Beranda / Romansa / Jerat Cinta Mr. Suh / Dalang di balik Penjebakan

Share

Dalang di balik Penjebakan

Penulis: Putri Hariyono
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-25 15:26:17

Seperti kehilangan kata-kata, Soraya menurut saja dengan perintah bos-nya. Selain enggan berbicara banyak, Soraya juga merasa sangat lapar.

Sambil mengunyah potongan croissant yang disuapkan oleh Johnny, tatapan Soraya tak luput dari pria berambut coklat gelap itu. Sampai tiba, suara pintu yang diketuk dari arah luar, memecah keheningan di antara mereka berdua.

"Masuklah, Kevin." Johnny langsung menyuruh orang yang mengetuk pintu untuk masuk. Dia tau siapa yang datang.

"Selamat pagi, Jo." Benar, Kevin adalah orang yang mengetuk pintu kamar tadi. 

Meluaskan pandangannya, betapa terkejutnya Kevin ketika melihat Soraya berada satu kamar dengan bos-nya. Dia bahkan sampai mengucek matanya, memastikan benar tidaknya bahwa gadis itu Soraya. Bagaimana mungkin, pikirnya.

"Apa yang kamu lihat, Kevin. Ya, dia Soraya. Teman pacar kamu." Johnny yang mengerti akan keheranan Kevin, lantas langsung menjelaskan tanpa ditanya oleh Kevin yang diketahuinya sedang menjalin hubungan dengan sahabat Soraya.

"Ha ... emm. Iya." Kevin gelagapan. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ingin bertanya lebih lanjut, tapi dia takut pada bos-nya itu. Meskipun berteman dekat, Kevin merasa sangat takut dengan kemarahan Johnny. Jadi, dia memilih hanya mengiyakan saja perkataan bos-nya.

"Sudah tau siapa yang melakukan semua ini?" tanya Johnny pada Kevin. Dia beranjak dari pinggir tempat tidur, menuju sofa di ruangan itu untuk berbicara dengan Kevin.

"Iya, Jo. Aku sudah mulai menyelidikinya. Marcell Widianto dalang di balik semua ini. Dengan sengaja dia mencampurkan pil perangsang pada minuman kamu dan pada salah satu wanita yang hadir di pesta malam tadi. Tapi saya tidak menduga, bahwa wanita itu, Soraya," jelas Kevin yang dengan sigap menyusuri masalah yang di hadapi oleh bos-nya.

Johnny menautkan alisnya mendengar penjelasan dari Kevin. Nama Marcell Widianto sangat asing di telinganya. "Siapa dia? Lalu apa motifnya melakukan ini semua? Sepertinya dia juga bukanlah rival bisnis perusahaan kita."

"Benar sekali, Jo. Jelas saja kamu tak mengenalnya. Marcell itu pemilik Mars Company. Perusahaannya bergerak di bidang farmasi. Dia tak berkaitan dengan perusahaan kita. Namun fakta yang baru diketahui, Marcell memiliki hubungan gelap dengan Keisha." 

Mata Johnny terbelalak kala mendengar nama Keisha keluar dari mulut Kevin. Jelas saja, Johnny sangat hapal dengan nama tersebut.

Keisha Gisselyn. Ia adalah wanita yang sering bersama Johnny. Meski tanpa tautan status hubungan yang jelas, namun Johnny dan Keisha cukup dekat. Tak hanya hubungan biasa, bahkan mereka seringkali tidur di satu ranjang, dan melakukan hubungan terlarang.

"Hubungan gelap katamu? Apa maksudnya?" heran Johnny.

"Iya, Jo. Marcell Widianto itu lelaki beristri. Keisha ialah wanita simpanannya. Sebab itu aku mengatakan bahwa hubungan mereka adalah hubungan gelap. Selain kamu, Marcell-lah yang membiayai hidup mewah Keisha selama ini," jelas Kevin dengan sangat yakin.

Johnny tersenyum miring mendengar penjelasan dari Kevin. 

"Bukan hanya itu, ternyata Keisha mendekati kamu selama ini karna suruhan dari Marcell. Dia ingin mengeruk kekayaan kamu melalui Keisha. Karna Keisha tak berhasil memperdaya kamu terlalu dalam, lalu Marcell sendiri turun tangan untuk menjatuhkanmu, itupun, tanpa sepengetahuan Keisha," lanjut Kevin yang dengan semangat membongkar keburukan wanita bernama Keisha itu.

