Nova tertarik ke dalam goa yang di dalamnya terdapat pusaran yang begitu kuat. Kekuatan pusaran tersebut menariknya hingga ke dasar kolam dan membuatnya jatuh pingsan. Dia menemukan dirinya sudah di tempat ini ketika tersadar.Nova sendiri tidak tahu dia ada di mana. Perempuan itu mulai menyapu pandangannya ke sekeliling dan mencari jalan untuk meninggalkan tempat itu. Dia berjalan ke tepian yang dipenuhi dengan lumut. Dengan hati-hati dia mulai melangkahkan kakinya.Namun hanya sesaat, dia kehilangan arah jalan lagi. Nova sendiri juga tidak tahu kondisi di tempat itu. Hanya sebuah goa di dasar tanah yang tidak begitu luas. Sekelilingnya ditutupi tembok bebatuan dan tidak ada jalan sama sekali.“Nggak ada jalan lagi?”Dia berdiri di dalam goa yang gelap dan lembab tersebut sambil memegang dagunya dan menatap ke sekeliling. Dia bergumam, “Apakah harus dari kolam itu lagi untuk pergi dari sini?”Tidak ada jalan lain lagi sehingga satu-satunya cara meninggalkan goa ini adalah dengan beren
Muncul sebuah papan batu. Nova ingat bahwa Chandra mendapatkan Kitab Pengobatan di bawah patung naga yang ada di gua. Dia mencoba membuka papan batu tersebut dan menemukan sebuah kotak di bawahnya.Nova mengeluarkan kotak tersebut dan memperhatikannya dengan saksama sambil bergumam, “Bagaimana membukanya? Apakah perlu Jarum 81 Penghancur?”Akan tetapi, di tembok batu tersebut tidak memuat informasi mengenai keberadaan Jarum 81 Penghancur. Dia mencoba mengingat kembali dan sepertinya Jarum 81 Langit milik Chandra ditemukan di tubuh patung naga.Nova mulai menggeserkan bebatuan tersebut dan ternyata dia menemukan sebuah kawat besi berwarna hitam. Dia memperhatikan kawat tersebut yang sama persis dengan milik Chandra selain warnanya saja yang berbeda.Dia juga ingat kalau ketika Chandra masuk ke keluarga Kurniawan, dia bahkan pernah menyambungkan Jarum 81 Langit milik Chandra menjadi kawat untuk menjemur pakaian dalam. Wajahnya memerah ketika memikirkan itu. Sebersit raut bahagia menghias
Nurta tidak bisa mencari tahu apa pun tentang Ruby. Oleh karena itu Chandra tahu bahwa yang menculik perempuan itu sudah pasti bukan orang biasa. Dengan kemampuan Nurta, dia masih belum bisa menyentuh tahap itu.Sekarang Chandra sendiri harus pergi ke Negara Sirla yang ada di perbatasan Elang Besar. Siapa tahu dia bisa mendapatkan informasi tentang Ruby dan siapa yang menangkapnya.“Ayo, kita ke Sirla. Paul, segera pesan tiket!” perintah Chandra.“Baik.” Paul mengangguk dan mengeluarkan ponselnya untuk memesan tiket. Lily hanya mengikuti Chandra dari belakangnya.Sudah selama satu hari dia mengikuti lelaki itu, tetapi Lily masih tidak tahu apa yang dilakukan oleh Chandra. Dia tidak tahu siapa orang yang tengah dicari oleh lelaki itu.“Kak Chandra, siapa orang yang kamu cari? Siapa sebenarnya orang yang bernama Ruby itu? Apakah dia begitu penting bagimu? Jangan-jangan dia istrimu?” tanya Lily di belakang tubuhnya.Chandra menggeleng dan menjawab, “Bukan. Masalah ini sangat rumit dan ngg
Chandra berpikir sejenak. Yang pertama seharusnya orang yang dia perintahkan untuk mencari tahu. Yang kedua sudah pasti orang-orangnya Nurta.“Mereka diculik oleh siapa?”Perempuan pemilik kontrakan itu berpikir dan berkata, “Sekitar dua bulan yang lalu, saya ingat tanggal 5 Januari, tepatnya di malam hari, dari kamar mereka terdengar suara orang berantem. Saya keluar untuk melihat keadaan, dan melihat mereka sudah dibawa pergi oleh orang asing.”“Siapa?” tanya Chandra.“Nggak tahu, nggak jelas.”“Warna kulitnya?”“Ada warna kuning langsat, putih, dan beberapa yang berkulit gelap.”“Di sini ada kamera pengintai?”“Nggak ada.”Chandra menanyakan banyak sekali pertanyaan pada pemilik kontrakan tersebut, tetapi tidak ada fungsinya sama sekali.“Lily, ambil kembali uangnya. Informasi itu nggak ada gunanya buatku dan nggak pantas diberikan uang sebanyak itu,” ujar Chandra. Hanya perlu satu telepon dari Lily, maka pihak bank akan mengembalikan uangnya.Mendengar itu pemilik kontrakan tampak
Energi sejati Bintang Iblis cenderung lembut, dingin dan juga pasif. Berbanding terbalik dengan Pernapasan Bintang Biduk yang dilatih oleh Chandra yang bersifat kuat, panas dan aktif. Nova teringat dengan Grace.Karena energi sejati Grace cenderung pasif dan dingin, sehingga dia dan Chandra saling melengkapi dan bisa mempraktekkan metode latihan rahasia yang terdapat dalam Lukisan Gunung Merabu. Meski dalam hatinya tidak rela, dia harus mengakui kalau dia tidak bisa membantu Chandra dalam hal ini.Kalau sekarang dia berlatih Pernapasan Bintang Iblis dan bisa mendapatkan energi sejati Bintang Iblis, maka dia bisa bersama dengan Chandra berlatih ilmu yang terdapat dalam Lukisan Gunung Merabu. Membayangkan itu membuat sebuah keyakinan timbul dalam hati Nova.Dia mencoba berlatih Pernapasan Bintang Iblis. Prosesnya mirip dengan Pernapasan Bintang Biduk. Nova berlatih Pernapasan Bintang Biduk dan sekarang berlatih Pernapasan Bintang Iblis. Dengan begitu dia akan mengalami kemajuan yang sang
Di dalam kamar tersebut ada seorang emat yang membawakan teh.“Maaf, kamarnya terbatas. Malam ini kalian tidur di sini dulu,” ujar lelaki tua itu.“Iya, nggak apa-apa,” jawab Chandra.“Oh iya, kami datang dari Someria. Sebelumnya nggak pernah dengar Gedung Rades dan aku tertarik dengan adat di negara lain. Bisakah kamu menceritakan sejarah dari Gedung Rades ini?”“Oh, seperti itu. Tapi hari ini sudah sangat larut, kalian istirahat dulu. Besok pagi baru saya ceritakan secara lengkap, bagaimana?”“Baik.”“Selamat istirahat, saya pamit dulu,” ujar lelaki itu sambil menunduk kemudian berbalik pergi.“Bos, ada penemuan apa?” tanya Paul setelah lelaki itu pergi.“Sedikit aneh,” jawab Chandra dengan wajah keruh.“Aneh?”“Apa yang aneh? nggak ada yang aneh,” sahut Lily sambil menatap Chandra dengan bingung.Chandra mengerutkan keningnya dan berkata, “Begitu masuk ke kastil, aku merasakan aura dingin yang memantau dalam kegelapan. Seperti ada sesuatu yang jahat tengah mengintaiku dan membuatku
Chandra dapat mendengar suara teriakan yang samar. Setelah didengar dengan lebih teliti lagi, dia tahu bahwa suara tersebut berasal dari bawah tanah. Chandra juga menebak bahwa kastil ini seharusnya ada penjara bawah tanah yang mengurung cukup banyak orang. Namun dia tidak tahu ada siapa saja yang dikurung di dalam sana.Lelaki itu tampak tenggelam dalam pikirannya. Sesaat kemudian, dia memutuskan untuk turun ke bawah dan melihat keadaan penjara bawah tanah. Kemungkinan Ruby dikurung di sini. Chandra memperhatikan kastil ini dan mencoba mencari pintu masuk menuju bawah tanah.Akan tetapi dia tidak menemukannya sama sekali. Chandra duduk bersila dan memejamkan matanya. Pikirannya masuk dalam kondisi jernih dan mulai menebak arah melalui suara yang dia dengar. Ada banyak sekali suara di telinganya dan suara tersebut berasal dari interaksi di dalam kastil.Chandra secara otomatis mengabaikan suara-suara tersebut. Namun detik selanjutnya dia mendengarkan sebuah percakapan,“Ketua, malam i
“Benar.”“Kastil Rades dan prajurit kuno Someria nggak ada masalah apa pun. Lalu apa maksudmu?”“Nggak ada masalah?” ulang Chandra sambil tersenyum miring. Ekspresi wajahnya berubah keruh dan dengan dingin dia bertanya, “Kalau begitu dua bulan lalu apakah ada ibu dan anak dari Someria yang dibawa ke sini?”Ekspresi Ketua yang bernama Radeska itu seketika berubah. Dari raut wajahnya, Chandra yakin jika Ruby dan ibunya dibawa ke sini. Sedetik kemudian, tubuh Chandra mengeluarkan aura menyeramkan. Dia bergerak dengan cepat dan langsung berdiri di hadapan Radeska.Kecepatannya sangat cepat hingga membuat Radeska tidak bisa menyadari apa yang terjadi. Tiba-tiba sebuah pedang panjang sudah berada di lehernya. Chandra sudah mengeluarkan Pedang Penghakiman dan mengarahkannya ke leher lelaki itu.“Jangan bilang aku nggak kasih kamu kesempatan untuk hidup. Jawab semua pertanyaanku! Kalau jawabanmu nggak membuatku puas, maka jangan salahkan aku!”Perasaan takut menghampiri hati Radeska. Dia yang
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di