Share

Bab 1677

Penulis: Angin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-09 18:00:00
Pastinya sudah ada banyak orang-orang hebat yang masuk ke Alam Tingkat Sembilan selama ribuan tahun ini kalau saja masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan semudah itu. Karena nyatanya, dibutuhkan banyak pengalaman hidup sebelum seseorang bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan dan bukan hanya kekuatannya semata.

Akasa langsung menghela napas lega setelah mendengar perkataan Chandra. Akasa juga sempat berpikir kalau dirinya bisa segera menginjakkan kaki di Alam Tingkat Sembilan setelah dirinya berhasil mencapai Tangga Langit Sembilan. Namun, nyatanya dirinya hanya bisa mencapai puncak Tangga Langit Sembilan, bahkan setelah dia berhasil menyempurnakan Pil Emas Sembilan Putaran.

Dia hanya tinggal selangkah lagi untuk bisa masuk ke dalam Alam Tingkat Sembilan. Namun, nyatanya dia tidak bisa melakukannya sampai saat ini.

Raut wajah Akasa tiba-tiba tampak ragu lalu dia berkata, “Kalau begitu, bukankah seharusnya sekarang kita berada di tingkat yang sama? Tapi, kenapa sepertinya kekuatanmu j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 1678

    Nova merasa sangat tertekan. Kenapa dia bisa kehilangan ingatannya? Apa yang terjadi selama 11 tahun ini? Sandra juga tidak tahu, kenapa Nova bisa kehilangan ingatannya seperti ini, jadi dia pun berkata, “Sudah, kamu nggak usah mikirin itu terus. Lebih baik, sekarang kita jalan-jalan saja.”“Okelah, kalau begitu,” balas Nova sambil mengangguk pelan. Lagi pula, Nova sudah merasa bosan dengan terus berada di rumah selama beberapa waktu belakangan. Akhirnya, dia mengiyakan ajakan Sandra untuk menghilangkan kepenatannya. “Tunggu sebentar, ya. Aku mau ganti baju dulu,” ujar Nova lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Tidak lama kemudian, Chandra tiba-tiba saja muncul di kediaman keluarga Kurniawan tepat ketika Nova sudah selesai berganti pakaian dan hendak berjalan keluar bersama Sandra. Chandra datang dengan membawa buket bunga di tangannya. “Nova, ini untukmu,” ujar Chandra sambil menyerahkan buket bunga yang ada di tangannya. Namun, Nova tampak acuh tak acuh seraya berkata, “Aku nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Jenderal Naga   Bab 1679

    “Nova, kamu sudah pulang?” tanya Chandra ketika dia melangkah masuk ke dalam kediaman keluarga Kurniawan dan menemukan Nova di sana. “Chandra, kamu sudah datang.”“Kak, silakan duduk.”“Cepat, buatkan teh untuk Chandra.”Keluarga Kurniawan langsung sibuk ketika Chandra datang. Sebaliknya, Chandra justru mengabaikan keluarga Kurniawan karena tatapannya hanya tertuju ke arah Nova. Dia melihat Nova yang tampak cemberut dengan ekspresi kesal di wajahnya. Chandra menyentuh dagunya lalu bergumam dengan nada ragu, “Kenapa dengan bibi ini. Padahal aku tidak mengusiknya sama sekali.”“Nova.”“Chandra.”Mereka berdua melontarkan kata-kata dengan serempak. “Kamu yang bicara dulu,” ujar mereka kembali bersamaan. Nova langsung tampak tersipu dan berhenti berbicara seakan dia sedang menunggu Chandra untuk berbicara. Hal ini tentu saja langsung membuat Chandra tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku yang akan bicara duluan. Jadi, aku berencana untuk pindah ke rumah keluarga Kurniawan,” ujar Chandra

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Jenderal Naga   Bab 1680

    Chandra bisa mendengar omelan Nova dari luar pintu kamarnya. Dia bisa mendengar semuanya dengan sangat jelas. Chandra menyentuh hidungnya lalu bergumam, “Ternyata Nova kesal karena aku nggak datang menemuinya selama sebulan ini.”Chandra pun dengan cepat mengetuk pintu. “Siapa itu?” tanya Nova dari dalam kamar. Chandra berdiri tepat di depan pintu lalu berkata, “Ini aku, Chandra.”Nova dengan cepat membuka pintu. Namun, dia hanya membuka pintu sedikit saja sampai Chandra pun tidak bisa melewati pintu itu. Nova menatap Chandra lalu bertanya, “Kenapa? Ada masalah apa kamu ke sini?”“Ada hal yang mau aku bicarakan denganmu,” jawab Chandra. “Katakan saja. Aku akan mendengarkannya,” balas Nova acuh tak acuh tanpa berniat mempersilakan Chandra masuk ke dalam kamarnya. Kemudian Chandra pun berkata, “Jadi begini, aku harus pergi untuk beberapa lama beberapa hari lagi.”Nova tiba-tiba saja terkesiap dengan perkataan Chandra lalu dia pun bertanya tanpa bisa menahan dirinya, “Pergi? Memangn

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Jenderal Naga   Bab 1681

    “Aku mau mandi dan ganti baju agar aku bisa makan di luar. Jadi, cepat keluar!” seru Nova sambil mendorong Chandra keluar dari kamarnya. Pintu kamar Nova kembali tertutup dan Chandra tertegun sejenak setelah mendengar perkataan Nova. Mandi, ganti baju agar bisa pergi makan. Kalau begitu, apa mungkin .... Raut wajah penuh kegembiraan tampak menghiasi wajahnya ketika dia melangkah menuruni tangga. Seluruh anggota keluarga Kurniawan juga langsung menatap ke arah Chandra. “Chandra, bagaimana?”“Apa Nova mengizinkanmu masuk ke dalam kamarnya?”Chandra langsung mengangguk seraya berkata, “Ya, dia bilang kalau dia mau mandi dan ganti baju agar bisa pergi makan keluar ketika aku ada di dalam kamarnya. Dia pasti berniat untuk pergi makan bersamaku.”“Baguslah, kalau begitu.”“Aku kan sudah bilang kalau Nova itu sangat mencintai Kak Chandra. Bahkan dia tetap nggak bisa memperlakukan Kak Chandra dengan buruk, sekalipun dia sudah kehilangan ingatannya.”Keluarga Kurniawan langsung menghela napa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Jenderal Naga   Bab 1682

    Chandra tidak bisa menahan diri ketika mendengar keributan di luar ruangan pribadi lalu dia pun berdiri seraya berkata, “Aku mau keluar dulu untuk melihat keadaan di luar.”“Aku juga,” balas Nova ikut berdiri lalu mereka berdua berjalan keluar ruangan pribadi. Di luar, ada beberapa laki-laki mengenakan pakaian bermerek mewah sedang duduk di atas meja yang berada di tengah restoran. Di sisi lain, para pelayan yang melihat kedatangan orang-orang itu langsung berusaha menghindar dan tidak berani mendekati mereka seakan orang-orang itu adalah wabah yang harus mereka hindari. Mario tiba-tiba keluar dengan panik. Di saat yang bersamaan, Chandra juga keluar dari ruang pribadinya. Mario melihat sosok Chandra yang seakan bersedia untuk memberikan bantuan kepadanya. Chandra dengan cepat mengedipkan matanya ke arah Mario yang langsung dimengerti oleh Mario. Mario perlahan berjalan mendekati orang-orang itu lalu membungkuk seraya berkata dengan penuh hormat, “Kak, kamu lihat sendiri kalau bisni

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Jenderal Naga   Bab 1683

    Dia mengeluarkan sebuah pipa besi ramping dari lengan bajunya. Kemudian dia menghantamkan pipa besi itu ke kepala Darko. Pukulan itu langsung membuat kepala Darko berdarah. Dia sempat merasa pusing selama beberapa saat. Namun, serangan bawahan Darko tidak berhenti sampai di situ. Karena dia kembali menghantamkan pipa besi itu ke kepala Darko terus-menerus. Darko hanya bisa terjatuh dan tersungkur di atas lantai sambil berteriak kesakitan tanpa bisa memberikan perlawanan.“Kamu ... Wandi, berani sekali kamu malah memukuliku!” seru Darko sambil meringis kesakitan di atas lantai. Namun, Wandi justru menambah serangannya dengan menendang Darko ketika laki-laki itu selesai bicara. Akhirnya, Wandi berhasil mengalahkan Darko dengan cepat. Kemudian dia berjalan menghampiri Chandra lalu membungkuk seraya berkata, “Bu Nova dan Raja Naga, pemuda ini adalah orang bodoh yang tidak bisa mengenali orang hebat seperti kalian. Oleh karena itu, saya memberikan pelajaran yang setimpal untuknya.”“Saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Jenderal Naga   Bab 1684

    Chandra memang tidak berbohong kepada Nova. Chandra masih tetap menjadi seorang Raja Naga, sekalipun dia sempat menghilang selama satu tahun lamanya. Selain itu, Nova juga masih menjadi istri Chandra. Walaupun mereka berdua sudah resmi bercerai, mereka masih bersama sampai saat ini dan semua orang di Rivera tahu akan hal itu. Mungkin beberapa orang ada yang tidak mengenal Nova, tapi sebagian besar orang di Rivera pasti mengenalnya, khususnya orang-orang besar dan berkuasa. Nova sadar kalau orang-orang akan bersikap sangat hormat kepadanya, ke mana pun dia pergi. Nova menyentuh hidungnya. Dia juga menyadari fakta itu. Karena semua orang akan bersikap sangat hormat dan sopan kepadanya ke mana pun dia pergi. Salah satu hal inilah yang membuatnya ingin mengenal Chandra. Selain itu, dia juga ingin agar kenangannya selama 11 tahun kembali. Mereka berdua mengobrol bersama ketika hot pot pesanan mereka akhirnya datang dan dihidangkan di meja. Selain itu, Arya juga datang dengan sangat cepat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Jenderal Naga   Bab 1685

    Bagaimana bisa melompati jarak beberapa meter dengan mudah seperti itu? Nova menatap Chandra dengan wajah terkejut.Chandra tersenyum dan berkata, "Aku sudah bilang, aku seorang pesilat, dan kamu juga. Dulu, kamu adalah salah satu yang terkuat di dunia ini."Chandra memang pernah mengatakannya. Namun, Nova tidak memiliki gambaran tentang hal itu.Dia melihat Chandra dan bertanya, "Apakah aku benar-benar seorang pesilat juga?""Tentu saja," jawab Chandra sambil meraih tangannya. Nova segera menarik tangannya kembali.Chandra tersenyum, "Aku sudah menemukan cara untuk mengembalikan ingatanmu.""Oh, begitu?" Nova terlihat tidak percaya."Ya." Chandra mengangguk. "Selama kamu mau memulihkan kekuatanmu, ingatanmu akan kembali. Saat ini, kekuatanmu sudah menyatu dengan darahmu. Dengan menyerap kekuatan dari darah, kamu bisa memulihkan ingatanmu. Namun, aku tidak menyarankan kamu melakukannya, karena jika ingatanmu pulih, kamu tidak akan punya banyak waktu untuk hidup."Chandra menarik napas

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 1971

    Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes

  • Jenderal Naga   Bab 1970

    Sandra berusaha menenangkan emosinya. Setelah melepaskan pelukannya, dia berdiri di samping Chandra. Meski air mata masih membekas di wajah Sandra, senyum bahagia mulai merekah. “Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu sudah mati tiga tahun lalu? Sekarang, kenapa kamu bisa hidup kembali? Dan kekuatanmu ... bahkan Yamesa pun bukan tandinganmu,” tanya Sandra penuh rasa ingin tahu. “Benar,” Maggie menimpali. “Yamesa itu pesilat kuat dari Alam Niskala, berada di Alam Mahasakti, dan telah membuka empat segel tubuh manusia. Tapi dia kalah begitu mudah darimu. Bahkan, kau membunuhnya tanpa kesulitan.” “Empat segel tubuh manusia, ya?” Chandra bergumam pelan, tampak berpikir. Chandra tidak terlalu tahu detail kekuatan Yamesa. Tapi, dalam pertarungan tadi, dia benar-benar menghancurkan Yamesa dengan mudah. Bahkan, dia hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan tubuh barunya. Dia sendiri tidak tahu seberapa kuat tubuhnya jika menggunakan seluruh kekuatannya. Juga, dia masih bertan

  • Jenderal Naga   Bab 1969

    Yamesa adalah sosok yang sangat kuat. Dia telah mencapai Alam Mahasakti dan berhasil membuka empat segel tubuh manusia. Dengan kekuatan ini, di bumi, dia hampir tak tertandingi. Yamesa selalu berpikir bahwa di bumi, tempat seni bela diri sudah mulai memudar, dia bisa bertindak semaunya. Dia bahkan berambisi untuk merebut Negara Naga dan menjadi rajanya. Namun, ambisi itu hancur ketika dia bertemu seorang pemuda bernama Chandra. Hanya dengan satu serangan, Chandra menghancurkan Yamesa. Tulang di lengan Yamesa hancur berkeping-keping. Dia jatuh ke tanah dengan keras, mencoba bangkit dengan susah payah. Wajahnya dipenuhi ketakutan saat menatap Chandra. "Kamu ... kamu siapa sebenarnya?" Yamesa bertanya dengan suara bergetar. "Dari aliran mana asalmu? Bahkan di Alam Niskala, aku belum pernah mendengar tentangmu. Apa kamu juga berasal dari Alam Niskala?!" Sebagai pendekar hebat dari Alam Niskala, Yamesa telah bertemu dengan banyak talenta muda di sana. Jikapun dia belum bertemu la

  • Jenderal Naga   Bab 1968

    Saat seorang murid dari Paviliun Pedang melancarkan serangannya dengan kekuatan penuh, kecepatannya begitu luar biasa hingga Paul dan yang lainnya hanya bisa tertegun, wajah mereka dipenuhi keterkejutan. Namun, di tengah situasi genting itu, Chandra mengangkat tangannya. Dengan dua jari, ia menjepit pedang panjang yang diarahkan padanya. Murid Paviliun Pedang itu terhenti. Ia baru saja melangkah ke Alam Mahasakti, mengerahkan seluruh kekuatannya. Tapi serangannya bahkan tidak membuat Chandra, pria berbaju hitam di depannya, mundur sedikit pun. Siapa sebenarnya orang ini? pikirnya, kebingungan. Ekspresi Chandra tetap datar. Ia menekan pedang itu dengan sedikit kekuatan. Krek! Pedang itu patah, dan dalam sekejap, energi dahsyat dari Chandra menghantam tubuh murid Paviliun Pedang, membuatnya terpental beberapa langkah ke belakang. "Apa-apaan ini?" Yamesa berseru, wajahnya penuh keterkejutan. Yamesa sangat mengenal kekuatan adik seperguruannya, seorang yang baru saja menembus A

  • Jenderal Naga   Bab 1967

    Chandra merasakan sesuatu dari dalam istana. Seketika itu juga, amarahnya meluap. Dengan langkah berat penuh kemarahan, dia berjalan masuk ke dalam istana. Di pelataran luas di depan aula utama istana, tergeletak puluhan mayat di atas tanah. Semua mayat itu memiliki luka tusukan tepat di jantung, mati dalam satu serangan. Sementara itu, Paul, Maggie, Sandra, Arya, dan yang lainnya berdiri dengan ekspresi tegang, memandangi Yamesa beserta rombongannya. Yamesa, dengan tatapan penuh kesombongan, menatap ke arah Sandra. Mata hitam legamnya bergerak-gerak, memindai tubuh Sandra dari atas ke bawah. Dia tersenyum puas, melihat lekuk tubuh Sandra yang anggun dan wajahnya yang cantik. “Bagus sekali. Kamu jadi yang pertama,” ucap Yamesa sambil melangkah mendekat. Dia mengulurkan tangannya, mengangkat dagu Sandra. Sandra ingin melawan, tapi tubuhnya tak bisa bergerak. Titik-titik vitalnya telah ditutup rapat oleh Yamesa. “Bajingan! Apa yang ingin kau lakukan?” Sandra berteriak marah

  • Jenderal Naga   Bab 1966

    Wajah mereka semua tampak penuh ketegangan. "Bagaimana, tidak ada yang mau bicara?" Pria yang memimpin, Yamesa, berkata dengan nada dingin, "Kalau tidak ada yang bicara, maka aku hanya punya satu pilihan: membunuh." Srett! Dia tiba-tiba menghunus pedangnya. Tidak ada yang bisa melihat gerakannya dengan jelas. Hanya ada kilatan cahaya pedang, dan seketika itu juga, para prajurit bersenjata yang berada di sekitarnya roboh dalam genangan darah. Semua tewas dengan satu tebasan. Melihat prajurit mereka dibantai, para petinggi Negara Naga dipenuhi amarah. Paul berbicara dengan suara dingin, "Jangan terlalu memandang rendah kami." Namun, seorang pria di belakang Yamesa tiba-tiba mengayunkan tangannya. Dengan tenaga besar yang menyapu udara, tubuh Paul ditarik paksa ke arahnya. Pria itu mencengkeram rambut Paul dan menampar wajahnya dengan keras. Wajah Paul yang gelap langsung memerah dengan bekas tamparan. Dalam hitungan detik, wajahnya bengkak, dan darah mengalir dari sudut

  • Jenderal Naga   Bab 1965

    Waktu yang tersisa untuk bumi kini hanya tinggal enam tahun. Enam tahun lagi, kiamat akan datang. Saat ini, manusia di bumi sama sekali belum memiliki kemampuan untuk menghadapi akhir dunia. Satu Alam Niskala saja sudah membuat manusia di bumi berada di ambang keputusasaan. Jika segel itu terbuka, dunia-dunia lain seperti Alam Niskala akan menyatu dengan bumi, dan itulah saat yang benar-benar menjadi akhir bagi umat manusia. Apalagi, makhluk-makhluk Alam Niskala yang muncul sekarang hanyalah yang terlemah. Para makhluk terkuat tidak bisa melewati segel untuk muncul di bumi. “Hal yang paling mendesak sekarang adalah membereskan makhluk-makhluk Alam Niskala yang sudah muncul di bumi, demi memberi waktu bagi umat manusia untuk berkembang,” pikir Chandra dalam hati. Dia sudah memiliki rencana. Namun, untuk mewujudkan semua itu terasa seperti tugas yang mustahil. Satu Jayhan dan satu Jaymin saja sudah sangat merepotkan, belum lagi, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, sekar

  • Jenderal Naga   Bab 1964

    Tiga tahun telah berlalu, kini Chaca sudah berusia empat tahun. Chandra merasakan rindu pada putrinya. ia sadar, dirinya bukanlah seorang ayah yang baik. Memikirkan hal itu, Chandra hanya bisa menghela napas panjang. Tak lama kemudian, dia meninggalkan Gunung Langit. Chandra menuju kota terdekat dari Gunung Langit untuk membeli sebuah ponsel dan langsung masuk ke forum pesilat. Chandra mulai mencari tahu apa saja yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Melalui pembahasan di forum, Chandra mengetahui bahwa tiga tahun lalu dia hampir saja berhasil membunuh Jayhan. Namun, Jayhan terlalu kuat. Meski Chandra telah menggunakan ilmu pamungkas hingga tubuhnya hancur dan jiwanya lenyap, dia tetap gagal membunuh Jayhan. Namun, perlawanan itu membuat Jayhan terluka parah. Setelah itu, Robi bersama anak buahnya berhasil menangkap Jayhan hidup-hidup. Meski Jayhan tidak dibunuh, dia dipenjarakan. Alasannya, Jayhan memiliki latar belakang yang sangat besar. Jika dia dibunuh sembara

  • Jenderal Naga   Bab 1963

    Bagi seorang penjaga yang pernah mengalami Zaman Kegelapan, keadaan saat ini terasa seperti masa yang damai. Penjaga itu tidak menjelaskan dengan rinci seperti apa kondisi dunia luar sekarang. Namun, hal ini cukup membuat Chandra merasa lega. Jika penjaga tidak merasa perlu mengkhawatirkan keadaan di luar, berarti dunia luar masih relatif tenang. “Penjaga, bagaimana caranya agar aku bisa hidup kembali?” Chandra memandang penjaga itu dengan penuh harapan. Ia sangat ingin hidup kembali, ingin keluar dari tempat ini dengan tubuh yang baru. Penjaga itu melirik Chandra sejenak, lalu menggerakkan tangannya dengan santai. Seketika, Chandra merasakan tubuh jiwanya terangkat, seakan tidak terkendali, perlahan melayang ke arah tubuh di tanah. Di saat yang sama, tangan penjaga memunculkan simbol-simbol misterius. Ia mulai melafalkan mantra yang tidak dipahami Chandra. Satu per satu simbol itu masuk ke dalam tubuh Chandra yang terbaring. Sekitar lima menit berlalu. Chandra, yang terbar

DMCA.com Protection Status