Lelaki itu memegang pedang panjang di balik tubuhnya. Orang itu adalah Ronald yang datang menyusul. Akan tetapi lelaki itu tidak bergerak sama sekali. Kemampuan yang ditunjukkan oleh Chandra jauh dari apa yang dia bayangkan. Dia ingin melihat kemampuan Chandra yang sesungguhnya.Chandra terus mundur karena pukulan bertubi-tubi. Dia menyadari jika tidak menggunakan kemampuan andalannya maka dia akan tewas di sini. Chandra mulai mengerahkan teknik Pernapasan Bintang Biduk dan Energi Sejati mulai memenuhi seluruh tubuhnya. Setelah itu dia menggerakkan Ilmu Keabadian Vajra hingga membuat tubuhnya berubah.Tubuh Chandra berubah menjadi warna perunggu dan membuat dia terlihat bagai manusia baja.Tang!Sebuah kepalan tangan mengenai tubuhnya dan mengeluarkan suara yang seperti menghantam besi.Mata Ronald membelalak lebar dan terkejut. Pukulan terakhir membuat tangannya ngilu dan kebas hingga membuat dia terpental mundur sejauh sepuluh meter lebih.“Kemampuan habat ini lagi!” seru Sandi.“Seb
Chandra melempar pedangnya dan menatap Harold yang sudah terbaring tak berdaya. Dia tahu kalau lelaki itu merupakan pesilat Alam Keenam dan tidak akan mati semudah itu. Karena kali ini lelaki itu mencari masalah dengannya, Chandra merasa dia harus memberikan pelajaran berat dan juga peringatan agar mereka kapok.Dia melangkahkan kaki mendekati Harold. Suara langkah lelaki itu membuat jantung semua orang yang ada di sana berdegup cepat. Bahkan Sandi dan Yuli juga ikut tercengang. Kejadian Chandra ketika mengalahkan Daniel membuat mereka sudah menebak bahwa Harold bukan lawan sepadan bagi lelaki itu.Meski begitu, setidaknya masih bisa mengulur waktu lebih lama. Ternyata justru kalah dalam waktu yang begitu cepat?Ronald yang melihat kejadian tersebut juga tampak menegang. Dia takut Chandra akan membunuh Harold dan memancing emosi keluarga Nantaboga. Keluarga Nantaboga tidak sesederhana yang terlihat. Mereka merupakan keluarga legendaris yang sudah memiliki kekuatan mendalam. Begitu kelu
“Ayo!” Chandra terdiam dan membuat Harold tahu kalau lelaki itu tidak akan berani membunuhnya.“Cih!” dengus Chandra. Telapak tangannya mengeluarkan kekuatan hingga membuat tubuh Harold yang terduduk di lantai tertarik bangun.”“Kamu bisa bebas dari kematian, tapi nggak bisa terbebas dari hukuman hidup!”Chandra memukul perut lelaki itu hingga membuat semua semua titik penting akupunktur lelaki itu hancur. Semua Energi Sejati milik lelaki itu menghilang. Dia mengambil tangan Harold dan dengan kuat mematahkan tangan tersebut hingga terdengar suara nyaring tulang yang patah.“Aaaaa!”Suara teriakan histeris milik Harold terdengar bersamaan dengan kedua bola mata yang membelalak kesakitan. Chandra terus melakukan aksinya dan mematahkan semua kaki dan tangan lelaki itu.Dari kejauhan semua orang membelalak tidak percaya.“Lumpuh?” Kepala keluarga Nantaboga yang sudah berlatih puluhan tahun dan memasuki Alam Keenam lumpuh begitu saja karena ulah Chandra. Karim tampak pucat pasi menyaksikan
Kala itu, Nova menyamar menjadi Sonia untuk menolong Chandra di kediaman keluarga Atmaja. Perempuan itu melihat langsung bagaimana Harold melenyapkan kemampuan Chandra. Namun pada saat itu, Nova tidak memiliki kemampuan bela diri. Meski dia memiliki dukungan dari para pesilat Istana Raja Langit, Nova tetap tidak berani gegabah.Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah membawa Chandra pergi dari sana. Sekarang setelah Chandra berhasil melumpuhkan Harold, Nova juga akan ikut memberikan tepukan tangan dan pujian."Apakah kamu ada mempertimbangkan resikonya?" tanya Sonia dengan kening berkerut.Chandra menjawab dengan tenang, "Tentu saja aku mempertimbangkannya. Kalau bukan karena khawatir keluarga Nantaboga akan benar-benar murka, aku sudah membunuh orang tua itu."Sonia menghela nafas. Saat ini Chandra tidak terlalu khawatir tentang Keluarga Nantaboga. Dia hanya khawatir kemampuannya terbongkar.“Sonia, menurutmu siapa yang bongkar kekuatanku pada keluarga Nantaboga?”Sekarang Sonia jug
Sekarang, ketiga keluarga yang lain kehilangan lukisan yang sudah mereka jaga.“Apakah rahasia di lukisan tersebut sudah terbuka? Apakah di dalam lukisan tersebut memang terdapat teknik untuk menginjak Sembilan Alam?” Ekspresi Yayang menjadi mengeras. Dia tidak berani gegabah karena usianya yang sudah tiba saatnya.Kalau dia turun tangan dan Energi Sejatinya terbongkar, maka kemampuan hidupnya juga akan menghilang secara perlahan. Dalam waktu beberapa bulan saja dia akan menghadapi kematian. Kalau dia tidak turun tangan, setidaknya masih bisa hidup selama tiga hingga lima tahun.“Nggak boleh gegabah. Sabar dan jangan melakukan apa pun. Biar saya sendiri yang ke kediaman keluarga Atmaja dulu,” ujar lelaki tua itu.Tidak ada yang menyetujui keputusan kakek moyang mereka itu. Akan tetapi tidak ada yang berani bersuara dan hanya bisa mengangguk dengan patuh. Yayang bangkit dan membawa tubuh tuanya keluar dari ruang tamu.Chandra tiba di kediaman keluarga Atmaja. Para prajurit yang melihat
Kekuatan pukulan yang begitu kuat menghantam bagian dadanya. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya dan darah segar menyembur keluar dari mulut Chandra. Dengan cepat dia bangkit dari tanah dan duduk bersila. Kemudian dia mulai mengerahkan Pernapasan Bintang Biduk menekan aliran darah yang hendak meledak keluar dari tubuhnya.Di waktu yang sama dia mendongak untuk melihat ke sekeliling. Seorang lelaki yang sangat tua tengah berjalan sambil memegang tongkatnya. Ekspresi Ronald menggelap ketika melihat lelaki itu dan berkata, “Raja Yayang?”Yang datang adalah Yayang yang merupakan senior tertinggi di antara semua senior di keluarga Atmaja. Lelaki itu terbatuk pelan sambil menutup mulutnya. Chandra duduk bersila sambil mengobati lukanya.Dari respons Ronald tadi, dia tahu kalau orang di depannya ini berasal dari keluarga Nantaboga dan merupakan senior yang sangat tinggi. Kemampuannya juga pasti sangat hebat hingga dia tidak bisa melawannya.Setelah tersadar dari keterkejutannya, Ronald te
