Share

BAB 42

Penulis: IKYURA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-19 22:15:10

Julia mengayunkan langkahnya meninggalkan Diamond Group saat waktu sudah menunjuk angka tiga sore.

Perempuan itu juga menyempatkan diri untuk berpamitan dengan Arjuna dan Bayusuta sebelum dia meninggalkan kantor.

"Pak, kalau butuh sesuatu tapi ponsel saya nggak aktif, cari saya lewat email, ya?"

"Astaga, Jul. Saya nggak mungkin setega itu minta kamu tetap bekerja disaat kamu sedang sakit begini."

"Tapi juga jangan lama-lama sakitnya, Jul."

"Iya, Pak."

"Jangan lupa ke dokter juga, minta adikmu itu buat nganterin periksa dulu."

"Iya, Pak. Kalau gitu saya pulang dulu, ya? Jangan pada kangen."

"Nye nye nye nye…" cibir Bayusuta. "Eh, by the way, udah sampai sore gini si Kampret belum pulang juga. Dia ke mana, sih?"

"Coba lo telepon."

"Awas aja kalau doi masih berduaan sama si Nenek Lampir, ya!"

Julia yang mendengarnya, memilih untuk tidak mengacuhkannya. Perempuan itu meninggalkan ruangan tersebut, dengan sisa-sisa rasa kesalnya dengan tidak adanya kabar dari Yudhistira.

Setibanya Julia d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 43

    Setelah mengalami pergulatan hebat dalam dirinya, Yudhistira yang tiba-tiba tak sadarkan diri, membuat Lalisa lantas cemas.Beruntung mereka sedang berada di rumah sakit. Lalisa bisa langsung meminta bantuan medis untuk segera memeriksakan kondisinya."Bagaimana kondisinya, Dok?""Pasien hanya mengalami syok, dan hal itu membuat kondisinya jadi drop, hingga jatuh pingsan. Kami sudah memberikan infus agar pasien tetap mendapatkan asupan cairan di dalam tubuhnya. Ditunggu saja sampai pasien sadarkan diri.""Baik, Dok. Terima kasih."Lalisa lantas kembali mendekati brankar di mana Yudhistira kini tengah terlelap di sana. Ada perasaan cemas yang kini tengah menyelimutinya lantaran sudah beberapa jam lamanya pria itu tak kunjung sadarkan diri."Mas?" Lalisa bangkit dan mendekati Yudhistira saat melihat pria itu bergerak. "Mas, kamu udah bangun?"Yudhistira mengerjapkan matanya. Dia lantas mengedarkan pandangan ke sekitar, sembari mengumpulkan kesadarannya."Saya di mana, Lalisa?""Mas Yudh

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 44

    Setelah dipindahkan ke ruang rawat yang sama, akhirnya Julia dan Yudhistira dirawat satu dalam satu ruangan.Dengan dua ranjang tidur yang terpisahkan oleh tiang infus, keduanya diharuskan rawat inap satu malam untuk pemulihan.Segala administrasi sudah diurus oleh Arjuna. Ketiga teman-temannya tengah menunggu di luar koridor, sementara Yudhistira masih saja mendampingi Julia.Ada banyak rasa khawatir yang kini bercokol di hatinya. Membuat Yudhistira enggan meninggalkan Julia meskipun hanya barang sejenak."Ngerasain apa sekarang?" tanya Yudhistira dengan suara pelan. Tangannya masih terlilit selang infus, dia masih membutuhkan cairan untuk pemulihan.Julia menggeleng. "Nggak ada, Pak. Saya baik-baik saja."Yudhistira mengusap wajah Julia yang terlihat memar, sudut bibirnya masih meninggalkan luka di sana. Pria itu lantas mendaratkan kecupan singkat di wajahnya."Kenapa nggak bilang kalau kamu… hamil, Julie?""Saya juga baru tahu tadi, Pak. Tadinya saya pengen nyusulin Bapak ke rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 45

    "Good morning, Bee." Yudhistira mendaratkan kecupan singkat di wajah Julia, lalu kembali memeluk perempuan itu dengan erat.Semenjak percakapannya dengan ketiga sahabatnya semalam. Akhirnya Yudhistira memilih untuk beristirahat saat waktu sudah cukup larut. Alih-alih tidur di ranjang tidurnya sendiri, pria itu memilih untuk tidur di ranjang yang sempit bersama dengan Julia."Good morning, Mas."Julia menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya, masih saja tidak percaya jika dia di sini bersama Yudhistira."Kenapa, sih pakai ditutupi segala, Bee?"Yudhistira menarik selimutnya ke bawah, tapi Julia lagi-lagi menahannya hingga memperlihatkan matanya yang kini tengah menatap pria itu."Malu," bisik perempuan itu."Astaga, malu kenapa coba? Semalaman kita tidur begini, lho.""Iya tahu. Tapi… entahlah."Yudhistira tersenyum. Lalu menarik selimut itu lebih rendah. Tatapan keduanya kembali beradu."Bobonya nyenyak, kan? Badannya ada yang sakit?"Julia menggeleng. "Nggak ada, Mas. Mas gimana?

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 46

    "Hei, Bee, how do you feel?" Yudhistira lantas bangkit dari duduknya, lalu agak membungkuk saat melihat Julia bergerak di sana.Julia lantas mengerjapkan matanya, lalu mengedar ke sekitar. Efek obat bius yang disuntikkan dalam tubuhnya, masih bisa dirasakannya."Haus, Mas. Haus…""Wait a minute, Bee." Dengan cepat Yudhistira meraih segelas air putih di atas nakas, lalu kembali mendekati Julia dan membantunya untuk meneguk minumannya."Pusing, Mas.""Iya, nggak apa-apa. Kamu balik tidur lagi, ya."Yudhistira kembali menidurkan Julia, sesekali mengusap wajahnya yang terlihat berkeringat."Ngerasain apa sekarang?"Julia menggeleng. "Nggak ada, Mas." Lalu perempuan itu meraih tangan Yudhistira, kemudian menggenggamnya dengan erat.Jeda selama beberapa saat keduanya saling berdiaman. Julia masih berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya yang sempat menghilang."Feel better?"Julia mengangguk. "Aku nggak tahu kalau bakalan dibius total tadi, Mas. Aku cuma dengar dokter bilang, kalau aku ngan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 47

    Mereka baru saja menginjakkan kaki di kediaman Julia. Setelah mendapatkan izin dari Dokter Wilson, akhirnya Julia diperbolehkan untuk pulang."Bee, kamu butuh sesuatu?" tanya Yudhistira saat sudah tiba di kamar perempuan itu.Julia menggeleng. Entah mengapa semenjak dia dirawat di rumah sakit, Yudhistira benar-benar banyak bicara sekarang."Mas, aku udah nggak apa-apa. Jangan berlebihan, deh.""Tapi kamu baru aja pulang dari rumah sakit, Bee. Udah, deh jangan ngeyel. Kamu istirahat, okay? Kalau perlu apa-apa, bilang aja. Aku mau nyiapin makan malam buat kamu.""Eh? Mas mau nyiapin apa?" cegah Julia saat pria itu hendak berdiri."Apa lagi memangnya? Bubur atau sup misalnya?""Emang kamu bisa masak, Mas? Jangan aneh-aneh, deh. Kalau aku malah jadi keracunan gimana?""Nggak akan, Bee. Mana mungkin aku ngeracunin kamu. Daripada aku racun, mending aku nikahin, kan?""Bisaan banget, sih?"Yudhistira mendaratkan kecupan singkat di wajah Julia, lalu mengusap puncak kepalanya dengan lembut."W

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 48

    "Mas, apaan sih pakai video call segala?"Suara teguran Julia dari seberang sana, membuat Yudhistira lantas terkekeh. Pria itu menerbitkan senyumannya begitu melihat wajah Julia."Kangen, Bee. Emang nggak boleh video call, ya?"Julia terkekeh. "Ya boleh. Mas lagi sarapan, ya?""Iya, Bee. Kamu sendiri yang nyuruh aku buat mengatur pola makanku, kan? Sekarang aku selalu nurutin apa kata kamu. Kamu lagi di mana, sih?"Aku lagi di belakang rumah, Mas. Tadi habis lihat Mbak Ira nyiramin tanaman-tanaman di belakang rumah, akunya jadi pengen ikut gerak.”“Astaga, Bee. Kamu bukannya harus istirahat, ya? Jangan melakukan apa-apa, biar Mbak Ira yang melakukannya.”“Iya, iya. Ini aku juga udah duduk, kok Mas. Sebenarnya aku udah sehat, Mas. I swear, I feel better right now” Julia tersenyum kecil. Meskipun dia diharuskan beristirahat di rumah, Julia merasa tak lagi kesepian lantaran ada Mbak Ira yang sementara waktu menemaninya di rumah. Yudhistira sengaja menyewa seorang asisten rumah tangga sej

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 49

    “Kenapa muka lo ditekuk kayak lipatan lemak gitu?” Yudhistira menghela napas. Membiarkan Arjuna, Bayusuta, dan Antasena duduk di sofa ruangannya dengan satu tangannya yang memegang segelas kopi masing-masing. Ketiganya baru saja selesai waktu istirahatnya di Despresso Coffee, sementara Yudhistira memilih untuk tidak bergabung dengan mereka lantaran masih ada laporan yang harus dikerjakannya.“Semenjak Julia nggak masuk, nggak ada yang beliin kopi gue,” kelakar Bayusuta dengan entengnya.“Beli sendiri lo!” sungut Yudhistira terlihat kesal.“Iye, iyeee. Nyebelin amat lo lama-lama. Emang biasanya Julia yang beliin kita kopi, kan?”“Kalian ngapain di sini, sih? Nggak ada kerjaan apa?” tanya Yudhistira heran.“Mau ngehibur lo yang lagi bete,” jawab Bayusuta dengan enteng. “Itu si Nenek Sihir pagi-pagi ngapain nemuin lo tadi?”“Nggak apa-apa.” Yudhistira mendesah lelah, lalu bangkit dari duduknya dan langsung bergabung dengan sahabatnya di sofa. “By the way, kapan project dengan Pak Anwar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 50

    "Julie seharian ini baik-baik saja, kan Mbak?" tanya Yudhistira kepada Mbak Ira, pria itu baru saja membereskan piring-piring yang digunakan untuk makan malamnya tadi."Baik, kok Mas Yudhistira. Malah udah kelihatan bugar dan segar habis potong rambut tadi,” jawab Mbak Ira kemudian.Yudhistira mengangguk, lalu menoleh ke arah Julia yang saat ini tengah duduk di sofa dengan setoples keripik kentang di pangkuannya, dengan tatapannya terarah pada kotak catur di atas mejanya. Perempuan itu sedang menyusun papan tersebut, lantaran setelah ini mereka akan bermain."Makasih banyak udah bantu saya jagain Julie, ya Mbak.""Sama-sama Mas Yudhistira, lagian saya kalau di rumah juga nggak banyak yang dikerjakan. Sekarang di sini saya bisa melakukan banyak kerjaan, rasanya senang. Mbak Julie ini pacarnya Mas Yudhistira gitu, ya?”"Iya, Mbak Ira. Rencananya saya pengen ngajak dia nikah.”"Wah, saya ikut bahagia, Mas. Semoga juga Ibu lekas pulih dan membaik, ya Mas. Rasanya kangen sekali, sudah bert

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 80

    JULIA menggeliat di atas tempat tidurnya. Matanya mengerjap menatap langit-langit kamarnya pagi itu. Samar-samar suara kicauan burung terdengar dari luar kamarnya. Aroma wangi dupa khas Bali dan hawa sejuk yang menyelinap masuk, membuat perempuan itu kembali menaikkan selimutnya tinggi-tinggi demi menghalau rasa dingin.Julia lantas menolehkan wajahnya ke samping, dan mendapati suaminya masih terlelap dalam tidurnya. Dia memiringkan badannya agar bisa menatap Yudhistira dengan leluasa bersamaan dengan rasa nyeri pada pangkal pahanya.Julia tersenyum masam. Perempuan itu baru tahu jika hanya dengan menatap tubuhnya yang telanjang bulat, suaminya akan berubah menjadi liar dan maniak. Bahkan dia tidak menyangka jika Yudhistira akan memborgolnya di tiang ranjang, sementara pria itu mencumbuinya dengan membabi buta.“Mas…” desah perempuan itu leher.Satu kakinya diangkat ke atas, sementara kedua tangannya berada di atas tiang ranjang tidurnya dengan posisi tangannya diborgol. Tubuh perempu

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 79

    “Bee…”“Iya, Mas?”“Kamu istri aku, kan?”Butuh jeda selama beberapa saat bagi Julia memahami kalimat yang baru saja dilontarkan Yudhistira. Namun saat pria itu semakin merapatkan tubuhnya agar mendekat, Yudhistira memiringkan wajahnya lalu mencium bibirnya Julia dengan singkat.“I want you, Bee,” bisiknya dan detik itu juga sekujur tubuh Julia meremang.Tidak memberikan kesempatan Julia menjawab ucapannya, pria itu sudah lebih dulu membungkam bibir Julia dengan bibirnya. Rasa hangat yang mendadak menjalar di tubuhnya seketika membuat Julia mempererat pelukannya sembari melingkarkan kedua tangannya ke belakang kepala Yudhistira.Ciuman yang semula lembut, berubah menjadi terburu-buru. Yudhistira semakin memperdalam ciumannya. Gerakannya yang tak sabaran menciptakan gelombang air di sekitarnya, dan hal itu membuat mereka kesulitan bergerak. Dengan mengangkat tubuh Julia sedikit, Yudhistira lantas bergerak ke tepi. Merapatkan tubuh istrinya ke pinggiran kolam, lalu mendesaknya di sana.

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 78

    Pesawat komersial yang diterbangkan dari Jakarta akhirnya mendarat sempurna di Pulau Dewata. Dengan langkah pelan, Yudhistira bahkan sejak tadi enggan melepaskan genggaman tangannya pada Julia.“Aku mau ke toilet dulu, Mas. Mas mau ikut?” Yudhistira menurunkan pandangannya pada tangan mereka yang saling bertautan, lalu terkekeh.“Aku tunggu di sini, ya Bee.”“Iya.”Julia lantas berjalan meninggalkan Yudhistira untuk menyelesaikan urusannya di toilet. Sementara pria itu berdiri merapat ke dinding. Tangannya menyentuh ponselnya, sibuk memastikan jika mobil yang telah disewanya sudah berada di bandara. Pun begitu dengan hotel yang akan digunakan untuk menginap selama tiga hari ke depan.“Udah?” Yudhistira menegakkan posisi berdirinya lalu menghampiri Julia yang baru saja keluar dari toilet. “Udah, Mas. Kita ambil koper dulu, kan?”“Iya. Kebetulan juga mobil yang disewa kita udah menunggu di area penjemputan.”“Mas mau bawa mobil sendiri?”“Iya, dong Bee. Aku lebih nyaman nyetir sendiri

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 77

    “Kalau gitu aku siapin airnya dulu, ya Mas.”Namun baru saja Julia hendak bangkit dari duduknya, Yudhistira sudah lebih dulu menahannya. Julia lantas kembali duduk di pangkuan pria itu dengan tatapannya tertoleh ke arahnya.“Kamu lagi nggak menghindari aku kan, Bee?” tembak pria itu dengan cepat.Julia memalingkan wajah sambil menggigit bibirnya. “Mas… aku sedikit gugup.”“Gugup kenapa?” tanya Yudhistira pura-pura.Julia menautkan kedua tangannya di atas pangkuannya, masih menghindari tatapan Yudhistira. “Kita mau malam pertama sekarang?”Dan detik itu juga Yudhistira tertawa. “Really, Bee?”“Mas, kok ketawa, sih? Emang ada yang salah sama pertanyaan aku, ya?” tanya perempuan itu dengan wajahnya yang ditekuk.“Bee, astaga. Kamu dari tadi menghindari aku cuma karena kepikiran soal malam pertama?”Julia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Bibirnya terkatup rapat dengan wajahnya yang ditekuk. Agak kesal lantaran Yudhistira justru menertawainya.“Mas, aku serius, lho.”Yudhistira lan

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 76

    "Titip Julia, ya Nak. Babak baru dalam hidup kalian baru saja dimulai. Papa berharap kamu bisa menjaga Julia." Lalu Nicolas menoleh ke arah Julia. "Baktimu sekarang untuk suami. Jadi istri yang baik, ya Nduk.""Iya, Pa."“Saya akan menjaga Julia, Pa.”Julia memeluk Nicolas dengan erat, air matanya jatuh membasahi wajah cantiknya. Dia tidak pernah merasakan sebahagia ini sampai-sampai dia terharu dan hanya bisa menangis."Selamat, ya Sayang. Semoga kalian bisa menjalani bahtera rumah tangga dengan baik. Mama akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."Julia lantas menarik diri lalu berhambur memeluk Marsya. Dia bisa merasakan hangatnya pelukan sang ibu. Ada kebahagiaan tersendiri yang kini tengah dirasakan Julia."Makasih banyak, Ma."Sementara Yudhistira menepuk punggung keduanya, ikut merasakan kelegaan yang luar biasa.Masih diselimuti dengan suasana haru, Julia berulang kali menundukkan wajahnya. Perempuan itu khawatir jika penampilannya kali ini sudah berantakan akiba

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 75

    JULIA diam mematung di depan layar kaca yang berukuran cukup besar saat Disha sibuk merias wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, lantaran hari ini akan menjadi hari bersejarah dalam hidupnya.Dengan riasan yang sederhana juga balutan dress berwarna putih gading. Julia terlihat begitu cantik dan memesona. Tidak ada riasan mewah dan berlebihan. Karena sejak awal mereka memutuskan untuk menggelar pernikahan sederhana di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta.Pun begitu dengan tamu yang diundang. Sebagian dari mereka hanyalah staf Diamond Group dan kerabat keluarga terdekat yang kebanyakan dari mereka dibawa dari Yogyakarta. "Gugup ya, Mbak? Mbak cantik banget, kok. Mas Yudhistira pasti pangling banget lihat Mbak Julia nanti.”Suara teguran Disha yang memecah keheningan sontak membuat Julia yang tadinya hanya diam, lantas memaksakan diri untuk tersenyum sembari menatap Disha dari pantulan kaca yang ada di hadapannya."Kelihatan, ya?"Disha mengulas senyum. "Banget. Santai, Mbak. M

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 74

    "Apa beneran kita nggak bisa ketemu, Bee? Sebentar saja gitu? Aku kangen sama kamu."Terdengar kekehan dari seberang sana, dan Yudhistira menyadari jika calon istrinya itu tengah menertawakannya."Apa cuma aku yang kangen sama kamu, sementara kamu nggak kangen?" ujar pria itu setelah tak kunjung mendapatkan jawaban dari Julia.Bagaimana bisa pria yang besok akan menyandingnya di hadapan penghulu, juga berdiri di sampingnya di atas pelaminan itu terlihat kecewa seperti bocah tantrum?"Bee…""Astaga, Mas. Kamu nggak paham makna pingitan atau gimana, sih?""Emang nggak paham! Aku kangen sama kamu, titik. Dan sekarang aku pengen banget ketemu sama kamu!" sahut Yudhistira dengan cepat."Tinggal menghitung jam saja, Mas. Nanti malam aku sama Papa dan kerabat yang lainnya bakalan ke hotel, kok.""Jadi kita bisa ketemu nanti malam?""Nggak, dong. Kita ketemunya besok pas mau dirias."Yudhistira meraup wajahnya dengan gusar. Dia sangat yakin jika tradisi pingitan ini tidak semua orang melakuka

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 73

    “Bee, belum siap?”Julia baru saja selesai melangsungkan ritual mandinya. Dia masih mengenakan handuk yang melilit tubuhnya saat Yudhistira baru saja tiba di rumahnya."Maaf, Mas. Tadi Disha telepon. Aku sampai lupa waktu pas ngebahas soal dekorasi dan venue sama dia. Makanya aku baru selesai mandi. Aku ganti baju dulu, deh.""Ya udah."Julia lantas menghilang dari balik pintu kamarnya, sementara Yudhistira menunggunya di sofa dengan satu tangannya yang memegang ponselnya.PENANGKARAN BUAYA DIAMOND GROUPBayusuta Bimantara: @Yudhistira lo di mana, Nyet? Belum sampai venue juga?Yudhistira Ghautama: barusan kelar mandiin Julia.Bayusuta Bimantara: Bangsat! Bisa-bisanya lo!Yudhistira Ghautama: apaan sih lo? Kalau kangen bilang!Bayusuta Bimantara: Jijik!Yudhistira Ghautama: Mentang-mentang sekarang udah ada Dek @Divya ya, Beb?La Divya Kamandaka: apa nih saya disebut-sebut?Bayusuta Bimantara: Sejak kapan ada anak bayi di grup ini, sih?Yudhistira Ghautama: Hai, Dek @Divya ❤Bayusuta

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 72

    Yudhistira terkekeh saat Mahesa membanting pintu pantry sembari menahan wajah kesalnya. Pria itu menoleh ke arah Julia lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir perempuan itu."Mumpung si Anak Singa udah nggak ada, mau dilanjut lagi?"Seketika Julia membelalak. "Mas!"Yudhistira terkekeh. Dia meraih sejumput rambut perempuan itu, lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Wajah Julia yang terlihat sedikit berantakan membuat Yudhistira tidak habis pikir dengan tindakannya barusan."Aku tunggu di kantin nanti jam satu ya, Bee. Makan siang bareng sama sekalian bahas persiapan pernikahan kita.""Harus banget dibahas di kantor?""Kalau bahasnya di rumah kamu atau di apartemenku, bisa-bisa malah bahas yang lain-lain, Bee." Yudhistira mengerling nakal ke arah Julia. "Nggak tahu aja kalau nunggu dua bulan lamanya itu berasa kayak dua abad! Kasian yang di bawah sana udah meronta-ronta pengen diajak goyang.""Astaga, Mas! Yang ini dulu gimana? Pak Mahesa pasti ngamuk sama aku," ujar Julia dengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status