Di luar Paviliun Pedang Suci, Chandra dan Kadir menjauh dari Paviliun Pedang Suci, masuk ke dalam hutan yang lebat. Mereka akhirnya menemukan sebuah tanah kosong di dalam hutan purba.Chandra duduk di atas sebuah batu besar, mengambil sebatang rokok dan memberikan satu kepada Kadir. "Apa yang terjadi di sana?" tanya Chandra.Kadir menerima rokoknya, wajahnya menjadi serius. "Aku pergi ke tempat mereka menempa pedang dan melihat pedang sakti itu. Namun, tujuanku bukan pedang itu. Dari percakapanku, aku menemukan sesuatu yang penting.""Apa itu?" tanya Chandra, penasaran."Aman yang kita temui tadi adalah asli, tetapi dia sudah dikendalikan. Setiap gerakannya dikendalikan oleh Alden melalui racun serangga," jelas Kadir."Tapi aku tadi bertemu dengan Garla Pedang Suci, dia mengatakan banyak hal yang membuatku berpikir dia asli. Dia juga terus-menerus membanggakan pedang sakti itu. Apa maksudnya?" ujar Chandra, bingung.Kadir berpikir sejenak. "Mungkin dia memang asli. Mungkin dia membangg
Raja Darah Pertama sama sekali tidak menyangkalnya. Di dalam keluarganya memang sudah ada yang masuk ke dalam alam tingkat sembilan. Namun, leluhur keluarga itu tidak pernah lagi muncul di dunia ini setelah masuk ke dalam alam tingkat sembilan. Klan Darah hampir hancur beberapa kali dalam kurun waktu ribuan tahun. Namun, leluhur mereka itu sama sekali tidak pernah muncul untuk menyelamatkan mereka. Karman melambaikan tangannya lalu berkata, “Tidak perlu khawatir. Leluhurmu belum muncul karena memang belum saatnya dia untuk muncul. Aku yakin, dia akan keluar setelah kalian berhasil mendapatkan pedang naga itu.”“Naga itu punya banyak sekali harta karun di tubuhnya. Kita akan mendapatkan banyak keuntungan apabila bisa mendapatkannya sedikit saja. Selain itu, klan Darah adalah klan yang akan mendapatkan keuntungan paling banyak dari naga itu. Kalau begitu, bagaimana kalau kita membuat sebuah kerajaan yang makmur dan sejahtera bersama?”Hati Alden semakin tergugah setiap kali mendengar p
Chandra dan Kadir masuk ke dalam Vila Pedang Deite untuk menemukan orang-orang Vila Pedang Deite yang dikurung oleh Alden dan anak buahnya. Berdasarkan pandangan Kadir, kemungkinan besar telah terjadi pertarungan yang sangat sengit di Vila Pedang Deite. Selain itu, ada banyak sekali korban terbunuh dan beberapa orang yang tersisa langsung dikurung di dalam penjara oleh Alden dan anak buahnya. Orang-orang itu pastinya berada di bawah kendali Alden Obar dengan menggunakan racun. Namun, Kadir tidak tahu di mana mereka semua ditahan. Chandra dan Kadir dengan cepat bergerak setelah berpencar dan membagi tempat pencaharian mereka masing-masing. Chandra bergerak bagaikan cahaya dan tiba-tiba saja sudah muncul di atap bangunan lainnya. Dia tidak akan bertindak gegabah kali ini dan mulai menyelidiki keadaan di sekitarnya. Lagi pula, pastinya akan sulit menemukan orang-orang yang dipenjara itu dengan keadaan vila yang dijaga dengan sangat ketat. Akhirnya, Chandra memutuskan untuk mencari Maste
Raut wajah Garla tiba-tiba berubah sedih. Dia pun mengangguk lalu berkata, “Benar.”“Apa yang terjadi?” tanya Chandra lagi. Siang hari ini, Garla sempat membanggakan Pedang Naga Terbalik kepada Chandra untuk menarik perhatiannya. Sekarang, Chandra kembali lagi sesuai dengan yang diharapkannya. Dia pun tahu kalau kedatangan Chandra dan Kadir kali ini pastinya bukanlah hanya sekedar ingin melihat Pedang Naga Terbalik. Mereka berdua pasti memiliki niat lainnya dengan datang ke sini. Namun, Garla tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya. Sekarang, dia tidak bisa pergi meninggalkan Vila Pedang Deite. Selain itu, dia juga tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa. Oleh karena itu, dia menjawab pertanyaan Chandra dengan jujur tanpa menutupinya sama sekali. “Kurang lebih sekitar satu minggu yang lalu, ada sekelompok tamu tak diundang datang dan membunuh semua pengikutku. Mereka juga mengurung para tetua. Tujuan orang-orang ini ingin agar kami segera melahirkan Pedang Naga Terbalik. Ak
Chandra dan Kadir berencana untuk mengeksekusi rencana mereka malam ini juga setelah berdiskusi cukup lama. Mereka memutuskan untuk membagi tugas mereka. Chandra bertanggung jawab untuk menarik perhatian penjaga dan Alden Obar agar mereka semua meninggalkan Gunung Belakang. Kemudian Kadir akan menyelinap masuk dan menyelamatkan orang-orang yang dikurung di dalamnya. Suasana malam hari yang tenang. Hampir semua lampu yang ada di Vila Pedang Deite sudah padam. Namun, tiba-tiba saja terdengar sebuah suara dari jalan setapak menuju Gunung Belakang. Brak!Sesosok tubuh tampak jatuh dari langit dan mendarat tepat di atas jalan. Sosok itu adalah Chandra. Kemunculannya seketika langsung menarik perhatian orang-orang dari suku Dukun. “Siapa itu?”Tiba-tiba saja terdengar suara hunusan pedang dari banyak orang. Mereka mengayunkan pedang mereka ke arah Chandra. Mereka siap membunuh siapa saja dengan ayunan pedang mereka. Delapan orang anggota suku Dukun bergegas menghampiri Chandra. Mereka s
Selain itu, Chandra pastinya tetap tidak akan melepaskan Alden, sekalipun dia sudah memberikan semua barang itu kepada Chandra. Chandra pasti akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk membunuh Alden. Robi yang menyamar sebagai Karman menatap Alden lalu berkata, “Apa kamu masih punya pilihan setelah kita sampai di titik ini? Kamu tahu kan bagaimana kekuatan Chandra sekarang? Bahkan Ronald yang sudah menyerap energi banyak prajurit saja, bukanlah tandingan Chandra. Lalu kamu pikir, kamu bisa menandingi Chandra? Apa kamu pikir kekuatan kita bertiga bisa menandinginya sekalipun kita menggabungkan kekuatan kita?”Wajah pucat Raja Darah Pertama terlihat sangat serius setelah mendengar perkataan Karman. Dia juga sudah mendengar tentang kekuatan Chandra. Namun, dia tidak mengerti bagaimana mungkin Chandra bisa membangkitkan kekuatannya kembali setelah sempat kehilangan semuanya? “Apa yang dilakukan pemuda itu sampai bisa mendapatkan kekuatannya kembali?” Buak! Terdengar suara pertarungan ya
Alden berjalan keluar gua sambil membawa Pedang Penghakiman di tangannya. Namun, Raja Darah Pertama dan Karman palsu tidak mengikutinya keluar. Mereka justru lebih memilih untuk melarikan diri melalui lorong belakang. Akhirnya, Alden memilih untuk mengikuti mereka melarikan diri. Karena dia sadar kalau kekuatannya pasti tidak akan mampu melawan kekuatan Chandra yang luar biasa. Gunung Belakang, Vila Pedang Deite. Raja Darah Pertama dan Karman berjalan keluar dari sebuah jalan keluar gua. Mereka tampak sangat terburu-buru seakan mereka sedang dikejar oleh binatang buas di belakang mereka. “Pak Karman, kenapa kita meninggalkan Alden?” tanya Raja Darah Pertama sambil berbalik dan menatap gua di belakangnya. “Memangnya apa lagi yang harus kita lakukan? Aku kan sudah bilang kalau kekuatan kita bertiga saja tidak akan bisa menandingi kekuatan Chandra. Kita pasti akan mati di tangannya,” jawab Karman palsu. “Lalu bagaimana dengan Pedang Naga Terbalik?” tanya Raja Darah Pertama lagi. “Ka
Chandra mendarat di atas dada Alden. Alden mengangkat tangannya berusaha untuk memukul Chandra. Namun, Chandra bereaksi dengan sangat cepat. Dia menangkap tangan Alden tepat waktu. Kemudian, Chandra terbang setinggi 40 meter dari atas tanah lalu membuang tubuh laki-laki itu di atas sebuah jurang dengan kedalaman belasan meter. Hal ini tentu saja membuat tubuh Alden terluka, tapi luka itu tidak sampai membuatnya tidak bisa kembali bertarung. Dia dengan cepat bangkit dan berusaha untuk melarikan diri dari Chandra. Namun, sayangnya Chandra tidak berniat untuk melepaskannya kali ini. Jadi, dia bergegas mendekat dan menarik lengan Alden lalu mengerahkan kekuatan tangannya. Krak!Suara tulang patah bisa terdengar di telinga mereka berdua. Chandra berhasil mematahkan lengan Alden dengan mudahnya. “Aaaa!” teriak Alden kesakitan. Jeritannya terdengar sangat menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya. Alden terus meringis kesakitan. Namun, dia tidak lagi peduli dengan kesakitannya. Dia t
Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny
Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni