Share

Bab 1675

Penulis: Angin
Basita menatap punggung Chandra yang terus menjauh. Dia sadar dengan kemampuan Chandra saat ini, Chandra bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan hanya masalah waktu. Namun, dia tidak mungkin bisa masuk ke Alam Tingkat Sembilan saat ini. Kemungkinan besar, dia bisa masuk ke tingkat itu dalam beberapa tahun ataupun beberapa ratus tahun lagi.

“Dunia ini terasa semakin menarik,” ujar Basita sambil menyeringai.

Di sebuah gua bawah tanah yang terletak di sebuah pegunungan yang berada dekat dengan Gurun Selatan, terdapat sebuah istana bawah tanah. Di sana, ada Tama sedang berlutut di atas tanah yang berada di dalam gua.

“Bagaimana?” tanya Jamal yang berada di hadapan Tama.

“Aku hanya ingin melaporkan kalau Chandra bulan ini memutuskan untuk bertapa di Gunung Rinto. Sepertinya, dia sudah berhasil memijakkan kakinya di Tangga Langit Kesembilan jika dilihat dari aura kekuatan di tubuhnya. Namun, aku juga tidak tahu apakah dia sudah masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan atau belum,” jawab Ta
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Asri Kareena azzahra
mantap butuh waktu sabar buat bab berikutnya
goodnovel comment avatar
Febry Cah Lanange Jagad
updetnya dikit cuma 2bab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1676

    Chandra menghabiskan waktu selama satu bulan untuk bertapa di Gunung Rinto. Pemuda itu sempat berpikir kalau dirinya bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan dengan mudah setelah kekuatannya mencapai puncak. Namun, nyatanya Alam Tingkat Sembilan jauh lebih sulit dari apa yang dipikirkannya. Bahkan dia tetap tidak bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan, sekalipun kekuatannya sudah berada di tingkat ekstrem. Akhirnya, sekarang Chandra memilih untuk menyerah sementara waktu dan meninggalkan Gunung Rinto. Namun, tiba-tiba saja ada seorang pemuda menghadang langkah Chandra ketika dia hendak meninggalkan Gunung Rinto. Pemuda itu terlihat seperti seseorang yang berusia 30 tahunan dengan rambut putih panjang dan pakaian berwarna biru. Chandra langsung mengenali sosok pemuda itu yang ternyata adalah Akasa. Chandra langsung mengernyitkan keningnya. Sepertinya, Akasa sudah berhasil menyempurnakan kekuatannya dengan bantuan Pil Emas Sembilan Putaran yang Chandra berikan. Sekarang, kekuatan A

  • Jenderal Naga   Bab 1677

    Pastinya sudah ada banyak orang-orang hebat yang masuk ke Alam Tingkat Sembilan selama ribuan tahun ini kalau saja masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan semudah itu. Karena nyatanya, dibutuhkan banyak pengalaman hidup sebelum seseorang bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan dan bukan hanya kekuatannya semata. Akasa langsung menghela napas lega setelah mendengar perkataan Chandra. Akasa juga sempat berpikir kalau dirinya bisa segera menginjakkan kaki di Alam Tingkat Sembilan setelah dirinya berhasil mencapai Tangga Langit Sembilan. Namun, nyatanya dirinya hanya bisa mencapai puncak Tangga Langit Sembilan, bahkan setelah dia berhasil menyempurnakan Pil Emas Sembilan Putaran. Dia hanya tinggal selangkah lagi untuk bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan. Namun, nyatanya dia tidak bisa melakukannya sampai saat ini.Raut wajah Akasa tiba-tiba tampak ragu lalu dia berkata, “Kalau begitu, bukankah seharusnya sekarang kita berada di tingkat yang sama? Tapi, kenapa sepertinya kekuatanmu j

  • Jenderal Naga   Bab 1678

    Nova merasa sangat tertekan. Kenapa dia bisa kehilangan ingatannya? Apa yang terjadi selama 11 tahun ini? Sandra juga tidak tahu, kenapa Nova bisa kehilangan ingatannya seperti ini, jadi dia pun berkata, “Sudah, kamu nggak usah mikirin itu terus. Lebih baik, sekarang kita jalan-jalan saja.”“Okelah, kalau begitu,” balas Nova sambil mengangguk pelan. Lagi pula, Nova sudah merasa bosan dengan terus berada di rumah selama beberapa waktu belakangan. Akhirnya, dia mengiyakan ajakan Sandra untuk menghilangkan kepenatannya. “Tunggu sebentar, ya. Aku mau ganti baju dulu,” ujar Nova lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Tidak lama kemudian, Chandra tiba-tiba saja muncul di kediaman keluarga Kurniawan tepat ketika Nova sudah selesai berganti pakaian dan hendak berjalan keluar bersama Sandra. Chandra datang dengan membawa buket bunga di tangannya. “Nova, ini untukmu,” ujar Chandra sambil menyerahkan buket bunga yang ada di tangannya. Namun, Nova tampak acuh tak acuh seraya berkata, “Aku nggak

