Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 262. Sakit Dan Nikmat ( khusus 21+ )

Share

( S2 ) Bab 262. Sakit Dan Nikmat ( khusus 21+ )

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Evans benar-benar memberikan kenikmatan yang sudah lama ia ingin rasakan.

Wanita muda itu memejamkan mata sambil meremas rambut suaminya saat lidah laki-laki itu membelah bibir bawahnya.

"Mas ...! Aku udah nggak tahan."

Evans tidak memedulikan ocehan Lura, ia sangat suka bermain-main di daerah paling vital istrinya.

Selama ini ia tidak pernah melakukan hal itu dengan wanita mana pun. Walaupun sudah puluhan wanita yang ia kencani.

Evans menengadahkan wajahnya, lalu berkata. "Sebentar, Sayang. Aku masih ingin menikmatinya. Ternyata ini sangat nikmat."

"Apa kamu belum pernah melakukannya dengan teman kencanmu?" tanya Lura tak percaya.

"Aku masih waras, Sayang. Aku tidak ingin tertular penyakit. Walau aku sering berkencan, tapi sekalipun aku tidak pernah melakukan ini."

"Kenapa sekarang kamu melakukannya denganku?"

"Karena kamu istriku, semua sudah sah menjadi milikku. Aku tidak mau menyia-nyiakan pemberia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
pelan² atuh mas evans ...kan lura perawan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 263. Masih Perawan ( khusus 21+ )

    Lura menggeleng sambil tersenyum, ia tidak bisa mengatakan apa pun. Evans melakukannya dengan cepat. Ini pengalaman pertamanya melakukan hubungan intim dengan wanita yang masih perawan.Setelah satu jam bercinta ia baru mencapai puncak kenikmatannya.Laki-laki dengan napas yang masih memburu itu terkulai di samping istrinya setelah membobol keperawanan sang istri yang sebelumnya ia anggap sudah tak suci lagi.Lura langsung membalikkan badannya membelakangi sang suami. Ia meringkuk sambil memegangi mahkotanya yang baru saja dijebol sang suami.Evans memiringkan tubuhnya sambil membelai wanita yang masih telanjang itu. "Sayang, kamu kenapa? Apa kamu belum klimaks?"Lura menggeleng. "Perih, Mas," ucapnya lirih."Evans segera bangun dan terduduk. Ia melihat bercak darah di sprei. 'Dia masih perawan?' batinnya."Apa Mas Evans udah puas?" tanya Lura pelan sambil meringis. Ia khawatir tidak bisa memuaskan su

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 264. Terima Kasih Telah Mencintaiku

    Lura menatap laki-laki di hadapannya sambil tersenyum sebelum melanjutkan ucapannya."Aku belum sempat melakukan itu dengan Mas Gilang karena dia berkali-kali menolakku dengan kasar sebelum obat perangsang itu bereaksi. Dan aku bersyukur Naya datang tepat waktu."Lura merasa sedih dan menyesal jika mengingatnya, tapi ia juga merasa bersyukur atas hikmah di balik kejadian itu."Maaf, selama ini aku menganggap kamu udah nggak suci lagi," kata Evans dengan sangat menyesal. "Maafkan aku, Sayang."Lura berusaha untuk bangun, tapi rasa perih di pusat intinya membuat ia kembali berbaring.Evans mendekati istrinya, lalu mengganjal punggung sang istri dengan beberapa bantal supaya ia bisa lebih nyaman."Sayang, apa sangat sakit?" Evans membelai wajah istrinya. "Maafkan aku." Laki-laki itu mengecup kening istrinya dengan lembut."Mas, apa kamu mencintaiku?" Lura tidak menjawab pertanyaan Evans, tapi ia malah balik bertanya.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 265. Takut Dibohongi

    Naya terbangun tengah malam karena perutnya terasa lapar. Sejak hamil nafsu makannya bertambah, walau masih di trimester pertama wanita hamil itu tidak merasakan morning sickness yang mempengaruhi nafsu makannya.Wanita hamil itu pergi ke dapur mencari makanan untuk mengisi perutnya."Adanya cemilan aja," gumam Naya saat membuka lemari pendingin.Naya kembali menutup pintu lemari pendingin itu, lalu mengambil air minum hangat dari dispenser dan meminumnya."Nyonya ...." Pelayan baru itu menyapa sang majikan. "Maksud saya, Nona. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita paruh baya yang usianya tidak beda jauh dari Bi Darmi.Walaupun sudah menikah, tapi Naya tidak mau dipanggil Nyonya. Menurutnya panggilan itu tidak cocok untuknya yang masih berusia dua puluh tahun."Bibi kenapa belum tidur?" tanya Naya sambil menaruh gelas bekasnya minum di atas meja."Tadinya saya mau ke kamar mandi, saya lihat lampu dapur menyala, jad

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 266. Gilang Demam

    Saat Naya hendak membangunkan suaminya terdengar suara ketukan di pintu kamar.Naya pergi untuk membuka pintu. "Ini nasi gorengnya, Nona." Bi Darna memberikan nampan berisi nasi goreng dan segelas air putih hangat sesuai permintaan majikannya.Naya menerima nampan itu. "Bi, tolong ambilkan obat demam sama air panas untuk mengompres suamiku," kata Naya."Baik, Nona." Naya kembali menghampiri suaminya tanpa menutup pintu terlebih dulu. Ia menaruh nasi gorengnya di atas nakas, lalu membangunkan Gilang yang masih saja mengigau."Mas, bangun, Mas!" Naya menepuk pipi suaminya dengan pelan supaya laki-laki itu membuka mata.Perlahan Gilang membuka matanya, lalu bangun dan terduduk saat melihat istrinya duduk di pinggiran tempat tidur."Nay, maafkan aku!" Gilang meraih tangan Naya dan menggenggamnya dengan erat.Tangan Gilang terasa panas saat menyentuh lengannya. 'Maafkan aku, Mas,' batin Naya."Mas

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 267. Perhatian Naya

    "Nanti aja, kamu minum dulu obatnya," kata Naya.Naya tetap tidak mau makan. Mana mungkin ia bisa makan dengan tenang saat sang suami sedang demam tinggi."Aku nggak mau minum obat sebelum kamu makan," ulang Gilang. "Mas, aku nggak akan makan kalau kamu nggak mau minum obat!" Naya balik mengancam suaminya."Setelah aku minum obat, kamu harus makan ya." Akhirnya Gilang yang mengalah.Naya mengangguk, lalu memberikan obat dan segelas air putih pada suaminya. Ia terus memerhatikan Gilang untuk memastikan kalau suaminya meminum obat."Kamu makanlah!" titah Gilang setelah minum obat. Ia memberikan gelas bekas minumnya pada Naya."Iya aku pasti makan, kamu tiduran ya biar aku kompres supaya demamnya cepat turun."Naya mengambil gelas dari tangan suaminya, lalu menaruhnya di atas nampan. Kemudian mengambil handuk dan wadah berisi air hangat."Nay, aku udah minum obat, kamu makan dulu, biar aku yang mengo

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 268. Kesempatan Kedua

    Lama menunggu Naya kembali, akhirnya Gilang memejamkan matanya karena ia sangat mengantuk setelah meminum obat.Naya baru kembali ke kamar setelah membuat teh hangat untuk suaminya. Namun, saat ia masuk ke dalam kamar Gilang sudah kembali tertidur.Ia menaruh teh hangat itu di atas nakas. Kemudian, menempelkan telapak tangannya di kening sang suami untuk memeriksa suhu tubuh laki-laki itu."Syukurlah demamnya udah bener-bener turun," gumam Naya sembari tersenyum. "Kamu sakit karena aku, Mas. Maafin aku ya."Naya mengecup kening suaminya, lalu naik ke tempat tidur. Rasa kenyang membuatnya sangat mengantuk.Naya memejamkan matanya setelah menyelimuti Gilang. Mereka tertidur pulas hingga mentari menampakkan rupanya.Gilang bangun lebih awal karena pagi-pagi ia akan meeting dengan investor baru di perusahaannya sedangkan Naya baru membuka matanya setelah Gilang sudah siap untuk berangkat ke kantor.Naya mengucek matanya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 269. Komplotan Buaya Mesum

    Naya mengambil ponselnya, lalu melakukan video call pada Lura."Ada apa, Nay, tumben pagi-pagi udah nelepon? Apa ada masalah dengan suami lo?" tanya Wanita yang masih berada di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga dada."Berapa ronde lo semalam?" tanya Naya sambil tertawa."Astaga, gue pikir lo nelepon ada yang penting.""Hahaha ... gimana rasanya? Nano nano kan?" Naya tambah terbahak saat melihat dada bagian atas Lura terdapat banyak tanda merah. "Bener. Manis, asam, asin," jawab Lura tak kalah heboh. "Lo lihat badan gue penuh dengan tato." Lura sedikit menurunkan selimutnya menunjukkan stempel kepemilikan buaya mesum."Batik cap bibir buaya rawa," sahut Naya yang tak bisa menghentikan tawanya. "Eh ada laki lo nggak?" Naya khawatir Evans mendengar ucapannya."Dia lagi di kamar mandi," jawab Lura."Kenapa lo nggak mandi bareng? Enak Mi, mandi bareng suami. Nanti disabunin sambil dibela

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 270. Selamat Datang Mommy

    "Ini!" tunjuk Naya pada daerah sensitifnya sambil tersenyum."Sayang, maafkan aku ya. Aku nggak tahu kalau kamu masih perawan. Pasti kamu sangat kesakitan." Evans mengecup kening Lura. "Aku pakai baju dulu ya, nanti aku bantu ke kamar mandi."Evans segera berganti pakaian, kemudian ia membantu istrinya untuk membersihkan diri."Sayang, apa masih sakit?" tanya Evans setelah membantu Lura memakai bajunya.Wanita cantik itu menggeleng sambil tersenyum. "Cuma masih perih aja. Tapi, kalau dipake jalan sakit juga sih.""Ya udah kamu di sini aja, biar aku yang ambilkan sarapan untukmu." Evans membelai pipi Lura, lalu mengecup keningnya dengan lembut."Makasih ya, Dad." Lura tertawa sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan, hingga suaranya teredam."Sama-sama, Mommy cantik."Saat Evans membuka pintu kamar, kedua anaknya sedang duduk sambil bersandar pada dinding di pinggir pintu sambil menangkup kedua lututnya.

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status