Sebab, jujur, Kevin sangat tak suka melihat wanita yang selalu berpakaian seksi itu dekat dengan bos yang sudah bertahun-tahun bersamanya. Baginya, Keisha seperti racun yang terus saja ingin menghabisi Johnny secara perlahan.

"Aku yakin, pasangan busuk itu pasti ada motif lain dibalik ini semua. Tapi, sudahlah. Kita pikirkan itu nanti saja. Sekarang, bantu aku mengurus dia." Johnny menoleh ke arah Soraya yang duduk termenung di atas kasur. Soraya bahkan tak menghiraukan keberadaan Kevin yang sedari tadi terheran dengannya.

"Okelah, Jo. Aku akan mengantar Soraya. Mobil kamu ada di parking area. Ini kuncinya. Biar aku bawa mobil yang satunya," kata Kevin.

"Tidak. Aku yang akan mengantarnya. Kamu kembali ke kantor. Tolong handle dulu urusan kantor hari ini. Aku mungkin tidak masuk," cegah Johnny. Alih-alih membiarkan Soraya pulang dengan Kevin, dia lebih memilih untuk mengantar Soraya sendiri, dan meminta Kevin mengurus perusahaannya. 

Kevin merupakan orang kepercayaan Johnny. Meski statusnya hanya sebagai asisten pribadi dalam pekerjaan, namun Johnny sudah menganggap Kevin sebagai saudaranya sendiri, begitupun sebaliknya. Maka dari itu, Kevin tak segan hanya memanggil Johnny dengan nama saja, dan itupun atas permintaan Johnny sendiri.

Kevin sudah bersama Johnny sejak SMP, sampai kini usia mereka sudah memasuki kepala tiga. Kevin selalu bisa diandalkan oleh Johnny. Maka dari itu, sampai urusan kantorpun, Kevin yang dipercaya untuk mengurusnya.

Kevin yang masih heran dengan sikap Johnny itu, menurut saja atas perkataannya. "Baiklah, Jo. Kalau begitu, aku permisi," ucap Kevin, sembari berlalu meninggalkan kamar.

Johnny menghampiri Soraya yang masih duduk termenung di atas kasur. "Kita pulang?"

Soraya mengangguk, dan beranjak dari tempat tidur. Dia masih meringis menahan perih di bagian intinya ketika menurunkan kedua kakinya dari tempat tidur. Tidak tau, apakah karna dirinya yang memang baru pertama kalinya berhubungan intim, atau karna Johnny yang bermain terlalu kasar di luar kesadarannya.

Melihat Soraya meringis sampai menggigit bibir, Johnny kembali merasa bersalah. "Sorry. Sakit sekali, ya?"

Soraya memejam sekilas, lalu menatap wajah tampan CEO perusahaan tempatnya bekerja itu. Masih dengan tatap benci dan dendam yang menguasai dirinya. Meskipun, tak dapat dipungkiri, hati kecilnya mulai terusik oleh perlakuan manis yang ditujukan Johnny padanya sejak tadi. Juga ucapan maaf yang terdengar begitu tulus dari mulut Johnny, membuatnya merasa begitu sesak.

"Apa mau saya gendong?"

Soraya lantas menggelengkan cepat kepalanya. Rambutnya yang masih tergerai, ikut bergerak lembut mengikuti arah pergerakannya.

"Ya sudah, ayo. Pelan-pelan saja jalannya. Saya ada di samping kamu." 

Lagi-lagi, ucapan Johnny menusuk lubuk hati Soraya. Kalimat manis itu sangat terasa menyiksanya. Tak menyangka, jika Johnny yang sering dia sebut dengan 'Bos Killer' karna sangat mudah marah dan memaki orang seenaknya, berubah menjadi makhluk manis pagi ini. 

 "Apa bapak melihat ponsel saya?" Soraya yang sudah tersentak dari renungnya, menyadari bahwa ponselnya tak terlihat sejak tadi.

"Tidak. Kamu menaruhnya di mana?" tanya Johnny 

"Ada di tas. Tas saya juga tidak ada." 

Johnny menggendikkan bahunya. Dia memang sama sekali tak melihat barang-barang Soraya. Bagaimana mereka berdua bisa sampai di kamar ini pun juga bahkan tidak tau.

"Nanti saya minta layanan hotel buat bantu cari. Kalau belum ketemu, nanti beli yang baru saja. Sekarang, ayo, kita pulang. Keluarga kamu pasti khawatir sekali karna kamu tidak pulang semalaman."

Johnny menggenggam jemari Soraya, lalu beranjak meninggalkan kamar tempat mereka menginap malam tadi. Soraya hanya termangu mendapati perlakuan Johnny padanya. Dia mengikuti langkah Johnny yang menggenggam erat jemarinya. 

Sampai di area parkir, Johnny lebih dulu masuk ke dalam mobil, duduk di depan setir. Sementara Soraya, masih berdiri saja di luar. Dia tampak bingung, harus duduk di sebelah mana.

"Tunggu apa lagi, ayo masuk, Soraya," pinta Johnny setelah menurunkan kaca mobilnya.

"Duduk di mana?"

Pertanyaan konyol Soraya membuat Johnny sampai menepuk jidatnya.

"Di sini. Silahkan masuk."

Meredam semua emosinya pada Soraya saat ini, Johnny kembali ke luar dari mobil, hanya untuk membukakan pintu untuk Soraya. Soraya melirik sekilas ke arah Johnny, lalu duduk di kursi bagian depan. Tepatnya di sebelah Johnny.

Melajukan kendaraan meninggalkan hotel menuju ke rumah Soraya. Namun sebelum itu, Johnny singgah ke store ponsel merek ternama terlebih dahulu.

"Turun sebentar," pintanya pada Soraya sesampai di store besar itu.

"Tidak. Saya di sini saja," tolak Soraya.

"Saya tidak tau selera kamu. Jadi, ayolah. Sebentar saja." 

Tanpa menunggu jawaban Soraya lagi, Johnny langsung membuka seatbelt yang terpasang di badan Soraya, sampai wajah mereka menjadi sangat dekat.

Johnny memandang Soraya lekat. Memperhatikan wajah manis dengan kulit putih hingga seperti memancarkan sinar. Dia tak menyangka, bahwa Soraya ternyata secantik ini. 'Ini sangat sempurna' batinnya.

Soraya yang sadar karna telah ditatap oleh bos-nya itu, langsung marah melihatnya. Dia kembali ingat bahwa Johnny sudah menghancurkan hidupnya saat ini. Soraya mendorong tubuh Johnny hingga pria itu tersentak.

"Emmm ... Maafkan aku." Johnny yang sadar akan ketidaksukaan Soraya saat ditatapnya begitu lekat, langsung meminta maaf.

Johnny kemudian ke luar dari mobil, dan kembali membukakan pintu untuk Soraya yang diperlakukan layaknya seorang ratu. Setelah pintu terbuka, Johnny pun kembali ingin menggenggam jemari Soraya agar berjalan bersamanya.

Namun tangannya ditepis dengan cepat oleh Soraya. "Aku bisa jalan sendiri. Tidak perlu memegangku seperti itu." 

Berbeda dengan saat berada di hotel tadi, Soraya menolak tangannya digandeng Johnny. Tak tau mengapa, emosinya seperti naik turun. Semakin pria itu berlaku manis padanya, semakin besar pula kebencian Soraya. 

Mengerti akan alasan dari sikap Soraya, Johnny yang sedang berusaha meruntuhkan egonya itu, kini melemparkan senyuman dan mengangguk pelan pada gadis itu. "I see. Sekarang turunlah. Saya akan ganti ponsel kamu yang hilang."

Bab terkait

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Menghadap Keluarga

    Usai memilih ponsel baru untuk menggantikan ponsel Soraya yang hilang di hotel, Johnny langsung melajukan mobilnya menuju rumah Soraya. Sementara Soraya, hanya menatap lurus ke depan. Masih berharap, bahwa apa yang sudah dialaminya saat ini hanyalah sebuah mimpi."Soraya. Kenapa diam saja. Bicaralah. Biasanya kamu itu banyak omong," ucap Johnny memecah keheningan di antara mereka."Harus bagaimana? Saya harus teriak-teriak di sini? Lagi pula, kenapa tidak bapak yang harusnya diam saja. Bukankah bapak biasanya tidak suka melihat saya yang banyak bicara ini," ketus Soraya. Memang benar, Johnny selalu merasa risih pada Soraya karna terlalu banyak bicara di kantor. Soraya adalah gadis dengan watak keras. Jika dia tak menyukai sesuatu, dia akan mengatakannya dengan gamblang. Tak perduli, siapa yang sedang di hadapinya.Jelas saja Soraya merasa aneh, karna Johnny yang biasa menyuruhnya diam, malah meminta agar dia bicara. 'Dasar pria aneh. Berkepribadian ganda!' batin Soraya."Bukan begitu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Jerat Cinta Mr. Suh   Video Apa?

    "Nak Johnny, duduklah. Tante akan membuatkan minum untuk kalian," ujar Sonia."Hmmm ... tidak usah, Tante. Saya masih ada urusan lain. Lagipula, saya ke sini ingin meminta maaf pada tante, karna sudah membuat tante dan keluarga mengkhawatirkan Soraya," cegah Johnny pada tante Sonia."Sebenarnya, saya malam tadi ada urusan mendadak ke Singapura, Tante. Sekretaris saya sedang cuti. Jadi, saya meminta tolong pada Soraya untuk menggantikannya, dan membawa Soraya bersama saya ke Singapura," bohong Johnny memberi alasan pada tante Sonia.Mendengar penuturan Johnny, Soraya hanya melirik sekilas ke arah pria itu. Tak ingin menyangkal, karna alasan yang dibuat oleh Johnny memang terdengar masuk akal."Oh, ya sudah kalau begitu, Nak. Tidak apa-apa. Papa Soraya yang merasa sangat khawatir. Sebab, ponsel Soraya sama sekali tak bisa dihubungi. Arinda, sahabat Soraya juga mengaku bahwa Soraya menghilang begitu saja di pesta. Itu yang membuat papanya cemas," tutur Sonia dengan lemah lembut kepada la

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-27
  • Jerat Cinta Mr. Suh   Sengaja Dijebak

    "Shhhhhh. Aahhh. Ahhh." Suara desahan dari mulut wanita di dalam vidio itu, terdengar begitu jelas. Aktifitas seksual yang dilakukan oleh makhluk berbeda gender itu, terasa sangat panas. Meskipun mungkin, mereka berdua sedang di bawah pengaruh alkohol, namun lenguhan kenikmatan, dirasakan oleh keduanya.Pria dengan tubuh yang sangat proporsional, juga seorang wanita bertubuh dengan porsi sempurna, tampak menikmati permainan ranjang mereka. "Aarghhh, ini sangat nikmat, Taraka. Mengapa kita tak melakukannya sejak dulu ... hmmm?" Suara sang wanita, terekam jelas di vidio tersebut. Dengan menyebutkan sebuah nama, yang membuat Suh Johnny, yang sedang menyaksikan vidio tersebut, merasa sedikit terkaget.Ya, Suh Johnny sedang melihat vidio yang merekam bagaimana dia dan Soraya, melakukan hubungan terlarang, malam itu. Vidio yang didapatkan dari Kevin, sangat amat mengganggu fikirannya sekarang. Di luar kesadaran mereka, telah terjadi permaina

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Jerat Cinta Mr. Suh   Menghadapi Tuan Narendra

    "Selamat siang, Tuan Narendra," kata Johnny setelah panggilan telponnya di terima.Johnny menghubungi ayahanda dari Soraya terlebih dahulu, sebelum pergi untuk menemui beliau. Beruntung, lelaki paruh baya itu menerima panggilan darinya."Ya, selamat siang. Dengan siapa?" Suara berat dari sebrang sana, menyahut panggilan Johnny."Saya, dengan Suh Johnny, Tuan Narendra. Apa saya bisa bertemu dengan tuan?" Johnny memperkenalkan dirinya, dan langsung mengungkapkan tujuannya menghubungi ayah dari wanita yang ditidurinya malam tadi."Suh Johnny? Apakah anda direktur perusahaan tempat anak saya bekerja?" Dengan nada menyelidik, Andi Narendra seperti sedang mengintrogasi Johnny. Meskipun hanya lewat telpon, namun, sikap mengintimidasi dari pria tersebut sangat terpancar jelas.Johnny sedikit tegang, mendengar penuturan dari orang yang disebutnya tuan itu. Khawatir, jika sebenarnya, vidio tersebut telah sampai di tangan Andi Narendra."Be

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Jerat Cinta Mr. Suh   Kemarahan Seorang Ayah

    Johnny duduk, dan memulai pembicaraannya pada tuan Narendra. "Baik, Tuan. Langsung saja, saya ke sini ingin meminta maaf pada tuan, karna ...""Karna telah meniduri putri saya?" Belum selesai Johnny berkata, Andi Narendra langsung memotong ucapannya.Degh!Jantung Johnny berdetak hebat. Jika kepala keluarga Narendra itu bisa berkata demikian, berarti, video memalukan tersebut sudah sampai ke tangannya?'Tidak ... tidak ... ini tidak mungkin! Bagaimana bisa?' batin Johnny.Tante Sonia, yang juga masih berada di ruangan yang sama, tak kalah terkejut dengan ucapan suaminya. Ya, wanita paruh baya itu memang sudah mengetahui hal ini sebelumnya. Namun, dia mewanti-wanti lebih dulu pada suaminya, agar tak langsung menghakimi Johnny dan Soraya begitu saja."Tuan. Maafkan saya. Ini semua memang salah saya. Tapi, semua tak seperti yang Tuan fikirkan. Saya, dan Soraya, tak bermaksud demikian." Johnny berusaha menjelaskan sejujur-jujurnya atas apa yang sebenarnya, pada Andi Narendra."Bajingan!"

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Jerat Cinta Mr. Suh   Mencari Solusi

    "Baik. Mama akan memanggil Soraya. Tapi, tolong tenanglah! Jangan melakukan apapun di sini. Jangan mencoba melakukan kekerasan lagi!" Sonia mengingatkan pada suaminya terlebih dahulu, agar tak berbuat macam-macam pada Johnny lagi, sembari dirinya akan memanggil putri mereka.Andi hanya terpaku mendengar perintah demi perintah dari sang istri. Dia juga berusaha menenangkan dirinya sendiri. Beliau sadar, bahwa tak bisa menghakimi putrinya, dan juga Johnny, atas hal yang baru dilihatnya dari satu sudut pandang saja.Menunggu kedatangan Soraya dan Sonia, kedua lelaki yang jelas tak berhubungan baik itu, hanya membisu. Ruangan hening sama sekali. Andi, yang masih berusaha menguasai emosinya, serta Johnny yang hanya duduk terpaku, dengan fikirannya yang juga tak kalah kalut sekarang.Sementara di lantai dua, Sonia sedang berusaha membujuk Soraya, yang masih berada di kamarnya."Yaya. Dengarkan mama! Kamu harus segera turun, dan menemui papamu. Kamu tak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Jerat Cinta Mr. Suh   Keputusan Telak

    "Benar, Tuan. Saya juga sedang mencari tahu, apa motif dari penjebakan ini. Namun saya yakin, bahwa Soraya tak ada sangkut pautnya. Tujuan utama dari penjebakan ini adalah saya." Johnny terus meyakinkan papa Soraya."Hhhhhh. Saya mengerti." Andi Narendra menghela nafas sejenak."Sekarang, apa yang bisa kau lakukan untuk mempertanggung jawabkan segalanya? Saya tak ingin, nama baik dari anak, dan juga keluarga saya, tercoreng karna masalah ini. Bagaimana jika nanti, video ini menyebar ke mana-mana? Ha? Kau juga harus memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya nanti," lanjutnya.Tak dapat dipungkiri, bahwa Andi Narendra juga seorang ayah. Alih-alih memikirkan dirinya sendiri, dia juga sangat memikirkan nama baik dari putrinya. Meskipun sekarang ini, video tersebut sudah dipastikan tak tersebar ke manapun, namun benar katanya, siapa yang tahu ke depannya akan bagaimana. Sementara si pemilik file asli dari video tersebut, belum diketahui wujudnya."A

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Jerat Cinta Mr. Suh   Pernikahan

    "Kenapa kau menyetujuinya?" Tak disangka, Soraya yang sejak tadi hanya diam, kini berucap gamblang kepada Johnny.Johnny berusaha meredam segala ombak di kepalanya kepada Soraya. Ingin mengambil hati gadis itu. "Soraya, aku mohon, mengertilah. Bukan hanya memikirkan diriku sendiri, aku bahkan lebih memikirkan tentangmu." Johnny berlutut di hadapan Soraya. Berusaha meluluhkan wanita yang tiba-tiba saja akan menjadi istrinya.Tante Sonia yang sejak tadi memperhatikan, juga kini ikut membantu Johnny membujuk Soraya."Semua keputusan ini sudah diambil dengan pertimbangan yang baik, Soraya. Hentikan semua keegoisan itu, Nak. Fikirkan tentang masa depan kalian berdua. Kita tidak tau, apa yang bisa dilakukan oleh si penjebak itu lagi nantinya," jelas tante Soraya meyakinkan sang putri.Soraya kembali menangis tersedu. Air mata kini kembali membasahi pipinya. Menambah bengkak pada matanya. Semua di luar dari rencana masa depan yang sudah diaturnya jauh-jauh hari. "Mama akan meninggalkan kal

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Kegelisahan Menuju Hari Pernikahan

    "Bagaimana ini, Arinda." Isak tangis Soraya memecah kala sahabatnya itu datang menemuinya. "Kenapa bisa seperti ini, Aya. Aku dan Kevin mencarimu dan pak Suh kemana-mana malam itu. Aku juga tak menduga bahwa kalian ternyata bersama." Arinda memeluk Soraya erat. "Semua terjadi begitu saja, Arinda. Sekarang, papa sudah sangat marah. Aku tak mungkin bisa membantah perkataan papa yang memintaku untuk menikah dengan pak Suh." Soraya meluapkan isi hatinya dengan leluasa dipelukan Arinda. "Aku juga tidak bisa berbuat apapun, Soraya. Semua sudah terjadi. Mungkin ini ialah jalan terbaik dari Tuhan." Arinda menenangkan Soraya dengan tutur lembutnya. Soraya mengangguk mengiyakan ucapan dari sahabatnya itu. Ia juga tak bisa berbuat apapun. Semua harus ia terima dan jalani saja sekarang. "Apakah Taraka menghubungimu?" Arinda tiba-tiba teringat akan seseorang. Mendengar nama itu, Soraya terkejut. Ya, benar. Saking kalutnya pikiran, ia sampai tak teringat pada kekasih yang sudah bertahun-tahun

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Flashback II (Bestie)

    "Jika kau ditolak, kau kira aku akan dengan egois membiarkanmu menjadi pengangguran sendirian?" ucap Arinda setengah meledek Soraya. "Huuuh ... kau ini." Soraya menoyor kepala Arinda pelan. Soraya dan Arinda sudah berteman sejak duduk di bangku SMA. Soraya yang merupakan putri dari pengusaha tekstil terbesar di kota itu, sangat nyaman berteman dengan Arinda, yang merupakan anak yatim piatu, dan hanya tinggal seorang diri di rumah yang tak terlalu besar peninggalan orang tuanya. Sikap perduli Arinda kepada Soraya, serta rasa kasih sayang yang Arinda berikan padanya, merupakan bagian dari hal yang membuat Soraya merasa sangat nyaman jika sedang bersama Arinda. "Yes, akhirnya kita diterima, Rin." Soraya bersorak ketika telah menyelesaikan intervew mereka, dan ke luar dari ruangan HRD tadi. "Puji Tuhan, Soraya. Kita bisa mulai bekerja besok," ucap Arinda. Hatinya sebenarnya sedikit mengganjal, karna percekcokan yang terjadi antara Soraya dan pria bernama Johnny Suh tadi. Terlebih, Jo