  • Jenderal Naga   Bab 1679

    “Nova, kamu sudah pulang?” tanya Chandra ketika dia melangkah masuk ke dalam kediaman keluarga Kurniawan dan menemukan Nova di sana. “Chandra, kamu sudah datang.”“Kak, silakan duduk.”“Cepat, buatkan teh untuk Chandra.”Keluarga Kurniawan langsung sibuk ketika Chandra datang. Sebaliknya, Chandra justru mengabaikan keluarga Kurniawan karena tatapannya hanya tertuju ke arah Nova. Dia melihat Nova yang tampak cemberut dengan ekspresi kesal di wajahnya. Chandra menyentuh dagunya lalu bergumam dengan nada ragu, “Kenapa dengan bibi ini. Padahal aku tidak mengusiknya sama sekali.”“Nova.”“Chandra.”Mereka berdua melontarkan kata-kata dengan serempak. “Kamu yang bicara dulu,” ujar mereka kembali bersamaan. Nova langsung tampak tersipu dan berhenti berbicara seakan dia sedang menunggu Chandra untuk berbicara. Hal ini tentu saja langsung membuat Chandra tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku yang akan bicara duluan. Jadi, aku berencana untuk pindah ke rumah keluarga Kurniawan,” ujar Chandra

  • Jenderal Naga   Bab 1680

    Chandra bisa mendengar omelan Nova dari luar pintu kamarnya. Dia bisa mendengar semuanya dengan sangat jelas. Chandra menyentuh hidungnya lalu bergumam, “Ternyata Nova kesal karena aku nggak datang menemuinya selama sebulan ini.”Chandra pun dengan cepat mengetuk pintu. “Siapa itu?” tanya Nova dari dalam kamar. Chandra berdiri tepat di depan pintu lalu berkata, “Ini aku, Chandra.”Nova dengan cepat membuka pintu. Namun, dia hanya membuka pintu sedikit saja sampai Chandra pun tidak bisa melewati pintu itu. Nova menatap Chandra lalu bertanya, “Kenapa? Ada masalah apa kamu ke sini?”“Ada hal yang mau aku bicarakan denganmu,” jawab Chandra. “Katakan saja. Aku akan mendengarkannya,” balas Nova acuh tak acuh tanpa berniat mempersilakan Chandra masuk ke dalam kamarnya. Kemudian Chandra pun berkata, “Jadi begini, aku harus pergi untuk beberapa lama beberapa hari lagi.”Nova tiba-tiba saja terkesiap dengan perkataan Chandra lalu dia pun bertanya tanpa bisa menahan dirinya, “Pergi? Memangn

  • Jenderal Naga   Bab 1681

    “Aku mau mandi dan ganti baju agar aku bisa makan di luar. Jadi, cepat keluar!” seru Nova sambil mendorong Chandra keluar dari kamarnya. Pintu kamar Nova kembali tertutup dan Chandra tertegun sejenak setelah mendengar perkataan Nova. Mandi, ganti baju agar bisa pergi makan. Kalau begitu, apa mungkin .... Raut wajah penuh kegembiraan tampak menghiasi wajahnya ketika dia melangkah menuruni tangga. Seluruh anggota keluarga Kurniawan juga langsung menatap ke arah Chandra. “Chandra, bagaimana?”“Apa Nova mengizinkanmu masuk ke dalam kamarnya?”Chandra langsung mengangguk seraya berkata, “Ya, dia bilang kalau dia mau mandi dan ganti baju agar bisa pergi makan keluar ketika aku ada di dalam kamarnya. Dia pasti berniat untuk pergi makan bersamaku.”“Baguslah, kalau begitu.”“Aku kan sudah bilang kalau Nova itu sangat mencintai Kak Chandra. Bahkan dia tetap nggak bisa memperlakukan Kak Chandra dengan buruk, sekalipun dia sudah kehilangan ingatannya.”Keluarga Kurniawan langsung menghela napa

  • Jenderal Naga   Bab 1682

    Chandra tidak bisa menahan diri ketika mendengar keributan di luar ruangan pribadi lalu dia pun berdiri seraya berkata, “Aku mau keluar dulu untuk melihat keadaan di luar.”“Aku juga,” balas Nova ikut berdiri lalu mereka berdua berjalan keluar ruangan pribadi. Di luar, ada beberapa laki-laki mengenakan pakaian bermerek mewah sedang duduk di atas meja yang berada di tengah restoran. Di sisi lain, para pelayan yang melihat kedatangan orang-orang itu langsung berusaha menghindar dan tidak berani mendekati mereka seakan orang-orang itu adalah wabah yang harus mereka hindari. Mario tiba-tiba keluar dengan panik. Di saat yang bersamaan, Chandra juga keluar dari ruang pribadinya. Mario melihat sosok Chandra yang seakan bersedia untuk memberikan bantuan kepadanya. Chandra dengan cepat mengedipkan matanya ke arah Mario yang langsung dimengerti oleh Mario. Mario perlahan berjalan mendekati orang-orang itu lalu membungkuk seraya berkata dengan penuh hormat, “Kak, kamu lihat sendiri kalau bisni

  • Jenderal Naga   Bab 1683

    Dia mengeluarkan sebuah pipa besi ramping dari lengan bajunya. Kemudian dia menghantamkan pipa besi itu ke kepala Darko. Pukulan itu langsung membuat kepala Darko berdarah. Dia sempat merasa pusing selama beberapa saat. Namun, serangan bawahan Darko tidak berhenti sampai di situ. Karena dia kembali menghantamkan pipa besi itu ke kepala Darko terus-menerus. Darko hanya bisa terjatuh dan tersungkur di atas lantai sambil berteriak kesakitan tanpa bisa memberikan perlawanan.“Kamu ... Wandi, berani sekali kamu malah memukuliku!” seru Darko sambil meringis kesakitan di atas lantai. Namun, Wandi justru menambah serangannya dengan menendang Darko ketika laki-laki itu selesai bicara. Akhirnya, Wandi berhasil mengalahkan Darko dengan cepat. Kemudian dia berjalan menghampiri Chandra lalu membungkuk seraya berkata, “Bu Nova dan Raja Naga, pemuda ini adalah orang bodoh yang tidak bisa mengenali orang hebat seperti kalian. Oleh karena itu, saya memberikan pelajaran yang setimpal untuknya.”“Saya

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2076

    “Chandra keberuntunganmu besar juga, ya. Sekarang, aku mau melihat, apa mungkin kamu masih bisa menerima serangan pedangku ini?” Anak Dewa mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan aura di tubuhnya berubah dengan napas panas yang menyapu sekitarnya. Pedang di tangannya berangsur-angsur berubah warna menjadi merah. Beberapa pemandangan tentang semesta yang terbakar tampak muncul di pedangnya. Pemandangan yang muncul di pedangnya menandakan, Anak Dewa akan menggunakan jurus Pedang Terik Matahari yang siap membakar bumi dan langit. “Bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim adalah pedang terik matahari.”“Aku tidak menyangka, ternyata Anak Dewa juga menguasai bagian kedua dari jurus Pedang 4 Musim. Bagian pertama saja sudah cukup sulit dikuasai, tapi sekarang dia bisa menguasai bagian kedua.”“Benar-benar menakjubkan.”“Chandra pasti akan mati sekarang.”Para prajurit dari Alam Niskala tampak sangat bersemangat. Para prajurit dari alam lainnya juga tampak terkejut dengan kekuatan Anak Dewa.

  • Jenderal Naga   Bab 2075

    Chandra jatuh tersungkur di balik reruntuhan gunung. “Mati?”“Ini adalah jurus Pedang 4 Musim yang merupakan jurus terkenal dari orang terkuat di Alam Niskala. Anak Dewa sudah melayangkan serangan pertama dengan jurus pedang ini dengan kekuatan yang luar biasa kuat. Jadi, wajar saja kalau Chandra mati karenanya.”Para prajurit Alam Niskala mengira kalau Chandra sudah mati. Bagaimanapun juga, jurus Pedang 4 Musim adalah salah satu jurus pedang yang tersohor karena kedahsyatannya di Alam Niskala. Anak Dewa berdiri di langit dengan rambut tidak karuan dan penuh kewibawaan sambil menatap reruntuhan yang ada di bawahnya. Rasa percaya diri perlahan muncul di dalam hatinya. Jurus pedang yang ditunjukkannya adalah jurus pedang unik dan dahsyat dari gurunya. Jurus ini memiliki empat bagian serangan yang tidak akan mampu ditahan oleh siapa pun, termasuk orang-orang yang memiliki tingkat kekuatan di atasnya. Oleh karena itu, Anak Dewa sangat yakin kalau Chandra pasti sudah mati karena jurusnya

  • Jenderal Naga   Bab 2074

    Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny

  • Jenderal Naga   Bab 2073

    Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga

  • Jenderal Naga   Bab 2072

    “Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku

  • Jenderal Naga   Bab 2071

    Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan

  • Jenderal Naga   Bab 2070

    Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala

  • Jenderal Naga   Bab 2069

    Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s

  • Jenderal Naga   Bab 2068

    Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status