Share

2. Janji Kencan

Author: Nathanegara
last update Last Updated: 2022-01-20 14:19:00

Bram sudah siap-siap, dan penampilannya lebih sporty seolah-olah ingin mengimbangi penampilan teman kencannya. Bram terlihat begitu happy, Petty anaknya melihat penampilan Bram, langsung godain Bram, 

"Tumben pap ngantor dandanannya kayak om senang gitu," Goda Petty anaknya

"Masak sih? kamu ada-ada aja, kan papa biasa kalau mau ketemu klien di luar dandanannya santai," Bram mesem-mesem gitu membalas candaan Petty

"Awas pap.. ntar ada ABG yang nyantol lho, umur sih boleh tua, tapi ABG demennya om-om kayak papa gitu deh," canda petty lagi sambil cengengesan.

"Udah ah, papa jalan dulu ya, mau ke Ritz Carlton meeting sama klien disana." Bram langsung ngeloyor keluar rumah.

"Okey pap, ati-ati ya.. jangan lupa pulang," Petty kembali godain Bram. 

Bram langsung masuk mobilnya yang sudah standby di halaman, Bram menyetir sendiri tanpa di supiri. Sudah menjadi kebiasaannya kalau ada janji kencan selalu gak di supiri. Mobil Bram tidak menluncur ke arah jalan Sudirman, tapi malah ke arah Pondok Indah. 

Menyusuri jalan Arteri Pondok Indah yang masih padat merayap, sejak zaman kuda gigit besi yang tidak pernah berubah, Bram kadang begitu emosional kalau sudah di pepet Kopaja yang jalannya gak beraturan. 

Bram benar-benar tidak menyangka kalau diusianya yang hampir menginjak setengah abad, di anugerahi seorang anak hasil dari perselingkuhan isengnya dengan Asha, yang sekarang menjadi tanggung jawabnya. Bram mulai memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Asha yang sudah menjadi ibu dari anaknya. 

Ponsel Bram ada nada panggilan masuk, Bram melihat panggilan masuk yang tertera nama 'Alex', nama yang biasa di gunakan Bram untuk mengganti nama Asha di daftar kontaknya. 

"Ya sayang.. om masih di Arteri Pondok Indah nih, jalannya macet parah,"

"Terus gimana dong? tetap jadi kan om?"

"Jadi dong, gini deh kamu langsung aja ke hotel ya, kamu booking aja kamarnya,"

"Yaaah.. uang Asha gak cukup om buat booking hotelnya, transferan om kemarin udah di beliin kebutuhan Brama,"

"Oke, ntar om transfer buat booking kamarnya ya, kalau kamu udah di hotel kabari om ya,"

Pas di perhentian traffic light, Bram manfaatkan untuk transfer uang ke Asha. Bram terlihat begitu happy, dia ingin mendengar banyak dari Asha tentang perkembangan Brama, yang usianya sudah hampir enam bulan. 

Di sebuah hotel di bilangan Fatmawati, Asha menuju ke resepsionis untuk memesan kamar, 

"Selamat pagi mbak, saya mau pesan kamar deluxe-nya masih ada gak?" Asha dengan dandanan yang agak di dewasakan, dengan make up yang maksimal, dan dengan gaya bicara di ubah sedemikian rupa

"Oh.. ada mbak dilantai 5."

"Okey, gak apa-apa mbak," Asha mengecek table harga di brosur yang ada dihadapannya. "Bisa pakai debit card ya mbak?"

"Bisa mbak..,"

Asha menyerahkan debit card-nya ke Resepsionis hotel, dan tidak lama setelah itu resepsionis hotel mengambalikan kartu debit Asha, sekaligus memberikan guess room key. Sebelum naik ke kamar, Asha telpon Bram. 

"Om.. aku sudah booking kamar yang deluxe, untung cukup uangnya hehehe,"

"Yaudah, om sebentar lagi nyampe kok,"

Asha langsung menuju lift sambil telepon dengan Bram, pas mau masuk lift Asha pun sudah selesai telepon Bram. Setelah keluar lift dilantai 5, Asha mencari kamar 505 yang tidak jauh dari lift. 

Asha masuk kamar dan memasukkan kartu ke slot card, lampu kamar dan AC, TV pun menyala. Sudah lama sekali Asha tidak merasakan fasiltas kamar seperti itu, hanya dengan Bram lah dia bisa menikmatinya. 

Asha langsung mengecek semua fasiltas yang tersedia, terutama yang ada di dalam toilet. Asha begitu lega, melihat bathtub yang tersedia, timbul pikirannya untuk mandi terlebih dahulu. Asha pun segera mengisi bathtub, sambil menunggu bathtub penuh, Asha menanggalkan pakaiannya satu persatu. 

Baru saja dia mau masuk ke bathtub, bell kamarnya berbunyi. Asha segera membalut tubuhnya dengan handuk, buru-buru membuka pintu. Bram masuk di sambut dengan pelukan Asha, Bram membalas pelukan Asha dengan sangat bersemangat. Mereka tenggelam dalam Asmaradhana cinta terlarang. 

Bram dan Asha melepas kerinduan yang sudah sekian lama tertahan, keduanya seakan-akan bernostalgia, dan Bram pun lupa dengan usianya. Kesenjangan usia diantara keduanya seperti lawan tanding yang tidak seimbang, namun Asha pandai memainkan peranan, seakan-akan dia sudah terpuaskan. 

Bram sangat bangga dengan keperkasaannya, karena Asha memperlihatkan ketidakberdayaannya menjadi lawan tanding Bram. Padahal sesungguhnya Asha belum merasakan apa-apa saat Bram sudah mencapai puncak pelepasan. 

Semakin Asha pandai menempatkan dirinya, semakin royal Bram terhadap Asha. Usia boleh muda, namun Asha tidak perlu kehilangan akalnya untuk menaklukkan Bram. Bram begitu bersemangat untuk menyelesaikan permainan, saat dia melihat Asha seperti kewalahan menghadapi Bram. 

Tubuh Asha nan ranum dan sintal, sangat jauh berbeda dengan yang di rumah. Situasi itulah yang membuat Bram terasa terus muda. Gairahnya serasa terus ada, karena memang ada pemicunya. Asha telah membuat Bram terasa lebih muda dari usianya, itulah yang membuat dia sangat menyayanginya. 

Sesi pertama sudah usai, namun Bram belum ingin menyudahi permainan. Meskipun dia sendiri sudah terkulai lemas tak berdaya, namun hasratnya menginginkan ada sesi kedua. 

Asha kembali berbaring di samping Bram, dipeluknya Bram dengan penuh rasa sayang. Bram mulai menggeliat, dan membalas pelukan Asha dengan penuh kasih. Dia begitu kasihan dengan Asha, masih remaja sudah harus mengasuh anak hasil hubungan terlarangnya dengan Asha. 

"Asha.. om akan siapkan Apartemen buat kamu dan Brama, juga Babysitter untuk mengurus Brama ya,"

Bersambung 

Related chapters

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   3. Ronde Kedua

    "Om sudah pikirkan semua, kamu dan Brama akan om bikinkan Asuransi, jadi kalau ada apa-apa kalian sudah aman.""Om Bram gak buru-buru pulang kan? Asha masih kangen nih sama om," Asha terus menggoda Bram."Ya gaklah sayang, tadikan baru ronde pertama, om tahu kamu mana mau kalau cuma satu ronde."Asha mencubit dada Bram dengan gemas, dan Bram kembali merengkuh Asha dalam pelukannya. Dua mahluk Tuhan yang beda usia ini kembali tenggelam dalam Asmaradhana. Bram kembali mencoba untuk memimpin pertandingan, Asha juga sudah berusaha untuk menikmati hubungan tersebut, namun Bram lagi-lagi belum bisa menuntaskan permainan dengan baik.Asha berusaha untuk memperlihatkan pada Bram, bahwa dia baru saja menikmati sebuah permainan yang luar biasa, dia seolah-olah baru terpuaskan oleh Bram, reaksi yang diperlihatkan Asha itu membuat Bram merasa sebagai pemenang, meskipun dia tahu kalau dia tidak menuntaskan permainan dengan semestinya."Terima kasih

    Last Updated : 2022-01-20
  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   4. Apartemen untuk Asha

    Bram dan Asha sudah berada di sebuah apartemen di bilangan Slipi, Jakarta. Bram sudah siapkan semua kebutuhan Asha, juga perlengkapan kamar Brama. Sambil terus memeluk Asha, Bram menjelaskan kalau Babysitter untuk Brama pun sudah ia sediakan."Gimana kamu suka gak dengan apartemen ini?" tanya Bram. "Besok kamu sudah bisa pindah kesini sama Brama, sebentar lagi Marchel datang sama babysitter." lanjut Bram"Terima kasih Om, gak nyangka semua cepat banget dipenuhi." Asha mencium Bram sebagai ucapan terima kasih."Kamu dan Brama harus bahagia, om pilih apartemen ini agar gak jauh dari permata hijau rumah om, kamu sendiri kamarnya ya, kamar satunya buat babysitter dan Brama." jelas Bram"Aku satu kamar sama om ya?" canda Asha dengan manja."Ya, kalau om lagi kesini ya, makanya om cari apartemen yang agak besaran."Bell pintu berbunyi, Asha buru-buru b

    Last Updated : 2022-01-27
  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   5. Asha Pindah

    Marchel menjemput Asha dan Brama di rumahnya, namun kali ini Marchel agak dingin terhadap Asha. Perubahan sikap Marchel tersebut membuat Asha merasa aneh, karena awalnya Marchel sangat pecicilan terhadap Asha.Asha yang selama ini tinggal dengan bibinya pamit untuk pindah, Asha mengaku sama bibinya Marchel adalah calon suaminya yang punya apartemen."Bi ... kenalkan ini Marchel calon suami Asha.." Mendengar pengakuan Asha tersebut Marchel agak kaget, namun kekagetan itu tidak ia perlihatkan."Oo ini orang yang kamu ceritakan kemarin Asha, bibi titip Asha ya ... dia ini anak yatim piatu, orang tuanya sudah gak ada.." Cerita bibi Asha pada Marchel."Ya bi, saya akan jaga Asha da

    Last Updated : 2022-02-02
  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   6. Asha Mengagumi Marchel

    "Maaf ya mas, aku sudah salah menilai kamu.." ujar Asha sambil menatap Marchel yang ada di depannya"Salah menilai kenapa Asha?" tanya Marchel dengan heranMereka berdua saling pandang, namun Marchel mengalihkan pandangannnya, pandangan Asha begitu menggetarkan hatinya. Baru kali ini Marchel merasakan ada wanita yang memiliki daya tarik memang sesuai dengan seleranya, namun dia sadar kalau Asha kekasih bosnya. Asha belum menjawab pertanyaan Marchel.Marchel pamit ke toilet dan Asha masih duduk di ruang tamu. Asha masih bertanya-tanya dalam hatinya tentang perubahan sikap Marchel yang begitu drastis.Setelah dari toilet, Marchel bertanya pada Asha:"Kita pesan makanan online aja

    Last Updated : 2022-02-03
  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   8. Di Luar Dugaan Marchel

    Di depan pintu berdiri sosok Bram memandang ke arah Marchel dan Brama dengan dingin. Asha dan Marchel langsung bersujud di kaki Bram, dengan bijaksana Bram meminta Asha dan Marchel berdiri."Marchel, Asha ... berdirilah, tidak perlu kalian bersujud di kaki saya, semua bisa kita bicarakan," ujar Bram dengan bijakAsha langsung peluk Bram sambil menangis dan meminta maaf, sementara Marchel terpaku diam dengan perasaan bersalah."Om ... maafin Asha ya, apa yang om lihat tidak seperti itu kejadian sebenarnya." ucap Asha penuh penyesalan"Sudahlah Asha, nanti saja kamu jelaskan, Marchel kamu boleh pulang, besok kita bicara di kantor.""Siap pak!! Terima kasih pak, saya pamit.." Marchel la

    Last Updated : 2022-02-06
  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   9. Marchel Menemui Bram

    Di ruang kerja Bram, Marchel terlihat dalam perbincangan yang serius dengan Bram. Sebagai sosok yang gentlemen, Marchel tetap bersikap tenang, dia tahu kalau dalam posisi yang salah, dan siap mengakui kesalahan. Bram pun tidak dengan emosi menghadapi Marchel, karena dia sudah cukup mengenalattitudeMarchel, yang merupakan orang kepercayaannya."Jadi kamu sudah mengerti ya kenapa kamu saya suruh menghadap saya hari ini?" tanya Bram. "Saya sangat menghargai kejujuran kamu selama ini, dan saya sangat yakin kamu masih memegang teguh kepercayaan saya.." lanjut Bram dengan sikap kebapakan"Sangat mengerti pak, dan saya siap menerima resiko apa pun dari kesalahan saya." Marchel benar-benar bersikap apa adanya, dan pasrah menerima apa pun dari Bram."Kamu tahu apa kesalahan

    Last Updated : 2022-02-07
  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   10. Mengharap Restu

    Begitu sampai, Asha yang membukakan pintu, Marchel langsung peluk Asha. Asha merasa ada sesuatu yang aneh dari Marchel seperti tidak biasanya."Tumben kamu mas peluk aku? ada apa nih?" tanya Asha heran"Aku senang Sha ...pak Bram gak marah sama aku.." jawab Marchel dengan sumringah"Serius kamu mas? Kemarin sih aku bilang apa adanya soal kamu..""Brama mana? Aku mau gendong dia Asha..""Ada angin apa nih? Kok kamu tiba-tiba ingin gendong Brama?""Kalau seandainya aku gendong kamu aneh gak?" Marchel mulai menggoda Asha."Emang kamu berani gendong isteri bos kamu?" Balas Asha sambil

    Last Updated : 2022-02-10
  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   11. Gairah Asha

    "Mas bilang gini, saya kasihan sama Asha dan Brama.." jawab Marchel"Ooo ... jadi mas cuma kasihan ya sama aku?" selidik Asha"Ntar dulu dong, kan belum selesai ngomongnya, terus mas bilang gini,""Bapak percaya kalau saya jatuh cinta sama Asha?""Saya sangat percaya, dan itu adalah sesuatu yang wajar..itu kata om Bram, Kamu sangat tahu kalau saya selalu mempercayai kamu, tapi ... ada satu hal yang tidak saya inginkan, kata Om Bram.."Marchel tidak meneruskan pembicaraan, sehingga membuat Asha semakin penasaran. Asha sudah mulai tersanjung oleh Marchel yang mulai membangun suasana kehangatan diantara keduanya. Asha memeluk Marchel dengan mesra, dia sudah begitu yakin ka

    Last Updated : 2022-02-13

Latest chapter

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   150. Ending

    "Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   149. Usaha Asha Belum Berhasil

    "Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   148. Pertemuan Mellisa dan Yanuar

    Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   147. Mellisa Belum Menerima Yanuar

    Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   146. Asha Menyatukan Papa dan Mamanya

    Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   145. Brama Mendapatkan Haknya

    "Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   144. Pertemuan Bram, Marchel dan Asha

    Ada perasaan bersalah dalam diri Bram terhadap status Brama. Dia merasa perlu untuk menegaskan tanggung jawabnya terhadap Brama, yang selama ini tidak terlalu dipersoalkan Asha dan Marchel. Namun, semakin besar Brama, maka akan semakin besar kebutuhan hidupnya.Bram mengajak Asha dan Marchel untuk bertemu, Marchel mengatur pertemuan tersebut di Mells Residents, karena kebetulan Marchel dan Asha sedang berada disana. Asha yang selama ini sebetulnya tidak terlalu mempermasalahkan, akhirnya menghargai niat baik Bram.Seperti biasanya, mereka bertemu di Lounge yang ada di Mells Residents. Bram membuka pembicaraan lebih dulu, "Asha.. sebetulnya ini sudah saya siapkan sejak lama, cuma baru hari ini saya sampaikan pada kalian." Ujar Bram"Tentang apa ini Om? kalau boleh saya tahu?" Tanya Asha"Ini soal tanggung jawab saya pada Brama, yang selama ini menjadi tanggung jawab kalian." Ujar Bram. "Saya mempersiapkan deposito untuk Brama, senilai 3 milliar." Lanjut Bram

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   143. Marchel Meredam Masalah

    "Justeru karena aku percaya kamu mas, makanya aku minta kamu jujur sama aku."Marchel mendekati Asha dan memeluknya dari belakang, "Terima kasih ya sayang.. kamu sangat mengerti aku, aku cuma ada kamu Sha, tidak ingin ada yang lain." Rayu MarchelMarchel merasa lega menceritakan semua masalahnya dengan Alexa pada Asha, dan sudah tahu seperti apa Asha akan menyikapi masalah tersebut."Kalau ada masalah apa pun mas, segera kasih tahu aku mas.. aku tidak ingin ada yang disembunyikan." Ujar AshaMarchel mengajak Asha ke dalam, karena hari sudah menjelang maghrib. Marchel memeluk pingga Asha sambil berjalan menuju kedalam rumah. Marchel mengatakan pada Asha kalau dia sangat bahagia dengan sikap yang diperlihatkan Asha."Aku tuh udah gak mau meributkan hal yang gak penting mas.. aku mau bahagia bersama kamu." Ucap Asha"Aku juga gitu Sha, masa depan kita masih panjang, gak mau dirusak oleh masalah sepele."Marchel dan Asha nimbrung deng

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   142. Asha Interogasi Marchel

    Naluri seorang isteri kadang begitu tajam, bisa merasakan apa yang sedang di derita suaminya. Asha mengajak Marchel bicara berdua di taman belakang rumah Pondok Indah.Asha bisa melihat dari raut wajah Marchel yang menyimpan persoalan, dia membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan, "Sejak kemarin aku merasakan ada yang mas sembunyikan.. bisa gak mas cerita?" Pinta Asha dengan lembut.Marchel yang duduk di sebelah Asha mencoba merangkul Asha, "Gak ada yang aku tutupi Sha, aku gak ada persoalan kok." Rayu Marchel"Mas.. aku ini sudah banyak berubah lho, aku ingin tidak ada yang kamu sembunyikan, dan aku tidak akan marah kalau kamu ceritakan, sekalipun pahit ceritanya." Pancing AshaLama Marchel terdiam mendengar kebesaran jiwa Asha, yang ingin Marchel terbiasa dengan keterus terangan, " Memang tadinya ada masalah Sha, tapi hari ini sudah aku selesaikan.. semoga saja tidak ada lagi masalah baru." Jawab Marchel."Kan lebih bagus mas ceritaka

DMCA.com Protection Status