Maniso mengangguk dan berkata, "Tapi karena sekarang aku belum muncul, Chandra yang harus menanggung semua tuduhan buruk itu. Untuk menghancurkan Suku Dukun sekali jalan, rencana ini sungguh memberatkan dia." Para murid Lembah Raja Obat pun baru mengerti situasi sebenarnya mendengar penjelasan ini.Kemudian, Maniso bertanya lagi, "Dokter Suci, obatnya sudah diberikan semua?" Dokter Suci menjawab dengan wajah serius, "Waktunya terbatas. Saya hanya sempat bertemu beberapa orang saja. Tapi, kepada mereka yang saya percayai, saya sudah berikan obat itu. Sisanya, mereka yang masih ragu-ragu, yang tidak memiliki pendirian yang jelas, saya tak berani memberikan obat. Di antara mereka, bisa jadi ada mata-mata dari Suku Dukun. Saya tidak ingin bertindak gegabah.""Obat itu ampuh?" tanya Maniso. Dokter Suci mengangguk, "Ya, sangat ampuh. Ini resep rahasia khas Lembah Raja Obat. Setelah diminum, orang tersebut akan seolah-olah tidak bernapas, layaknya orang mati. Tidak akan ada yang bisa mende
Salju turun dengan lebatnya, menutupi darah di tanah dengan cepat. Chandra menunggu dalam kesunyian. Berjam-jam berlalu dan langit telah gelap. Para pesilat gelombang kedua belum juga tiba. Namun, yang datang bukan mereka, melainkan Nova.Beberapa anak buah Alden telah mengantarkan Nova ke lembah Satu Garis Langit. Meski malam telah tiba, cahaya salju yang memutih memudahkan Nova untuk melihat Chandra yang duduk di atas batu, dan juga sepasang kembar wanita cantik di belakangnya. Nova cemburu. "Kenapa ada perempuan di samping Chandra? Siapa mereka? Apa hubungan mereka dengan Chandra?" tanya Nova dalam hati.Chandra juga melihat Nova dan beberapa anak buah Alden yang mendekat. Melihat Nova, alisnya berkerut. Nova segera mendekat. "Chandra ...."Chandra berdiri tanpa suara, menatap Nova yang kini telah berdiri di hadapannya. Nova berpakaian tebal dengan jaket dan topi yang penuh salju, pipinya merah, dan napasnya mengepul di udara dingin. "Kamu seharusnya di Rivera. Kok ada di sini?"
"Baik!" para anak buah Alden yang mengantarkan Nova segera berlari mengejarnya.Dhava memandang Chandra, menepuk bahunya dan berkata sembari tersenyum, "Chandra, kamu benar-benar bijaksana. Kamu tahu jelas situasinya bahwa hanya Suku Dukun yang bisa melindungi kamu dan Nova. Tenang saja, ikuti saja perintah bos. Dia pasti akan melindungi keluarga Kurniawan, tidak ada yang akan bisa menyentuh mereka."Chandra hanya menoleh sekilas, tidak berkomentar lebih lanjut. Dia duduk kembali di batu, mengeluarkan sebatang rokok. Ketika hendak menyalakannya, salah satu kembar yang bernama Becca mendekat dengan pemantik api dan menyalakannya untuk Chandra. Chandra menarik napas dalam-dalam, asap rokok mengepul. "Aku harap, Alden bisa mengantarkan Nova pulang dengan selamat. Jika tidak, maka kerjasama selanjutnya tidak perlu dilanjutkan."Chandra kini tidak takut apa-apa, kecuali Alden memanfaatkan Nova. Hal itu bisa mengganggu rencananya. "Tenang, itu pasti," ucap Dhava dengan yakin. "Bos kita
Wajah orang-orang Akademi Paxton seketika berubah. Kabar tentang Chandra telah menyebar luas, dan sekarang semua orang mengetahui bahwa dia telah membunuh Maniso, pemimpin Kelompok Gunung Langit. Mereka menunjukkan ketakutan dan kehati-hatian saat melihat Chandra.Di tengah ketegangan, Rolando, kepala sekolah dari Akademi Paxton berkata dengan wajah serius, "Chandra, aku, Rolando, tidak memiliki dendam denganmu di masa ini atau pun di masa lalu. Apa maksud semua ini?"Chandra merespon dengan wajah dingin, "Mari kita bertarung."Kemarahan menyala di wajah Rolando. "Kamu merasa tak terkalahkan, hah?" Dia berdiri dengan aura yang kuat memancar dari dirinya. "Baiklah, aku akan menghadapimu."Gerakannya cepat seperti kilat. Dengan langkah yang mantap dan kuat, dia muncul tepat di depan Chandra lalu mengayunkan tinjunya dengan kekuatan yang mengguncang ruang kosong di sekitarnya.Namun, Chandra dengan mudah menangkis serangan itu. Dia mengubah taktiknya. Dengan satu pukulan, Chandra men
Chandra tidak percaya kata-kata omong kosong Dhava.Dia memberi jalan, membuat isyarat , "Silakan."Namun, keluarga Aryani tidak langsung bergerak karena Daniel belum pergi.Daniel merasa bingung.Dia tidak tahu apa hubungan Chandra dengan orang tua yang mengalahkannya di Gunung Xira hari itu."Chandra, kutanya, apa hubunganmu dengan orang tua di Gunung Xira yang mengalahkanku hari itu?"Chandra tersenyum samar, tidak menjawab pertanyaan itu, "Bagaimana, tidak mau pergi? Kalau begitu, mari kita adu kekuatan saja."Tiba-tiba, Chandra mengangkat tangannya. Pedang Penghakiman yang tertancap di tanah seketika terbang, ditangkapnya dengan tepat.Swooosh!Pedang Penghakiman keluar dari sarungnya."Anak muda, kamu berani juga, heh?!."Daniel memilih untuk tidak bertarung dengan Chandra.Dia membawa orang-orang keluarga Aryani pergi.Setelah pergi, seorang tetua keluarga Aryani bertanya, "Kepala Keluarga, Chandra membunuh pemimpin Kelompok Gunung Langit, dan Kelompok Gunung Langit mengumumkan
Tinggal seminggu lagi menjelang Konvensi Gunung Langit. Banyak sekte serta klan telah berkumpul di Kelompok Gunung Langit. Namun, di tengah perjalanan, mereka dihadang dan diserang oleh Chandra. Banyak kematian dan luka parah yang menimpa banyak kepala sekte dan keluarga. Kini, mereka yang tersisa berkumpul di Gunung Langit. Mereka bersatu dalam kemarahan dan berencana mengejar Chandra.Sejak kematian Maniso, Kelompok Gunung Langit tanpa pemimpin. Maggie, pemimpin muda sekte tersebut, mengambil alih tanggung jawab sementara. Hanya saja, Maggie merasa tidak berpengalaman dan bingung akan langkah yang harus diambil. "Kelompok Gunung Langit, kalian harus mengambil sikap," desak salah satu anggota, mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas Kelompok Gunung Langit saat ini.Di tengah kerumunan, Daniel, yang merasa ini adalah kesempatannya untuk naik pangkat setelah mengalahkan Chandra, memilih untuk diam. Maggie lalu berkata, "Senior, kami di Kelompok Gunung Langit juga ingin Chan
Chandra sudah bisa menduga bahwa setelah para murid perguruan itu tiba di Gunung Langit, mereka pasti akan bersatu untuk membunuhnya. Chandra menoleh ke Dhava yang berada di sebelahnya, lalu bertanya dengan nada datar, "Sudah bunuh begitu banyak orang, sekarang kita bisa pergi? Jika tidak, para pesilat yang menuju Kelompok Gunung Langit pasti akan bergabung untuk menyerang kita di sini."Dhava tersenyum tipis dan berkata, "Mereka hanya kumpulan orang tanpa ketua, kok. Tidak perlu khawatir. Orang-orang yang sebelumnya datang ke gunung cuma pesilat-pesilat kecil saja, orang-orang pentingnya belum datang. Misalnya, keempat keluarga utama yang belum muncul itu." Tujuan Alden adalah untuk memanfaatkan Chandra guna melemahkan kekuatan berbagai perguruan. Dia juga ingin membuat Chandra kehilangan reputasinya, lalu berada dalam posisi terdesak. Dengan demikian Chandra mau tak mau bergabung dengan mereka.Mendengar hal ini, Chandra mengerutkan kening. Chandra sebenarnya ingin memanfaatkan k
Beberapa ratus orang berdatangan dengan penuh semangat, menimbulkan aura yang sangat menakutkan. Hanya dengan aura mereka saja sudah cukup untuk menakuti banyak orang dari keluarga Atmaja.“Chandra, kamu membunuh kepala Lembah Raja Obat! Kami, anggota Lembah Raja Obat, tak akan melepaskanmu,” ujar salah satu dari mereka.“Chandra, Akademi Paxton menyatakan perang denganmu,” teriak yang lain.Sonia tidak bisa tidak mengerutkan keningnya dan bergumam pelan saat melihat begitu banyak orang, “Chandra ini, sudah bunuh berapa banyak orang sebenarnya?”Chandra juga tampak serius saat melihat orang-orang yang datang dari kejauhan. Jika mereka tidak pergi sekarang, maka pasti akan ada pertarungan sengit yang tidak ingin dia lihat.Chandra melirik Dhava dan bertanya pelan, “Sekarang, apa kamu masih yakin bisa membunuh mereka semua?”Dhava, dengan ekspresi jarang terlihat serius, menyadari ini adalah kesempatan terbaik untuk membunuh Ronald. Dia tidak menyangka para pejuang yang naik ke Gunung La
Para calon murid yang ikut ujian kali ini terlalu lemah. Bahkan sekalipun Chandra membawa Luna, mereka masih berhasil lolos dan menjadi murid Sekte Dayan.Selanjutnya, Chandra pergi ke tempat istirahat untuk beristirahat sejenak. Luna sangat bersemangat setelah dia menjadi murid Sekte Dayan. Dia terus berjalan di sekitar Chandra dan terus mengungkapkan rasa terima kasihnya. Chandra hanya mendengarnya sambil tersenyum.Pertarungan terus berlanjut. Putaran demi putaran pertarungan berlanjut, semakin banyak orang yang terpilih untuk menjadi murid Sekte Dayan.“Semuanya, selamat telah menjadi murid Sekte Dayan.” Suara Yosan bergema keras. “Selanjutnya masih ada satu kali pertarungan. Pertarungan ini akan langsung menentukan sepuluh besar. Keuntungan menjadi sepuluh besar sangat banyak. Sepuluh besar bisa jadi murid Tetua. Juara pertama bisa jadi murid Ketua Sekte.”“Selain itu, sepuluh murid teratas juga memenuhi syarat untuk masuk ke Pustaka Agung Sekte Dayan untuk memilih kekuatan magis
Beberapa prajurit segera datang mendekat karena melihat adanya kesempatan untuk menyingkirkan lawan.“Pergi.”Raut wajah Chandra menjadi muram. Aura yang sangat kuat memancar dari tubuhnya. Dia mengibaskan tangannya beberapa kali, badai energi sejati datang menerpa. Para prajurit yang hendak mendekat seketika ketakutan dan bergegas mundur.Setelah mengetahui kekuatan Chandra, seketika tidak ada seorang pun yang berani datang dan mencari masalah.Luna duduk di tanah. Wajahnya tampak pucat. “Aku terluka. Kak Chandra, kamu nggak perlu pedulikan aku. Kalau kamu bawa aku terus, kamu pasti akan terbebani. Kalau aku jadi bebanmu dan buat kamu gagal masuk ke Sekte Dayan, maka aku akan jadi orang yang berdosa,” kata Luna dengan suara lemah.Chandra tertawa pelan. “Aku sudah janji sama kamu akan buat kamu masuk ke Sekte Dayan. Aku pasti penuhi janjiku.”Usai berkata, Chandra mengangkat tangannya, lalu sebatang kawat baja keluar dari dalam lengan bajunya. Kawat baja itu retak lalu berubah menjadi