“Chandra, apakah seperti yang dikatakan oleh Raja Yayang kalau kamu sudah mencuri ketiga lukisan mereka dan secara diam-diam memecahkan rahasia dari keempat lukisan? Kamu sudah menguasai teknik di lukisan itu?” tanya Ronald.Sesungguhnya dia juga ingin tahu kenapa kemampuan Chandra bisa menjadi begitu cepat. Akan tetapi lelaki itu tidak berkata apa pun. Dia memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya pada Chandra.Chandra berpikir sejenak karena dia tahu kalau hari ini tidak memberikan penjelasan masuk akal, keluarga Atmaja tidak akan membantunya. Yayang juga akan menyerangnya.“Nggak, waktu aku ditangkap oleh keluarga Aryani dan dikurung di penjara kediaman mereka. Di dalam penjara aku bertemu seorang lelaki tua yang bernama Georgie. Usianya sudah tiba dan nggak akan bertahan lama. Oleh karena itu, dia memberikan semua Energi Sejatinya padaku dan mengajarkan Pukulan Sepuluh Tangan Aryani,”“Ketika di Gunung Xira, aku mengalahkan Daniel dengan menyamar sebagai orang tua. Ini lah alasan
Ronald sangat menginginkan ilmu Pukulan Sepuluh Tangan Aryani. Meski dia sudah menguasai kemampuan Rahasia 13 Pedang. Akan tetapi bayang-bayang masa lalu tentang Pukulan Sepuluh Tangan Aryani masih tetap menghantuinya.Sekarang, setelah mengetahui bahwa Chandra menguasai teknik tersebut, tentu saja dia tidak akan menyembunyikan keinginannya. Chandra juga tahu persis apa yang diinginkan oleh Ronald. Bagaimana mungkin dia mengajarkan kemampuan tersebut pada lelaki itu?“Chandra, mulai sekarang kamu adalah Kepala Keluarga muda keluarga Atmaja. Setelah Konferensi Gunung Langit dan keluarga Atmaja bisa bertahan, saya akan mundur dan membiarkan kamu jadi kepala keluarga.”Lelaki itu terlihat khawatir ketika berkata demikian."Saat ini, keluarga Atmaja berada dalam situasi yang sulit dan banyak orang yang menghancurkan keluarga kita. Saya sendiri memiliki keterbatasan dalam kemampuan saya dan kemungkinan nggak bisa menyelamatkan keluarga Atmaja. Tapi kalau saya bisa menguasai Pukulan Sepuluh
Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi
“Semuanya tergantung dengan kekuatanmu.”“Oke, ayo kita bertarung,” balas Chandra tenang. “Anak muda, kamu terlalu sombong. Namaku adalah Waro, jadi ingatlah namaku ini,” ujar murid itu dingin.“Kamu pasti akan meremehkanku kalau aku tidak memberimu pelajaran.”Kemudian raut wajah Chandra berubah gelap seraya berkata, “Luna, mundurlah!”Luna dengan cepat melangkah mundur tepat ketika Waro menghunuskan pedangnya. Di saat yang bersamaan, Chandra juga mulai bergerak. Dia bergerak dengan menggunakan seluruh kekuatannya dan muncul di depan Waro dalam sekejap mata. Waro baru saja menghunuskan pedangnya ketika telapak tangan Chandra berhasil memukul dada Waro. Kecepatan Chandra sungguh luar biasa sampai Waro terpental dan memuntahkan darah tanpa sempat bereaksi. Walaupun kekuatan Chandra baru berada di tingkat kelima Alam Trasenden dan kekuatan fisik yang setara dengan tingkat pertama Alam Keabadian, kekuatannya sudah mencapai puncak dari setiap tingkat. Oleh karena itu, kekuatannya tidak
Jupiter tidak ingin kehilangan wajahnya di hadapan murid Sekte Dayan yang lain. Dalam sekejap mata, aura kekuatannya melonjak pesat.“Jupiter mengerahkan seluruh kekuatannya.”“Tapi, sepertinya calon murid yang sedang diuji itu juga belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Entah, sekarang orang itu sudah berada di tingkat kekuatan apa.”“Jupiter sudah mencapai tingkat pertama Alam Kesucian. Kekuatannya ini tak terkalahkan di antara seluruh murid yang berusia di bawah 50 tahun.”“Bukankah dia akan melanggar peraturan kalau sampai dia menggunakan seluruh kekuatannya? Tetua pasti akan menyalahkannya jika ….”“Kamu tidak perlu khawatir begitu. Lagi pula, kita akan tetap melepaskannya, sekalipun dia kalah dalam pertarungan ini. Dengan begitu, kita tidak terhitung melanggar peraturan, kan?”Para murid lainnya yang berkumpul di kejauhan mulai berdiskusi setelah merasakan aura kekuatan Jupiter. Chandra juga bisa merasakan aura kekuatan Jupiter yang semakin meningkat. Dia tersenyum tipis dan sama
Chandra memperhatikan para murid Sekte Dayan. Mereka semua saat ini sudah menutup aura kekuatan mereka. Oleh karena itu, Chandra tidak bisa mengetahui di tingkat kekuatan apa mereka berada.Namun, Chandra tetap bertanya tanpa ragu, “Ujian apa yang kalian maksud?”“Mudah saja, kalian bisa lolos selama bisa menahan tiga serangan kami. Tapi, kalian harus mengambil jalan memutar kalau tidak bisa menahan 3 serangan kami. Sayangnya, ada banyak binatang buas yang akan kalian temui di jalan memutar yang pastinya akan membuat kalian tewas diterkam,” jawab salah satu murid Sekte Dayan. Penampilan belasan murid itu tampak ceria seakan mereka melihat Chandra dan Luna seperti junior mereka sendiri. “Oke, lancarkanlah seranganmu.”Kemudian Chandra bertanya dengan tenang, “Kalian akan maju satu per satu atau bersamaan?”Para murid Sekte Dayang langsung terkejut dengan pertanyaan Chandra. Seorang murid tiba-tiba tertawa lalu berkata, “Anak muda, kamu sombong sekali, ya. Kalau begitu, aku akan melay
Sekte Dayan memiliki syarat yang sangat tinggi untuk merekrut murid. Mereka akan memilih 10 ribu orang yang berhasil tiba di area pusat. Namun, semua itu bukan berarti mereka langsung bisa menjadi murid dari Sekte Dayan. Karena masih ada pertarungan yang harus mereka jalani sampai tersisa seribu orang yang dianggap memenuhi syarat. Luna sadar kalau tingkat kekuatannya tidak akan mampu menjadi murid dari Sekte Dayan. Namun, dia tetap harus mencobanya, apa pun yang akan terjadi nantinya. Untung saja, dia sekarang memiliki Chandra yang membantunya untuk mencapai area pusat. “Oh iya!”Luna tiba-tiba saja teringat akan sesuatu. Dia langsung menatap Chandra dengan tatapan memohon. “Ada apa? kenapa kamu menatapku begitu?” tanya Chandra bingung.“Bukankah para tetua Sekte Dayan pernah mengatakan kalau merebut token bisa meningkatkan peringkat individual? Aku bisa berada di peringkat yang cukup tinggi kalau aku bisa merebut banyak token,” jawab Luna. Chandra memikirkan perkataan Luna sejen
Perempuan itu berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dengan keadaan lengannya yang tertusuk dan mengeluarkan banyak darah. Darah itu menodai gaun putihnya yang indah. Namun, perempuan itu masih terus berusaha dan tidak tampak akan menyerah. “Apa dia orangnya?” gumam Chandra yang merasa aroma perempuan itu sangat familier. Chandra mendarat dengan kokoh di atas tanah lalu berseru dengan keras dan tanpa ragu, “Berhenti!”Pertarungan itu langsung terhenti ketika mereka mendengar seruan Chandra. Luna dan lawannya langsung menoleh ke arah Chandra. Luna tampak tercengang ketika melihat Chandra lalu berkata, “Dia?”Di sisi lain, laki-laki yang bertarung melawan Luna justru menatap Chandra dengan tajam. Dia bisa merasakan aura kekuatan Chandra yang tampak tidak biasa dan langsung mengetahui kalau Chandra bukanlah lawan yang mudah dihadapi.“Bukan urusanmu! Jangan ikut campur urusan orang lain!” seru laki-laki itu. Namun, Chandra mengabaikan ucapan laki-laki itu dan berjalan menuju Lu
Chandra tidak menganggap serius seorang prajurit dengan kekuatan tingkat satu Alam Trasenden. Karena dia bisa membunuhnya dengan sangat mudah tanpa perlu menggunakan jurus Langkah Melawan Langit. Chandra menatap laki-laki gemuk yang sedang membawa pedang dengan raut wajah geli. “Jangan banyak bicara kamu!” seru laki-laki gemuk dengan raut wajah yang berubah gelap. Kemudian dia mengayunkan pedang di tangannya lalu cahaya mengerikan muncul dari bilah pedangnya dan menyerang ke arah Chandra. Chandra hanya tersenyum tipis lalu tubuhnya menghilang dalam sekejap mata dan muncul ratusan meter jauhnya untuk menghindari serangan itu. Tebasan pedang laki-laki itu mengenai tanah yang langsung membuat dunia bergetar. Di sisi lain, sebilah pedang muncul di tangan Chandra. Pedang itu adalah Pedang Naga Pertama yang disimpan di Istana Abadi. Chandra seketika menghilang dan langsung muncul tepat di hadapan si laki-laki gemuk. “Ini ….”Si laki-laki gemuk terperanjat. Padahal kekuatannya sudah melam
“Batas waktunya sepuluh hari. Siapa pun yang gagal mencapai arena final di area pusat dalam waktu sepuluh hari akan tereliminasi. Jumlah token hanya untuk peringkat, sebagai peringkat untuk menempatkan lawan di arena final di area pusat. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai arena final di area pusat. Ingat, hanya ada kuota 10.000 orang.”“Saat orang yang mencapai arena final mencapai 10.000 orang, maka yang lainnya akan otomatis tereliminasi. Tidak peduli berapa banyak token yang mereka rebut, tetap akan tereliminasi. Setelah 10.000 orang mencapai arena final, maka mereka akan melakukan pertarungan arena untuk menentukan 1.000 orang pemenang. Dengan kata lain, hanya 1.000 orang yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan Sekte Dayan.”“Selain itu, sepuluh murid teratas di arena akan memenuhi syarat untuk menjadi murid para tetua. Yang peringkat pertama akan diterima sebagai murid terakhir ketua sekte.”Tetua yang bertugas merekrut murid menjelaskan secara singkat beberapa aturan perek
Chandra tidak tahu apa itu 3000 Teknik. Namun, karena Sasa ingin melihatnya, biar saja dia melihat.“Mau lihat ya lihat saja,” kata Chandra dengan acuh tak acuh.Bibir Roh Penunggu berkedut ketika mendengar jawaban Chandra. Dia pun berkata, “Chandra, kamu benar-benar nggak tahu sehebat apa 3000 Teknik, atau kamu pura-pura nggak tahu? Kamu tahu nggak seberapa besar usaha yang dilakukan Kaisar Ceptra untuk dapatkan Kitab 3000 Teknik itu?”“Lihat sebentar nggak masalah, kan,” kata Chandra dengan acuh tak acuh.“Chandra, aku sayang banget sama kamu.”Sasa tersenyum, lalu dia berbalik dan pergi. Chandra sama sekali tidak merasa keberatan. Toh, setelah dilihat Sasa, Chandra juga tidak akan kehilangan apa pun.Karena Chandra sudah berkata seperti itu, Roh Penunggu juga tidak berkata apa-apa lagi. Dia langsung pergi.Chandra tinggal di Istana Abadi selama sehari. Keesokan paginya, dia meninggalkan Istana Abadi dan berjalan keluar dari hutan, menuju Kota Doha. Saat dia tiba di gerbang kota, dia