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Flashback

    "Hah? Memangnya kamu ini siapa? Belagu banget jadi orang," sela Soraya, yang juga kaget atas perkataan Johnny barusan. Belum sempat mendapat jawaban dari lawan bicaranya, Soraya kembali dikagetkan oleh suara seseorang. "Johnny Suh. Kenapa kau masih berpakaian seperti ini. Meeting tiga puluh menit lagi!" ucap pria yang baru datang itu.Soraya dan Arinda saling tatap. Mereka menyadari sesuatu. Johnny Suh? Ya, benar. Lelaki dengan kaos oblong di hadapan mereka, pasti pemilik dari perusahaan yang bernama 'Suh Corporation' ini.'Mampus gue. Johnny Suh? Jadi, lelaki ini ...' gumam Soraya. "Mengerti sekarang kamu gadis sombong. Sekarang, ke luar dari kantor saya! Biarkan teman kamu bekerja." Pria yang benar adanya ialah pemilik perusahaan "Suh Corporation" itu, terang-terangan mengusir Soraya, karna telah berlaku tidak sopan padanya. Lelaki yang baru saja datang dan memperingatkan jadwal meeting pada Johnny tadi, juga tampak terheran-heran. Apa yang terjadi, pikirnya. Ia juga heran menga

  • Jerat Cinta Mr. Suh   He is Johnny

    Lagi-lagi, Dodo terlonjak kaget. Tapi mengalahi rasa penasarannya, Dodo yang sangat takut pada Johnny itu, hanya membalikkan badannya sebentar, dan mengangguk pelan, lalu meninggalkan bosnya yang tengah duduk di kursi tinggi ala bar tersebut.'Ada apa dengan tuan Suh. Aneh sekali. Tapi tak apalah, yuhuuuu ... akhirnya bisa refreshing,' gumam Dodo sembari berjalan menemui pekerja lainnya, untuk memberitahukan hal menggembirakan ini.Sementara Johnny, yang berada di ruangan bar yang khusus disediakan untuk tempatnya minum, kini telah menuangkan wine ke dalam gelasnya. Hatinya masih tak karuan. Rasa bersalah yang begitu kuat, juga terkaannya akan siapa yang sudah berani menjebak dirinya, sangat membuatnya menjadi kacau.'Aku tak akan melepaskanmu, bajingan! Setelah aku tau siapa kau sebenarnya, dan apa maksud dari tindakanmu ini, aku tak akan mengampunimu,' Johnny bergumam sesaat setelah ia menyesap segelas wine yang tadi ia tuangkan. Setelah melakukan ritual wajibnya untuk meminum wine

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Semua diliburkan

    Bagaimana tidak, Johnny yang tidak pernah sama sekali menutup kantornya secara pribadi, di luar akhir pekan atau libur nasional, bahkan saat ayahnya meninggal dunia, kini dengan enteng memerintahkannya untuk menutup kantor selama seminggu penuh."Kau tau keadaannya, bukan? Tidak usah banyak tanya." Johnny tampak serius membolak-balik lembaran berkas di tangannya.Kevin yang merasa bahwa ada yang tidak beres pada sahabatnya itu, lantas merampas berkas yang sedang dibolak-balik oleh Johnny. Dia tau betul, bahwa sekarang pikiran Johnny bahkan tak tertumpu pada berkas lama tersebut."Katakan, Jo. Apa yang terjadi. Kau sudah menemui orang tua Soraya, bukan? Apa yang dia katakan?" tanya Kevin.Johnny yang menyadari bahwa fikirannya benar-benar gusar, akhirnya menyerah pada Kevin. Dia memang harus memberi tahu Kevin. Bagaimanapun juga, Kevin-lah nantinya yang akan dia andalkan untuk mengatur semuanya."Aku dan Soraya akan menikah ..."Kevin mengangguk mengerti. Pria berkacamata itu sudah men

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Pernikahan

    "Kenapa kau menyetujuinya?" Tak disangka, Soraya yang sejak tadi hanya diam, kini berucap gamblang kepada Johnny.Johnny berusaha meredam segala ombak di kepalanya kepada Soraya. Ingin mengambil hati gadis itu. "Soraya, aku mohon, mengertilah. Bukan hanya memikirkan diriku sendiri, aku bahkan lebih memikirkan tentangmu." Johnny berlutut di hadapan Soraya. Berusaha meluluhkan wanita yang tiba-tiba saja akan menjadi istrinya.Tante Sonia yang sejak tadi memperhatikan, juga kini ikut membantu Johnny membujuk Soraya."Semua keputusan ini sudah diambil dengan pertimbangan yang baik, Soraya. Hentikan semua keegoisan itu, Nak. Fikirkan tentang masa depan kalian berdua. Kita tidak tau, apa yang bisa dilakukan oleh si penjebak itu lagi nantinya," jelas tante Soraya meyakinkan sang putri.Soraya kembali menangis tersedu. Air mata kini kembali membasahi pipinya. Menambah bengkak pada matanya. Semua di luar dari rencana masa depan yang sudah diaturnya jauh-jauh hari. "Mama akan meninggalkan kal

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Keputusan Telak

    "Benar, Tuan. Saya juga sedang mencari tahu, apa motif dari penjebakan ini. Namun saya yakin, bahwa Soraya tak ada sangkut pautnya. Tujuan utama dari penjebakan ini adalah saya." Johnny terus meyakinkan papa Soraya."Hhhhhh. Saya mengerti." Andi Narendra menghela nafas sejenak."Sekarang, apa yang bisa kau lakukan untuk mempertanggung jawabkan segalanya? Saya tak ingin, nama baik dari anak, dan juga keluarga saya, tercoreng karna masalah ini. Bagaimana jika nanti, video ini menyebar ke mana-mana? Ha? Kau juga harus memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya nanti," lanjutnya.Tak dapat dipungkiri, bahwa Andi Narendra juga seorang ayah. Alih-alih memikirkan dirinya sendiri, dia juga sangat memikirkan nama baik dari putrinya. Meskipun sekarang ini, video tersebut sudah dipastikan tak tersebar ke manapun, namun benar katanya, siapa yang tahu ke depannya akan bagaimana. Sementara si pemilik file asli dari video tersebut, belum diketahui wujudnya."A

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Mencari Solusi

    "Baik. Mama akan memanggil Soraya. Tapi, tolong tenanglah! Jangan melakukan apapun di sini. Jangan mencoba melakukan kekerasan lagi!" Sonia mengingatkan pada suaminya terlebih dahulu, agar tak berbuat macam-macam pada Johnny lagi, sembari dirinya akan memanggil putri mereka.Andi hanya terpaku mendengar perintah demi perintah dari sang istri. Dia juga berusaha menenangkan dirinya sendiri. Beliau sadar, bahwa tak bisa menghakimi putrinya, dan juga Johnny, atas hal yang baru dilihatnya dari satu sudut pandang saja.Menunggu kedatangan Soraya dan Sonia, kedua lelaki yang jelas tak berhubungan baik itu, hanya membisu. Ruangan hening sama sekali. Andi, yang masih berusaha menguasai emosinya, serta Johnny yang hanya duduk terpaku, dengan fikirannya yang juga tak kalah kalut sekarang.Sementara di lantai dua, Sonia sedang berusaha membujuk Soraya, yang masih berada di kamarnya."Yaya. Dengarkan mama! Kamu harus segera turun, dan menemui papamu. Kamu tak

  • Jerat Cinta Mr. Suh   Kemarahan Seorang Ayah

    Johnny duduk, dan memulai pembicaraannya pada tuan Narendra. "Baik, Tuan. Langsung saja, saya ke sini ingin meminta maaf pada tuan, karna ...""Karna telah meniduri putri saya?" Belum selesai Johnny berkata, Andi Narendra langsung memotong ucapannya.Degh!Jantung Johnny berdetak hebat. Jika kepala keluarga Narendra itu bisa berkata demikian, berarti, video memalukan tersebut sudah sampai ke tangannya?'Tidak ... tidak ... ini tidak mungkin! Bagaimana bisa?' batin Johnny.Tante Sonia, yang juga masih berada di ruangan yang sama, tak kalah terkejut dengan ucapan suaminya. Ya, wanita paruh baya itu memang sudah mengetahui hal ini sebelumnya. Namun, dia mewanti-wanti lebih dulu pada suaminya, agar tak langsung menghakimi Johnny dan Soraya begitu saja."Tuan. Maafkan saya. Ini semua memang salah saya. Tapi, semua tak seperti yang Tuan fikirkan. Saya, dan Soraya, tak bermaksud demikian." Johnny berusaha menjelaskan sejujur-jujurnya atas apa yang sebenarnya, pada Andi Narendra."Bajingan!"

DMCA.com Protection Status