Menjadi orang nomor satu di dunia ini hanyalah sebuah julukan tak berarti. Ada berapa banyak orang yang mengobarkan nyawa mereka demi mendapatkan julukan tak berarti ini selama berabad-abad lamanya? Namun, Suwana tetap ingin mendapatkan julukan itu. Dia ingin berdiri di puncak dunia dan menganggap semua berada di bawah kakinya. Namun, sayangnya ada terlalu banyak orang kuat di dunia ini. Jadi, Suwana hanya bisa menahan keinginannya itu. Di sisi lain, Yuli langsung mengatur semua hal sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Suwana kepadanya. Dia juga menemui Sonia untuk menjual semua aset keluarga Luandi yang berada di dunia fana. “Apa? Kalian mau menjual semuanya?” tanya Sonia kaget setelah mendengar perkataan Yuli. Bagaimanapun juga, keluarga Luandi adalah salah satu dari empat keluarga kuno dan sudah mengumpulkan harta yang luar biasa banyak selama ratusan tahun. Selain itu, perekonomian Someria berada di dalam genggaman Kamar Dagang Timur Besar dan keluarga Luandi adalah salah
“Kak Chandra, Kakak mau minum kopi atau teh?” tanya Ruby sambil tersenyum manis setelah melihat kemunculan Chandra. “Air hangat saja,” jawab Chandra cepat lalu duduk. Kemudian Sonia langsung berkata tanpa membuang-buang waktu sama sekali, “Kepala keluarga Luandi, Yuli Luandi menemuiku dan bilang kalau mereka mau menjual semua aset keluarga Luandi kepada keluarga Atmaja. Mereka juga bilang kalau keluarga Luandi berencana untuk segera pergi meninggalkan Diwangsa untuk bersembunyi di daerah terpencil.”“Jadi, keluarga Luandi mau bersembunyi dari dunia luar?” tanya Chandra dengan wajah bingung. “Sampai sekarang, keluarga Luandi belum memihak ke kubu mana pun. Selain itu, keluarga mereka terdiri dari ratusan orang yang pastinya akan berdampak sangat buruk kalau sampai mereka memihak di kubu yang salah. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk bersembunyi dan meninggalkan Diwangsa agar mereka tidak harus memihak ke mana pun,” jawab Sonia. “Bisnis apa saja yang mereka miliki?’ tanya Ch
“Benar, mereka adalah keluarga Luandi yang juga merupakan anggota Kamar Dagang Timur Besar,” jawab Sonia sambil mengangguk. “Bagus kalau begitu,” ujar Sandra penuh semangat. Sandra banyak berhubungan dengan banyak orang-orang besar Diwangsa selama beberapa waktu belakangan. Jadi, tentu saja dia tahu kalau orang-orang yang berada di dalam Kamar Dagang Timur Besar adalah orang-orang kuat dan hebat. Bahkan perekonomian Someria sebagian besar berada di tangan perusahaan-perusahaan besar ini. Keluarga Luandi pastinya memiliki hak berbicara di dalam Kamar Dagang Timur Besar. “Kak Chandra, kita harus memiliki seluruh bisnis milik keluarga Luandi ini bagaimanapun caranya,” ujar Sandra lagi. “Sekarang, kamar dagang sudah berhasil kita dirikan. Selain itu, pastinya akan banyak perusahaan yang bergabung dengan kita setelah keluarga Wahyudi dari utara memutuskan untuk bergabung. Namun, sayangnya kita nggak punya kekuatan apa pun. Oleh karena itu, kita membutuhkan bisnis keluarga Luandi agar re
