Share

31. Hukuman Malam Pertama

Penulis: Renata Respati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rahangnya mengeras dan dalam sekali hentakan, pria itu melemparkan gelas sampanye di tangannya hingga terpental lalu pecah setelah menabrak pintu yang tertutup.

“Brengsek! Aku tidak akan membiarkan diriku dipermainkan oleh gadis sepertimu!” Matteo yang diliputi kemarahan seketika menarik tangan Agatha dan mendudukkannya di atas meja, lalu memerangkapnya.

Agatha tersentak dan berusaha meloloskan diri dari pria itu. Sekuat tenaga Agatha mendorong tubuh Matteo menjauh.

“Takut, hm?” Matteo menunjukkan senyum licik yang cukup membuat Agatha bergidik.

“Lepaskan, aku.”

“Tidak akan. Bukankah ayahmu juga sudah menyerahkanmu padaku?”

“Apa yang mau kau lakukan?”

“Apa yang mau kulakukan?” Pria itu mengulang pertanyaan Agatha dengan nada mengejek.

Agatha mendelik dan seketika menghindar saat Matteo mendekatkan wajah padanya. Pria itu berniat menciumnya. Dan penolakan Ag

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   32. Darah Perawan

    Pria itu menarik diri dan bangkit dari tempat tidur.Agatha berjuang mengendalikan napas. Tubuhnya bergetar saat dia merasakan udara membelai kulitnya yang merona. Di bawah tatapan awas Liam yang dingin, Agatha merasa dirinya ciut tak berdaya, dan sekarang dia berharap dapat menutupi tubuh telanjangnya setelah Liam melepaskan dasi yang mengikat kedua tangannya.“Kecewa, huh?” Pria itu merasa puas saat melihat wajah frustasi Agatha.Agatha terisak tanpa suara, tidak berniat menjawab apalagi berbicara pada pria itu.“Aku sudah mengatakan akan memberimu hukuman, bukan memuaskanmu.” Lanjutnya dengan nada mencemooh.Liam membungkuk untuk mengumpulkan pakaiannya dan mulai mengenakan celana. Hingga tanpa sengaja matanya menatap sebuah warna merah terang yang tampak kontras dengan sprei abu-abunya.‘Sial!’ Pekiknya.Di dalam kamar mandi, Liam melepaskan pakaiannya dan membuangnya ke tempat sampah sambil men

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   33. Pernyataan Cinta

    Andrew berdeham, memberi instruksi pada Theo agar meninggalkan mereka berdua saja.Theo mengangguk dan tersenyum pada Agatha sebelum meninggalkan keduanya.“Ada apa?”“Ada yang ingin kutanyakan.” Pria itu duduk di kursi di dekat Agatha.“Katakan saja.”“Hubunganmu dengan Liam, apakah kalian—?”“Ah, itu. Jangan salah paham, Liam adalah kakakku, kakak tiriku.” Potong Agatha cepat, dirinya tidak berharap Andrew akan curiga dengan hubungan mereka yang sebenarnya.Apalagi ketika Liam memutuskan untuk merahasiakan pernikahan mereka, itu artinya tidak boleh ada satu pun orang luar yang tahu.“Syukurlah.” Agatha terlihat bingung.“Maksudku, mungkin jika menghadapinya sebagai keluargamu akan jauh lebih mudah.”“Aku tidak mengerti.”“Agatha, apa kau mau berkencan denganku?”“Apa? Kenapa tiba-

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   34. Cemburu?

    “Pernyataan cinta dari pria lain memang seharusnya tidak penting bagi wanita yang sudah menikah.” Liam mengangkat bahu acuh.Agatha menggigit bibir. Ketakutannya kembali mencuat. Agatha takut pada apa yang bisa dilakukan Liam padanya. Juga—pada perasaan yang ditimbulkan Liam.“Kau memata-mataiku?” Agatha memincingkan mata.“Apa aku terlihat seperti pria kurang kerjaan?” Liam melepas kacamatanya dan menatap Agatha penuh pertimbangan.“Lalu dari mana kau mengetahuinya?” Agatha menelan ludah susah payah dan mengalihkan matanya dari Liam.“Kenapa kau tegang sekali? Santai saja, Agatha. Kau bersikap seolah-olah aku adalah pemangsa berbahaya.”“Kau memang seperti itu.” Liam tersenyum perlahan.“Seingatku kau sangat menikmati malam itu, kau bahkan terlihat frustasi saat aku melepaskan diri darimu.”“Diam!” Agatha melihat ekspresi kepu

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   35. Skandal II

    Liam menyeringai, sebelum menjatuhkan bibirnya di atas bibir Agatha.Agatha melotot, tidak percaya. Liam menciumnya lagi. Di depan umum! Agatha tidak siap dengan serangan tiba-tiba semacam ini.“Lepash—“ Sebelum Agatha sempat melakukan perlawanan, Liam lebih dulu meletakkan tangan di belakang punggungnya untuk memeluknya, dan tanpa peringatan membawa tubuh Agatha semakin dekat dengannya.Ciuman pria itu tidak hanya penuh gairah dan bercampur kesenangan, tetapi juga beberapa candaan dan—hukuman. Agatha merasa sangat dipermalukan. Dan begitu Liam menyudahi ciumannya, Agatha tidak menyiakan kesempatan untuk segera lari dari sana dan pergi sejauh mungkin.Sementara Liam, dia menyeringai sembari mengusap bibirnya dengan gerakan sensual. Mengabaikan tatapan mendamba sekaligus cemburu dari para gadis yang ditujukan padanya.“Sekarang, kau rasakan sendiri akibatnya.” Kata Liam dengan suara lirih. Pria itu kembali masuk k

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   36. Berita Terpanas

    “Tapi kalau boleh jujur, sebenarnya aku juga menikmati malam itu, Agatha. Aku jadi bertanya-tanya mengapa kau menjadi begitu kaku sekarang?” Tatapan Liam pada Agatha tak dapat diartikan, dan Agatha bingung bagaimana cara menghadapinya.“Rupanya memang sulit berbicara dengan jenis manusia sepertimu.” Ucap Agatha dengan sinis.Menyadari mungkin hati Liam memang terbuat dari batu.‘Aku begitu kaku katamu? Kalau saja kau tidak menciumku di depan semua orang di Juliette dan menjadikanku musuh masyarakat dalam semalam, aku tidak akan semarah ini!’ Seru Agatha dalam hati.Seharusnya dia mengatakan itu di depan Liam, namun melihat sikap pria itu saat menanggapi perkataannya membuat Agatha mengurungkan niat.Agatha akan selalu menjadi orang yang bersalah jika berdebat dengan Liam.‘Itu adalah hukuman karena telah berani sok jual mahal denganku.’ Batin Liam puas, merasa berhasil mempermainkan perasaan Ag

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   37. Makan Malam Amal

    Theo mengangguk.“Dia bilang, hanya aku yang bisa menyulapmu menjadi Cinderella.”“Cinderella?” Agatha tertawa ambigu.Jadi Liam berniat menjadikannya Cinderella di acara pesta nanti.“Hm. Hm. Kemarilah.” Kali ini Agatha tidak bertanya apa pun lagi, hanya menurut dan diam saja saat Theo mulai memulaskan make up di wajahnya.“Apakah aku harus datang ke pesta itu?”“Tentu saja.”“Kau tahu sendiri situasiku seperti apa.”“Aku turut prihatin. Sejujurnya aku juga tidak menyukai cara pria itu memperlakukanmu.”“Apa kalian saling mengenal sebelumnya?”“Begitulah. Dulu, ibu angkatku adalah teman baik ibunya. Jadi kami tidak sengaja kenal.”“Dulu?”“Ibu angkatku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.”“Maaf.” Agatha kembali berpikir, mungkin itu jug

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   38. Teman Baru

    “Agatha siapa? Aku tidak mengenalnya? Apa dia berasal dari kalangan kita?” Sahut gadis lainnya yang mengenakan gaun biru tua berkelit dengan rambut hitam lurus yang dibiarkan tergerai.“Dia adalah gadis yang dicium Liam beberapa waktu yang lalu. Sekarang Liam bahkan membawanya ke pesta, ada hubungan apa mereka sebenarnya?”“Mungkin dia hanya salah satu gadis yang sedang dikencani Liam, tidak lebih dari itu.”“Benar. Di saat pria lain membawa pasangannya yang sah, Liam malah membawa wanita simpanannya, sayang sekali.”“Sepertinya dia telah menggunakan wajah dan tubuhnya dengan maksimal. Dia bahkan berani menargetkan seorang Liam Stefano.”“Aku tidak percaya Liam akan jatuh pada pesona murahan seperti itu.”Agatha menarik napas kasar. Setidaknya ada empat hingga lima gadis di dekat jendela yang sedang memerhatikan dan membicarakannya. Pembicaraan yang terang-terangan dan c

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   39. Tolong Aku

    “Kau lihat sendiri bagaimana sikap para gadis tadi. Sementara kau, malah mendatangiku dan menawarkan pertemanan. Mereka mungkin akan membicarakanmu juga.”“Jangan khawatir. Sama sekali bukan masalah besar bagiku. Sejujurnya, aku sendiri juga tidak terlalu tertarik dengan acara yang bertabur kemewahan dengan berkedok amal seperti ini. Orang-orang jadi lebih fokus pada penampilan fisik dan saling memamerkan jumlah donasi yang mereka berikan. Semakin besar nominalnya, akan merasa semakin terhormat.”“Aku senang karena setidaknya ada satu orang waras yang bisa kuajak bicara. Kalau tidak, mungkin aku benar-benar akan mati bosan di sini.” Gurau Agatha, mengundang gelak tawa Candice.“Jangan terlalu canggung, Agatha. Kau hanya perlu tersenyum sedikit dan menikmati pestanya hingga akhir. Sama sekali tidak ada aturan khusus kau harus membaur dan menjadi bagian dari mereka semua.”“Kurasa aku bisa melakukannya,

Bab terbaru

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   136. Epilog

    Agatha tidak pernah menyangka kebahagiaan yang sesunguhnya akan datang seperti ini. Hingga membuatnya berkali-kali meyakinkan diri kalau semua yang terjadi bukanlah mimpi. Rasanya masih seperti kemarin dia bertemu dengan Liam untuk pertama kalinya setelah perpisahan selama 14 tahun. Rasanya baru kemarin juga mereka menikah dan menghadapi berbagai cobaan dan segala kesalahpahaman.Dan rasanya, seperti baru kemarin juga mereka bertemu kembali setelah perpisahan kedua selama lima tahun. Setelah melewati semua perjalanan panjang itu, akhirnya dia bisa mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Liam sudah berubah 180 derajat dari saat pertama kali mereka bertemu.Pria itu selalu memanjakan dan menunjukkan rasa cintanya setiap saat, setiap hari. Dia juga menepati janjinya untuk selalu memprioritaskan keluarganya, membahagiakan Agatha dan anak-anaknya. Liam bahkan dengan tulus memindahkan makam ibunya di samping makan ayah dan kakaknya di rumah lama mereka, tidak lagi memisah

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   135. Rosehill Garden

    “Kukira aku tidak akan pernah puas jika menyangkut dirimu. Bukankah aku sudah sering mengatakannya?” Liam memainkan jari jemarinya di bahu telanjang Agatha.“Kuharap Noah tidak akan pernah menemukan kita dalam keadaan seperti ini.”“Tidak akan. Aku sudah mewanti-wanti Bibi Emy untuk ‘menjaganya’ dengan baik. Kalau sampai bocah itu lolos, aku akan memecatnya.”“Kau ini, masih saja suka sembarangan memecat orang.” Agatha memutar bola matanya malas, menanggapi sikap Liam yang masih suka seenaknya sendiri.***Sudah berminggu-minggu berlalu. Noah sudah mulai bisa beradaptasi hidup di lingkungan Cedar Hills yang dipenuhi dengan vila-vila orang kaya dengan jarak yang sangat jauh antar satu vila dengan vila lainnya. Kehidupannya sama sekali berbeda dengan saat dirinya masih tinggal di Borghetto.Di tempat tingal lamanya, rumah tetangganya berjarak tidak begitu jauh. Namun di Cedar Hills, Noah harus menerima kenyataan kalau dirinya bahkan tidak memiliki tetangga. Setelah pindah ke Como, ayahn

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   134. Desakan Gairah

    “Tentu saja aku tahu. Aku juga tahu makanan kesukaan semua orang di rumah ini.”“Sungguh?”“Bibi Emy adalah koki terbaik di sini. Kalau kau ingin makan sesuatu, tinggal katakan saja padanya.” Sahut Liam.“Hebat. Ayah bahkan memiliki seorang koki pribadi!”“Baiklah, kau sudah mendapatkan kamarmu. Sekarang giliran ayah mengantar ibumu ke kamar.”“Hm, bersikap baiklah padanya.”“Bibi Emy, tolong jaga dia dengan baik. Pastikan dia tidak tiba-tiba muncul di kamarku.” Ucap Liam memperingati.“Baik, Tuan Stefano.” Bibi Emy mengangguk dan tersenyum, paham betul dengan maksud perkataan majikannya itu.***“Apa Noah menyukai kamar barunya?” Tanya Agatha tanpa memalingkan pandangannya dari kebun lily putih di hadapannya.“Dia sangat menyukainya. Sekarang dia sedang menikmati tortellini cokelat kesukaannya.” Jawab Liam, pria itu berjalan mendekati Agatha dan melingkarkan tangannya posesif di pinggang istrinya.“Baguslah.” Responsnya singkat.“Kau baru tiba beberapa menit di sini dan langsung meli

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   133. Kembali Ke Como

    “Itu—sama sekali bukan urusanku.” Liam menyeringai, menikmati pemandangan menyedihkan dari orang-orang yang telah berlaku buruk pada anak dan istrinya selama lima tahun ini.“Bukankah kalian juga bersikap tidak adil pada Agatha dan Noah saat mereka tidak memiliki apa pun?”“Tuan Stefano, mohon maafkan kesalahan kami di masa lalu. Tidak bisakah kau melupakannya dan—”“Tidak. Sudah kukatakan aku bukan orang pemaaf, jadi jangan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin bisa kulakukan.” Liam menggamit lengan Agatha dan membawanya pergi dari sana, mengabaikan rintihan orang-orang yang memohon padanya.Liam tidak peduli, baginya orang-orang yang bersalah pantas untuk dihukum dan menerima karma mereka. Sama sekali tidak layak untuk dimaafkan. Orang-orang itu layak untuk menuai apa yang telah mereka tabor. Sekaligus sebagai peringatan bagi yang lainnya, kalau tidak boleh sembarangan memperlakukan orang lai

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   132. Sekolah Musik

    “Sejak awal aku sudah menyadari kemiripanku denganmu, hanya saja aku tidak ingin terlalu berharap. Aku takut kalau kenyataannya tidak sesuai dengan yang kuharapkan. Jadi aku memilih menunggu sampai kau memberitahuku lebih dulu.”Liam menjulurkan tangan untuk mengusap wajah Noah yang sudah basah oleh air mata.“Sekarang dengarkan baik-baik. Aku adalah ayahmu. Ayah yang mencintai dan sangat menginginkanmu. Kau akan selalu menjadi lebih penting daripada hidupku sendiri. Ingat itu baik-baik, oke?” Noah mengangguk mendengar penjelasan ayahnya.“Kalau begitu bersiaplah, aku akan mengantarmu ke sekolah.”“Tidak mau.” Liam mengerutkan keningnya mendengar penolakan Noah.“Aku tidak ingin berada di sekolah itu lagi. Ayah juga mengatakan kemarin kalau aku bisa mendapatkan sekolah yang lebih baik dari sekolahku yang di sini.”“Itu memang benar. Ayah akan mengantarmu ke sekolah bu

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   131. Akhirnya Terungkap

    “Aku tidak mau.” Agatha menarik diri sepenuhnya dari berpelukan dengan Liam.“Kenapa?” Tanya pria itu bingung.“Usiaku sudah 29 tahun sekarang.”“Di mataku, kau terlihat jauh lebih muda dan cantik dari gadis muda mana pun.”“Aku hanya akan hamil satu kali lagi. Apa kau keberatan? Atau mau mencari wanita lain untuk memenuhi keinginanmu yang ingin memiliki banyak anak itu?”Liam menarik napas dalam sebelum menjawab, berusaha tidak ada kesalahan pengucapan dan membuat Agatha berubah pikiran.“Terserah kau saja. Berapa pun tidak masalah. Bagiku, asalkan bisa hidup dan menua bersamamu, itu saja sudah cukup. Keinginanku yang paling besar sekarang adalah menjalani hidup denganmu dan juga Noah. Dan berusaha memprioritaskan kebahagiaan kalian berdua.”“Kata-katamu terdengar manis, dari mana kau mempelajarinya?”“Aku mempelajarinya darimu.” Li

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   130. Pulang Bersamaku

    “Kau penyihir kecil menantang dengan segala kebaikannya. Dan juga istri yang kucintai. Sangat-sangat kucintai.” Jawabnya.“Kau sudah mengatakannya kemarin.”“Aku akan lebih sering lagi mengatakannya. Sesering mungkin.” Liam tak lagi menyangkal perasaannya, dan dia akan berusaha sejujur mungkin, terutama untuk membuat Agatha tetap di sisinya.Agatha merasa tubuhnya panas dan berkeringat, namun Liam dengan gerakan cepat bangkit dan meraup tubuhnya kembali dalam pelukan. Liam menciumnya, Agatha secara sadar dan sukarela membalas ciumannya.Saat tiba-tiba Liam menghentikan ciumanya, pria itu mendesah di atas bibir Agatha yang peka. Dia mengangkat kedua tangannya dan menangkup wajah Agatha, mata abu-abunya yang gelap penuh dengan hasrat yang menuntut tanggapan positif.“Aku tak akan pernah merasa puas akan dirimu, Tesoro—sayang. Kumohon, pulanglah bersamaku.”Dada Agatha serasa direma

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   129. Serangan Hasrat

    “Anggap saja begitu. Agar rencana balas dendamku ini berjalan lancar, sebaiknya kau ikut pulang bersamaku. Dengan begitu aku bisa menghukummu—tidak—menghamilimu sebanyak yang bisa kau terima.”“Dasar kau mesum.”“Kau kira mudah menahan diri selama lima tahun?”“Siapa suruh kau tidak mencari pelampiasan lain. Dengan kualifikasimu, pasti banyak wanita yang tertarik.”“Kau pikir aku pria seperti apa? Aku adalah pria yang sudah menikah. Aku tidak ingin mengotori diriku dengan berselingkuh!”Sekarang Agatha yakin wajahnya pasti sudah sangat merah. Kenyataan bahwa suaminya tidak menginginkan wanita lain selain dirinya terdengar cukup melegakan.“Aku akan melihat Noah dulu.” Agatha berusaha menghindari Liam dengan menjadikan putranya sebagai alasan.Sejujurnya, dia merasa perlu membujuk anak itu agar tidak terlalu memusuhi Liam. Agatha paham dengan sikap Noah

  • Jebakan Pernikahan Sang Miliarder   128. Penolakan Noah

    Merasa malu karena terpergok oleh putranya sendiri tengah melakukan perbuatan tidak senonoh.“Oh, maafkan aku, Agatha. Apa kami datang di saat yang tidak tepat? Haruskah aku membawa Noah pergi lagi?” Tanya Frank dengan hati-hati, pria itu kesulitan berkata-kata melihat tatapan Liam yang setajam pisau.“Kukira paman orang yang baik, ternyata kau lebih mesum dari pria mana pun yang mencoba mendekati ibuku.” Noah segera berlari ke arah keduanya, lalu memberikan beberapa tinju pada Liam, membuat pria itu terhuyung ke belakang akibat serangan dadakan itu.“Apa yang kau lakukan?” Liam berusaha menghalau tangan Noah kecil yang bergerak sangat cepat ke arahnya.“Aku membencimu, karena sudah berani mencium ibuku. Aku akan memukulmu dan menendang pantatmu!” Teriaknya dengan amarah yang meluap-luap.“Agatha.” Liam menatap Agatha seolah meminta pertolongan.“Berhentilah kalian berdua.&rdq

DMCA.com Protection Status