Lawan Chandra kali ini semua sudah diatur khusus oleh Yosan. Dia ingin melihat apakah Chandra yang membawa beban yakni Luna masih bisa masuk ke final. Dia juga penasaran seberapa kuat kekuatan Chandra yang sebenarnya.Karena Yosan dapat melihat tingkat kultivasi para prajurit biasa dalam sekali lihat. Akan tetapi, dia tidak dapat melihat tingkat kultivasi Chandra, juga tidak bisa melihat kekuatan asli Chandra.Saat ini, di atas arena.Seratus orang telah menyebar. Chandra masih berdiri di tengah. Dia melihat orang-orang di sekitarnya, lalu menatap Luna dan memberi perintah, “Kamu ikuti aku. Jangan lari sembarangan. Kalau sampai ada orang ambil kesempatan untuk keluarkan kamu dari arena, kamu akan kehilangan kualifikasi untuk masuk ke Sekte Dayan.”“Oke, aku mengerti,” kata Luna sambil mengangguk pelan.Sekarang Chandra adalah harapan terakhir Luna. Tanpa perlindungan Chandra, Luna tidak akan bisa masuk ke Sekte Dayan.Di atas arena, seratus orang saling waspada. Semua mencari orang yan
Yosan muncul di arena. Dia melihat ke arah para prajurit yang tersisa dan berkata dengan suara keras, “Selanjutnya akan ada pertarungan lawan semua. Tidak ada aturan untuk pertarungan ini. Kalian dapat menggunakan senjata dan jurus apa pun. Kalau kalian jatuh dari arena, maka kalian akan kehilangan kualifikasi untuk bertarung. Hanya akan ada sepuluh orang yang tersisa di arena. Namun, kehilangan kualifikasi bukan berarti kalian tidak memiliki kesempatan lagi.”“Setelah semua orang berpartisipasi, jika orang yang terpilih masih belum penuhi kuota seribu orang, maka pertarungan terus dilanjutkan sampai terkumpul seribu orang.”Suara Yosan bergema keras. Begitu mendengar kata-kata Yosan, semua orang jadi tergerak. Mereka yang berhasil ke area pusan dan masuk babak final adalah yang terbaik dari generasi sebelumnya. Mereka semua sangat percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.Sesaat kemudian, seorang murid Sekte Dayan naik ke atas arena dan mulai memanggil nama-nama. Mereka yang naman
Luna tidak percaya dirinya bisa seberuntung itu. Namun, dia sudah sangat berterima kasih kepada Chandra. Karena berkat Chandra, Luna mampu sampai sejauh ini.Chandra menunggu pertarungan berikutnya dengan sabar. Karena Chandra hanya memiliki satu token di tangannya. Dia ada di peringkat terakhir. Jika harus bertarung, dia orang pertama yang akan bertarung.Sesuai dugaan, Chandra adalah orang yang pertama bertarung. Saat ini, arena dibagi menjadi banyak area. Di area tempat Chandra berada saat ini, ada seorang murid Sekte Dayan memegang sebuah daftar nama di tangannya. Dia pun membaca daftar nama di tangannya.“Pertarungan pertama antara Chandra dan Marino.”Seiring dengan bergemanya suara, seorang pria berjalan keluar dari kerumunan dan muncul di tengah arena tarung. Arena besar terbagi menjadi banyak arena kecil. Banyak prajurit berkumpul di sekitar setiap arena kecil.Chandra menatap orang itu. Chandra tahu, orang itu adalah lawannya yang bernama Marino. Sekarang yang harus Chandra l
Menyelamatkan Chandra sudah pasti adalah pilihan yang paling bijak yang Luna ambil dalam hidup ini.Di depan sana, sudah ada banyak murid Sekte Dayan. Orang-orang itu sedikit terkejut ketika melihat ada orang yang tiba di area pusat secepat itu.“Mereka cepat sekali. Ini baru tiga hari, mereka sudah sampai di area pusat. Sepertinya mereka berdua cukup kuat.”“Entah mereka berdua datang dari mana.”“Bagaimana kalau dicoba dulu?”“Jangan dulu. Kalau Tetua tahu, pasti kita yang disalahkan.”Beberapa murid Sekte Dayan berkumpul. Mereka melihat Chandra dan Luna yang baru tiba, lalu mereka mulai mengobrol. Chandra pun tidak menghiraukan murid-murid Sekte Dayan itu. Dia mencari tempat dan duduk bersila di tanah. Kemudian, dia menyerap Energi Spiritual Langit dan Bumi, dan mulai berlatih dengan serius. Sementara itu, Luna hanya menyaksikan Chandra dari samping.Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap mata, sudah lima hari berlalu. Masih tersisa waktu dua hari dari sepuluh hari yang telah ditentu
Di dalam Lukisan Gunung Bulan, Chandra sedang bertarung dengan Yoko. Kedua pria itu saling bertarung. Keduanya saling beradu kekuatan. Sekalipun Chandra sangat kuat, tingkat kekuatannya lebih rendah dari Yoko. Masih ada kesenjangan kekuatan di antara mereka.Jika dia tidak menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, akan sulit bagi Chandra untuk mengalahkan Yoko. Akan tetapi, dia tidak berniat menggunakan Jurus Langkah melawan langit. Jurus tersebut merupakan jurus pamungkas klan Gera. Chandra diincar Sekte Sutan juga karena jurus tersebut.“Kamu sangat kuat.” Chandra menatap Yoko yang ada di depannya, lalu berkata, “Aku bukan lawanmu.”Chandra tidak sok kuat. Dia yang sekarang lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatannya.“Aku bisa merasakan kamu belum kerahkan seluruh kekuatanmu. Coba gunakan seluruh kekuatanmu dan lawan aku,” kata Yoko.Chandra tersenyum tipis. “Sudah kubilang, aku bukan tandinganmu. Barusan aku sudah keluarkan seluruh kekuatanku. Tujuanmu sudah tercapai. Kalau ngga
Pria berjubah biru yang baru muncul itu tidak lain adalah orang yang diatur Tetua Yosan untuk menguji kekuatan Chandra. Namanya Yoko, kekuatannya berada pada tingkat ketiga Alam Kesucian. Kekuatannya sudah termasuk sangat kuat.Yoko menatap Chandra dengan senyum lebar di wajahnya. “Anak muda, kamu sangat beruntung dapat perhatian dari Tetua. Tujuan kedatanganku sangat sederhana, yaitu untuk uji kultivasimu. Kalau kamu bisa kalahkan aku, maka kamu akan langsung masuk ke area pusat. Bahkan kamu bisa langsung dapat tempat di sepuluh besar.”Yoko langsung mengatakan tujuan kedatangannya. Setelah mendengar hal itu, Chandra spontan mengerutkan kening. Chandra juga tidak menyangka kalau dirinya telah menarik perhatian para tetua. Dia datang ke Sekte Dayan hanya untuk berlatih dengan tenang tanpa menarik perhatian.Akan tetapi, dilihat dari situasi saat ini, tidak masalah jika Chandra menarik perhatian para tetu. Dengan begitu, dia bisa menjadi murid para tetua atau bahkan ketua sekte. Sekte
Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi