Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 302. Pulang

Share

( S2 ) Bab 302. Pulang

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Selamat pagi."

Mami Tyas dan Papi Rizky datang untuk menjemput anak dan menantunya.

Naya yang sedang menyuapi suaminya langsung menoleh mendengar suara yang ia rindukan. "Mami ... Papi ...!"

Naya tersenyum senang melihat mertuanya datang. Ia menaruh piring makan sang suami di meja.

"Sayang, maafin Mami ya, baru bisa pulang hari ini." Mami Tyas langsung memeluk menantunya.

"Nggak apa-apa, Mi," jawab Naya sambil melepas pelukannya. "Kalau Mami pulang, Nenek sama siapa?"

Mami Tyas membingkai wajah menantunya sambil tersenyum. "Kamu nggak usah khawatir, ada Om Mahendra dan Tante Aisyah yang menemani nenek."

"Syukurlah," balas Naya. "Nenek nggak tahu aku keguguran kan Mi?"

"Nggak, Sayang."

"Jangan dikasih tahu dulu Mi. Nenek pasti sedih kalau tahu calon cicitnya udah nggak ada."

Sejujurnya ia sangat takut tidak bisa mengabulkan permintaan sang nenek untuk memberinya cicit, melihat kondisi sang nenek yang sering sakit-sakitan.

"Sayang, kamu mikirin orang lain, padahal kamulah yang paling
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 303. Pura-pura Bahagia

    "Duh ada yang marah." Mami Tyas tertawa sambil mengambil kursi roda untuk menantunya. "Sayang, ayo duduk!""Mi, aku bisa jalan kok." Naya menolak untuk memakai kursi roda. Ia sudah merasa lebih baik, walau masih sedikit lemas."Sayang, kita susul suamimu yang lagi marah, kamu belum bisa jalan cepat. Kami pakai ini aja ya." Alasan sang mami membuat Naya mau untuk duduk di kursi roda."Hahaha ... iya, Mi. Mas Gilang sensitif banget," ucapnya setelah duduk di kursi roda.Padahal Gilang pergi bukan karena marah, tapi karena tidak bisa menahan kesedihannya melihat sang istri berpura-pura baik-baik saja."Biar Papi yang dorong." Mami Tyas menyingkir sambil tertawa. "Padahal Mami dan Papi emang sengaja bikin dia marah, mau ngasih kejutan ulang tahun buat dia."Papi Rizky mendorong kursi roda menantunya keluar dari ruang perawatan."Kemarin aku mau ngasih kejutan buat dia eh malah aku yang terkejut." Naya tertawa untuk menutupi kesedihannya.Sebenarnya ia merasa khawatir kalau Gilang trauma

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 304. Terima Kasih

    “Haris, apa kakimu baik-baik aja? Kenapa diperban seperti ini? Apa kakimu patah?” tanya Naya sambil memerhatikan kaki asisten suaminya. “Tidak, Nona, kaki saya baik-baik saja,” jawab Haris dengan sopan. "Masih bisa digerakkan." “Kata dokter banyak luka di kakinya.” Hanna ikut menimpali. "Makanya diperban kayak gini. Awalnya juga aku kaget. Aku kira kakinya patah." “Syukurlah. Seenggaknya kakimu masih bisa digerakkan." Naya merasa lega mendengarnya. "Oh ya Hanna, aku belum berterima kasih sama kamu. Terima kasih udah berbaik hati sama aku.” “Apa kamu nggak mau menganggap aku sebagai temanmu?” tanya Hanna sambil cemberut. “Kamu itu temanku, sama seperti Mia dan yang lainnya.” Naya meraih tangan wanita cantik yang berdiri di sampingnya. “Lalu, kenapa kamu ngomong kayak gitu? Bukannya seorang teman harus saling membantu?” Hanna berpikir kalau Naya masih canggung berteman dengannya. “Iya Hanna, maafin aku kalau kata-kataku menyinggung perasaanmu. Aku nggak bisa merangkai kata-kata ya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 305. Saran Gilang

    "Enak aja lo!" Evans memelotot pada sahabatnya. Kemudian mengusap-usap dengan lembut pipi sang istri yang memerah akibat ulahnya. "Jangan dengerin Gilang." Evans tersenyum manis pada Lura.Lura memiringkan wajahnya untuk berbicara dengan sahabatnya. "Gimana, Nay, apa aku harus dengerin saran Mas Gilang?" "Harus, Mi," sahut Naya dengan cepat sambil tertawa."Karena kamu sahabatku, aku akan menuruti saranmu."Evans membingkai wajah Lura supaya menatapnya. "Sayang, kamu kan istri aku, jangan dengerin omongan mereka. Kamu harus nurut pada laki-laki tampan yang udah sah menjadi imam kamu." "Aku akan tetap menuruti ucapan Naya biar kamu nggak nyubit pipi aku lagi," kata Lura sambil menahan senyum.Evans meraih tangan Lura, lalu menempelkan pada pipinya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. "Kamu boleh balas mencubit sepuasnya. Silakan!""Ogah." Lura menarik tangannya. "Pipi kamu susah dicubitnya, nggak ada dagingnya.""Kalian jangan berantem di sini. Lebih baik pulang sana. Mengganggu orang

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( s2 ) Bab 306. Tak Terbantahkan

    “Apa kamu sudah gila!” bentak Gilang. “Jangan pernah memikirkan pekerjaan lagi. Fokus saja pada kesembuhanmu. Aku ini tidak sejahat itu mempekerjakan orang yang sedang sakit.” Gilang berjalan mendekati Haris.“Gilang benar,” sahut Papi Rizky. “Kamu jangan memikirkan pekerjaan lagi. Saya dan ayahmu sudah menangani semua pekerjaan kalian dengan baik. Jadi, jangan pernah mengkhawatirkan pekerjaan lagi selama kamu belum sembuh.”“Tapi, Tuan ….”Papi Rizky memotong ucapan asisten anaknya. “Kamu tenang saja Haris, saya dan ayahmu masih bisa diandalkan.”Papi Rizky tahu apa yang dikhawatirkan Haris. Perusahaannya saat ini sedang ada proyek baru, otomatis pekerjaannya akan bertambah dan lebih banyak menyita waktu."Baiklah, Tuan. Saya akan secepatnya sembuh." Haris tidak bisa membantah lagi, walau ia mengkhawatirkan pekerjaan yang pasti akan membuat ayahnya dan sang tuan besar kewalahan karena tidak adanya dia dan Bos Gilang. “Kalau begitu kami pulang dulu.” Papi Rizky dan yang lainnya berpa

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 307. Aku Bukan Dirimu

    “Papi kamu biar olahraga, dia udah jarang banget olahraga.” Sang mami tertawa sambil berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu ruang perawatan Haris.Sang papi mendorong kursi roda menantunya sambil tersenyum melihat hubungan anak dan menantunya membaik, walau mereka sedang diselimuti duka.Genggaman tangan Naya dan Gilang tidak pernah lepas, walau mereka sudah berada di dalam mobil.Mereka menaiki mobil yang berbeda dengan kedua orang tuanya.“Mas, tangan kamu nggak patah kan?” Naya terus memerhatikan tangan suaminya yang dibalut perban tebal.“Tanganku nggak patah, tapi, hatiku yang patah." Jawaban Gilang yang hanya candaan ternyata membuat Naya merasa semakin bersalah."Mas, maafkan aku ya, aku nggak bisa menjaga anak kita." Naya menyandarkan kepalanya pada bahu kiri sang suami.Gilang mengelus pipi istrinya dengan lembut. "Sayang, maafkan aku kalau ucapanku tadi menyinggung hatimu. Aku hanya ingin bercanda denganmu." Laki-laki itu tertawa sambil menempelkan kepalanya pada kepala

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 308. Kejutan Kedua

    "Sayang, kita akan berjalan beriringan. Saling melindungi, saling melengkapi dan saling mengingatkan." Gilang mencium kepala istrinya dengan sangat lama. "Aku bersyukur Tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk bersama.""Karena kita berjodoh." Naya menegakkan tubuhnya, memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Kamulah pendamping yang Tuhan kirim untukku hingga akhir hayat."Gilang membelai dengan lembut pipi istrinya. "Aku tidak akan melakukan kesalahan yang akan membuatmu pergi dariku.""Jangan izinkan aku pergi sekali pun aku yang memintanya," ucap Naya dengan tulus."Itu sudah pasti, istriku." Gilang hendak mencium kening istrinya, namun suara sang pengawal mengurungkan niatnya.Naya tertawa pelan, lalu keluar dari mobil ketika sang pengawal membukakan pintu untuknya."Terima kasih," ucap Naya dengan tulus.""Itu sudah tugas saya, Nyonya." Laki-laki yang memakai jas serba hitam itu menunduk dengan hormat, lalu berkata lagi. "Maksud saya, Nona Naya."Ia lupa kalau Naya tidak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 309. Ulang Tahun Terburuk

    "Aku nggak mau mengingat hari itu lagi," kata Gilang sambil berlalu melewati maminya yang sedang memegang kue ulang tahun untuknya.Padahal sang mami dan besannya sudah menyiapkan kejutan ulang tahun Gilang yang tertunda.Bunda Maya dan Pak Agis tidak bisa berbuat apa-apa karena dia juga bisa merasakan apa yang dirasakan menantunya itu.'Sudah kuduga akan seperti ini,' ucap Naya dalam hatinya.Wanita muda itu berjalan menghampiri mertuanya."Mi, jangan tersinggung atas sikap Mas Gilang tadi." Naya mengusap-usap lengan mertuanya. "Aku temui Mas Gilang dulu ya.""Iya, Sayang, Mami nggak apa-apa." Mami Tyas tersenyum pada menantunya.Bersyukur ia mempunyai menantu seperti Naya, walau usianya masih sangat muda, tapi ia bisa berpikir lebih dewasa dan menjadi penengah antara dirinya dan sang putra."Mungkin Gilang teringat dengan kepergian anaknya. Ini adalah hari ulang tahun terburuk yang pernah ia alami." Papi Rizky merangkul bahu istrinya, lalu mengajak sang istri untuk duduk di ruang ta

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 310. Minta Maaf Untuk Apa?

    "Mami mau cuci muka dulu, Pi," jawab sang mami.Papi Rizky melepas tangan istrinya. "Papi kira kamu mau menemui Gilang.""Nggak. Mami serahkan semuanya pada Naya, semoga mereka nggak berantem gara-gara Mami," ucap sang mami sebelum pergi ke kamar mandi.Di dalam kamar, Naya sedang memeluk suaminya yang sejak tadi hanya diam. Ia tidak mau memulai pembicaraan sebelum Gilang sendiri yang mengajaknya berbicara."Sayang, kenapa kamu diam aja?" Gilang mengusap-usap lengan istrinya, lalu mencium puncak kepala wanita itu."Memangnya aku harus gimana?" Naya menengadah sambil tersenyum. "Aku hanya ingin memeluk kamu.""Sayang, maafkan aku ya."Naya melepas pelukannya, lalu mengerutkan dahi menatap sang suami dengan kebingungan. "Maaf untuk apa? Kamu tuh nggak jelas banget sih," kata Naya sambil tertawa pelan. "Kalau minta maaf tuh yang jelas untuk apa.""Aku minta maaf karena nggak mau merayakan ulang tahun. Bukannya nggak menghargai kejutan ini, tapi aku teringat dengan kesalahanku sendiri ya

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status