Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 49. Kencan Dengan Siapa?

Share

Bab 49. Kencan Dengan Siapa?

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bagaimana menurut kamu?" tanya Gilang saat mobil yang ia tumpangi kembali melaju menuju rumahnya.

"Apanya, Bos?" tanya Haris yang memang tidak tahu maksud dari pertanyaan atasannya.

"Naya." Mulutnya terasa berat saat menyebut nama itu. Gilang begitu membenci Naya bukan karena dia tidak suka dengan gadis tomboy itu, melainkan karena dirinya tidak bisa menikmati tubuh kekasihnya.

"Nona Naya gadis yang baik, bukan gadis manja. Bos beruntung dapat calon istri seperti Nona, tidak hanya cantik wajah, tapi juga cantik hatinya," jelas Haris panjang lebar.

Gilang tidak suka mendengar ocehan asistennya karena berbanding terbalik dengan kencannya yang berakhir hanya diam termenung bersama Evans, menunggu wanita pesanannya.

"Sudahlah jangan bicarakan dia lagi! Kamu bicara seperti itu karena kamu suka sama calon istri saya 'kan?" Gilang melipat kedua tangannya di depan dada sembari mencondongkan badannya kepada laki-laki yang sedang mengemudi.

"Saya yak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
ap sih maunya gilang
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
nah loh gilang ketauan sama papi đŸ€ŁđŸ€Ł
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 50. Ancaman Sang Papi

    "Ya sama calon istriku lah! Sama siapa lagi?" jawab Gilang, "Aku masuk dulu ya, Pi." Gilang melangkahkan kakinya meninggalkan laki-laki yang masih terlihat gagah, walau sudah tua."Sampai kapan kamu terus bohongi Papi dan Mami?" tanya Papi Rizky sembari melipat tangannya di depan dada. Menatap punggung laki-laki tampan yang lahir dari benihnya.Ucapan sang papi menghentikan langkah pemuda yang kecewa karena gagal berkencan dengan wanita seksi.Gilang berbalik badan, kembali menghadap papinya. "Maksud Papi apa?"Laki-laki yang mempunyai lesung pipi itu pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud sang papi. Ia masih saja bersikap seperti orang tidak tahu apa-apa.Dia lupa kalau sang papi orang yang berkuasa, bisa melakukan apapun termasuk mencabut semua fasilitas yang Gilang nikmati saat ini."Kalau Papi mengambil semua fasilitas, termasuk jabatan kamu sebagai CEO di perusahaan FaRiz Group, apa kamu mampu menghidupi dirimu sendiri?" tanya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 51. Basah Tengah Malam

    Setelah sakit di kepalanya sudah mulai mereda, Gilang menyudahi acara merendam senjata keperkasaannya.Wajah laki-laki itu terlihat berseri setelah berendam. Ketampanannya seakan tidak pernah pudar walau ia tidak pernah melakukan perawatan apa pun.Gilang segera memakai boxer dan kaus oblong berwarna putih. Ia segera naik ke atas ranjang, merebahkan tubuh tegapnya di tempat tidur empuk.Ditatapnya layar ponsel yang menampakkan wanita cantik nan seksi tanpa busana sedang berusaha menggodanya.Rupanya Gilang sedang melakukan panggilan video dengan pramusaji yang pernah berkencan dengannya."Sayang, kamu sangat seksi dan menggairahkan. Gilang mencium layar ponselnya saat kamera ponsel wanita gatel itu mengarahkan ke lubang keramatnya.Laki-laki tampan itu turun dari tempat tidurnya, ia pun membuka semua pakaian yang melekat di tubuhnya."Senjatamu benar-benar super," ucap si wanita seksi saat melihat senjata keperkasaan Gilan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 52. Dicoret Dari Daftar Keluarga

    Papi Rizky masuk ke dalam ruangan CEO perusahaan FaRiz Group yang merupakan perusahaan keluarganya yang ia wariskan kepada putra tunggalnya bernama Gilang Sebastian.Laki-laki tua yang masih gagah itu berjalan mendekati sang putra yang fokus dengan kerjaannya.Walaupun Gilang laki-laki brengsek yang suka berkencan di atas ranjang, tapi ia seorang pekerja keras. Semua proyek besar berhasil ia kerjakan dengan baik.Gilang mendongakkan wajahnya saat laki-laki yang berdiri di depan meja kerjanya tidak mengatakan sepatah kata pun."Aku kira Haris," kata Gilang sembari tersenyum saat melihat laki-laki yang berdiri di hadapannya itu adalah papinya sendiri. "Tumben Papi ke sini?" tanya Gilang sembari bangun dari kursi kebesarannya.Laki-laki itu mengajak sang papi untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu. "Silakan, Pi." Gilang mempersilakan papinya untuk duduk.Laki-laki yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu duduk di

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 54. Mimpi Buruk

    "Tidak!" Gilang berteriak sekencang-kencangnya, sehingga Papi dan maminya segera berlari menghampiri kamar sang anak.Mereka mengetuk pintu berkali-kali, tapi tidak ada jawaban dari Gilang. Sehingga Mami Tyas mengambil kunci lainnya dan membuka pintu kamar sang anak dengan kunci cadangan.Papi Rizky dan Mami Tyas segera masuk ke dalam kamar. "Gilang kamu kenapa?" tanya sang mami pada pemuda yang masih memejamkan matanya sembari teriak-teriak.Keringat bercucuran dari kening laki-laki tampan yang sedang tertidur, walau di dalam kamarnya ada pendingin ruangan. Tapi, tidak bisa mencegah peluhnya keluar dari pori-pori pemuda tampan itu.Mami Tyas mengambil gelas berisi air yang ada di atas nakas, lalu mencipratkan air itu ke wajah anaknya, hingga Gilang tersadar dari mimpi buruknya.Gilang pun membuka mata, lalu mengusap wajahnya yang basah. "Mami!" Gilang langsung memeluk sang mami yang berdiri di samping tempat tidurnya ketika tersadar dari mim

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 54. Kalah Pesona

    Laki-laki tampan itu menjadi tidak berselera makan ketika mendengar orang tuanya pergi tanpa pamit padanya.Ia benar-benar merasa terasingkan di rumahnya sendiri. Akhir-akhir ini kedua orang tuanya terlihat tidak peduli lagi dengan dirinya."Aku benar-benar udah nggak berarti bagi mereka," gumam Gilang. Lalu, bangun dari duduknya. Pemuda itu tidak menyentuh makanannya. Ia segera pergi ke kantor dengan perut kosong."Ris, kamu tahu Mami dan Papi pergi ke Bandung?" tanya Gilang pada asistennya yang sedang mengemudikan mobil mewah berwarna hitam menuju kantor FaRiz Group."Tahu, Bos," jawab Haris dengan sopan, "Tuan dan Nyonya tadi sempat pamit pada saya. Beliau bilang akan menginap selama seminggu di sana."'Kenapa mereka pamit sama Haris bukan sama aku? Apa Haris itu anak mereka?' Gilang merasa cemburu kepada asistennya karena kedua orang tuanya lebih perhatian kepada pemuda tampan itu ketimbang anaknya sendiri."Kenapa mereka pamit sama kamu

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 55. Pegawai Baru

    "Ris, kamu ikut ke ruangan saya!" titah Gilang saat mereka sudah memasuki lantai di mana ruangannya berada."Baik, Bos!" Haris mengikuti CEO muda itu memasuki ruangannya. "Di mana sekretaris anda, Bos?" tanya Haris ketika mereka masuk ruangan tidak ada siapa pun. Biasanya sang sekretaris CEO sudah datang lebih dulu."Dia sakit, nggak masuk kerja untuk beberapa hari ke depan. Kamu tolong cari orang untuk menggantikan pekerjaannya sementara!"Gilang berjalan ke meja kerjanya. Lalu, duduk di kursi kebesaran sang CEO. Laki-laki itu langsung membuka komputernya dan mulai bekerja."Baik, Bos!" Haris langsung menelpon temannya yang ditugaskan untuk membantu pekerjaannya selama ia sibuk mengurus masalah pribadi sang CEO."Kamu sudah siapkan berkas untuk meeting pagi ini?" tanya Gilang pada sang asisten tanpa menatap laki-laki tampan itu. Netra coklat itu tetap fokus kepada komputernya."Semua sudah siap, Bos," sahut Haris."Bagus!

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 56. Kehilangan Jejak

    Meeting berjalan dengan lancar, Gilang Sebastian memang mewarisi darah sang ayah, sebagai pebisnis yang hebat. Tidak ada proyek yang gagal semenjak FaRiz Group berada di tangannya."Bos, besok sore kita berangkat ke Bandung. Lusa, pagi-pagi sekali kita ada meeting. Setelah itu kita lanjut meninjau proyek baru di sana," kata Haris sembari berjalan menuju ruangan sang CEO setelah selesai meeting."Kita akan berangkat pagi-pagi, kamu atur semuanya!" titah Gilang kepada asistennya, "Saya akan mengunjungi rumah nenek Marisa. Kebetulan beliau dan Bunda Anin ada di sana.""Baik, Bos," sahut Haris dengan tegas.Gilang menghentikan langkahnya, begitu pun dengan Haris. "Silakan kamu ke ruanganmu! Selesaikan semuanya sebelum kita berangkat!" titah sang bos ketika mereka berada di depan ruangan asisten CEO, ruang kerja Haris."Baik, Bos!" Haris menganggukkan kepalanya , lalu masuk ke dalam ruangannya setelah sang bos kembali melangkah pergi ke ruangan CEO.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   Bab 57. Rumah Tua

    "Nona masuk ke rumah itu, Bos," kata Haris sembari menunjuk bangunan tua yang terlihat sudah usang.Rumah tua yang jendelanya ditambal oleh kardus dan banyak barang-barang bekas di sekitar bangunan itu."Apa kamu nggak salah lihat?" Gilang tidak percaya dengan ucapan asistennya karena bangunan tua yang ditunjuknya seperti rumah hantu."Saya melihatnya sendiri, Bos," jawab Haris dengan yakin.Gilang tidak mau masuk ke dalam bangunan tua yang terlihat seperti rumah hantu. Ia sudah membayangkan sendiri kalau di rumah itu banyak makhluk yang tak kasat mata."Coba kamu periksa sana! Saya tunggu di sini," titah Gilang pada laki-laki muda yang menggunakan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih."Baik, Bos!" Haris mengangguk pelan, lalu mengayunkan langkahnya menuju rumah tua itu.Laki-laki tampan itu berjalan dengan santai, lalu mengetuk pintu rumah yang tidak tertutup rapat itu sembari mengucapkan salam.Seorang anak la

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status