Home / Pernikahan / Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku / Bab 24: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

Share

Bab 24: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

Author: Bemine
last update Last Updated: 2023-11-04 23:58:02

Sesaat, pikiranku buyar usai mendengar permintaan itu di bawah guyuran hujan. Sebanyak apa pun aku mencoba untuk berpikir jernih, jeritan serta hinaan dari mamak mertua di atas teras terus mengusik diriku agar menuruti perkataan dari pria ini.

“Kamu ingin terus di sini?” Bicaranya dingin dan tajam, memaksaku agar segera mengambil keputusan. “Aku baru saja selesai mengantar Ida ke rumah orang tuanya, lalu mampir kemari karena hapemu tertinggal di sofa. Sepertinya keadaan di sini jauh lebih buruk dari bayanganku.”

Bibirku kian kelu, dan tangisku pecah kembali. Haruskah aku katakan iya pada permintaan Bang Bayu? Pria ini adalah suami Ida dan sangat tidak pantas andai dia yang membawaku keluar dari sini. Bukannya menyelesaikan masalah, tapi malah memperkeruh semuanya.

“Ayu, masuk! Abang tidak mau kamu ikut sama dia, kita bicara dulu di dalam, Dek. Kamu jangan percaya dengan fitnah ini,” ta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 25: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Sejak pergi dari rumah Bang Fuad, aku menyewa sebuah kamar kostan. Tidak ada tempat lain yang bisa kudatangi termasuk rumah peninggalan mamak dan bapak.Seumur hidup kami tinggal di rumah sewa dengan aku sebagai putri tunggal. Setelah keduanya meninggal, aku tidak mampu membayar sebab belum bekerja seperti sekarang. Jadilah, salah satu kerabat dari ayah bersedia memberikan tumpangan.Perempuan yang tidak perlu kusebutkan namanya itu membuatkanku sebuah gubuk di belakang rumahnya. Alasannya, tidak ada kamar kosong di dalam rumah yang bisa kuhuni. Aku menurut, meski tahu itu semua dusta. Makan juga seala kadar, kadang lauk-pauk disembunyikan olehnya.Padahal, sebelum menikah dengan pria bergelar pegawai negeri sipil, perempuan itu sering dibantu bapak dan mamak saat muda. Dia diberikan uang jajan untuk kuliah, dan dibantu biaya pendidikan semampu mungkin.Syukurnya, aku tidak perlu kembali ke titik itu

    Last Updated : 2023-11-05
  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 26: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Ya Allah, jika aku berdosa karena melakukan hal iniMaka, ampunilah aku. Sebab, menahannya terlampau sakitMembalasnya memberiku alasan lain untuk menghirup napas sekali lagi-Ayu--“Perkenalkan, saya Ayu. Mulai hari ini saya yang akan jadi mentor sekaligus pengawas untuk kalian selama magang di kantor.” Aku memulai perkenalan dengan sepuluh siswa magang dari kampus ternama tersebut sembari tersenyum.Di depan beberapa karyawan dan siswa magang, aku memegang sebuah mic dan berdiri layaknya seorang presenter. Kali pertama melakukannya, tentu saja lututku gemetar dan suara menjadi sangat dalam.“Saya dipercayakan oleh perusahaan untuk menjadi rekan kerja terdekat kalian selama magang di sini. Saya harap, kita bisa bekerja sama dan melanjutkan misi untuk mendapatkan pengalaman bekerja untuk kalian.&rdqu

    Last Updated : 2023-11-05
  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 27: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Suami Si Miskin dan Si kaya ini bermain api di belakang pasangan mereka. Memadu kasih layaknya insan lajang, bahkan berani berdusta atas nama pekerjaan agar bebas staycation bersama!” umbarku kembali.Kian bergetar suara ini. Sungguh, lidahku berat untuk mengungkapkan sesuatu yang lebih dalam dibanding kenyataan jika Si Miskin itu adalah aku, dan Si Kaya adalah Ida.Di tengah guncangan yang aku sebabkan di ruangan rapat, suasana menjadi tidak terkendali. Para karyawan yang selama ini terbiasa menyalahkanku atas hilangnya status istri milik Ida, kini berpaling ke arah perempuan tersebut.Ida yang berdiri dengan wajah memerah tidak bisa menutupi fakta yang terlontar di ruangan ini. Semua topik yang aku paparkan barusan tidak lebih dan tidak kurang adalah kenyataan tentang kami berdua yang selama ini diputarbalikkan dengan kejam olehnya.“Hentikan! Apa kamu tidak sadar kalau ini ruang

    Last Updated : 2023-11-05
  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 28: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Apa yang sebenarnya ada di kepalamu itu?” Pria yang sedari tadi mencaci diriku kini menghempas tubuhnya di kursi putar. Dia terlihat lelah dan bingung usai menerima banyak ancaman dari wanita di dalam ruang rapat tadi.Setelah mendengar pemecatan Ida yang dilayangkan oleh wanita berkacamata tersebut, pria ini buru-buru mengajukan pembelaan. Dia meminta agar atasan dari HRD itu tidak ikut campur terlalu jauh perihal masalah di divisi kami.Tapi, pembelaan itu berakhir dengan dipanggilnya dirinya ke kantor direktur. Pria ini harus menghadap atasan paling tinggi di perusahaan hanya karena permasalahan yang sebenarnya cukup sepele.“Kamu tahu apa akibatnya sekarang?” usiknya sembari memukul meja. Jelas sekali jika pria ini tidak terima dirinya harus menanggung semua akibat setelah aku mengumbar kelakuan busuk Ida di ruang rapat. Hal itu membuat diriku kembali yakin akan sesuatu.

    Last Updated : 2023-11-06
  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 29: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Maaf, Bang ... merepotkanmu selama ini.”Aku mendengar tutur dari lidah Ida setelah mediasi kami selesai. Kami keluar dari pengadilan berbarengan dengan didampingi pengacara.Bang Bayu masih mengobrol dengan pria itu sebelum Ida bersuara. Sedang diriku mengekor dari arah belakang karena gelisah dengan tingkah dan sikap Bang Fuad.Berbeda dengan Ida yang terlihat sangat pasrah, Bang Fuad malah sebaliknya. Dia terus mendekat, mengikis jarak dan membuat diriku terhimpit oleh kehadirannya.“Maaf sekali, Bang. Aku yakin kamu paling mengerti tentang situasiku,” ulang Ida sebab Bang Bayu masih enggan mempedulikannya.Ucapannya barusan membuat kami semua berhenti tepat di depan mobil WRF merah milik perempuan itu. Ternyata, di sebelahnya ada mobil milik Bang Bayu. Entah kenapa mereka bisa muncul berbarengan dan memarkir kendaraan berdekatan.

    Last Updated : 2023-11-06
  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 30: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Seringai yang ditunjukkan oleh Bang Bayu membuatku terhenyak untuk sesaat. Pria itu menyeret lebih jauh benda panjang yang dikeluarkannya dari bagasi mobil. Menimbulkan bunyi berdenging yang menusuk telinga.Dia tidak berhenti saat pengacara yang bertugas mewakili kami menahan. Bang Bayu malah meminta agar pria itu tidak ikut campur dalam urusannya kali ini.Bang Bayu mendorong pengacara tersebut agar menyingkir. Dia masih memasang ekspresi yang tidak bisa kumengerti di parasnya. “Minggirlah, jangan halangi aku!”“Bang, apa yang kamu lakukan?” sergah Ida. Dia mendekati Bang Bayu karena mulai merasa ada yang janggal dari gelagatnya. “Kenapa kamu selalu membawa-bawa hadiah ulang tahunmu dariku?”Aku gegas melirik ke arah benda di ujung tangan Bang Bayu. Terlihat sangat mewah dan kuat. Benda yang hanya dibeli oleh orang-orang kaya karena harganya yang mahal juga ada d

    Last Updated : 2023-11-06
  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 31: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Pahit dan manis kini kurajut sendirianKamu dan aku usai dari kitaSelamat, impianmu sempurnaKita berpisah, melepas duri yang saling menusuk iniSelamat sekali lagi! Setelah ini, jangan pernah kembali, meski dunia tidak akan sama lagi. Sebab, tembok yang melindungimu selama ini ikut kubawa pergi-Bemine_3897Di antara kami berempat, kurasa Bang Bayulah yang paling hancur. Dia tidak hanya kehilangan seorang istri dan ibu dari putrinya, juga kehilangan harga diri sebagai seorang pria.Di depan puluhan orang, wajahnya dicoreng arang oleh Ida. Perempuan itu dengan tega mencela dan mencaci setelah semua yang diberikan olehnya selama ini.Bang Bayu menghela napas. Dia memilih untuk menundukkan kepala sesaat. Punggungnya terlihat sangat sedih sampai tidak ada kata yang bisa menghiburnya lagi.

    Last Updated : 2023-11-06
  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 32: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Ikut ke mana, Yu?” Serentak menoleh karena kaget, aku menemukan bayang-bayang penuh amarah datang dari muka lorong. Seorang pria yang masih memakai setelan rapinya muncul mengendarai sepeda motor yang familier untukku. Aku bergegas mundur selangkah, jarak dengan Bang Bayu sudah terlampau dekat hingga bisa menimbulkan kesalahpahaman. Seolah paham, Bang Bayu juga mengambil langkah ke belakang, lalu berdiri di sisi mobilnya sembari bersandar. “Pulang saja, Bang. Aku bisa selesaikan sendiri,” pintaku pada pria itu. Bang Bayu malah melipat kedua tangannya di dada. Ekspresinya seolah berkata, “Lanjutkan, aku masih ingin menonton lebih banyak drama.” “Mau ke mana kamu sama Brengsek ini?” seru Bang Fuad. Dia meninggalkan helem di spion, namun benda bulat itu malah tergelincir dan menggelinding ke aspal. Bunyi berdentumnya sedikit memilukan hati, sebab se

    Last Updated : 2023-11-07

Latest chapter

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   (TAMAT) Bab 51: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Bab 51: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku “Ini Sayang, dimakan dulu es krimnya,” pintaku pada Aisya yang duduk dengan tenang. Dia mengayun-ayunkan kaki kecilnya yang menggantung dari kursi. Wajahnya masih bengkak akibat menangis, namun binar bahagia melihat semangkuk es krim di depannya tidak dapat disembunyikan. Aku juga mendorong semangkuk es krim lain untuk Ida. Perempuan itu menyukai rasa Chocomint sejak dulu, saat kusodorkan rasa yang sama wajah Ida sedikit terkejut. “Wah, apa ini?” ucapnya. Usai mendudukkan tubuh di kursi yang berlawanan dengan Ida, aku mencebik. “Apa lagi, kamu kan suka es krim rasa itu.” “Wah, sudah lama enggak, tuh! Lagian, duit suami siapa yang kamu pakai buat beliin aku es krim?” “Yang jelas bukan duit suamimu,” sahutku lagi. Ida tersenyum mengejek, dia memerhatikan diriku dari ujung kepala hingga kaki. “Branded semua, ya? Keren sekali sugar daddymu.” “Terima kasih.” “Lalu, anak siapa ini? Tidak mungkin anakmu,” ucap Ida sembari memerhati

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 50: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Empat Tahun Kemudian “Mama, kenapa Aisya harus sekolah? Kan bisa di rumah sama Mama dan Bunda Wardah,” keluh Aisya padaku. Aku menggenggam erat tangannya, mengecup wajah bening Aisya beberapa kali. Gadis kecil itu masih duduk di jok mobil dengan seatbelt melingkari badannya. “Mama, di sekolah ada anak yang badannya lebih besar dari aku. Apa dia sudah dewasa, Ma?” Aisya melanjutkan keluhannya seperti biasa. Padahal, baru berumur lima tahun tapi bicaranya sudah selancar ini. Dia juga pandai mengekspresikan diri,mengajak orang lain mengobrol sampai beradaptasi di lingkungan baru. “Mama, nanti siapa yang jemput Aisya?” keluhnya. “Nanti Mama yang jemput, Sayang. Pulangnya kita mampir ke toko roti kesukaan Ayah dan Bunda Wardah, lalu ke toko es krim kesukaan Aisya.” Aku menjelaskannya selembut mungkin. Netra Aisya b

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 49: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Ah, ti-tidak usah, Bang. Nanti aku coba cari kost saja, terus belajar buka usaha apa gitu di sana,” elakku pada Bang Bayu.Wajah ini sudah seperti kepiting rebus. Malu sekaligus menggelitik.Buru-buru aku beristigfar karena memiliki pemikiran berlebihan saat Bang Bayu dan Wardah baru saja terluka. Mereka sudah pasti tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain.“Baiklah, nanti butuh bantuan, kabari aku dan Wardah.” Bang Bayu menyelesaikan pembicaraan tentang aku.Malam itu, kali terakhir kami duduk bertiga dan mengobrol. Setelahnya, bahkan aku tidak pernah melihat wajah Bang Bayu atau Wardah meski berdiri di pinggir jalan sembari menunggu bus Transkutaraja.Perjalanan kami kembali ke titik yang berbeda dalam permulaan yang berbeda pula. Aku hidup di sebuah kontrakan mungil yang dibayarkan oleh Bang Bayu selama satu tahun ke depan, sedang Wardah dan pria it

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 48: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Apa kabar mereka di sana?” lirihku pada Bang Bayu.Pagi berganti malam dan Bang Bayu belum pulang. Dia masih tinggal di rumah mamaknya tanpa alasan yang jelas.Tidak berani kuutarakan tanya tentang hal itu, sebab aku juga tamu di sini. Bukankah kurang pantas andai tamu bertanya kenapa pemilik rumah masih tinggal?Bang Bayu yang sedang mengunyah makan malamnya menoleh ke arahku. Di meja makan kecil ini tersisa kami berdua, sebab Wardah menolak makan malam demi menyukseskan dietnya. Sedang Mamak Bang Bayu makan di kamar dengan ditemani Wardah serta Aisya.Pria itu mengernyit, alisnya naik sedikit. Wajahnya terlihat segar dan sedikit lucu sebab rambutnya acak-acakkan bekas basuhan handuk. Pria itu mandi sore tadi setelah berlama-lama di pantai sendirian.“Kamu ingin tahu?”Kuanggukkan kepala pelan, lalu mengambil kembali sendok dan menyu

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 47: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Seminggu sejak mengendarai motor bersama Wardah ke pasar, aku mulai menjalani kehidupan yang nyaman di desa ini. Tidak banyak kebisingan, tidak ada tetangga yang kepo kiri dan kanan karena memang rumahnya berjauhan.Segalanya tenteram, aman dan menyenangkan. Aku jadi bagian baru dalam hidup Wardah dan Mamak Bang Bayu.Kami sering ke pantai bertiga, duduk di sana sampai matahari tenggelam atau menunggu matahari terbit. Tapi, dibanding aku yang hanya duduk, Mamak Bang Bayu dan Wardah sering terlihat bersedih.Mereka kerap kali memanjatkan doa, melantunkan harap untuk keluarga yang sudah pergi dibawa Tsunami. Tidak ada jejaknya, tidak ada beritanya meski belasan tahun sudah berlalu.Seperti hari ini misalnya, Mamak Bang Bayu meneteskan air mata meski bibirnya membisu. Sedang Wardah mengusap dada, menahan tangisnya.Aku yakin benar, ada rindu yang teramat dalam untuk keluarga mereka.

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 46: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Sejak lambaian tangan dan senyum Bang Bayu sore itu, aku resmi tinggal di rumah orang tuanya. Bang Bayu menitipkanku pada Wardah, meminta agar gadis muda itu menjadi teman sekaligus keluarga baru untukku.Bang Bayu pergi, kukira tinggal di sana akan jadi canggung. Nyatanya, Wardah mendobrak habis dinding yang kubangun.Kami jadi teman hanya dalam satu malam. Menonton tv berdua, makan camilan, dan merencanakan kegiatan untuk besok.“Kak, Kakak tinggal aja di sini buat selamanya. Jangan keluar dari sini, nanti aku enggak ada temennya lagi. Bang Bayu enggak pernah bawa siapa pun ke sini selain Kak Ida, si dokter itu sama Kakak.” Wardah nyerocos tanpa mengerling ke arahku.Dia sibuk ngemil dengan chips yang dibawakan oleh Bang Bayu tadi. Sedangkan mamak Bang Bayu disuguhi buah-buahan yang sudah dipotong olehnya. Perempuan itu tidak banyak bicara. Dia duduk di sofa dan memandang hampa ke arah tv.Dari sorot mata

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 45: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Mamak baik-baik saja, kemarin dokternya baru berkunjung, Bang.” Gadis muda itu bertutur sangat lembut.Dia mendorong pintu lebar hingga seisi ruangan rumah kayu terlihat. Dalamnya sangat luas, hanya diisi beberapa perabotan yang sebenarnya sangat bagus dan terbaru.Aku takjub, juga terkesima. Sebab, rumah yang kini tersaji di depan mata serupa dengan rumah yang menjadi impian kedua orang tuaku.Almarhumah mamak mendambakan sebuah hunian sederhana dari kayu yang kokoh, dipernis tanpa menghilangkan guratan asli dari kayu. Tapi, keduanya berpulang tanpa sempat mewujudkan impian yang sederhana itu.Aku menahan diri untuk tidak meluapkan perasaan. Rindu kepada kedua orang tua menyebabkan air mata mulai menggenang.“Bang Bayu ajak siapa?” tutur sang gadis muda seraya melirikku. Dia memilih memakai jilbab kurung usai menyadari ada hadirku di belakang Bang Bayu. “Bukan Kak Ida ternyata. Yah, suda

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 44: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    Pagi menjelang saat aku terbangun dari tidur. Seluruh tubuh terasa remuk, wajah sayu dan mata perih luar biasa.Semalaman suntuk aku menangis sendirian di kamar. Merenungi keadaan yang kian rumit meski dewasa telah lama datang.Dulu, mengira jika dewasa dan sudah bekerja, aku bisa melewati semua hal dengan mudah. Tidak perlu lagi khawatir soal uang, tempat tinggal atau perlakuan orang lain.Nyatanya ....“Astagfirullah, Ya Allah.” Aku meratap, memukuli dada yang terasa begitu sesak.Kupandangi langit melalui jendela, sudah terang. Aku tidak terbangun lebih cepat hingga waktu salat Subuh terlewat.“Hari ini akan baik-baik saja,” batinku sembari bangkit dari pembaringan.Seluruh sendiku ngilu dan kepala sakit luar biasa. Pandanganku juga buram karena tertidur dalam keadaan menangis tanpa henti.Hari ini aku harus menjalani awal baru lagi, memulai semuanya entah dar

  • Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku   Bab 43: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

    “Oh iya!” Bang Bayu kembali berujar pada Pak Dama dan istrinya.Dua orang yang hendak pergi usai membuat kehebohan itu seketika terdiam. Seolah-olah ada mesin pengontrol dari lidah Bang Bayu terhadap mereka, bahkan gerak tubuh keduanya serentak berpaling ke arah pria itu.Sejujurnya, aku masih tidak percaya dengan kebetulan unik ini. Bagaimana bisa istri Pak Dama adalah adik sepupu Bang Bayu dan itu berarti adik ipar Bang Bayulah yang menggodaku.Sekujur tubuh merinding hebat, seolah ada ribuan ulat yang menggerayangi badan. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Padahal dunia tidak sesempit yang dibayangkan.“Lain kali, jangan asal main hakim sendiri, mungkin tidak akan ada kesempatan kedua untuk apa yang kalian lakukan hari ini. Sekarang, pergi dulu, urusan di sini akan kubereskan. Tapi, bukan berarti kalian bebas dari tanggungjawan serta ganti rugi,” perintah Bang Bayu sembari

DMCA.com Protection Status