Share

Bab 664

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sandra bersikeras dan melihat Nova. Dia menunjuk ke dahi Nova dan mengutuk, "Apa otakmu tidak rusak? Pria mana yang bisa memberikan 20 triliun kepada seorang wanita secara cuma-cuma. Kamu benar-benar yakin uang itu dari Gilang?"

Hati Nova juga merasa kesal karena ditunjuk Sandra dan berkata dengan suara dingin, "Sandra, ini urusanku, apa hubungannya denganmu? Kalau kamu terus seperti ini, jangan salahkan aku kalau aku tidak segan."

"Benar-benar bodoh, pria sebaik ini kamu tidak mau. Kamu akan menyesal."

"Sudah cukup," teriak Chandra.

Sandra berbalik dan melihat Chandra dengan mata yang berkaca-kaca, lalu berteriak, "Kamu juga bodoh."

Setelah mengatakan itu, Sandra pergi sambil menangis. Banyak orang yang menyaksikan kejadian itu. Mereka semua tampak seperti sedang menonton pertunjukan. Semua orang tahu suami Nova adalah seorang yang tidak berguna. Nova dan Chandra bercerai dan masalah Naga Hitam juga sudah tersebar luas.

Namun, bagaimanapun juga, ini adalah masalah pribadi mereka. Jadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga    Bab 665

    Ribuan Pasukan Naga Hitam berlutut dengan satu kaki di luar Hotel Rivera.Paul berdiri di barisan paling depan dengan mengenakan baju perang. Tangannya memegang sebuah baju perang lainnya. Arya berdiri di samping memegang sebuah dokumen berwarna merah.Suara pasukan yang lantang itu menarik perhatian orang-orang yang lewat di luar hotel. Polisi yang menjaga keamanan juga terkejut. Apa yang telah terjadi?Para warga yang membawa petisi baru saja pergi. Sekarang, bahkan Pasukan Naga Hitam dan Arya juga datang ke sini.Apa Naga Hitam benar-benar ada di dalam hotel?Di dalam hotel.Leon buru-buru mendekat. Dia berlari sambil berkata, "Kakek, Kak Nova, gawat. Terjadi masalah."Toni berteriak, "Kenapa panik begitu? Nggak punya etika.""Bukan begitu, Kakek. Ini benar-benar masalah serius. Pasukan Naga Hitam ada di luar, bahkan Arya juga datang. Mereka semua sedang berteriak menyambut sang Jenderal."Begitu Leon mengatakan itu, semua orang tertegun.Jenderal?Naga Hitam benar-benar di dalam ho

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 666

    Terlebih lagi anggota Keluarga Kurniawan, semua orang mematung seketika. Tidak ada yang berani percaya bahwa Chandra, menantu pecundang yang menikah ke Keluarga Kurniawan, ini adalah sang dewa perang Naga Hitam yang terkenal.Mereka juga tidak menyangka Chandra dan Naga Hitam adalah orang yang sama.Detik demi detik waktu berlalu.Drap, drap, drap!Di dalam hotel, mendadak terdengar suara langkah kaki yang serempak. Semua orang langsung menoleh ke arah datangnya suara.Terlihat seorang pria yang mengenakan jubah perang Naga Hitam melangkah keluar. Sesuai dengan nama pemiliknya, jubah itu memiliki warna dasar hitam. Di jubah perang itu, terukir seekor naga hitam yang tampak seolah-olah hidup dan di bahu jubah tersebut terdapat lima bintang yang disematkan.Di seluruh Kerajaan Someria, hanya ada 5 orang yang memiliki status Jenderal berbintang 5.Pada saat ini, aura Chandra terlihat sangat berbeda dengan sebelumnya. Dengan mengenakan jubah perang Naga Hitam, wajahnya tampak sangar dan tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 667

    Setelah itu, Chandra yang mengenakan jubah Naga Hitam pun memasuki mobil jeep dan pergi menjauh. Nova hanya menyaksikan hal itu sambil menangis terisak-isak.Dia berjongkok di lantai melihat mobil jeep yang melaju sambil menutup mulutnya dengan tangan. Air matanya terus berderai tiada henti. Pada saat ini, Nova baru sadar bahwa dia telah kehilangan seorang pria yang sangat mencintainya dan selalu melindunginya selamanya."Selamat jalan, Dewa Perang.""Dewa Perang, kami menunggu kepulanganmu."Setelah mobil jeep itu menjauh, banyak sekali orang yang menghaturkan salam untuk mengantar kepergiannya. Suara mereka berkumandang dengan keras di langit Kota Rivera.Sepuluh menit kemudian, di luar Hotel Rivera, situasinya telah menjadi tenang. Semua orang memperhatikan anggota Keluarga Kurniawan yang tampak muram.Mana mungkin mereka tahu bahwa menantu mereka ini adalah Naga Hitam? Jika mereka tahu bahwa dia adalah Naga Hitam, mereka pasti akan menyanjung, bahkan mungkin menyembahnya."Nova, ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 668

    "Menantuku ... Naga Hitam? Serius?" Yani memukul kepalanya sendiri dengan penuh penyesalan. "Yani, kamu ini benar-benar bodoh! Kamu menolak dan bahkan mengusir menantu terbaik di seluruh dunia!"Sandra melirik Nova sekilas dengan tatapan dingin, lalu berkata, "Jaga dirimu, selamat tinggal."Usai berbicara, dia pun berbalik dan pergi dari tempat itu.Melihat ekspresi Nova yang kecewa, Grace hanya bisa menghela napas. Setelah itu, dia menarik tangan Gilang dan berkata, "Ayah, kita juga pulang ke Rivera Utara saja. Chandra tidak cocok dengan tempat ini, begitu pula dengan kita.""Baik," ucap Gilang seraya mengangguk. Kemudian, mereka berdua pergi meninggalkan Hotel Rivera.Melihat kepergian Sandra, Nova buru-buru menghentikannya, "Sandra, jangan pergi. Beri tahu aku, aku harus bagaimana sekarang?"Sandra berbalik menatap wajah Nova yang telah dibasahi air mata, lalu berkata, "Menyesal sekarang nggak ada gunanya. Saat itu, kamu sendiri yang membuat Chandra meninggalkanmu. Aku juga nggak bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 669

    Sepuluh tahun yang lalu, Nova mengorbankan tubuhnya demi menyelamatkan Chandra. Kali ini, dia pulang untuk membalas budi kepada Nova, sekaligus memberikannya 20 triliun. Dengan demikian, dia tidak berutang apa pun lagi kepada Nova.Sekarang, dia malah berutang pada gadis lainnya. Sebagai seorang pria, Chandra tentu harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Saat itu, dia masih belum bercerai dengan Nova, sehingga dia tidak bisa memberikan janji kepada Amanda.Namun, kini dia telah bercerai dengan Nova. Berhubung kondisi di perbatasan sedang kacau saat ini, dia harus bergegas ke sana untuk mengamankan situasi.Melihat Amanda yang malang ini berdiri di hadapannya, Chandra hanya bisa memberikan janji kepadanya dengan tulus. Dengan janji ini, Amanda juga sudah merasa puas. Dia tahu bahwa Chandra adalah dewa perang di Someria. Jadi, Chandra pasti akan menepati janjinya."Aku akan menunggumu pulang di Rivera," ucap Amanda.Chandra tidak banyak bicara, dia hanya berbalik dan masuk kemba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 670

    Kini, setelah peperangan pecah, keadaan rakyat mereka juga pasti akan menderita."Paul, bagaimana pendapatmu tentang serangan aliansi 28 negara ini terhadap perbatasan Someria?" tanya Chandra sembari menatap Paul.Sebelumnya, Paul mengalami cedera. Meskipun lukanya belum sembuh sepenuhnya, dia sudah bisa berjalan sekarang. Dia ikut bergabung karena kondisi di Gurun Selatan saat ini cukup parah.Paul termenung sejenak Setelah beberapa saat, dia berkata, "Aku merasa sangat mencurigakan. Kali ini, aliansi 28 negara meluncurkan serangan terhadap Gurun Selatan karena kejadian sebuah bus wisata dibajak dan orang-orang di dalam bus meninggal di wilayah Someria. Menurutku, ini sepertinya sengaja diatur oleh seseorang."Chandra mengangguk pelan. Analisis Paul sangat terus terang dan tepat sasaran."Menurutmu, ulah siapa ini dan apa tujuannya?" Chandra kembali bertanya, "Dalang di balik semua ini seharusnya tahu bahwa kekuatan aliansi 28 negara ini masih belum sebanding dengan Someria. Tapi, mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 671

    Someria tidak pernah takut pada negara mana pun dalam melakukan pertempuran. Chandra juga tidak pernah gentar. Namun, dia tahu bahwa dampak peperangan bagi rakyat jelata sangatlah besar. Oleh karena itu, dia lebih mengutamakan perdamaian dan sebisa mungkin menghindari peperangan.Meskipun sekarang aliansi 28 negara telah merebut Gurun Selatan, Chandra tetap tidak buru-buru melancarkan serangan untuk merebut kembali kota yang hilang. Dia harus memahami situasi ini dengan baik. Memahami akar masalah dan konsekuensinya, agar dia tidak diperalat oleh orang lain.Kunci untuk memahami hal ini adalah dengan mencari tahu tentang pembajakan bus wisata. Dia harus memahami jenis bus apa itu, dan latar belakang orang-orang di dalamnya. Apakah kehadiran mereka di Someria adalah kebetulan atau ada yang sengaja mengatur.Pada saat ini, Pasukan Naga Hitam tidak dapat pergi ke negara-negara lain untuk melakukan penyelidikan.Tugas ini akan diberikan kepada pembunuh di daftar hitam. Mereka adalah pembun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jenderal Naga    Bab 672

    Entah sudah berapa banyak air mata Nova yang mengalir. Pada akhirnya, dia keluar dari kamar dengan tidak bersemangat.Di ruang tamu, telah hadir banyak orang. Ada Yani, Boni, Indah, dan Hendro.Luka Hendro masih belum pulih sepenuhnya, tetapi dia memutuskan untuk rawat jalan."Kakak ...," panggil Hendro. Kemudian, dia memarahi Nova, "Kenapa Kakak nggak bilang sama aku kalau Kakak bercerai dengan Kak Chandra? Kalau Kakak beri tahu aku, pasti akan kucegah."Nova berjalan mendekat dan duduk di sofa. Tidak ada emosi apa pun yang terlihat di wajahnya. Dia tampak seolah-olah telah kehilangan semangat hidup.Nova melirik Hendro sekilas, lalu bertanya dengan nada datar, "Kenapa? Jangan-jangan, kamu juga sudah tahu identitas Chandra sedari awal?"Hendro menggeleng, lalu berkata, "Bukan dari dulu juga sih aku mengetahuinya. Saat kita ditangkap oleh Keluarga Winata, Kak Chandra datang untung menyelamatkan kita. Kamu diselamatkan terlebih dahulu, sedangkan aku sempat melihat Kak Chandra membunuh D

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Jenderal Naga    Bab 1911

    Tara pun hanya memetik dua buah saja. Pasalnya, dengan begitu banyak pesilat Bumi yang memperhatikannya, dia pun tak berani mengambil lebih banyak. Setelah mendapatkan dua buah berwarna ungu itu, Tara pergi dengan perasaan yang sedikit tidak puas. Totalnya ada tiga puluh tiga buah; Santara berhasil mendapatkan sepuluh buah, Tara mendapat dua buah, dan sekarang tersisa dua puluh satu buah."Aku hanya butuh sepuluh buah," Raja Januar berkata sambil memandang para pesilat Bumi.“Ini, rasanya tidak adil, bukan?” Titan akhirnya berbicara. Sebelumnya, dia tetap diam karena merasa tidak memiliki wewenang di hadapan Santara. Namun, setelah Santara mengambil sepuluh buah dan sekarang Raja Januar juga meminta sepuluh, Titan merasa perlu bicara. Di atasnya, masih ada kekuatan Klan Darah, juga Chandra dan yang lainnya, belum lagi Robi yang telah mencapai Alam Kesembilan. Jika Titan tidak berjuang, bisa-bisa dia tidak mendapatkan satu pun buah ajaib itu.Robi pun berkata, "Memang tidak adil. Seti

  • Jenderal Naga    Bab 1910

    Chandra menghitung dalam hati—ada 33 buah di pohon itu. Jika Santara benar-benar mengambil 20 buah dan Tara 6 buah, itu sudah 26 buah, hanya menyisakan 7 buah. Dengan jumlah pendekar bumi yang banyak, jelas itu tidak cukup untuk dibagi.“Bagaimana kalau kita adakan pertarungan?” usul Chandra. Mendengar ini, banyak orang langsung memandang ke arahnya. Chandra melanjutkan, “Tidak perlu dibagi dalam kelompok. Kita adakan pertarungan terbuka. Siapa yang menang dan tidak ditantang, berhak mengambil satu buah. Setiap orang hanya boleh mengambil satu buah. Bagaimana?” Chandra tahu bahwa beberapa anak buah Santara memiliki kekuatan yang lebih lemah, jadi jika dilakukan dengan sistem ini, mereka mungkin tidak akan dapat banyak buah. Di sisi lain, di pihak Suku Mistik, mungkin hanya Tara dan Wukon yang mampu bersaing.“Baik, aku setuju,” ucap Robi pertama kali mendukung. “Aku juga setuju.” “Tidak masalah.” Para pendekar bumi pun menyatakan persetujuan mereka.“Aku tidak setuju,” sahut Sa

  • Jenderal Naga    Bab 1909

    Seperti apa kekuatan yang layak disebut sebagai Penguasa Kekuatan? Para pesilat bumi bahkan tak bisa membayangkannya. Mereka hanya tahu bahwa masa depan manusia bumi akan sangat sulit. Santara berhenti bicara, dan Chandra pun tak banyak bertanya lagi. Ia duduk bersila di tanah, fokus memulihkan diri. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Suasana pun berubah sunyi, terdiam di tengah proses pemulihan. Sambil memulihkan diri, pandangan mereka semua tertuju pada pohon besar dengan bunga ungu, berharap pada hasil akhirnya. Pohon itu memang luar biasa—buahnya tumbuh dengan cepat. Dalam sehari, bunga-bunganya mulai layu dan muncul kuncup buah. Kecepatannya membuat semua orang terkejut. Umumnya, bunga perlu bermekaran selama sebulan lebih sebelum muncul buah, tetapi kini, hanya dalam sehari, sudah ada kuncup buah yang terlihat. Pohon ini benar-benar ajaib. Semua orang menunggu dengan sabar. Satu minggu kemudian, pohon itu telah dipenuhi buah berwarna ungu, seukuran kepalan tangan, ber

  • Jenderal Naga    Bab 1908

    “Bunganya saja sudah sewangi ini, bayangkan kalau sudah jadi buahnya nanti,” gumam salah satu pesilat. “Ini pasti benda suci,” tambah yang lain. Banyak orang berbicara dengan kagum, termasuk Chandra yang terpana dengan keharuman dan energi spiritual tempat itu. Energi di sini begitu kuat, beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan di luar. Tanpa banyak bicara, Chandra duduk bersila dan mulai memulihkan diri, begitu pula pesilat lain yang terluka, semuanya memanfaatkan waktu ini untuk mengobati luka mereka. Suasana di tempat itu terasa damai saat semua orang menunggu dengan tenang.Di sela-sela itu, Santara beberapa kali melirik ke arah Nova, kadang terlihat berpikir, kadang mengerutkan kening, seolah memendam sesuatu. Tatapan Santara yang berulang kali ke arahnya membuat Nova merasa tidak nyaman. Sambil duduk di samping Chandra, Nova berbisik pelan, “Sayang, Santara itu terus memandangiku.” Chandra menepuk tangannya dengan tenang dan berkata, “Jangan dipikirkan.” Nova meman

  • Jenderal Naga    Bab 1907

    Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan

  • Jenderal Naga    Bab 1906

    Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga

  • Jenderal Naga    Bab 1905

    Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep

  • Jenderal Naga    Bab 1904

    Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber

  • Jenderal Naga    Bab 1903

    Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita

DMCA.com Protection Status