Bodhi Api ditemukan oleh kakeknya. Setelah diserap, maka bisa mengubahnya menjadi sebuah kekuatan yang sangat kuat dan terang. Ini juga menjadi salah satu yang terpenting dalam melatih Lukisan Gunung Merabu.Karena dia terlalu sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk menyerap kekuatan tersebut.“Boleh juga,” ujar Chandra sambil mengangguk.Selanjutnya Chandra hanya menunggu di kediamannya. Bodhi Api sudah tiba sebelum malam menjelang.Chandra melihat ada beberapa buah berwarna merah di meja dan bertanya, “Sonia, bagaimana cara menyerap barang ini?”“Langsung di makan saja, setelah itu kamu mulai serap kekuatan dari buah tersebut. Energi sejatinya akan berubah secara perlahan dan beberapa buah ini cukup untuk mengubah seluruh energi sejati milikmu.”Chandra mengambil satu buah tersebut dan mulai melahapnya. Buah tersebut terlihat biasa saja, tetapi baru gigitan pertama saja, Chandra seperti menggigit bara api. Sebuah uap panas memenuhi rongga mulutnya. Chandra mencoba menahannya dan te
Chandra menyimpan semua kekuatannya lagi dan bisa dirasakan bahwa suhu di dalam kamar semakin lama semakin menurun. Dia berjalan mendekat, “Kak Chandra, Energi Sejatimu semakin bertambah kuat.”“Iya, benar. Sekarang jam berapa?” tanya Chandra.“Jam tujuh pagi,” jawab Sonia.“Aku harus buru-buru berangkat.” Chandra berjalan keluar dan melihat Nova tengah berlatih di teras. Dia sangat giat sekali, selain makan dan tidur, perempuan itu akan sibuk berlatih. Begitu Chandra muncul, dia langsung berhenti dan berjalan ke arah Chandra dengan wajah penuh permohonan dan berkata,“Sayang, aku boleh ikut kamu pergi?”"Lebih baik jangan," tolak Chandra kemudian lanjut berkata, “Mereka yang datang hari ini rata-rata dari militer, politik, dan bisnis. Kamu yang notabene seorang perempuan untuk apa ikut? Tenanglah di rumah, aku akan pulang dengan cepat."Nova membulatkan mulutnya dengan ekspresi kecewa. Sementara Chandra berbalik dan langsung pergi. Di luar sana sudah ada mobil militer yang menunggunya
“Nantaboga, Iskandar dan Luandi? Cari mati!” geram lelaki itu dengan penuh emosi.Dia bangkit berdiri dengan amarah meluap dan kemudian duduk lagi. Sekarang dia tidak boleh gegabah.Meski kekuatan Chandra saat ini sangat kuat dan merupakan orang termuda yang paling kuat di keluarga Atmaja. Bahkan dalam beberapa tahun saja, Chandra mungkin dapat melampaui dirinya. Namun, dia kurang yakin bahwa bisa menolong lelaki itu dari tangan ketiga keluarga. Begitu Ronald muncul, maka ketiga keluarga tersebut tidak akan mundur.Dia bergegas menuju ke belakang halaman dengan cepat dan berkata, “Kakek, Ronald mau ketemu,” ujar lelaki itu di depan pintu.Pintu kayu kamar tersebut berdecit ketika terbuka. Sebuah sosok orang tua yang tengah melipat kedua tangannya di balik punggung berjalan keluar. Dia menatap Ronald sambil bertanya, “Apa yang terjadi sampai membuatmu panik?”“Hari ini Chandra pelantikan sebagai Jenderal Langit. Tapi aku dapat kabar bahwa keluarga Nantaboga, Iskandar dan Luandi akan men
Di Sato, Empat Keluarga Besar saling berperang, sedangkan Chandra tengah duduk di mobil militer untuk menuju ke markas Pasukan Api Merah.Di dalam sebuah ruang kerja, seorang perempuan yang mengenakan topi dan seragam tampak berlari keluar sambil membawa seragam di tangannya. Suara sepatu kulitnya yang menapaki lantai terdengar berirama. Dia berdiri di hadapan Chandra sejauh dua meter dan berkata,“Ketua dari Tim Wolfguard memberi salam pada Jenderal langit! Silakan Jenderal Langit mengganti pakaiannya.”Chandra yang duduk di kursi dan sedang memikirkan sesuatu langsung mendongak ketika mendengar suara tersebut. Dia tahu Tim Wolfguard yang merupakan salah satu kelompok khusus dalam Pasukan Api Merah. Jumlahnya tidak banyak dan hanya ada 300 anggota saja, tetapi kemampuan mereka luar biasa.Kemampuan untuk berparung sangat hebat dan banyak melakukan tugas yang sangat berbahaya. Ketua dari tim tersebut bernama Laura dengan julukan Sirius. Dia menduduki jabatan sebagai wakil komandan dan
Semua histori Chandra disebutkan oleh wartawan dan dilaporkan pada media. Sosok Chandra dengan mengenakan seragam tampak begitu tampan sekali. Di hadapan lelaki itu ada banyak orang dan bahkan Raja juga hadir. Di bawah panggung terdapat berbagai orang penting yang tengah duduk di kursi.Yang duduk di barisan belakang merupakan para pebisnis. Mereka hanya bisa menatap dari jauh saja. Seorang militer perempuan menghampirinya dan memberikan sebuah mic padanya. Perempuan itu adalah Lauren.“Tulisanku dibuang! Kita lihat saja apa yang mau kamu katakan di hadapan semua orang!” gumam Lauren dengan suara pelan.Ekspresi Chandra terlihat sangat serius. Akan tetapi, setelah menerima mic, lelaki itu tersenyum lebar dan membuat semua penonton yang ada di hadapan televisi ikut terbahak.“Topi ini nggak nyaman,” kata Chandra sambil melepaskan topinya dan melemparkan topi tersebut ke arah Lauren. Kemudian dengan suara menggelegar berkata, “Terima kasih untuk kehadiran semuanya pada hari ini. Saya mer
