"Lupakanlah." Chandra segera menolaknya. Dia tidak berani memiliki hubungan dengan wanita yang begitu menggoda seperti Sandra. Jika terlalu dekat dengannya, Chandra takut dirinya akan terjerumus."Kenapa? Apa kamu takut jatuh cinta kepadaku?" ucap Sandra sambil tersenyum."Anggap saja seperti itu." Chandra tidak menyangkal dan lanjut berkata, "Selain itu, aku punya istri. Kalau masih menjalin hubungan denganmu, itu sama saja dengan nggak menghormatimu, nggak menghormati Nova, juga nggak bertanggung jawab kepada diriku sendiri.""Aku nggak peduli. Selama kita nggak mengatakannya, Nova nggak akan tahu," ucap Sandra.Chandra menggelengkan kepalanya dengan tegas. Dia tahu bahwa Sandra sedang bergurau dengannya, mungkin saja dia akan memberi tahu Nova nantinya. Meskipun Sandra tampak tertawa, sorot matanya melintas sedikit rasa kecewa.Dia sangat berharap hubungan mereka bisa seperti ini selamanya, tetapi Chandra berbeda dengan pria lain. Dia adalah pahlawan masyarakat yang selalu memiliki
Johnson lalu mengeluarkan sepuntung rokok dan memberikannya kepada Chandra. Chandra juga langsung menerimanya dan bertanya, "Ada informasi apa tentang Kimin?"Kimin dan yang lainnya begitu bersusah payah membuat rencana pasti bukan hanya untuk menyerang ilmu pengobatan tradisional sesederhana itu. Mereka pasti masih memiliki konspirasi yang lain dan Chandra belum mengetahui hal itu secara spesifik hingga saat ini.Johnson menjawab sambil menggelengkan kepalanya, "Anggota kita terus mengawasi Kimin. Sejak kepergiannya kemarin, dia tidak pernah muncul lagi."Chandra bertanya, "Apa sudah diselidiki tujuan mereka?"Mendengar pertanyaan Chandra, raut wajah Johnson berubah menjadi serius. Chandra pun melirik Johnson sekilas dan berkata, "Katakan saja, tidak masalah."Johnson pun menjawab, "Kami memang sudah menemukan sesuatu. Berdasarkan informasi yang didapat, Klinik Majestic sudah mendirikan sebuah institut penelitian yang sangat rahasia dan terpencil di sini tiga bulan yang lalu. Lokasi s
Chandra bertanya, "Ada apa ini?"Johnson bergegas menjelaskan, "Bos, seperti ini. Organisasi mafia ini dibangun oleh Filbert dan hubungan dari organisasi mafia ini sangat rumit serta melibatkan berbagai sektor. Di dunia mafia Rivera, beredar sebuah informasi yang mengatakan bahwa segala informasi bisa ditukarkan dengan uang kepada Filbert. Jadi, pihak terkait sudah lama memperhatikan Filbert."Johnson berhenti sejenak dan lanjut berkata, "Organisasi mafia ini ilegal dan pernah melakukan banyak transaksi ilegal sebelumnya. Pihak berwenang ingin memberantas semuanya. Jadi, mereka sudah menyusupkan banyak mata-mata selama beberapa tahun ini."Setelah berbicara sejenak, Johnson menghela napas dan lanjut menimpali, "Sekarang, aku juga tidak tahu yang mana mata-matanya. Jadi, aku pun menangkap seluruh anggota yang ditinggalkan Filbert untuk diinterogasi satu per satu."Johnson menceritakan masalah tersebut dengan sederhana. Saat berbicara, dia menunjuk seorang pria yang diikat di hadapannya.
Malam berlalu dalam kesunyian.Keesokan harinya, Chandra memerintah Johnson untuk mengatur seseorang mengantarnya kembali ke kota.Di kediaman Keluarga Kurniawan, Nova sudah bangun pagi-pagi buta. Kemarin, dia melihat Naga Hitam sedang bermesraan dengan Sandra saat pergi mencari Naga Hitam. Hal itu membuatnya sangat sedih dan depresi. Dia merasa sikapnya sedikit berlebihan, tetapi begitu mendengar nasihat Yani, kepercayaan dirinya pun kembali muncul.Nova bangun pagi-pagi untuk jalan-jalan dan membeli banyak pakaian. Semuanya adalah pakaian yang sangat terbuka dan tidak berani dia pakai sebelumnya. Setelah Chandra tiba di kota, waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. Saat melewati toko bunga, Chandra membeli 99 kuntum mawar dan membawa sebuket bunga mawar itu ke kompleks tempat tinggal Keluarga Kurniawan.Begitu tiba di pintu kompleks, terlihat ada dua orang gadis yang berjalan dari kejauhan."Linda, terima kasih kamu menemaniku jalan-jalan sepanjang pagi ini," ucap Nova sambil memba
Perkataan Nova bagaikan sebuah pedang yang tajam menusuk dada Chandra. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia merasa kesulitan.Yang Sandra katakan benar! Dia dan Nova tidak memiliki dasar perasaan apa pun. Saat mereka bersama dalam waktu yang singkat, semuanya tampak baik-baik saja, tetapi seiring berlalunya waktu, berbagai pertentangan pun muncul."Jadi, kita bercerai saja." Nova menatap Chandra dan merasa sedih begitu melihat ekspresinya. Dia pun memelankan nada bicaranya dan berkata, "Kita berpisah baik-baik. Kalau nggak ingin berselisih sampai begitu buruk, berpisahlah dengan baik-baik. Jangan sampai masalah ini sampai ke pengadilan. Itu akan sangat memalukan nantinya."Saat ini, Chandra berniat untuk menyerah. Dia mendekati Nova hanya untuk membalas budi kebaikan Nova yang sudah menolongnya dan juga menebus kesalahannya karena sudah meninggalkan Nova kala itu. Namun, begitu teringat Nova jatuh cinta kepada identitasnya yang lain, yaitu Naga Hitam, rasa kesal dalam hatinya seke
Setelah berdiri dengan stabil, Gilang memutarkan matanya. Gilang tidak tahu alasan Chandra menutupi identitasnya dan menikah serta menumpang hidup di Keluarga Kurniawan. Akan tetapi, dia bisa melihat bahwa posisi Chandra sangat rendah di Keluarga Kurniawan. Setelah merenung sejenak, Gilang kembali mendekat dan berkata sambil tersenyum, "Dia adalah penyelamat keluargaku. Apa kamu tahu siapa aku? Aku adalah Gilang dari wilayah utara. Mungkin kamu nggak tahu siapa aku dan juga nggak pernah dengar. Kenalkan, aku adalah penguasa tambang di seluruh wilayah utara. Aku punya 100 tambang batu bara dengan lingkup besar, tambang emas, dan tambang berlian. Intinya, aku melakukan segala bisnis yang berhubungan dengan tambang di dunia."Mendengar hal itu, Yani tertegun. Dia tidak menyangka, pria yang terlihat kasar, berjenggot, dan tidak berpakaian rapi di hadapannya ini ternyata memiliki latar belakang seperti ini. Yani pernah mendengar nama orang itu sebelumnya. Lantaran Chandra menyelamatkan put
Sekarang Nova menjadi semakin jengkel ketika melihat Chandra. Begitu melihatnya, Nova tidak bisa mengendalikan diri untuk membandingkannya dengan Chandra sang Naga Hitam. Hal ini membuat kesenjangan mereka terlihat dengan jelas dan benar-benar membuatnya merasa malu.Nova tidak mengerti, kenapa dulunya dia bisa merasa Chandra yang sekarang baik, juga tidur bersama dengannya, dan bahkan berpikir memberikan tubuhnya kepada Chandra.Linda yang juga berada di sana terus diam dan duduk di samping sambil menatap Chandra serta Gilang. Saat ini, tatapannya berhenti lama pada diri Gilang. Linda juga termasuk nona yang berasal dari keluarga kaya raya yang pernah bertemu banyak orang kaya. Akan tetapi, dia tidak merasa pria berjanggut di hadapannya itu adalah seseorang yang kaya dengan harta mencapai triliunan."Chandra, kamu mencari aktor dari mana? Dia punya harta triliunan dan memberimu 1.000 triliun? Apa uang begitu nggak berarti di matanya?" ucap Linda dengan ekspresi meremehkan.Dia tahu ba
"Aktingnya benar-benar sangat meyakinkan. Undangan ini terlihat sangat mewah," ucap Linda.Itu adalah sebuah kartu undangan berwarna emas dan tampak berkilau seolah-olah terbuat dari emas asli. Linda pun mengambil kartu itu tanpa sadar. Kartu undangan itu terasa berat begitu dipegang di tangan. Linda juga merupakan seorang putri dari keluarga kaya raya sehingga memiliki pandangan yang tajam. Begitu dia memegang kartu undangan itu, dia langsung tahu bahwa tepian emas yang melingkari undangan itu adalah emas asli!"Ini emas asli?" Linda tampak terkejut dan langsung berseru, "Ini benar-benar emas asli!"Di sisi lain, Yani sudah mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari tentang Gilang di internet. Begitu dicari, ada banyak informasi yang muncul, seperti si Raja Tambang, orang terkaya di wilayah utara, dan sebagainya. Bahkan, ada juga banyak foto yang tercantum di dalamnya."Aaaah!!!!" Begitu melihat foto Gilang, Yani sontak berteriak dengan keras dan berkata, "Benar! Dia nggak bohong! Dia
Seperti apa kekuatan yang layak disebut sebagai Penguasa Kekuatan? Para pesilat bumi bahkan tak bisa membayangkannya. Mereka hanya tahu bahwa masa depan manusia bumi akan sangat sulit. Santara berhenti bicara, dan Chandra pun tak banyak bertanya lagi. Ia duduk bersila di tanah, fokus memulihkan diri. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Suasana pun berubah sunyi, terdiam di tengah proses pemulihan. Sambil memulihkan diri, pandangan mereka semua tertuju pada pohon besar dengan bunga ungu, berharap pada hasil akhirnya. Pohon itu memang luar biasa—buahnya tumbuh dengan cepat. Dalam sehari, bunga-bunganya mulai layu dan muncul kuncup buah. Kecepatannya membuat semua orang terkejut. Umumnya, bunga perlu bermekaran selama sebulan lebih sebelum muncul buah, tetapi kini, hanya dalam sehari, sudah ada kuncup buah yang terlihat. Pohon ini benar-benar ajaib. Semua orang menunggu dengan sabar. Satu minggu kemudian, pohon itu telah dipenuhi buah berwarna ungu, seukuran kepalan tangan, ber
“Bunganya saja sudah sewangi ini, bayangkan kalau sudah jadi buahnya nanti,” gumam salah satu pesilat. “Ini pasti benda suci,” tambah yang lain. Banyak orang berbicara dengan kagum, termasuk Chandra yang terpana dengan keharuman dan energi spiritual tempat itu. Energi di sini begitu kuat, beberapa kali lipat lebih kuat dibandingkan di luar. Tanpa banyak bicara, Chandra duduk bersila dan mulai memulihkan diri, begitu pula pesilat lain yang terluka, semuanya memanfaatkan waktu ini untuk mengobati luka mereka. Suasana di tempat itu terasa damai saat semua orang menunggu dengan tenang.Di sela-sela itu, Santara beberapa kali melirik ke arah Nova, kadang terlihat berpikir, kadang mengerutkan kening, seolah memendam sesuatu. Tatapan Santara yang berulang kali ke arahnya membuat Nova merasa tidak nyaman. Sambil duduk di samping Chandra, Nova berbisik pelan, “Sayang, Santara itu terus memandangiku.” Chandra menepuk tangannya dengan tenang dan berkata, “Jangan dipikirkan.” Nova meman
Jamal memanfaatkan Tara sebagai sandera untuk mengancam Santara. Santara menggenggam pedangnya erat-erat, wajahnya suram. Sambil bertarung dengan Raja Januar, dia memperhatikan jalannya pertempuran Tara dan melihat bahwa orang yang mengalahkan Tara ternyata adalah seorang wanita. Dia melirik Nova dengan penuh perhatian. Saat ini, mata Nova sudah kembali normal, dan darah yang mendidih di tubuhnya perlahan mereda, mengurangi aura kuat yang menyelimutinya. “Darah Iblis, ya?” gumamnya pelan. Akhirnya, Santara memilih untuk menghentikan pertarungan. Kekuatan para pesilat kalangan manusia bumi ternyata jauh melebihi dugaannya. Setelah dia menyarungkan pedangnya, Raja Januar pun menghela napas lega. Raja Januar turun ke tanah terlebih dahulu, berhenti di depan Jamal. Nova juga telah keluar dari kondisi transformasinya, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas seolah semua energi telah terkuras habis dalam pertarungan sebelumnya. Dengan langkah pelan, dia berjalan menghampiri Chandra. Chan
Saat Tara ragu, Nova sudah menyerang dengan cepat. Dentuman keras terdengar saat pedang mereka bertemu, memicu ledakan energi sejati yang mengguncang ruang di sekitarnya. Nova terlempar ke belakang, tetapi Tara juga terdorong beberapa langkah mundur. Dalam hatinya, Tara terkejut, “Kekuatan yang mengerikan.” Darah dalam tubuh Nova mendidih, seperti gunung berapi yang akan meletus, melepaskan kekuatan besar yang memperkuat tubuhnya. Meski baru mencapai Alam Kesembilan, kekuatan ini membuatnya mampu mengimbangi, bahkan mendorong mundur Tara. “Mati!” Mata Nova yang merah menyala menatap Tara dengan penuh amarah. Ia mengerahkan energi sejati Bintang Iblis, mengalirkannya ke dalam Pedang Keji Sejati, lalu menggunakan jurus Pedang Iblis. Jurus ini kuat dan agresif, penuh dengan energi yang dahsyat, menambah kehebatan serangannya. Dalam wujud yang sudah berubah ini, kekuatan Nova meningkat berkali-kali lipat. Bahkan Tara, yang berada di Alam Mahasakti, mulai kesulitan menahan seranga
Chandra memusatkan seluruh energi sejati semesta, kekuatan darah, dan ototnya, membuat auranya seketika meningkat pesat. Tara mendekat dengan pedang terhunus. TRANG! Kedua pedang saling beradu. Dalam sekejap, Chandra cepat-cepat mengubah jurusnya, langsung mengincar titik lemah di tubuh Tara. Tara terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teknik pedang Chandra begitu tidak terduga. Dia dengan cepat mengubah posisinya, berusaha menangkis serangan Chandra. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Chandra sementara ini mampu menahan serangan Tara. Ia juga menggunakan Jurus Pedang Pertama dan jurus Pedang Kilat Semesta, sehingga bisa sejenak bertahan melawan Tara. Hal ini memberi Jamal kesempatan untuk mundur. Jamal segera menarik diri ke kejauhan, mengeluarkan sebotol pil dan menelannya. Melihat Chandra yang bertarung sengit dengan Tara, Jamal tak bisa menahan kekagumannya, “Kuat sekali! Bahkan meski baru melepas dua belenggu, energi sejatinya sudah setara denganku. Kalau berhasil melep
Kedua sosok itu beradu telapak tangan, sehingga Raja Januar terpental jauh ke belakang, sementara Santara hanya mundur beberapa langkah. Dari bentrokan pertama ini, semua orang bisa melihat bahwa kekuatan Raja Januar masih di bawah Santara. Namun, Raja Januar tak gentar. Setelah menstabilkan tubuhnya, dia menghunus pedangnya dan kembali menyerbu ke arah Santara. Pertarungan sengit pun pecah di udara.Jamal, dengan wajah serius, berkata, “Kita harus cepat mengalahkan Tara, agar bisa membantu Ayah nanti.” Chandra mengangguk dan dengan cepat mencabut Pedang Naga Pertama. Bersama Jamal dan Sesepuh Klan Darah, Victor, mereka bertiga menyerbu ke arah Tara. Melihat mereka mendekat, Tara mendengus dingin, “Kalian benar-benar tak tahu diri!” Dia mencabut pedangnya, dan seberkas energi pedang menyebar seperti riak di permukaan air.Ketiganya segera menghindar dan bergerak mengelilingi Tara. Chandra, dengan Pedang Naga Pertama di tangan, melancarkan serangan pedang yang mengerikan. Setelah ber
Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita
"Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be
Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara