Beranda / Romansa / Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik / Bab 228. Masa Lalu yang Menjauh

Share

Bab 228. Masa Lalu yang Menjauh

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Diva terkejut dengan ucapan Elvan barusan, ada rasa tidak percaya yang hinggap dalam hatinya membuat sinyal di wajahnya mengerut.

“Kamu tidak percaya denganku?” Pertanyaan Elvan ini membuat Diva mengangguk cepat.

“Tapi aku benar-benar jujur padamu, Div.”

“Baiklah, aku percaya padamu, lalu apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Diva penasaran.

Elvan mengangguk.

“Kenapa kamu memberikan ciuman pertamamu pada orang asing?” pertanyaan Diva membuat senyum di wajah Elvan.

“Demi apapun, lebih baik aku mencium orang asing daripada harus dijodohkan oleh keluargaku.” Elvan menjawab jujur.

Diva makin memperdalam kerutan di keningnya. “Kalau saat itu bukan aku yang kamu bawa ke acara keluargamu itu, apa orang itu yang akan mendapatkan ciuman pertama seorang Elvan Sabil?”

Elvan diam sejenak lalu menatap ke arah Diva. “Apa aku harus menjawabnya? Aku tidak mau berandai-andai hal yang tidak pernah terjadi di belakang, karena itu akan membuat penyesalan. Kuanggap pertemuan kita adalah takdir. Ta
Nychinta

mudah2an bisa sambung lagi di weekend ini..

| 26
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Watiaza Watiaza
lnjuut thor,,mkinpnasaran nih. smoga ayah dan ibu diva mrestuinya. ,,ok Thor sehat sll,,semangaatt,,
goodnovel comment avatar
Siti Zulaikah
skak mat utk Mikoo
goodnovel comment avatar
Yusli Hutomo
aamiiin bisa sambung lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 229. Ketegasan Elvan Terhadap Anggala

    Elvan mendapatkan pesan dari kuasa hukumnya terkait masalah Anggala. Sekarang pria itu sedang dalam proses pemeriksaan kasus pelecehan yang mereka laporkan, sepertinya kali ini Anggala tidak akan lepas dengan mudah, ditambah lagi kasus sebelumnya terkait pengedaran obat terlarang. Tidak berselang lama setelah menerima laporan itu, nampak di layar ponsel Elvan, Fredy menghubunginya.“El, apa kamu sudah cukup puas dengan permainanmu ini?” tanya Fredy dengan suara yang didengar Elvan seperti menghakimi.Elvan diam, dia sebenarnya malas untuk menanggapinya.“Apa kamu mendengarkanku, El?” Fredy berkata dengan sedikit jengkel.“Sebenarnya aku malas untuk menerima teleponmu ini, tapi … aku masih berusaha untuk menghargaimu.” Elvan menjawab dingin.“El, mari kita bertemu, aku ingin bicara denganmu tentang Anggala.” Fredy berkata dengan sedikit menekan.“Aku masih banyak urusan, Fred.” Elvan mengelak.“Aku sudah ada di lobi bawah.” Fredy berkata dengan nyaris terdengar putus asa, berbanding te

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 230. Bocoran untuk PDKT dengan Ayah!

    Elvan kembali ke ruangannya dengan tetap tenang tanpa memperlihatkan kekesalannya pada orang-orang yang dia jumpai. Lalu kemudian dia menghubungi Prisya dengan cepat.Tidak menunggu lama, Prisya langsung menerima panggilan itu.“Prisya, apa Dokter Reynand sudah menghubungimu tentang kondisi Ratri?” tanya Elvan langsung.“Ya, tentu saja kakak ipar! Dia juga mengatakan kalau ada cara yang bisa membuat Kak Ratri agar lebih cepat pulih kembali.” Prisya bercerita tanpa beban.“Ya aku juga sudah tahu tentang hal ini, tadi dia datang ke kantorku untuk memberikan laporan itu juga. Menurutmu apa ayah dan ibumu setuju kalau misalnya Anggala bertemu dengan Ratri?” tanya Elvan.“Itu … aku tidak bisa menebaknya untuk saat ini. Tapi, kemungkinan besar ayah dan ibu tidak akan setuju. Kalaupun mereka meminta pendapatku, aku adalah orang pertama yang tidak menyetujuinya …,” “... Menurutku daripada bertemu dengan pria brengsek itu mending pakai pengobatan lain saja. Karena kita tidak tahu apa yang akan

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 231. Aku Tidak Main-Main

    Diva sengaja belum keluar dari ruang kerjanya, padahal jam sudah menunjukkan pukul lima lebih. Tersisa Deska, Farel dan juga Miko. Wanita ini sengaja menunggu Elvan menghubunginya, sekaligus otaknya sedang menerka-nerka apa yang akan ditanyakan oleh kedua orang tuanya nanti.“Div, belum pulang?” tanya Farel dari kejauhan.Diva hanya menggeleng.“Ah, nungguin Pak Bos, ya? Lagian, kenapa gak tunggu di ruangannya aja kalo udah selesai?” Pertanyaan Farel ini hanya membuat Diva tersenyum simpul, tetapi saat mata Diva melihat ke arah Miko, pria itu menatapnya tajam, segera Diva mengalihkan pandangannya.“Duluan ya semuanya!” Farel kemudian kembali berkata sambil menenteng tas punggungnya.Lalu, Diva mengubah pandang ke arah Deska yang sepertinya juga akan beres-beres untuk pulang, dengan cepat Diva ikut membereskan semua barangnya dan mengangkat tasnya.“Pak Miko, Bu Deska, saya duluan ya!” pamit Diva pada kedua atasannya dan segera berjalan ke luar.Sebenarnya tidak enak langsung menuju rua

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 232. Berhenti di Depan Rumah

    Di dalam mobil Elvan yang mengantarkan Diva kembali pulang ke rumah, otak Diva penuh dengan bayangan Elvan yang benar-benar serius dengan kata-katanya. Bukan hanya sekali atau dua kali pria itu menegaskan hal ini padanya, tapi sudah sering dan Diva selama itu tidak terlalu menganggapnya nyata.Kali ini Pria itu kembali mengatakannya, dan sebentar lagi dirinya juga jelas akan dipanggil oleh kedua orang tuanya untuk bicara. Setidaknya, dia harus memperjuangkan hubungannya dengan pria itu. Walaupun dalam hati kecilnya dia masih ragu dengan kepercayaan kedua orang tuanya pada dirinya.‘Aku berharap kali ini ayah bisa kembali percaya padaku,’ ucap Diva dalam hatinya.Bukan tanpa alasan dia mengkhawatirkan hal ini, sebelumnya dia juga membawa Nico ke rumah dengan sangat mati-matian mempertahankan pria itu. Sampai dirinya merajuk pada kedua orang tuanya dan berujung tidak keluar dari kamar selama beberapa hari.Diva kembali mengembuskan napas berat. Jika dulu saja dia bisa membuat kedua orang

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 233. Aku Akan Ikut Kalian

    Mendapatkan perlakuan barusan membuat seulas senyum di wajah Elvan. Diva dengan cepat menarik tuas pintu dan keluar dari dalam mobil.Namun, Elvan memanggilnya segera saat menyadari satu bungkusan masih tertinggal di mobilnya. “Diva, makananmu tertinggal!” serunya pada Diva dengan membuka penuh kaca mobilnya.Diva melihat ke arahnya dan tersenyum lalu menjawab, “Ya aku tahu, simpan dulu di sana, tunggulah aku sebentar dan jangan pergi kemana-mana!” Setelah mengatakan hal itu, Diva kembali membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan cepat melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.Hal ini membuat Elvan sedikit keheranan, dia ingin bertanya kembali tetapi wanita itu sudah jauh melangkah meninggalkannya. Kalau saja dia nekat untuk terus memanggil Diva, jelas hal itu akan memancing suara kegaduhan yang jelas akan membuat ... mungkin Ayah Diva akan keluar dari rumahnya.Elvan menghela napas dalam, dia masih sedikit bertanya-tanya apa gerangan yang sebenarnya akan Diva lakukan, kenapa dia meny

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 234. Permohonan Diva

    Sesaat sebelumnya.Setelah keluar dari mobil Elvan, Diva gegas melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Dia jelas tidak bisa melihat Elvan merasa kesakitan.“Mau menyembunyikan rasa sakit dariku? Yang benar saja?! Memangnya aku ini buta atau tidak punya mata?!” desis Diva pada dirinya sendiri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sesaat sebelum mengetuk pintu rumahnya,Walaupun dia gugup dengan pertanyaan orang tuanya nanti, entah kenapa hatinya lebih tidak nyaman saat melihat Elvan yang menyimpan rasa sakit di hadapannya dengan berpura-pura tidak terjadi apapun..“Aku harus izin sama ayah!” tekad Diva dalam hati.“Kak Diva, akhirnya kakak pulang juga! Ditungguin ayah tuh daritadi.” Prisya berkata setengah berbisik saat membukakan pintu untuk Diva.“Sama Kakak ipar ya pulangnya?” tanya Prisya lagi, namun Diva tidak menjawab dia hanya memberikan bungkusan makanan yang dia bawa tadi dengan Prisya lalu melenggang masuk begitu saja, membuat Prisya memanyunkan bibirnya.“Awas saja ya kalo

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 235. Menurut Ayah Gimana?

    Diva memang selalu membuat kejutan untuknya, sampai dirinya kehabisan stok kalimat untuk mengungkapkannya. Elvan lalu melihat ke arah kediaman Diva, dia melihat sosok ayahnya yang sedang memandangnya dengan tatapan tajam dari kejauhan.Untuk kali pertama Elvan merasa bahwa dia kalah telak hanya dengan tatapan saja. Dia langsung menundukkan pandangnya saat mata mereka bertemu. Kemudian, pria itu langsung membalikkan badan dan menutup pintu rumah dari dalam. Entah kenapa ada kegentaran dalam hati Elvan tatkala melihat ayah Diva ini.“Van!” Diva memanggil Elvan, membuyarkan pikirannya sendiri.“Aku sudah baik-baik saja kok.” Elvan berkata pada Diva dengan lembut.“Kata siapa?” tanya Diva dengan tatapan tajam, Elvan hanya bisa terdiam saat Diva bertanya dengan nada menghakimi.“Aduh, kalian berdua ini. Sudah mending temani saja kakak iparku duduk di belakang biar adikmu ini jadi sopir dadakan!” Prisya memisahkan keduanya yang terlihat masih ingin berdebat dan mendorong keduanya ke arah kur

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Bab 236. Panggilan Video Bersama

    Sesaat sebelum kedua kakak beradik ini keluar dari rumah. Diva yang mendapat izin ini dengan cepat mencari ibunya di kamar untuk berpamitan kembali. Baginya masalah rentetan pertanyaan ayahnya biarlah menjadi urusan besok saja. Di sela waktu itu, Lukman memanggil Prisya. “Kamu, awasi kakakmu.” Lukman berkata dengan suara yang cukup berat, ini seperti perintah yang tidak bisa dibantah. “Tentu Prisya akan mengawasinya sesuai dengan perintah ayah,” ucap Prisya dengan hati-hati. "Nanti Prisya akan share lokasi terkini dengan ayah, jadi ayah bisa melihat keberadaan kami secara real time." Prisya menambahkan lagi. Mendengar hal itu Lukman diam sejenak, lalu tersenyum penuh makna. Membuat Prisya curiga dengan arti senyuman itu. Biasanya akan ada hal yang membuatnya terkejut! “Tidak perlu share lokasi kamu." Lukman berkata dengan tenang. "... Kita akan melakukan panggilan video selama kamu pergi dengan kakakmu itu,” sambung Lukman lagi dengan intonasi tegas. Benar saja! Ayahnya ini t

Bab terbaru

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Ready For "Jodoh Salah Tarik #2"?

    “Uhh ...” lenguh Kayla selagi memegang kepalanya yang terasa pening. “Kepalaku sakit sekali ….” Sembari menggerutu dengan mata terpejam, wanita bersurai cokelat panjang bergelombang itu berusaha untuk mengingat apa yang terjadi di malam yang lalu. “Minum Kay!” “Habiskan!” “Ah! Kamu kalah lagi!” “Sudah, jangan dipaksa, kamu tidak cukup kuat untuk meneguknya!” “Kamu sudah mabuk, Kay!” Kalimat-kalimat itu masih terngiang di kepala Kayla Semalam, Kayla diajak reuni oleh teman-temannya di salah satu hotel bintang lima. Awalnya, wanita itu berpikir kalau tujuan pertemuan tersebut hanyalah sebatas temu kangen berupa makan malam di restoran atau ruang khusus hotel. Sayangnya, Kayla terlalu bodoh untuk berpikir panjang, sampai-sampai dia lupa bahwa kelompok temannya yang satu ini adalah tipe yang lebih suka menghabiskan waktu dengan minum di bar. Alhasil, di sinilah Kayla sekarang, merutuki kebodohannya yang mau saja lanjut ikut di acara itu, apalagi saat teman-temanny

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (10)

    Pagi itu terasa istimewa. Rumah Elvan dan Diva dipenuhi dengan dekorasi lembut berwarna pastel—biru muda dan merah muda menyelimuti ruang tamu, balon-balon cantik tergantung di setiap sudut. Sebuah spanduk besar terbentang di tengah ruangan dengan tulisan “Selamat Datang, Claudia Cantika Wongso”.Ini adalah hari dimana pesta penyambutan bayi perempuan mereka yang baru lahir, Claudia Cantika Wongso. Sebuah momen yang sudah lama mereka nantikan dan kini mereka sudah bersiap untuk merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka bersama orang-orang terdekat.Diva berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya dengan senyum lembut menghiasi wajahnya. Dia mengenakan gaun sederhana namun elegan, warna pastel lembut yang menonjolkan kesan anggun. Di sebelahnya, Elvan sedang menggendong Claudia yang terlelap dalam balutan selimut bayi berwarna merah muda. Auranya makin terpancar saat pria itu menggendong anaknya dengan penuh kasih sayang, menatap putri mereka dengan tatapan lembut.“Van,

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (9)

    Malam ini sungguh terasa berbeda. Diva terbangun di tengah malam dengan perasaan aneh yang tak bisa ia abaikan. Sudah sembilan bulan sejak mereka pertama kali mendengar kabar bahwa ia hamil, dan kini momen yang telah mereka tunggu-tunggu hampir tiba. Diva merasakan kontraksi yang semakin intens, dan kali ini berbeda dari yang sebelumnya—lebih kuat dan cukup teratur. Diva berpikir mungkin ini sudah saatnya. Saat dimana dia akan melahirkan hampir tiba.Elvan terbangun ketika Diva menggeliat di sampingnya, wajahnya langsung dipenuhi kekhawatiran. “Diva, kamu baik-baik saja, hehm?” tanyanya dengan suara serak, matanya masih setengah tertutup karena kantuk.Diva menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri meskipun rasa sakit semakin jelas terasa. “Elvan… aku pikir ini saatnya. Kontraksinya … semakin kuat.” Diva berkata dengan suara bergetar, wajahnya terlihat berkeringat.Elvan langsung terjaga sepenuhnya dan segera bangkit dari tidurnya. “Kamu yakin?” Matanya terbuka lebar, panik dan

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (8)

    Kehamilan Diva sudah memasuki trimester kedua, meskipun mereka dipenuhi kebahagiaan karena kabar tersebut, tidak semuanya berjalan mulus. Beberapa minggu terakhir, Diva masih tetap merasakan berbagai tantangan fisik yang sebelumnya. Seperti mual setiap pagi dan rasa ingin muntah saat mengunyah makanan, tetapi kelelahan yang tidak bisa dijelaskan tetap ada, serta perubahan suasana hati yang terkadang membuatnya merasa tidak terkendali, tetap menjadi rutinitasnya.Di sisi lain, Elvan terus belajar dan berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang dan mendukung, meskipun tantangan itu juga mulai memengaruhi dinamika hubungan mereka.Pagi itu, Diva duduk di meja makan, berusaha menghabiskan sedikit sarapannya. Namun, seperti hari-hari sebelumnya, mual datang begitu saja tanpa peringatan. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi, meninggalkan Elvan yang masih menikmati sarapannya.“Diva!” Elvan langsung berlari mengikuti istrinya, wajahnya penuh kecemasan.Diva duduk di lantai kamar mandi, menarik

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (7)

    Beberapa minggu setelah kabar bahagia itu, kehidupan Diva dan Elvan berubah secara drastis. Mereka mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut bayi mereka, meskipun kehamilan Diva masih dalam tahap awal. Setiap malam, mereka berdua duduk bersama di ruang tamu, berbicara tentang masa depan dengan penuh semangat. Namun, di balik kebahagiaan itu, tetap akan datang pula tantangan baru yang harus mereka hadapi.Pagi ini, Diva duduk di meja makan dengan secangkir air putih hangat di depannya. Sejak tahu dirinya hamil, ia mulai lebih berhati-hati, bahkan mengganti minuman coklat kesukaannya dengan air putih hangat. Meski bahagia, perasaan cemas tidak sepenuhnya hilang dari hatinya.Elvan datang dari ruang kerja dengan laptop di tangan, meletakkannya di atas meja sambil memandangi istrinya dengan senyum. “Kamu terlihat sedikit lebih tenang hari ini. Bagaimana perasaanmu? Apa masih merasakan mual dan tidak nafsu untuk makan?”Diva tersenyum lembut, meskipun ada sedikit kekhawatiran di m

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (6)

    Setelah pulang dari liburan mereka melakukan aktivitas seperti biasa, masalah kehadiran buah hati tidak lagi menjadi sebuah penghalang besar untuk keduanya. Mereka juga sudah menjalankan program kehamilan dari dokter, walau sudah tiga bulan masih belum menunjukkan hasilnya, keduanya tetap saling memberikan dukungan satu sama lain.Hingga suatu pagi. Diva bangun dengan perasaan sedikit mual yang sudah ia rasakan selama beberapa hari terakhir. Dia berusaha mengabaikannya, berpikir itu mungkin hanya karena perubahan pola makan sejak kembali dari liburan. Namun, di dalam hatinya, ada perasaan yang mengusik—sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya.Elvan sudah berangkat lebih awal ke kantor. Diva berencana untuk menghabiskan hari dengan bekerja dari rumah. Tetapi, mual yang semakin kuat membuatnya sulit berkonsentrasi. Setelah sarapan, ia kembali merasa perutnya bergejolak, dan kali ini lebih parah daripada sebelumnya. Diva menunduk di depan wastafel, napa

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (5)

    Pagi hari di resort terasa lebih segar dan tenang. Diva memandang ombak yang bergulung pelan dari teras vila mereka. Ia mendekap secangkir teh hangat, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai dipenuhi berbagai pertanyaan. Liburan ini memang seharusnya menjadi waktu bagi mereka untuk beristirahat, tapi di dalam hati Diva, rasa cemas belum juga hilang.Elvan keluar dari kamar, rambutnya masih sedikit acak-acakan, tapi wajahnya jauh lebih segar daripada beberapa hari sebelumnya. “Kamu sudah bangun sejak kapan?” tanyanya sambil berjalan mendekat.Diva menoleh dan tersenyum tipis. “Baru saja.”Elvan duduk di kursi di sampingnya, menarik napas panjang sambil menatap laut. “Liburan ini benar-benar membuatku sadar betapa kita jarang meluangkan waktu seperti ini. Rasanya... aneh, tapi juga menyenangkan.”Diva memandang suaminya dan berkata, "Ya, aku juga merasa seperti itu. Ini... mungkin apa yang kita butuhkan.”Elvan tersenyum lembut, matanya menatap Diva dalam-dalam lalu berbisik lembut di

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (4)

    Pagi harinya Diva sudah melihat Prisya sibuk di dapur dengan pelayan yang ada di rumah mereka, dia terlihat mengatur makanan untuk sarapan mereka.“Wah, Kak Diva sudah bangun?” Prisya berkata dengan penuh semangat.“Kamu sibuk banget,” ucap Diva.“Iya dong, eh, Kakak ipar sudah bangun?” tanya Prisya lagi.“Pastinya dia sebentar lagi turun kok harusnya.” Diva menjawab santai.Tidak lama berselang Elvan ada di antara mereka.“Sudah sibuk sekali pagi ini.” Elvan berkata santai, dia terlihat dengan pakaian formalnya dan siap untuk ke kantor.“Kakak Ipar mau ke kantor?” tanya Prisya.“Ya, tentu saja, masih ada yang harus aku urus dengan Miko, tetapi tidak lama, tenang saja.” Elvan berkata pada mereka.“Ya, harusnya serahkan saja pada Miko, tenang saja, aku akan membantumu untuk memantaunya.” Prisya tertawa setelah mengatakan hal itu.Pagi ini setelah Elvan pergi ke kantor Prisya membantu kakaknya menyiapkan barang-barang yang harus mereka bawa untuk pergi berlibur. Keduanya sangat antusias

  • Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik   Extra Part: Kehidupan Setelah Menikah (3)

    “Hasil untuk Nyonya Elvan tidak ada yang diragukan, semuanya baik dan juga untuk Tuan Elvan, tidak ada masalah.” Dokter itu berkata dengan tersenyum pada keduanya. Ucapan ini bagaikan sebuah oase di tengah gurun pasir.Artinya tidak ada yang salah dari keduanya, lantas kenapa sampai saat ini masih belum ada juga? Hal ini membuat Elvan langsung bertanya, “Lalu, kenapa masih belum juga sampai sekarang, Dok?” tanya Elvan, dia juga tahu, saat ini Diva juga ingin bertanya hal demikian.“Ini banyak faktor, Tuan Elvan. Salah satunya karena kelelahan dan pikiran.” Dokter berkata dengan suara lembut.Elvan lalu melihat ke arah Diva.“Saya akan memberikan obat pada Nyonya untuk meminumnya, nanti akan ada obat penyubur, jika masih datang bulan untuk bulan depan, hari pertama haid Nyonya dan Tuan datang kembali untuk kita melakukan serangkaian pemeriksaan lagi.” Dokter berkata pada keduanya.“Baik, Dok, kami mengerti.” Setelah melewati sesi konsultasi mereka kembali ke rumah. Walaupun mereka cuk

DMCA.com Protection Status