Chandra mengenakan seragam tempur Naga Hitam yang mengesankan, didominasi warna hitam yang memberikan kesan matang, megah, dan berwibawa. Di bahu seragamnya, terpatri sepuluh bintang berkilau, dan jubahnya dihiasi dengan gambar naga hitam yang tampak nyata dan mengagumkan.Setelah turun dari pesawat, Chandra dengan tatapan tajam dan tenang, mengamati Ratu Elang Besar dan para bangsawan yang telah berkumpul, yang jumlahnya kira-kira dua ratus orang. Paul mengikuti Chandra dari belakang dengan setia. Pasukan Naga Hitam dan Pasukan Api Merah, bersenjata lengkap dan berwibawa, turun dari pesawat dan berbaris dengan formasi yang rapi dan disiplin tinggi.Chandra berdiri di samping, menunggu dengan sikap yang tenang dan penuh wibawa. “Raja Naga, kenapa berhenti?”Paul, biasa memanggilnya 'Bos', kali ini dengan hormat menyebutnya 'Raja Naga'. Chandra berbisik, "Di wilayah orang lain, kita harus menunjukkan rasa hormat. Kita tunggu Ratu Elang Besar menghampiri dan menyapa kita terlebih da
“Hanya segitu saja.” Ksatria Emas, Kenric melirik Chandra dengan sorot kecewa. Kemudian dia menggeleng pasrah sambil berkata, “Saya pikir Raja Naga Someria pasti berbeda dengan yang lainnya. Ternyata hanya segitu saja. Penampilan nggak setara dengan kinerjanya.”Chandra tersenyum tipis dan tidak merasa marah. Sedangkan Ratu Meri yang melihat Kenric berani menantang Chandra tampak tidak menghentikannya. Dia hanya memberikan satu tatapan yang berbeda pada lelaki itu. Tatapan tersebut membuat Kenric seketika tersadar.Dengan cepat Kenric mengeluarkan pedang panjang berwarna emas dari pinggangnya. Pedang tersebut tepat mengarah pada Chandra.Dengan tenang Chandra berkata, “Apa maksudnya? Apakah ini cara Elang Besar memperlakukan tamu? Kalau benar, maka akan saya balas sambutannya.”“Elang Besar selalu mengutamakan kemampuan. Salah satu cara kami ketika pertama bertemu adalah mengadu kekuatan. Yang kuat akan dihormati, yang lemah maka silakan pulang. Elang Besar nggak akan berinteraksi deng
Tang!Sebuah suara nyaring terdengar di telinga semua orang yang ada di sana. Yang menyaksikan pemandangan tersebut tampak tercengang.Beberapa gadis yang menutup matanya bergegas membuka kembali mata mereka karena tidak mendengar teriakan histeris. Mereka menemukan Chandra yang berdiri dalam kondisi baik-baik saja di tempatnya semula. Jari lelaki itu menjepit pedang emas yang hanya tersisa setengahnya saja.Sedangkan Kenric tampak melongo sambil memegang pedang yang hanya tersisa setengah saja. Ekspresi lelaki itu terlihat terkejut dan tampak tidak percaya. Sosok Paul yang ada di sisi Chandra terlihat ingin terbahak, tetapi dia berusaha menahan tawanya agar tidak lolos dari bibirnya.Beraninya menantang Raja Naga Someria, benar-benar sudah bosan hidup.Tang!Chandra membuang patahan pedang yang ada di sela jarinya ke lantai. Dia menatap Kenric yang tampak tercengang dengan datar. Tidak ada sindiran apa pun yang terucap di bibirnya, melainkan sebuah pujian yang terdengar."Bagus, masih
Ekspresinya menggelap sambil menatap pedang yang telah patah di tangannya. Dengan gigi bergeretak dia berkata, "Sial! Urusan kita belum selesai!"Tang!Dia membuang pedang di tangannya dan berbalik untuk menunggangi kudanya pergi dari sana."Kak Kenric ..." seru Lily. Namun Kenric sudah pergi dengan membawa pasukan ksatrianya dan mengabaikan perempuan itu."Apa-apaan? Bukan aku yang mematahkan pedangmu. Kenapa mengabaikanku?" gumam gadis itu dengan wajah sedih. Setelah selesai bergumam, Lily bergegas pergi dari sana dan mengejar Ratu.Kastil Birta merupakan sebuah simbol kekuasaan dari Elang Besar. Tempat itu merupakan tempat tinggal dari keluarga kerajaan Elang Besar. Tempat tersebut dijaga sangat ketat dengan pengawalan oleh pasukan terkuat dari kerajaan Elang Besar. Tentu saja hanya itu yang diketahui oleh orang di luar sana.Yang tidak diketahui oleh orang lain adalah tempat ini masih dijaga oleh ksatria misterius dari Elang Besar. Posisi seorang ksatria di Elang Besar sama seperti
Chandra tidak tahu harus menjawab apa. Mendengar Lily yang protes keras, dia hanya ikut mengangguk dan menimpali, "Iya, benar yang dikatakan Lily. Usia sekarang memang harus mementingkan pendidikan. Sekarang aku sangat menyesal kenapa nggak banyak belajar. Sehingga sekarang aku nggak mengerti norma dan menjadi orang kasar."Chandra menyalahkan diri sendiri dan memuji Lily. Sikapnya itu berhasil mengubah keadaan yang canggung. Akan tetapi Lily justru tampak tidak senang.Dia seorang tuan putri dari Elang Besar dan memiliki darah kerajaan yang begitu agung. Meski usianya masih muda sekitar awal 20 tahunan saja, ada banyak yang sudah menawarkan perjodohan dengannya. Bahkan pangeran dari negara lainnya juga melamarnya. Namun Lily tidak menerima lamaran mereka semua.Sekarang lelaki dari Someria ini justru menolaknya. Dia boleh menolak orang lain, tetapi orang lain tidak boleh menolaknya!"Chandra, apa maksudmu?! Maksudmu aku nggak pantas bersanding denganmu?!" marah Lily. Dia melirik Chan
"Ok, kamu aturkan dulu. Setelah itu kabari aku."Setelah selesai menghubungi Alex dari Istana Gelap, dia menatap Paul dengan raut wajah puas. Lelaki itu tersenyum dan berkata, "Beres. Sekarang kita istirahat dulu dan pikirkan alasan yang tepat untuk pergi selama beberapa hari.""Ok," jawab Paul tanpa ada keberatan."Istirahatlah."Setelah menempuh perjalanan puluhan jam dengan pesawat, Chandra merasa sedikit kelelahan. Setelah dia dan Paul selesai berdiskusi, keduanya beristirahat di dalam kastil. Sementara itu, di salah satu kastil Elang Besar lainnya yaitu Kastil Alaidra. Kastil tersebut merupakan tempat kediaman keluarga Alaidra.Keluarga Alaidra merupakan keluarga yang paling berkuasa di Elang Besar. Mereka bertugas melindungi negara ini. Hampir semua anggota keluarga di sana merupakan seorang ksatria."Benarkah?"Seorang lelaki tua mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Kenric dan berkata, "Lelaki dari Someria itu hanya menggunakan dua jarinya untuk mematahkan pedang milikm
Mengingat kekalahannya ketika ratusan tahun yang lalu membuat perasaan Kelmi sangat berantakan. Kekalahannya saat itu sungguh sangat memalukan.Dia kembali ke Elang Besar dan mulai menutup diri untuk berlatih dengan keras. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuannya dan membalaskan dendamnya."Sudah ratusan tahun."Kelmi duduk di kursinya dan memandang jauh. Ekspresinya tampak sedikit khawatir. Dia menghela napas dan bergumam, "Kira-kira setelah ratusan tahun berlalu, orang yang mengalahkanku waktu itu apakah masih hidup? Kalau masih hidup, sudah pasti kemampuannya juga akan meningkat."Dia tahu kalau lawannya juga pasti akan terus meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu selama beberapa tahun ini dia tidak pernah berani bersikap gegabah. Semua karena Kelmi takut dia akan kalah untuk yang kedua kalinya."Suku Dukun ...."Dia ingat jika orang yang mengalahkannya mengatakan dia merupakan orang dari Suku Dukun. Bahkan dia ingat bahwa nama orang itu adalah Kadir. Usianya kala itu ba
Ekspresi Eros tampak tercengang."Pak, tolong dipikirkan kembali. Pedang itu adalah lambang kekuatan dari seorang ksatria. Kalau diberikan pada orang lain, maka makna kepercayaan dari para ksatria juga akan hilang."Kelmi mengibaskan tangannya untuk menghentikan ucapan Eros."Saya sudah memikirkannya dengan baik. Selama ratusan tahun ini, nggak ada tanda-tanda ksatria baru akan muncul. Nggak ada juga orang yang bisa mengendalikan Pedang Deite. Selain itu, meski saya memberikannya pada orang lain, mereka juga belum tentu bisa membawanya pulang.""Saya hanya ingin melawan orang-orang hebat di seluruh dunia sebelum saya meninggal. Setidaknya saya bisa memberikan akhir dari cerita hidup saya," terang Kelmi."Baik, saya akan segera laksanakan!"Eros tidak berlama-lama di sana dan bergegas berbalik pergi. Kelmi juga berjalan keluar dan berdiri di atas kastil sambil menatap kejauhan. Ekspresi tuanya terlihat penuh keyakinan."Kali ini, aku akan membawa kehormatan dari seorang ksatria agar sel
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di