang memperhatikan tingkah konyolnya tertawa sendiri.Motornya berbelok begitu memasuki gang menuju ke rumah Seruni, lima puluh meter kemudian, rumah yang dituju pun terlihat. Dia mengernyit heran, saat melihat mobil Arya sudah terparkir di

    Last Updated : 2022-12-17
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 232

    Sukma mengetuk pintu kamar Aji, anaknya itu belum terlihat keluar dari kamar sejak pagi menjelang. Apa Aji masih tidur dan tidak solat subuh?"Ji?!"Hening, tak terdengar suara apapun dari dalam kamar. Menekan pegangan pintu yang ternyata tidak dikunci, Sukma melongokkan kepala melihat ke dalam kamar. Kosong. Kemana Aji pergi?"Loh, kok nggak ada?" melangkah masuk, Sukma menuju ke kamar mandi di sudut ruangan, mungkin saja Aji sedang mandi karena pintu itu tertutup rapat.Namun lagi Sukma tak mendengar ada suara gemericik air dari dalam. Kosong kah?"Ji! Kamu di dalam?" Sukma mengetuk pintu, menunggu suara Aji terdengar menjawab. Tapi kembali hening, rupanya di dalam sana pun Aji tidak ada.Menghilangkan rasa penasarannya, Sukma juga membuka pintu kamar mandi perlahan, dengan kembali memanggil nama Aji."Ji?!" Kosong. Aji juga tidak ada di dalam kamar mandi ternyata. "Kemana Aji?" gumamnya semakin penasaran sang anak tidak ditemukan. Melangkah ke luar kamar, Sukma mendekat pada Tir

    Last Updated : 2022-12-18
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 233

    Aji terbangun karena desakan kantung kemihnya yang penuh, udara dingin tempat kelahiran, rupanya membuat dia perlu beradaptasi kembali agar lebih bersahabat dengan keadaan. Setelah menuntaskan hasrat alamnya, Aji menoleh pada jam yang menempel di tembok, jam empat tiga puluh menit dini hari. Sayup suara nadhom dari masjid yang berjarak lumayan jauh dari kediaman Tirta Subrata, membuat Aji mengurungkan niatnya untuk kembali tidur. Sebentar lagi adzan akan berkumandang, lagipula kantuk itu seakan lenyap dengan basuhan air dingin yang seakan menggigit kulit, saat dia di kamar mandi tadi.Memilih akan pergi ke masjid, Aji mencari bajunya yang masih tersimpan dalam koper. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Aji kembali ke kamar mandiri untuk sekedar membasuh muka dan gosok gigi, lalu berwudhu siap untuk melaksanakan solat Subuh di masjid.Keluar dari kamar, Aji menoleh ke kamar orang tuanya yang masih tertutup rapat, bahkan sedikitpun dia tidak mendengar suara dari dalam sana. Berpikir

    Last Updated : 2022-12-19
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 234

    Aji yang baru beres melangitkan doa, bergegas keluar dari dalam masjid, begitu menyadari dia pergi tanpa pamit pada Sukma dan Tirta. "Den Aji?" sapa Uus yang sudah mengenal Aji sejak masih kecil, dengan tatapan tak percaya. "Eh, Mang Uus? Ya Allah, sekarang jadi marbot di sini?" tanya Aji mendekat dan menyalami pria paruh baya itu, dulu Uus adalah salah satu pekerja di ladang milik ayahnya juga. "Beneran ini Den Aji?" Uus masih belum yakin. "Iya, Mamang, ini Aji. Anaknya ayah Tirta sama ibu Sukma, adiknya a Arya." dengan lengkap Aji menyebut anggota keluarganya. "Syukur alhamdulillah kalau Aden sudah kembali. Ya Allah, seneng banget Mamang bisa ketemu sama Den Aji lagi." Uus menggoyangkan tangan Aji kuat. "Sama, Mang, Aji juga seneng bisa ketemu lagi sama Mamang." "Jangan pergi jauh lama-lama lagi, Kasep, kasian juragan Tirta," ujar Uus membuka sedikit hal yang tidak diketahui Aji. "Memangnya ayah kenapa, Mang?" "Ya itu, merasa sepi katanya nggak ada Aden, kangen juga. 'Mana

    Last Updated : 2022-12-19
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 235

    Mendengar Tirta sudah lapar, Sukma menenangkan dirinya dari kecemasan yang berlebih, benar yang Tirta katakan, di negeri orang saja Aji bisa menjaga diri dengan baik, kenapa di tempat kelahirannya tidak?"Baiklah, ayo kita sarapan.""Den, sarapannya keburu dingin lagi, apa perlu dihangatkan?" Asih bertanya begitu kedua majikannya kembali ke ruang makan."Tidak perlu, Bi. Seadanya aja.""Oh, iya. Emm, tapi itu, Den ....""Kenapa, Bi?""Itu ... apa den Aji tidak perlu dibangunkan untuk diajak sarapan?" tanya Asih menatap Sukma."Ajinya juga nggak ada, Bi. Belum pulang," jawab Sukma membuat kening Asih mengernyit heran.'Kapan den Aji pergi lagi?' "Memangnya den Aji pergi kemana?""Dari subuh Aji pergi ke masjid dan belum kembali, entah kemana dulu itu anak, bikin cemas saja," gerutu Sukma gemas, Tirta hanya diam mendengar kekesalan yang bercampur rasa cemas dari istrinya.Asih semakin heran dengan perkataan Sukma. "Belum pulang?""Iya, si Asep barusan pulang dari nyusulin Aji nggak ket

    Last Updated : 2022-12-19
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 236

    Mendengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan, Tirta yang sudah selesai sarapan melangkah ke depan, meski sudah menebak kalau yang datang adalah anak dan menantunya. Tirta menatap mobil yang terparkir di pekarangan, namun belum melihat dua orang yang menjadi pemilik mobil tersebut. Melihat sekeliling, Tirta melihat Ade yang tengah membantu Asep juga Dirja menggelar terpal untuk menjemur padi. "De! Arya mana?" serunya mengalihkan perhatian Ade dan bergegas menghampiri. "Ada di mobil, lagi ada yang dibahas sama Den Runi," jawab Ade yang menggunakan panggilan lain untuk Seruni kalau orang lain menanyakan. Tirta menegaskan tatapan ke arah mobil, lalu kembali bertanya pada Ade. "Jadi nyariin pengasuh buat Arun hari ini?" "Jadi, Gan. Setelah ini langsung pergi." Ade menjawab sopan. "Cari yang benar-benar paham ngurus anak ya, De. Jangan yang masih muda belum paham nanti," titah Tirta. "Iya, Gan. Tadi juga sudah dikasih peringatan sama den Runi." "Peringatan?" "Iya, jangan ya

    Last Updated : 2022-12-19
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 237

    Mereka bertukar cerita, Aji tepatnya. Dengan semangat dia menceritakan pengalaman hidupnya selama tinggal di negeri orang, suka duka yang dia lewati sendiri dengan alasan mengejar pendidikan, padahal sebisa mungkin dia membalut perih dan pedih luka hati. Meski gagal, karena hingga detik ini, detak itu masih menyebut Seruni dalam diam. Hela itu masih memanggil Seruni dalam harap, meski jelas tak mungkin akan bisa terjadi.Aji bahkan tak lupa menyebutnya nama Aylin, ada setitik rindu dalam hatinya dengan gadis berhidung mancung itu. Dia lupa untuk mengirim kabar pada Aylin kalau dia sudah berkumpul bersama keluarganya, selamat sampai di pelukan keluarga, juga ... bertemu dengan seseorang penyebab dia nekat pergi dulu.Entah apa yang akan Aylin katakan tentangnya kalau gadis itu tahu, kalau penyebab luka itu adalah wanita yang sudah menjadi istri kakaknya sekarang.Sukma yang mendengar Aji mempunyai seorang teman perempuan, tentu saja merasa senang, tapi keterangan Aji selanjutnya yang m

    Last Updated : 2022-12-19

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status