Semua orang terdiam karena tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tidak ada yang tahu kenapa tiba-tiba muncul orang-orang ini.Chandra berdiri diam di atas panggung dengan titik-titik akupunkturnya yang dikunci. Akan tetapi, dia sama sekali tidak panik dan justru terlihat tenang. Harold menarik bahu Chandra dan melompat sejauh beberapa puluh meter.Pemandangan tersebut tentu saja membuat semua orang terkesiap. Semua yang ada di situ adalah orang biasa saja, mereka belum pernah melihat pemandangan sehebat itu."Ayo," perintah Harold. Detik selanjutnya semua Pasukan Api Merah yang ada di markas berkumpul dan mengenakan seragam perang mereka. Ada ribuan hingga puluhan ribu senjata yang mengarah pada Harold dan yang lainnya.“Lepaskan Jenderal!”“Berani macam-macam di markas pusat Pasukan Api Merah?!”“Kalau hari ini kamu bawa Jenderal Langit pergi, bagaimana mungkin kami bisa membela negara lagi!?”Ekspresi Harold menjadi serius, dia menatap Chandra dan berkata, "Kalau kamu nggak mau terjad
“Siapa yang bilang sama kalian kalau aku mempelajari ilmu di empat lukisan?” tanya Chandra.“Jangan banyak bicara!” seru Harold dengan suara dingin. Tubuhnya juga mengeluarkan aura yang sangat kuat.Dia mengambil satu langkah dan mendadak tubuhnya berubah menjadi bayangan. Lelaki itu muncul di hadapan Chandra dan dia melayangkan satu pukulan dengan gerakan cepat. Saking cepatnya, Chandra merasa dia melihat sebuah kilat yang melintas dan telapak tangan tersebut sudah muncul di depannya. Dia mengangkat tangan untuk menghalangi pukulan tersebut.Kedua telapak tangan mereka bertemu hingga membuat dua Energi Sejati saling bertubrukan.Chandra merasakan gelombang Energi Sejati yang kuat dan panas menyerang dirinya hingga membuat tubuhnya tersentak dan terdorong beberapa meter ke belakang. Harold juga merasakan hal serupa.Dari sini Chandra bisa menyimpulkan bahwa Harold juga merupakan pesilat dari alam keenam dan sedikit lagi masuk alam ketujuh. Energi Sejati milik lelaki itu sebanding denga
Pada Alam Keenam, Energi Sejati akan terwujud. Energi Sejati bisa menciptakan barang yang sedang dibayangkan. Namun untuk membuat wujud dari Aura Pedang, minimal harus mencapai Alam Keenam.Kemampuan untuk menghasilkan Aura Pedang tidak semudah itu dan memerlukan pemahaman yang sangat mendalam terhadap Ilmu Pedang, ditambah dengan kekuatan Energi Sejati yang sangat kuat.Harold dibuat tercengang ketika Chandra bisa membuat wujud Aura Pedang.Lelaki itu bergegas menghindar. Akan tetapi Aura Pedang seperti memiliki mata sehingga dia terus mengejar Harold. Lelaki itu tersungkur dan wajahnya seketika menggelap, kedua tangannya bersilangan, dan melayangkan hujan pukulan.Pukulan tersebut berubah menjadi badai tak kasat mata yang menghalangi serangan dari pedang.Aura Pedang menghilang di udara dalam seketika. Chandra yang berdiri tidak jauh dari sana tampak terkejut melihat adegan itu. Dia tidak menyangka bahwa Harold begitu kuat.“Hebat! Nggak menyangka ternyata kamu sudah mencapai Alam K
Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal
Chandra yakin dirinya bisa membunuh Anak Dewa. Oleh karena itu, Basita tidak berusaha menghentikannya. “Chandra, aku tidak akan menghentikanmu jika kamu sudah bertekad untuk membunuh Anak Dewa. Tapi, Anak Dewa bukanlah makhluk terkuat dari dunia lain. Sosok yang terkuat adalah Dusky yang sudah mencapai tingkat enam Alam Trasenden. Ada enam tingkatan di Alam Trasenden dan orang yang sudah melampaui tingkat enam akan masuk ke dalam Alam Suci.”“Kamu tidak boleh bertindak gegabah ketika kamu pergi ke Kota Dusky lagi. Kamu harus berbicara dengan baik agar Dusky mengizinkanmu untuk menghadapi Anak Dewa. Kamu juga harus membuat Dusky berjanji, masalah ini selesai jika Anak Dewa berhasil kamu bunuh.”“Apa kamu mengerti?”Chandra berkata dengan santai, “Ya, aku mengerti. Lagi pula, aku punya caraku sendiri.”Chandra pergi setelah selesai berdiskusi dengan Basita tentang niatnya untuk menantang Anak Dewa. Setengah hari kemudian, Chandra sudah muncul kembali di Gunung Bushu lalu bergegas pergi
Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki
Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b
Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.
Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia
Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit
Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida
Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke