Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 104. Posesif

Share

( S2 ) Bab 104. Posesif

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Mas Bayu, senyumnya aku tarik lagi ya. Nanti aku senyum lagi kalau Mas Evans nggak ada."

"Mana bisa begitu? Walaupun aku nggak ada, kamu nggak boleh senyum kepada laki-laki lain!" tegas Evans sekali lagi.

Lura menatap calon suaminya sambil bertanya, "Ini bibir siapa?" tanya Lura sambil menunjuk bibirnya.

"Ya bibir kamu lah."

Lura mengangguk. "Jadi terserah aku dong, nih bibir mau menyon ke kiri atau ke kanan. Mau nyengir ke siapa juga terserah aku."

"Ok. Jadi aku bisa juga dong senyum sama cewek lain," kata Evans.

"Ya nggak boleh lah!" tegas Lura.

"Masa gitu?"

"Ini bibir hanya milikku, jadi senyumlah kepadaku, jangan senyum kepada cewek lain," jawab Lura sambil mencomot bibir Evans.

"Harusnya tadi aku juga jawab begitu," gumam Evans dengan sangat pelan sambil mendelikkan matanya pada Lura.

Ketika Lura ingin membalas gumaman kekasihnya. Bayu menyelanya.

"Sebaiknya Nona Lura dan Tuan Evans jangan senyum kepa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mythåsäry Zugar Zu
wwkkwwkk.... bilang aj ngiler lura.... hanna kyanya kgen haris dech....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 105. Menyiksa Adikku

    “Sayang, apa kamu tertarik dengan tubuhku yang seksi ini?” Evans membuka tangan Lura yang menutupi wajah. “Tataplah aku sepuasnya. Hari ini aku sedang berbaik hati pada calon istriku.”"Mas Evans kamu apa-apaan sih?" Lura memukul dada bidang suaminya."Kalau kamu tidak puas hanya menatapnya aja, dipeluk juga boleh." Evans tersenyum sambil memainkan alisnya.“Apa kamu ingin aku melaporkan perbuatan kalian kepada suamiku?” ucap Hanna tanpa menoleh kepada kedua pasanagn itu. Ia memang sudah memejamkan matanya, tapi ia tidak bisa tidur karena merindukan suaminya.“Tuh ‘kan, kamu nggak tahu kalau satpamku sekarang lebih menyeramkan,” kata Lura tanpa berani memandang tubuh kekar suaminya. “Cepatlah berbalik, aku akan mengobatimu.”“Obatilah dadaku dulu.” Evans meraih tangan Lura dan menempelkan di dadanya.“Aku tadi cuma memukul lengan dan punggungmu, aku nggak mem

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 106. Buruk Sangka

    Haris langsung menutup teleponnya tanpa mendengarkan dulu penjelasan Evans.“Yah gimana ini? Mas Haris pasti marah besar, dia pasti udah berpikir yang nggak-nggak.”“Kamu sih Sayang, pakai nongol segala,” ucap Evans yang mendapat pukulan lagi di punggungnya.“Astaga, apa dulunya kamu tukang pukul?” Evans memegangi tangannya yang dipukul Lura. “Aku nggak bisa ngebayangin kalau melakukan kesalahan setelah menikah nanti.”“Sekarang kan kita belum menikah, ya udah kita batalin aja, toh Mas Haris juga udah menarik restunya.”“Sayang, maafkan aku. Aku hanya bercanda. Mati di tanganmu pun aku rela, asal kamu menjadi istriku,” ucap Evans dengan serius, lalu menoleh kepada Hanna. “Kakak ipar tolong bantulah aku! Aku bisa stress kalau begini, satu masalahku belum selesai, Haris dan Lura marah padaku. Hari ini aku benar-benar sial.”Mendengar ucapan calon suaminya, Lura

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 107. Santan Kental

    Hanna langsung menutup teleponnya, walaupun Haris belum selesai berbicara.Ia tidak mau mendengarkan permintaan maaf Haris. Hanna ingin memberikan pelajaran kepada suaminya supaya tidak menuduh sembarangan seperti apa yang ia lakukan sebelumnya.'Aku nggak mau kamu menyesal seperti diriku yang menyesal karena telah menuduhmu dan Lura. Sampai sekarang pun aku masih merasa bersalah kepada kalian. Aku nggak mau, kamu juga mengalaminya,' ucap Hanna dalam hati.“Kakak ipar, maafkan kami. Gara-gara kami kalian jadi bertengkar.” Ucapan Evans membuyarkan lamunan Hanna."Nggak apa-apa." Hanna tersenyum kepada calon suami adik iparnya. "Kalian jangan khawatirkan aku!"“Mbak, jangan marah kepada Mas Haris, kasian dia,” timpal Lura. "Kami lah yang salah."“Aku nggak marah sama dia,” sahut Hanna sambil tertawa pelan. “Aku hanya berpura-pura marah. Kalau aku yang jadi Haris, melihat kalian seperti tadi pasti udah

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 108. Kalau Kangen Jangan Gengsi

    "Aku janji nggak akan berbuat macam-macam." Evans mengacungkan dua jarinya."Haris nelepon lagi." Hanna menunjukkan layar ponselnya kepada Lura dan Evans.Bukannya menjawab telepon dari suaminya, tapi Hanna malah merebahkan tubuhnya dan kembali memejamkan mata.'Kasihan Mas Haris, pasti dia nggak akan bisa tidur,’ batin Lura sambil memandangi kakak iparnya. 'Gara-gara aku dan Mas Evans dia rela mendiamkan suaminya.'"Kakakmu menelpon lagi, Sayang," kata Evans sambil menunjukkan layar ponselnya kepada Lura.“Jawab, Mas!" titah Lura sambil mengoleskan salep pada punggung calon suaminya yang lebam.“Halo,” sapa Evans dengan sopan saat wajah calon kakak iparnya muncul di layar ponsel.“Maafkan saya karena sudah menuduh kalian yan tidak-tidak.” Haris langsung meminta maaf kepada calon adik iparnya.“Nggak apa-apa, Haris. Kalau aku ada di posisimu, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 109. Kuris

    "Aku nggak akan pernah mengecewakanmu. Aku akan selalu setia padamu." Evans semakin erat memeluk Lura. "Kalau aku sedikit posesif maklumi aja ya. Itu karena aku tidak mau kehilanganmu.""Iya iya aku percaya, tapi lepasin aku dulu!" Lura memberontak. Ia tidak mau terlalu dekat dengan calon suaminya di saat laki-laki itu sedang bertelanjang dada.Evans melepas pelukannya, lalu berbisik, "Aku tahu kamu pasti takut bergairah kalau lama-lama aku peluk.""Nggak ya! Yang mesum tuh kamu. Bilang kayak gitu sama aku, itu sama aja ngatain diri sendiri," cibir Lura pada calon suaminya sambil mendelik dengan sinis."Biasa aja dong mukanya." Evans mengusap wajah calon istrinya dengan telapak tangan."Ini udah sangat biasa, Evans Prasetyo.""Gimana luar biasanya ya, segini aja udah mengerikan," kata Evans sambil mengedikkan bahunya."Mau tahu?" Lura memelototi calon suaminya."Nggak, Sayang. Kiamat hidupku kalau kamu sampai marah besar," jawa

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 110. Terbujur Kaku

    Bayu menoleh ke belakang saat mendengar suara yang ia kenali. “Tuan … maaf, saya hanya menertawakan hal yang sepele." Bayu nyengir sambil menggaruk kepalanya.“Di mana istri saya?” tanya Haris sambil mengedarkan pandangannya melihat rumah yang terlihat sepi.“Nona Hanna, Nona Lura, dan Tuan Evans masih tertidur di ruang keluarga,” jawab Bayu sambil menunjuk ruangan yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.“Tolong bawakan ini ke kamar saya!” Haris menyerahkan kopernya kepada Bayu.“Baik, Tuan.” Bayu mengambil koper itu dan membawanya ke kamar sang tuan."Saya permisi ke dapur, Tuan." Bi Nia pamit kepada majikannya setelah Bayu pergi.Haris pergi menghampiri istrinya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dan meminta maaf kepada wanita yang sudah membuatnya tidak tenang semalaman.“Tidur jam berapa mereka, sudah siang begini belum bangun,” gumam Haris saat melihat

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 111. Mendadak Bodoh

    Evans tampak berpikir mencerna ucapan calon kakak iparnya. Sementara Haris sudah melangkah menjauh.“Haris! Kamu nyumpahin aku?” teriak Evans saat tahu maksud ucapan Kakak dari calon istrinya.“Kamu tidak mungkin mati semudah itu, dosamu masih menumpuk!" sahut Haris dengan sedikit berteriak. "Bertobatlah dulu!"“Kampret!”“Dia kakakku!” Lura refleks memukul kepala Evans. Sebenarnya dia tidak sengaja memukul kepala, hanya saja saat tangannya melayang, Evans sedang menoleh ke arah Haris.“Maaf,” ucap Evans pelan dan langsung terdiam.Lura melingkarkan tangannya di leher Evans. “Aku hanya ingin memukul bahumu, tapi kebetulan kamu mendekat. Maafin aku ya.” Lura menciumi kepala calon suaminya.‘Apa dia pikir aku marah padanya? Aku diam bukannya marah, tapi aku baru sadar kalau telah berkata kasar kepada calon kakak iparku yang sudah pasti petuahnya akan keluar jika dia

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 112. Putus

    “Aww …!” Evans memegangi telinganya yang kena gampar kekasihnya.Laki-laki itu menoleh kepada kekasihnya. Baru saja ia hendak berbicara, tapi Lura sudah bersuara lebih dulu.“Aku memang gadis kampung yang bodoh. Jadi, mulai sekarang jangan dekati aku lagi!” Lura melangkah dengan cepat menuju kamarnya.Entah ada setan apa yang merasukinya. Gadis itu merasa sangat terhina dengan ucapan Evans. Selama ini ia memposisikan diri sebagai adik Haris, ia lupa dengan masa lalu dan latar belakang keluarganya.“Lura …!” seru Haris yang tidak didengarkan oleh adiknya itu.Haris marah karena melihat adiknya berani memukul kepala calon suaminya sendiri. Walau sedang kesal, tapi kalau memukul kepala tidak dibenarkan, Haris tidak menyukainya.“Gara-gara lo nih!” tukas Evans sambil menujuk Haris. Lalu laki-laki itu segera mengejar Lura, namun gadis itu sudah masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

Latest chapter

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status