“Benar, mereka adalah keluarga Luandi yang juga merupakan anggota Kamar Dagang Timur Besar,” jawab Sonia sambil mengangguk. “Bagus kalau begitu,” ujar Sandra penuh semangat. Sandra banyak berhubungan dengan banyak orang-orang besar Diwangsa selama beberapa waktu belakangan. Jadi, tentu saja dia tahu kalau orang-orang yang berada di dalam Kamar Dagang Timur Besar adalah orang-orang kuat dan hebat. Bahkan perekonomian Someria sebagian besar berada di tangan perusahaan-perusahaan besar ini. Keluarga Luandi pastinya memiliki hak berbicara di dalam Kamar Dagang Timur Besar. “Kak Chandra, kita harus memiliki seluruh bisnis milik keluarga Luandi ini bagaimanapun caranya,” ujar Sandra lagi. “Sekarang, kamar dagang sudah berhasil kita dirikan. Selain itu, pastinya akan banyak perusahaan yang bergabung dengan kita setelah keluarga Wahyudi dari utara memutuskan untuk bergabung. Namun, sayangnya kita nggak punya kekuatan apa pun. Oleh karena itu, kita membutuhkan bisnis keluarga Luandi agar re
Chandra memberi isyarat dengan tangannya untuk mempersilakan Yuli menemui kakek moyangnya. Yuli juga dengan cepat sudah pergi menuju ruang rahasia untuk menemui Suwana. “Kakek moyang,” sapa Yuli setelah berhasil menemui Suwana sambil menundukkan kepalanya dengan penuh hormat. “Kenapa? Ada masalah apa lagi?” tanya Suwana tenang. “Mengenai penjualan aset keluarga Luandi yang Kakek katakan waktu itu. Aku berpikir kalau uang tidak ada artinya bagi keluarga kita. Oleh karena itu, aku menghubungi Chandra untuk menjual aset keluarga Luandi padanya dan menukar aset dan bisnis keluarga kita dengan empat lukisan rahasia peninggalan Raja Januar,” jawab Yuli. Mata Suwana langsung berbinar setelah mendengar penjelasan Yuli. Empat lukisan peninggalan Raja Januar sudah diwariskan secara turun-temurun di dalam empat keluarga kuno dan menyimpan rahasia keabadian di dalamnya. Namun, sayangnya lukisan milik keluarga Luandi sudah hilang dicuri dan orang yang mencurinya adalah Robi Atmaja. Mungkin Suw
Chandra mempertimbangkan pertukaran ini di dalam hatinya. Menjelaskan tentang rahasia seni bela diri yang tersimpan di dalam lukisan Gunung Merabu sama sekali tidak akan memberikan kerugian baginya. Dia juga tidak masalah kalau sampai keluarga Luandi mempraktikkan seni bela diri rahasia dari lukisan Gunung Merabu. Karena seni bela diri yang tergambar dari lukisan Gunung Merabu membutuhkan energi sejati dari laki-laki dan perempuan untuk mempraktikkannya. Yin dan Yang yang dibutuhkan juga harus sangat kuat. Jadi, seni bela diri ini tidak bisa dipraktikkan oleh sembarang orang. Kemudian Suwana kembali berkata dengan tatapan sedih, “Chandra semua harta ini adalah harta yang dihasilkan oleh keluarga Suwana selama ratusan tahun. Saya hanya meminta kamu mengembalikan lukisan rahasia yang seharusnya menjadi milik keluarga kami. Apa menurutmu permintaan kami ini terlalu berlebihan?”“Tidak, kok! Permintaan kalian sama sekali tidak berlebihan. Tapi, lukisan itu tidak ada di tangan saya. Jadi,
“Aku mau menggunakan keempat lukisan itu sebagai alat tukar dengan kekayaan milik keluarga Luandi,” ujar Chandra. “Serahkan saja semuanya sama Kakek. Kakek sendiri yang akan membawa semua lukisan itu pada Suwana. Kamu hanya perlu menunggu semua kekayaan keluarga Luandi jatuh ke tanganmu,” ujar Robi lalu berdiri dan hendak segera pergi.“Kakek, tunggu!” seru Chandra berusaha menahan kepergian kakeknya. Namun, usahanya itu sia-sia saja. Kakeknya sudah pergi dengan sangat cepat. Laki-laki itu memang selalu datang dengan mengatakan sepatah dua patah kata lalu pergi begitu saja tanpa berpamitan. Chandra hanya bisa pasrah melihat kepergian kakeknya yang sangat cepat. “Oh iya! Apa kamu bisa mempertahankan Hani?” tanya Sandra yang langsung membuyarkan lamunan Chandra. “Memangnya ada apa?” tanya Chandra bingung dengan permintaan yang diajukan Sandra. “Aku butuh orang yang bisa membantuku di sini. Aku kekurangan orang dan selalu saja sibuk sendiri tanpa ada yang bisa membantu. Lagi pula, Ha
Nova yang berada di samping Chandra hanya bisa tersenyum mendengar informasi ini. Kelompok Gunung Langit mengetahui informasi ini dari Langit Mistika. Langit Mistika mengetahui informasi ini terlebih dahulu. Namun, sayangnya Nova tidak tahu bagaimana dia harus memberitahu Chandra. Oleh karena itu, dia membocorkan informasi ini kepada kelompok Gunung Langit agar mereka bisa memberitahu Chandra. “Baik, saya akan segera menghubungi ayah saya,” balas Maggie cepat lalu segera menelepon ayahnya. Dia memberitahu ayahnya melalui telepon kalau Chandra sudah siap mengambil tindakan dan meminta kelompok Gunung Langit untuk bersiap. Dia juga meminta Maniso agar menghubungi semua keluarga dan kelompok seni bela diri kuno lainnya untuk pergi ke Meguya bersama-sama demi menyelamatkan para prajurit kuno yang diculik. Maniso bergegas melakukan apa yang diperintahkan setelah mendapat telepon dari anaknya. “Tuan Chandra, ayah saya mengatakan kalau beliau akan mempersiapkan semuanya. Para prajurit kuno
Chandra bersyukur setelah berhasil meyakinkan Rully untuk bergabung bersamanya. Kemudian dia mengambil ponselnya untuk menghubungi Kadir. Chandra belum pernah lagi bertemu dengan Kadir setelah dia pergi meninggalkan Eglar. Chandra juga tidak tahu apakah Kadir berada di Diwangsa atau tidak. “Chandra, ada apa? Kenapa menelepon malam-malam begini?” tanya Kadir setelah telepon mereka tersambung. “Kak, kamu di mana sekarang?” tanya Chandra. “Aku di Vila Pedang Panjang,” jawab Kadir. “Kenapa kamu pergi ke Vila Pedang Deite? Apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Chandra heran. “Aku mau menyusun kembali Pedang Deite dan satu-satunya tempat di mana aku bisa melakukannya hanya di Vila Deite. Aku juga sempat bertengkar sama pemilik Vila Deite dan berhasil mengalahkannya. Akhirnya, dia berjanji akan membantuku untuk menyusun Pedang Deite itu. Tapi, prosesnya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mungkin 5 tahun saja nggak akan cukup untuk menyelesaikannya,” jawab Kadir. “Jadi begini, aku ber
Kadir meminta Chandra untuk tidak terburu-buru mengambil tindakan. Chandra pun tidak menghubungi siapa pun untuk sementara waktu. Setelah kembali ke rumah, dia pun langsung beristirahat.Di kamar pada malam hari, Nova bersandar di dada Chandra dan bertanya, "Sayang, kapan kita akan berangkat ke Negara Meguya?" Chandra menjawab, "Kita tunggu kabar dari Kelompok Gunung Langit dulu. Kita lihat kapan para Pesilat dari dunia seni bela diri kuno bisa berkumpul. Besok aku akan akan bertemu dengan Kadir dan berdiskusi dengannya, kemudian aku akan pergi ke Kelompok Gunung Langit untuk bertemu dengan Maniso."Nova tampak cemas, dia berkata, "Aku kok selalu merasa ada yang nggak beres, ya." Chandra bertanya, "Ada apa, kenapa kamu merasa ada yang nggak beres?" Nova merasa khawatir karena informasi tersebut diperoleh oleh Langit Mistika melalui penyusupan murid mereka ke dalam Suku Dukun. Informasi itu seharusnya adalah rahasia besar bagi Suku Dukun dan biasanya hanya diketahui oleh beberapa petin
Kendati demikian, Kadir masih termasuk salah satu yang terkuat."Bagaimana dengan kakekmu?" tanya Kadir.Chandra menggeleng, "Aku sudah lama nggak bisa menghubungi kakek. Dia selalu muncul dan menghilang begitu saja. Setiap kali dia datang lalu pergi, aku nggak bisa menemukannya. Hanya dia yang bisa menemukanku.""Hehe!" Tiba-tiba, tawa terdengar dari luar pintu diikuti dengan pintu yang terbuka. Seorang pria yang tampak lebih muda, mengenakan jubah putih lebar dan berambut cepak, masuk.Melihat orang yang datang, Chandra dengan wajah takjub bertanya, "Kakek, apa Kakek selalu berada di dekatku? Kenapa setiap kali kita bicara tentangmu, Kakek langsung muncul?"Robi mendekat, duduk, dan tersenyum, "Kalau aku tidak melindungimu dari kegelapan, entah berapa kali kamu mati.""Kakek pasti juga tahu kalau aku berencana pergi ke Negara Meguya, ‘kan?" tanya Chandra.Mendengar itu, ekspresi Robi berubah serius. Setelah beberapa saat, dia mengangguk pelan, "Ya, aku sudah dengar kabarnya.""Lalu,
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di