Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 108. Kalau Kangen Jangan Gengsi

Share

( S2 ) Bab 108. Kalau Kangen Jangan Gengsi

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aku janji nggak akan berbuat macam-macam." Evans mengacungkan dua jarinya.

"Haris nelepon lagi." Hanna menunjukkan layar ponselnya kepada Lura dan Evans.

Bukannya menjawab telepon dari suaminya, tapi Hanna malah merebahkan tubuhnya dan kembali memejamkan mata.

'Kasihan Mas Haris, pasti dia nggak akan bisa tidur,’ batin Lura sambil memandangi kakak iparnya. 'Gara-gara aku dan Mas Evans dia rela mendiamkan suaminya.'

"Kakakmu menelpon lagi, Sayang," kata Evans sambil menunjukkan layar ponselnya kepada Lura.

“Jawab, Mas!" titah Lura sambil mengoleskan salep pada punggung calon suaminya yang lebam.

“Halo,” sapa Evans dengan sopan saat wajah calon kakak iparnya muncul di layar ponsel.

“Maafkan saya karena sudah menuduh kalian yan tidak-tidak.” Haris langsung meminta maaf kepada calon adik iparnya.

“Nggak apa-apa, Haris. Kalau aku ada di posisimu, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mythåsäry Zugar Zu
evan.... evan.... siap2 kau jdi haris ke2... haha ditinggal cari brondonglah... haha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 109. Kuris

    "Aku nggak akan pernah mengecewakanmu. Aku akan selalu setia padamu." Evans semakin erat memeluk Lura. "Kalau aku sedikit posesif maklumi aja ya. Itu karena aku tidak mau kehilanganmu.""Iya iya aku percaya, tapi lepasin aku dulu!" Lura memberontak. Ia tidak mau terlalu dekat dengan calon suaminya di saat laki-laki itu sedang bertelanjang dada.Evans melepas pelukannya, lalu berbisik, "Aku tahu kamu pasti takut bergairah kalau lama-lama aku peluk.""Nggak ya! Yang mesum tuh kamu. Bilang kayak gitu sama aku, itu sama aja ngatain diri sendiri," cibir Lura pada calon suaminya sambil mendelik dengan sinis."Biasa aja dong mukanya." Evans mengusap wajah calon istrinya dengan telapak tangan."Ini udah sangat biasa, Evans Prasetyo.""Gimana luar biasanya ya, segini aja udah mengerikan," kata Evans sambil mengedikkan bahunya."Mau tahu?" Lura memelototi calon suaminya."Nggak, Sayang. Kiamat hidupku kalau kamu sampai marah besar," jawa

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 110. Terbujur Kaku

    Bayu menoleh ke belakang saat mendengar suara yang ia kenali. “Tuan … maaf, saya hanya menertawakan hal yang sepele." Bayu nyengir sambil menggaruk kepalanya.“Di mana istri saya?” tanya Haris sambil mengedarkan pandangannya melihat rumah yang terlihat sepi.“Nona Hanna, Nona Lura, dan Tuan Evans masih tertidur di ruang keluarga,” jawab Bayu sambil menunjuk ruangan yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.“Tolong bawakan ini ke kamar saya!” Haris menyerahkan kopernya kepada Bayu.“Baik, Tuan.” Bayu mengambil koper itu dan membawanya ke kamar sang tuan."Saya permisi ke dapur, Tuan." Bi Nia pamit kepada majikannya setelah Bayu pergi.Haris pergi menghampiri istrinya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dan meminta maaf kepada wanita yang sudah membuatnya tidak tenang semalaman.“Tidur jam berapa mereka, sudah siang begini belum bangun,” gumam Haris saat melihat

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 111. Mendadak Bodoh

    Evans tampak berpikir mencerna ucapan calon kakak iparnya. Sementara Haris sudah melangkah menjauh.“Haris! Kamu nyumpahin aku?” teriak Evans saat tahu maksud ucapan Kakak dari calon istrinya.“Kamu tidak mungkin mati semudah itu, dosamu masih menumpuk!" sahut Haris dengan sedikit berteriak. "Bertobatlah dulu!"“Kampret!”“Dia kakakku!” Lura refleks memukul kepala Evans. Sebenarnya dia tidak sengaja memukul kepala, hanya saja saat tangannya melayang, Evans sedang menoleh ke arah Haris.“Maaf,” ucap Evans pelan dan langsung terdiam.Lura melingkarkan tangannya di leher Evans. “Aku hanya ingin memukul bahumu, tapi kebetulan kamu mendekat. Maafin aku ya.” Lura menciumi kepala calon suaminya.‘Apa dia pikir aku marah padanya? Aku diam bukannya marah, tapi aku baru sadar kalau telah berkata kasar kepada calon kakak iparku yang sudah pasti petuahnya akan keluar jika dia

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 112. Putus

    “Aww …!” Evans memegangi telinganya yang kena gampar kekasihnya.Laki-laki itu menoleh kepada kekasihnya. Baru saja ia hendak berbicara, tapi Lura sudah bersuara lebih dulu.“Aku memang gadis kampung yang bodoh. Jadi, mulai sekarang jangan dekati aku lagi!” Lura melangkah dengan cepat menuju kamarnya.Entah ada setan apa yang merasukinya. Gadis itu merasa sangat terhina dengan ucapan Evans. Selama ini ia memposisikan diri sebagai adik Haris, ia lupa dengan masa lalu dan latar belakang keluarganya.“Lura …!” seru Haris yang tidak didengarkan oleh adiknya itu.Haris marah karena melihat adiknya berani memukul kepala calon suaminya sendiri. Walau sedang kesal, tapi kalau memukul kepala tidak dibenarkan, Haris tidak menyukainya.“Gara-gara lo nih!” tukas Evans sambil menujuk Haris. Lalu laki-laki itu segera mengejar Lura, namun gadis itu sudah masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 113. Kualat

    "Aku nggak mau kita putus. Sampai kapan pun aku nggak mau melepaskanmu dan aku juga nggak mau pergi dari sini."Laki-laki yang masih bertelanjang dada itu duduk bersandar di pintu kamar dengan kedua lutut yang ditekuk, wajahnya ia benamkan di antara kedua lututnya.Ia terlihat sangat frustasi diputuskan oleh kekasihnya yang tidak akan lama lagi menjadi istrinya."Aku harus minta tolong pada Naya." Evans merogoh ponselnya, lalu berkirim pesan kepada sahabat calon istrinya.Beberapa detik kemudian Naya meneleponnya. "Lah dia malah nelepon. Aku kirim pesan biar Lura nggak dengar," ucapnya sebelum menerima telepon dari Naya. "Nggak apa-apalah kalau lagi kepepet gini dari pada nggak ada usaha sama sekali.""Halo, Nay, kamu bisa bantu aku 'kan? Tolonglah Nay, cuma kamu satu-satunya yang bisa aku andalkan.""Ini bukan Naya, ini suaminya. Kamu jangan mengganggu lagi wanita yang sudah menikah!" balas Gilang dengan ketus."Kampret lo! Ken

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 114. Pergi!

    "Bukan! Gue udah beneran tobat," jawabnya cepat. "Ceritanya semalam gue datang ke rumah Haris ...." Gilang menceritakan secara detil kenapa ia sampai seperti sekarang."Kasihan sekali," ucap Gilang terdengar mengejek."Makanya gue beneran minta tolong sama lo berdua. Gue nggak tahu lagi harus bagaimana caranya membujuk Lura. Tolonglah pemuda tampan ini, Lang!""Bisa nggak kalimat akhirnya ditiadakan?""Gue emang tampan Gilang, makanya banyak yang ngejar-ngejar gue.""Tunggu dulu sebentar! Gue mau screenshot pemuda tampan yang mengenaskan ini," ucap Gilang."Buat apaan?""Mau gue sebar ke grup kita ... hahaha.""Sialan lo! Sekalian aja lo posting di sosmed.""Hahaha ... gue seneng banget lihat lo kayak gini. Sumpah!"Gilang terus tertawa melihat penderitaan sahabatnya yang dulu pernah bersumpah untuk tidak menikah dan jatuh cinta kepada wanita."Sahabat kampret emang lo!""Udah lo tenang a

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 115. Kemarahan Haris

    "Tapi, aku mau ketemu kamu terus. Sayang ... ayolah, Sayang, jangan siksa aku seperti ini!"Lura tidak mau lagi mendengar penjelasan dari kekasihnya. Ia malah naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di sana."Bagaimana ini, kenapa dia nggak pulang-pulang?" gumamnya. "Hape aku mana ya?"Lura bangun untuk mencari ponsel yang semalam sempat ia lempar ketika peneror meneleponnya.“Ada,” ucap Lura saat menemukan ponselnya. Gadis itu mengirimkan pesan kepada seseorang. Ia tidak menghiraukan calon suaminya yang terus mengoceh meminta maaf.Setelah makan siang, Hanna dan Haris menghampiri Evans.“Pulanglah! Kamu belum mandi, belum makan. Seorang CEO perusahaan ternama terlihat mengenaskan hanya karena putus cinta,” cibir Haris pada kekasih adiknya.Evans mendongakkan wajahnya menatap Haris. “Kami belum putus dan aku nggak akan memutuskan Lura. Aku akan tetap menikahinya.”“Dia

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 116. Jangan Sakiti Mereka

    “Tapi, aku ingin bertemu dengan Lura terlebih dulu. Aku nggak akan bisa tenang kalau belum ber-”Suara dering ponsel yang terus menerus menghentikan ucapannya. Ia melihat layar ponselnya, ada panggilan masuk dari orang suruhannya.“Sebentar, Kakak ipar.” Evans menerima panggilan telepon yang sejak semalam ia tunggu-tunggu.“Saya sudah menemukan orang yang meneror anda, Bos. Tapi bukan dia otak di balik semuanya.” Orang itu langsung berbicara saat sambungan teleponnya terhubung.“Amankan dia, jangan dibawa ke kantor polisi sebelum dia mengatakan kebenarannya!Ancam dia menggunakan keluarganya supaya mau berbicara!”“Itu sudah kami lakukan, Tuan. Semoga saja dia mau mengatakan yang sebenarnya setelah kami menyandra anak dan istrinya.”“Jangan sakiti mereka. Kalian jangan menakutinya, ajak istrinya untuk bekerja sama!”“Siap, Tuan”Evans segera menu

Latest chapter

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status