Chandra memberi isyarat dengan tangannya untuk mempersilakan Yuli menemui kakek moyangnya. Yuli juga dengan cepat sudah pergi menuju ruang rahasia untuk menemui Suwana. “Kakek moyang,” sapa Yuli setelah berhasil menemui Suwana sambil menundukkan kepalanya dengan penuh hormat. “Kenapa? Ada masalah apa lagi?” tanya Suwana tenang. “Mengenai penjualan aset keluarga Luandi yang Kakek katakan waktu itu. Aku berpikir kalau uang tidak ada artinya bagi keluarga kita. Oleh karena itu, aku menghubungi Chandra untuk menjual aset keluarga Luandi padanya dan menukar aset dan bisnis keluarga kita dengan empat lukisan rahasia peninggalan Raja Januar,” jawab Yuli. Mata Suwana langsung berbinar setelah mendengar penjelasan Yuli. Empat lukisan peninggalan Raja Januar sudah diwariskan secara turun-temurun di dalam empat keluarga kuno dan menyimpan rahasia keabadian di dalamnya. Namun, sayangnya lukisan milik keluarga Luandi sudah hilang dicuri dan orang yang mencurinya adalah Robi Atmaja. Mungkin Suw
Chandra mempertimbangkan pertukaran ini di dalam hatinya. Menjelaskan tentang rahasia seni bela diri yang tersimpan di dalam lukisan Gunung Merabu sama sekali tidak akan memberikan kerugian baginya. Dia juga tidak masalah kalau sampai keluarga Luandi mempraktikkan seni bela diri rahasia dari lukisan Gunung Merabu. Karena seni bela diri yang tergambar dari lukisan Gunung Merabu membutuhkan energi sejati dari laki-laki dan perempuan untuk mempraktikkannya. Yin dan Yang yang dibutuhkan juga harus sangat kuat. Jadi, seni bela diri ini tidak bisa dipraktikkan oleh sembarang orang. Kemudian Suwana kembali berkata dengan tatapan sedih, “Chandra semua harta ini adalah harta yang dihasilkan oleh keluarga Suwana selama ratusan tahun. Saya hanya meminta kamu mengembalikan lukisan rahasia yang seharusnya menjadi milik keluarga kami. Apa menurutmu permintaan kami ini terlalu berlebihan?”“Tidak, kok! Permintaan kalian sama sekali tidak berlebihan. Tapi, lukisan itu tidak ada di tangan saya. Jadi,
“Aku mau menggunakan keempat lukisan itu sebagai alat tukar dengan kekayaan milik keluarga Luandi,” ujar Chandra. “Serahkan saja semuanya sama Kakek. Kakek sendiri yang akan membawa semua lukisan itu pada Suwana. Kamu hanya perlu menunggu semua kekayaan keluarga Luandi jatuh ke tanganmu,” ujar Robi lalu berdiri dan hendak segera pergi.“Kakek, tunggu!” seru Chandra berusaha menahan kepergian kakeknya. Namun, usahanya itu sia-sia saja. Kakeknya sudah pergi dengan sangat cepat. Laki-laki itu memang selalu datang dengan mengatakan sepatah dua patah kata lalu pergi begitu saja tanpa berpamitan. Chandra hanya bisa pasrah melihat kepergian kakeknya yang sangat cepat. “Oh iya! Apa kamu bisa mempertahankan Hani?” tanya Sandra yang langsung membuyarkan lamunan Chandra. “Memangnya ada apa?” tanya Chandra bingung dengan permintaan yang diajukan Sandra. “Aku butuh orang yang bisa membantuku di sini. Aku kekurangan orang dan selalu saja sibuk sendiri tanpa ada yang bisa membantu. Lagi pula, Ha
Nova yang berada di samping Chandra hanya bisa tersenyum mendengar informasi ini. Kelompok Gunung Langit mengetahui informasi ini dari Langit Mistika. Langit Mistika mengetahui informasi ini terlebih dahulu. Namun, sayangnya Nova tidak tahu bagaimana dia harus memberitahu Chandra. Oleh karena itu, dia membocorkan informasi ini kepada kelompok Gunung Langit agar mereka bisa memberitahu Chandra. “Baik, saya akan segera menghubungi ayah saya,” balas Maggie cepat lalu segera menelepon ayahnya. Dia memberitahu ayahnya melalui telepon kalau Chandra sudah siap mengambil tindakan dan meminta kelompok Gunung Langit untuk bersiap. Dia juga meminta Maniso agar menghubungi semua keluarga dan kelompok seni bela diri kuno lainnya untuk pergi ke Meguya bersama-sama demi menyelamatkan para prajurit kuno yang diculik. Maniso bergegas melakukan apa yang diperintahkan setelah mendapat telepon dari anaknya. “Tuan Chandra, ayah saya mengatakan kalau beliau akan mempersiapkan semuanya. Para prajurit kuno
Chandra bersyukur setelah berhasil meyakinkan Rully untuk bergabung bersamanya. Kemudian dia mengambil ponselnya untuk menghubungi Kadir. Chandra belum pernah lagi bertemu dengan Kadir setelah dia pergi meninggalkan Eglar. Chandra juga tidak tahu apakah Kadir berada di Diwangsa atau tidak. “Chandra, ada apa? Kenapa menelepon malam-malam begini?” tanya Kadir setelah telepon mereka tersambung. “Kak, kamu di mana sekarang?” tanya Chandra. “Aku di Vila Pedang Panjang,” jawab Kadir. “Kenapa kamu pergi ke Vila Pedang Deite? Apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Chandra heran. “Aku mau menyusun kembali Pedang Deite dan satu-satunya tempat di mana aku bisa melakukannya hanya di Vila Deite. Aku juga sempat bertengkar sama pemilik Vila Deite dan berhasil mengalahkannya. Akhirnya, dia berjanji akan membantuku untuk menyusun Pedang Deite itu. Tapi, prosesnya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mungkin 5 tahun saja nggak akan cukup untuk menyelesaikannya,” jawab Kadir. “Jadi begini, aku ber
Tekad Anak Dewa untuk membunuh Chandra semakin besar. Apa pun yang terjadi, Chandra harus mati hari ini juga. Para prajurit dari bumi dan dunia lain masih berkumpul di sekitar pegunungan. Pertarungan Chandra dan Anak Dewa benar-benar membuat kegemparan di dunia ini. “Apa benar Chandra sekuat itu?”“Aku pikir, Anak Dewa bisa membunuh Chandra hanya dengan satu serangan saja. Tapi ternyata, dia bisa menerima serangan Anak Dewa tanpa terluka sedikit pun.”“Tapi, Anak Dewa sudah masuk ke tingkat dua Alam Trasenden.”Para prajurit dari dunia lain berseru kaget melihat pertarungan ini. Di sisi lain, Basita tampak sangat lega setelah melihat Chandra mampu menahan serangan Anak Dewa. Dia bergumam dengan senyuman tipis di wajahnya, “Anak itu meningkat dengan sangat cepat. Dia sudah bisa menantang prajurit yang sudah berada di Alam Trasenden hanya dengan berlatih selama beberapa tahun, sedangkan aku baru bisa mencapai titik ini setelah berlatih dengan sangat keras selama 2000 tahun.”Sebenarny
Kemenangan Anak Dewa bukan lagi hal terpenting bagi Dusky saat ini. Karena tujuan utamanya adalah untuk membantai sebuah kota manusia bumi yang pasti akan menyulut kemarahan para prajurit bumi. Dengan begitu, Dusky bisa lebih mudah untuk membunuh semua prajurit bumi sekaligus. Namun, dia sendiri yang akan turun tangan dan membunuh Chandra kalau sampai Anak Dewa kalah. Hal ini tentu saja akan tetap membangkitkan pergolakan dan perlawanan para prajurit bumi yang bisa dia manfaatkan untuk membunuh mereka semua. Di puncak gunung. Chandra berdiri di sebuah batu besar dengan mengenakan jubah putih dan pedang di belakang punggungnya. Rambutnya yang sudah lama tidak dipangkas juga sudah mulai memanjang dan membuatnya seperti seorang ksatria zaman dahulu.Dia menatap Anak Dewa lalu berkata dengan tenang, “Anak Dewa, layangkanlah seranganmu.”“Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk segera mati!” seru Anak Dewa dengan raut wajah dingin. Anak Dewa mulai mengaktifkan energi sejatinya yang menga
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni