Kedua bola mata Lily tampak berbinar. Dia tahu kalau Chandra sangat kuat, tetapi tidak menyangka ternyata begitu kuat!Lelaki itu berhasil mengalahkan puluhan tentara bayaran hanya dalam beberapa detik saja hingga mereka semua merintih kesakitan dan tak berdaya. Lily berlari kecil untuk mengejar Chandra. Dia memamerkan cengiran lebarnya dan berkata,“Ternyata kamu lumayan hebat.”Chandra hanya tersenyum tipis. Seperti teringat akan sesuatu, dia berbalik dan mengayunkan tangannya. Pedang Penghakiman yang berada tidak jauh dari mereka terbang ke atah lelaki itu. Dia menangkap pedang tersebut dan berkata,“Ayo, kita cari Bos Nurta.”Setelah mereka pergi, para tentara yang tersungkur tersebut bangkit dan mengeluarkan ponselnya. Dia menghubungi seseorang dan berkata, “Bos, ketua Kelompok Naga yang bernama Chandra itu melukai teman-teman yang lain dan menerobos masuk.”Sebuah vila megah tampak di depan sana. Seorang lelaki berkulit gelap dengan tubuh besar sedang duduk di sofa. Sudut bibirny
Sebelum dia selesai berbicara, tubuhnya mendadak terbang ke arah luar. Di waktu yang bersamaan, seluruh tentara bayaran di sekitarnya tergeletak tak berdaya. Tubuh Chandra seperti mengeluarkan aura yang begitu menyeramkan.Hanya dari aura lelaki itu saja sudah bisa melukai semua orang. Penembak yang berada di kejauhan juga ikut tergeletak tak berdaya di tanah. Bahkan mereka tidak memiliki kemampuan untuk bangkit berdiri.Chandra menarik kembali energinya dan menatap lelaki berkulit putih yang tengah merintih kesakitan di tanah. Dia mendekat dan menginjak wajah lelaki itu sambil berkata, “Aku datang untuk menemui Nurta karena aku menghargainya. Bangun! Bawa jalan!”Saat ini dalam benak lelaki berkulit putih itu timbul tanda tanya. Apa yang sedang terjadi? Kenapa dia tidak mengerti apa yang baru saja dia alami? Kenapa dalam satu kedipan mata saja, semua anak buahnya sudah tergeletak tak berdaya? Siapa lelaki ini sebenarnya?Paul juga dibuat terkejut dengan kekuatan Chandra. Dia tahu kala
Dia belum pernah melihat orang yang bisa menangkap peluru dengan dua jari saja. Apakah lelaki di depannya ini adalah manusia? Keringat dingin semakin membanjiri kening lelaki itu. Lily yang ada di sisi Chandra melirik lelaki itu lagi dengan mata berbinar. Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan oleh perempuan itu.Sesaat kemudian ketika Nurta tersadar, dia menatap Chandra seperti melihat seorang monster. Tubuhnya gemetar hebat dan keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya. Saat ini dia tidak berani bersikap tidak sopan. Dengan santun lelaki itu berkata, “Pak-pak Chandra, siapa orang yang ingin kamu cari?”Chandra mengeluarkan foto Ruby dan meletakkannya di meja. Kemudian dia mendorongnya secara perlahan ke hadapan Nurta dan berkata, “Orang ini. Namanya Ruby Lupita dan merupakan warga Someria. Dua bulan yang lalu dia datang ke Aropa dan ditangkap ketika berada di Negara yang ada di samping Elang Besar, yaitu Sirla. Sekarang kondisinya nggak diketahui.” “Ak-aku akan segera aturkan
Begitu dia berdiri, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Dia menyentuh dadanya dan ekspresinya terlihat seperti kesakitan sekali. Rasa sakit tersebut memudar setelah beberapa detik kemudian.Nova melangkah ke arah pintu dan berjalan keluar dari rumah tradisional. Dia membuka gerbang dan di luar sana tampak seorang perempuan cantik tengah berdiri. Rambut panjangnya yang berwarna cokelat diikat ekor kuda hingga menguarkan aura cantik dan polos. Perempuan itu membawa sebuah obat di tangannya.Nova melirik Sonia dan berkata, “Masuk.”Sonia mendekat dan mengikuti Nova dari belakang hingga masuk ke ruang tamu. Dia meletakkan obat yang dibawah olehnya tadi di atas meja sambil berkata, “Ini obat dari seorang senior di keluarga Atmaja. Manfaatnya sangat bagus untuk mengobati luka dalam.”Perempuan itu mengeluarkan sebuah botol kecil berwarna putih dan memberikannya pada Nova sambil berkata, “Ini obat yang aku ambil dari tempat obat keluargaku. Obat ini khusus mengobati luka dalam.”“Terima
“Lembah Raja Obat?” gumam Nova lagi ketika teringat ucapan Sonia.Detik itu juga terbersit pemikiran untuk berangkat menuju Lembah Raja Obat untuk diobati oleh Dokter Suci. Setelah itu dia bergegas kembali ke kamar dan membuka lemari pakaian. Dia membuka bagian tersembunyi di dalam lemari dan mengeluarkan topeng Ketua Langit Mistika, baju serta Pedang Keji Sejati.Setelah itu dia memasukkan semua barang-barang tersebut ke dalam koper dan keluar dengan tergesa-gesa. Nova membeli tiket pesawat menuju tempat keberadaan Lembah Raja Obat.Tidak jauh dari rumah tradisional, Sonia berjalan keluar dari tempat persembunyiannya. Dia menatap Nova yang menjauh sambil bergumam, “Nova memang nggak sabar. Dia berencana ke Lembah Raja Obat untuk mencari Dokter Suci atau mau langsung ke Elang Besar?"Sonia juga tidak bisa menebak perempuan itu. Namun dia tidak memikirkan lebih lanjut lagi. Tujuannya ke sini memang untuk memberi tahu Nova tentang kabar tersebut agar perempuan itu ada persiapan. Sonia be
Lelaki tua itu adalah tuan rumah dari Lembah Raja Obat dan terkenal dengan nama Dokter Suci. Kemampuannya dalam mengobati seseorang terkenal nomor satu di Someria. Bahkan keluarga Atmaja juga tidak bisa menandingi lelaki itu."Selamat datang Ketua Langit Mistika, ada apa gerangan hingga membuatmu datang ke Lembah Raja Obat?" tanya Dokter Suci dengan santun.Dia tidak berani menyinggung sosok yang akhir-akhir ini cukup terkenal di kalangan dunia seni bela diri kuno."Mengobati luka," jawab Nova tanpa basa-basi. Tidak ada yang harus dia tutupi."Mengobati luka?" ulang Dokter Suci dengan bingung. Sedangkan muridnya yang ada di belakang lelaki itu hanya memasang ekspresi siaga.“Iya. Waktu di Kelompok Gunung Langit, saya sempat bertarung dengan Wanto yang merupakan salah satu senior di sana. Dia menggunakan kemampuan yang sudah lama hilang dari dunia seni bela diri kuno, yaitu Telapak Genrei yang terkenal selama ratusan tahun. Saya nggak bisa mengeluarkan hawa dingin dari tubuhku sehingga
Penyakit Nova tidak bisa disembuhkan oleh Dokter Suci dalam waktu satu minggu. Dia yakin bisa mengobatinya, tetapi membutuhkan waktu yang lama.“Nggak bisa,” ujar Nova dengan keras kepala. Dengan suara dingin dia berkata, “Kamu harus menyembuhkan saya dalam waktu satu minggu! Kalau nggak, saya akan menghancurkan seluruh Lembah Raja Obat ini.”“Dengan menghancurkan tempat ini dan membunuh saya, saya tetap nggak bisa menyembuhkan Ketua.”Nova menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan emosinya. Kemudian dia meminta maaf dan berkata, “Maaf, saya nggak mengendalikan emosi saya. Tapi, Dokter Suci, saya benar-benar nggak punya banyak waktu. Hanya ada satu minggu saja. Setelah itu, aku harus berangkat ke Elang Besar.”“Kamu adalah dokter paling hebat di Someria. Kalau kamu saja nggak bisa, lalu siapa lagi yang bisa mengobatinya?”Ekspresi Dokter Suci kembali mengeras. Akhir-akhir ini banyak sekali berita tentang Langit Mistika yang tengah beredar. Di luar sana mengatakan kalau Langit M
Nova mengangguk mengerti. Setelah itu dia langsung melompat masuk ke kolam. Begitu berada di kolam, sebuah hawa dingin yang begitu luar biasa menusuk ke dalam tubuhnya. Nova merasa sangat dingin hingga membuatnya menggigil.Di detik yang sama, darah di tubuhnya mulai mendidih. Darahnya mengeluarkan kekuatan yang begitu besar. Kekuatan itu menjalar ke seluruh tubuhnya dan melawan rasa dingin yang dia rasakan. Nova terus menyelam ke dalam. Semakin mendekati dasar maka suhunya semakin dingin dan tekanannya juga semakin besar.Tekanan yang begitu kuat membuat kekuatan Darah Kura juga tidak sanggup melawannya. Sekarang akhirnya Nova mengerti kenapa Dokter Suci bilang pesilat delapan alam juga tidak bisa mencapai dasar kolam.Nova menggerakkan kemampuan Darah Kura dan kemampuannya berada di puncak delapan alam bahkan lebih. Saat ini dia merasa sedikit tidak sanggup melawan tekanan air di bawah kolam. Seluruh kulitnya terasa sakit seperti ada sesuatu yang menusuknya.“Aku harus bertahan dan m
“Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku
Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan
Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala
Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s
Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m
Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah
Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni
Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal