“Ibu memang datang ke Italia untuk mengganggu hubungan ayah dan ibu tirimu.” Nyonya Falon terpaksa mengatakannya, demi kehidupan damai dan gelimangan harta.
Sungguh dirinya tidak akan bisa hidup tanpa dikelilingi kekuasaan dan kekayaan, toh Liam sudah mengatakan kalau dia tidak akan menuntutnya.
“Jadi ibu mengajak ayahmu untuk bertemu dengan dalih membicarakan perihal hak asuh Adrian yang sudah memasuki usia legal. Dan benar, kami memang menghabiskan malam bersama di hotel malam itu.”
Liam memejamkan mata untuk menahan amarah. Perasaan jengkelnya menggeliat di dalam dadanya. Tidak habis pikir dengan kelakuan ibunya yang berakhir mengorbankan nyawa banyak orang.
“Keesokan harinya ayahmu pergi ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis. Tapi alasan yang sebenarnya adalah dia ingin menghindari istrinya karena rasa bersalah. Karena peristiwa itu terjadi hanya beberapa hari sebelum mereka merayakan ulang tahun pernikahan yan
“Kau memang seorang keturunan Stefano. Cara berpikirmu dan juga sikapmu saat menghadapi orang lain sama persis dengan ayah dan juga kakekmu. Bahkan caramu mengintimidasi orang pun sama.”“Bagaimana pun kau terlihat sangat hancur saat itu. Jadi ibu membumbuinya sedikit dan menjadikanmu Liam Stefano yang sekarang. Tapi ibu tidak menyangka kau malah kembali ke Italia hanya untuk menemui Agatha. Kau bahkan menikahinya.”“Karena hanya dia satu-satunya wanita yang kucintai.”“Bulshit soal cinta.” Nyonya Falon tertawa meremehkan.“Bukankah ibu sama saja? Menjadi bodoh karena mencintai pria seperti Antonio? Kalau aku tidak salah, mungkin juga ibu lebih menyayangi Francesca dari pada anak-anak ibu sendiri.”“Karena aku yang merawat dan membesarkan Francesca. Aku menganggapnya seperti anakku sendiri. Dia cantik dan bisa diandalkan. Kalau aku beruntung bisa membuatmu jatuh cinta padanya, semua
“Kau yakin Agatha tidak dibawa oleh mereka?”“Menurut beberapa saksi mata, segerombolan pria itu keluar dari rumah tanpa Agatha. Seharusnya Agatha sudah pergi lebih dulu, atau mungkin sedang bersembunyi di suatu tempat saat mereka mencarinya.”“Tapi kupastikan dia sudah tidak ada saat aku tiba di sana.”Liam mengusap wajahnya kasar. Mengenai orang-orang itu, Liam hanya bisa memikirkan dua orang yang memiliki kemungkinan sangat besar. Antara Andrew atau ibunya. Karena selain dirinya, hanya dua orang itu yang begitu terobsesi pada Agatha.Kemudian dalam hati dirinya bersyukur, setidaknya Agatha selamat dan masih hidup sekarang. Namun hal terburuknya, Agatha malah pergi semakin jauh darinya. Liam berdoa dalam hati, agar istrinya itu selalu bisa menjaga diri dan anaknya.“Kau terus cari dan telusuri jejaknya. Beritahu aku informasi sekecil apa pun yang kau dapatkan.”“Baik, tuan. Sebaiknya ka
“Aku tidak menyangka penyakitnya ternyata separah ini. Pasti sulit sekali baginya, terlebih lagi saat mengandung Noah, Agatha sama sekali tidak mengonsumsi obatnya.” Lanjutnya.Liam menjatuhkan salah satu tangannya yang memegang kertas itu, sementara tangan lainnya memegangi kepalanya yang berkedut sakit. Memikirkan bagaimana selama ini Agatha berjuang seorang diri melawan kerasnya tekanan hidupnya. Perasaan bersalah kembali menggelayuti seluruh pikiran dan hati Liam.Dia berpikir, Tuhan mungkin sedang menunjukkan satu per satu dosanya yang telah membuat Agatha menderita selama ini. Dan bodohnya pria itu masih saja bersikeras menyalahkan Agatha bahkan di hari pertama pertemuan mereka.“Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagaimana aku akan menghadapimu nanti, Agatha?” Liam membenturkan kepalannya beberapa kali pada tembok di belakangnya.Merasakan diri sendiri adalah pria paling egois dan tidak berperasaan. Dia sudah membuat hidup A
Lima tahun kemudian…Agatha menjalani hidup berdua dengan putranya Noah di sebuah desa kecil di pinggiran Italia yang bernama Borghetto. Dusun itu terdiri dari pabrik-pabrik tua yang memikat hati dan imajinasi dengan lokasinya yang indah di atas perairan sungai mincio yang mengalir deras. Pabrik tersebut saat ini diubah menjadi restoran yang menyajikan makanan khas setempat, tortellini. Yang juga dikenal sebagai simpul cinta dan memiliki isian musiman yang berbeda.Di musim semi, tanaman merambat wisteria yang subur menghiasi pagar dan beranda Borghetto memenuhi udara dengan aroma manis bunga ungu mereka. Kebun buah persik yang besar di pinggiran Borghetto juga sangat menarik untuk dilihat, ketika lagi-lagi dimusim semi, cabang-cabangnya yang keriput berhiaskan warna merah jambu.Dusun ini sangat menyenangkan untuk berjalan-jalan. Beberapa toko menjual seni dan kerajinan lokal yang indah. Angsa cantik dan bebek nakal berenang di sungai. Sebuah kastil besa
“Fabio? Ada apa datang malam-malam begini?” Agatha mengernyit melihat kedatangan bos dari tempatnya bekerja.“Aku hanya mengantar ini untuk Noah. Bukankah dia sangat menyukai tortellini cokelat?”“Terima kasih, tapi anakku sudah makan malam.”“Kalau begitu, kau bisa memakannya, atau mungkin menyimpannya untuk dihangatkan lagi besok.”“Tidak perlu. Sebaiknya kau bawa lagi saja, atau kau berikan pada keluargamu. Kurasa itu jauh lebih baik.”“Hm, kau masih saja bersikeras menolakku, Agatha.”“Pulanglah, Tuan Fabio. Ini sudah malam.”“Ya, baiklah. Kalau begitu—““Di sini kau rupanya. Apa yang kau lakukan di rumah janda murahan itu?” Teriakan itu menggelegar tak jauh dari tempat mereka berada.Agatha memutar bola matanya malas karena harus menghadapi kejadian seperti ini hampir setiap hari. Fabio, seorang suami ti
Wanita cantik yang lebih muda dari Agatha itu memiliki rambut cokelat bergelombang dan kulit cokelat yang seksi. Bisa dibilang, Casandra adalah bunga desa di Borghetto. Dia menikah dengan Fabio di usia muda, yaitu 20 tahun.Dulu, banyak pemuda yang mengejar dan melamarnya. Namun, Casandra memilih Fabio yang berusia lebih tua darinya, karena Fabio adalah salah satu orang terkaya di desa itu. Dengan latar belakang seperti itu, wanita mana yang tidak tergoda? Sekali pun pria itu tidak rupawan.Casandra berjalan melewati Agatha. Ekor matanya melirik sinis wanita itu, sama sekali tidak berniat menyapa. Casandra punya alasan kuat untuk tidak menyukai Agatha. Sebelum Agatha datang ke desa itu, semua pria selalu memerhatikan dan memujanya. Namun setelah kedatangannya, Casandra merasa Agatha adalah sebuah ancaman.“Fabio tidak akan menikah lagi. Tidak dengannya, atau siapa pun.” Tegasnya.“Kau tenang saja, Casie. Karena sepertinya suamimu itu bukanlah tipe Agatha.” Sahut Frank.“Benar. Wanita
“Dari Diego, aku memukulnya dengan batu besar sampai kepalanya berdarah, dan dia masuk rumah sakit.”“Astaga, Noah.”“Tapi aku melakukannya karena Diego yang mulai lebih dulu. Dia terus memanggil ibu dengan sebutan yang buruk. Aku kesal dan hilang kendali, lalu mengambil batu terdekat untuk memukulnya.”Agatha menarik napas dalam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa mendengar pengakuan putranya. Ini bukan pertama kalinya Noah terlibat perkelahian dengan teman-temannya, bukan yang pertama juga dirinya dipanggil ke sekolah karena hal serupa. Namun sebelumnya, Noah belum pernah memukul temannya hingga masuk rumah sakit!“Kemarilah.” Agatha meraih tubuh putranya dan mendudukannya di pangkuannya.“Apa ibu marah?” Tanyanya takut-takut.“Ibu tidak marah, ibu hanya sedih.”“Kenapa ibu malah sedih?”“Karena ibu yang menyebabkan Noah harus mengala
“Aku jadi tidak heran Diego mahir memprovokasi orang, karena ibunya saja memiliki sifat seperti ini.” Agatha memandang remeh wanita itu.Sudah lima tahun Agatha memupuk dan membangun keberanian dan kepercayaan dirinya. Dia tidak ingin lagi diremehkan dan diinjak-injak oleh orang lain. Sudah cukup, dia tidak akan membiarkan orang lain mengatur dan mengendalikan hidupnya.“Kalau terjadi sesuatu pada Diego, aku tidak akan memaafkanmu dan anakmu. Dan setelah ini, aku akan mengumpulkan para orang tua murid untuk menandatangani petisi untuk mengeluarkan Noah dari sekolah.”“Coba saja, aku ingin lihat sampai di mana keberanianmu itu.”“Aku benar-benar akan membalasmu, Agatha. Kau tunggu saja.” Ancamnya dengan mata melotot dan suara meledak-ledak.Karena kesal setengah mati, wanita itu akhirnya pergi meninggalkan ruang guru dengan wajah merah padam.***Sepulang sekolah, Agatha membawa Noa
Agatha tidak pernah menyangka kebahagiaan yang sesunguhnya akan datang seperti ini. Hingga membuatnya berkali-kali meyakinkan diri kalau semua yang terjadi bukanlah mimpi. Rasanya masih seperti kemarin dia bertemu dengan Liam untuk pertama kalinya setelah perpisahan selama 14 tahun. Rasanya baru kemarin juga mereka menikah dan menghadapi berbagai cobaan dan segala kesalahpahaman.Dan rasanya, seperti baru kemarin juga mereka bertemu kembali setelah perpisahan kedua selama lima tahun. Setelah melewati semua perjalanan panjang itu, akhirnya dia bisa mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Liam sudah berubah 180 derajat dari saat pertama kali mereka bertemu.Pria itu selalu memanjakan dan menunjukkan rasa cintanya setiap saat, setiap hari. Dia juga menepati janjinya untuk selalu memprioritaskan keluarganya, membahagiakan Agatha dan anak-anaknya. Liam bahkan dengan tulus memindahkan makam ibunya di samping makan ayah dan kakaknya di rumah lama mereka, tidak lagi memisah
“Kukira aku tidak akan pernah puas jika menyangkut dirimu. Bukankah aku sudah sering mengatakannya?” Liam memainkan jari jemarinya di bahu telanjang Agatha.“Kuharap Noah tidak akan pernah menemukan kita dalam keadaan seperti ini.”“Tidak akan. Aku sudah mewanti-wanti Bibi Emy untuk ‘menjaganya’ dengan baik. Kalau sampai bocah itu lolos, aku akan memecatnya.”“Kau ini, masih saja suka sembarangan memecat orang.” Agatha memutar bola matanya malas, menanggapi sikap Liam yang masih suka seenaknya sendiri.***Sudah berminggu-minggu berlalu. Noah sudah mulai bisa beradaptasi hidup di lingkungan Cedar Hills yang dipenuhi dengan vila-vila orang kaya dengan jarak yang sangat jauh antar satu vila dengan vila lainnya. Kehidupannya sama sekali berbeda dengan saat dirinya masih tinggal di Borghetto.Di tempat tingal lamanya, rumah tetangganya berjarak tidak begitu jauh. Namun di Cedar Hills, Noah harus menerima kenyataan kalau dirinya bahkan tidak memiliki tetangga. Setelah pindah ke Como, ayahn
“Tentu saja aku tahu. Aku juga tahu makanan kesukaan semua orang di rumah ini.”“Sungguh?”“Bibi Emy adalah koki terbaik di sini. Kalau kau ingin makan sesuatu, tinggal katakan saja padanya.” Sahut Liam.“Hebat. Ayah bahkan memiliki seorang koki pribadi!”“Baiklah, kau sudah mendapatkan kamarmu. Sekarang giliran ayah mengantar ibumu ke kamar.”“Hm, bersikap baiklah padanya.”“Bibi Emy, tolong jaga dia dengan baik. Pastikan dia tidak tiba-tiba muncul di kamarku.” Ucap Liam memperingati.“Baik, Tuan Stefano.” Bibi Emy mengangguk dan tersenyum, paham betul dengan maksud perkataan majikannya itu.***“Apa Noah menyukai kamar barunya?” Tanya Agatha tanpa memalingkan pandangannya dari kebun lily putih di hadapannya.“Dia sangat menyukainya. Sekarang dia sedang menikmati tortellini cokelat kesukaannya.” Jawab Liam, pria itu berjalan mendekati Agatha dan melingkarkan tangannya posesif di pinggang istrinya.“Baguslah.” Responsnya singkat.“Kau baru tiba beberapa menit di sini dan langsung meli
“Itu—sama sekali bukan urusanku.” Liam menyeringai, menikmati pemandangan menyedihkan dari orang-orang yang telah berlaku buruk pada anak dan istrinya selama lima tahun ini.“Bukankah kalian juga bersikap tidak adil pada Agatha dan Noah saat mereka tidak memiliki apa pun?”“Tuan Stefano, mohon maafkan kesalahan kami di masa lalu. Tidak bisakah kau melupakannya dan—”“Tidak. Sudah kukatakan aku bukan orang pemaaf, jadi jangan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin bisa kulakukan.” Liam menggamit lengan Agatha dan membawanya pergi dari sana, mengabaikan rintihan orang-orang yang memohon padanya.Liam tidak peduli, baginya orang-orang yang bersalah pantas untuk dihukum dan menerima karma mereka. Sama sekali tidak layak untuk dimaafkan. Orang-orang itu layak untuk menuai apa yang telah mereka tabor. Sekaligus sebagai peringatan bagi yang lainnya, kalau tidak boleh sembarangan memperlakukan orang lai
“Sejak awal aku sudah menyadari kemiripanku denganmu, hanya saja aku tidak ingin terlalu berharap. Aku takut kalau kenyataannya tidak sesuai dengan yang kuharapkan. Jadi aku memilih menunggu sampai kau memberitahuku lebih dulu.”Liam menjulurkan tangan untuk mengusap wajah Noah yang sudah basah oleh air mata.“Sekarang dengarkan baik-baik. Aku adalah ayahmu. Ayah yang mencintai dan sangat menginginkanmu. Kau akan selalu menjadi lebih penting daripada hidupku sendiri. Ingat itu baik-baik, oke?” Noah mengangguk mendengar penjelasan ayahnya.“Kalau begitu bersiaplah, aku akan mengantarmu ke sekolah.”“Tidak mau.” Liam mengerutkan keningnya mendengar penolakan Noah.“Aku tidak ingin berada di sekolah itu lagi. Ayah juga mengatakan kemarin kalau aku bisa mendapatkan sekolah yang lebih baik dari sekolahku yang di sini.”“Itu memang benar. Ayah akan mengantarmu ke sekolah bu
“Aku tidak mau.” Agatha menarik diri sepenuhnya dari berpelukan dengan Liam.“Kenapa?” Tanya pria itu bingung.“Usiaku sudah 29 tahun sekarang.”“Di mataku, kau terlihat jauh lebih muda dan cantik dari gadis muda mana pun.”“Aku hanya akan hamil satu kali lagi. Apa kau keberatan? Atau mau mencari wanita lain untuk memenuhi keinginanmu yang ingin memiliki banyak anak itu?”Liam menarik napas dalam sebelum menjawab, berusaha tidak ada kesalahan pengucapan dan membuat Agatha berubah pikiran.“Terserah kau saja. Berapa pun tidak masalah. Bagiku, asalkan bisa hidup dan menua bersamamu, itu saja sudah cukup. Keinginanku yang paling besar sekarang adalah menjalani hidup denganmu dan juga Noah. Dan berusaha memprioritaskan kebahagiaan kalian berdua.”“Kata-katamu terdengar manis, dari mana kau mempelajarinya?”“Aku mempelajarinya darimu.” Li
“Kau penyihir kecil menantang dengan segala kebaikannya. Dan juga istri yang kucintai. Sangat-sangat kucintai.” Jawabnya.“Kau sudah mengatakannya kemarin.”“Aku akan lebih sering lagi mengatakannya. Sesering mungkin.” Liam tak lagi menyangkal perasaannya, dan dia akan berusaha sejujur mungkin, terutama untuk membuat Agatha tetap di sisinya.Agatha merasa tubuhnya panas dan berkeringat, namun Liam dengan gerakan cepat bangkit dan meraup tubuhnya kembali dalam pelukan. Liam menciumnya, Agatha secara sadar dan sukarela membalas ciumannya.Saat tiba-tiba Liam menghentikan ciumanya, pria itu mendesah di atas bibir Agatha yang peka. Dia mengangkat kedua tangannya dan menangkup wajah Agatha, mata abu-abunya yang gelap penuh dengan hasrat yang menuntut tanggapan positif.“Aku tak akan pernah merasa puas akan dirimu, Tesoro—sayang. Kumohon, pulanglah bersamaku.”Dada Agatha serasa direma
“Anggap saja begitu. Agar rencana balas dendamku ini berjalan lancar, sebaiknya kau ikut pulang bersamaku. Dengan begitu aku bisa menghukummu—tidak—menghamilimu sebanyak yang bisa kau terima.”“Dasar kau mesum.”“Kau kira mudah menahan diri selama lima tahun?”“Siapa suruh kau tidak mencari pelampiasan lain. Dengan kualifikasimu, pasti banyak wanita yang tertarik.”“Kau pikir aku pria seperti apa? Aku adalah pria yang sudah menikah. Aku tidak ingin mengotori diriku dengan berselingkuh!”Sekarang Agatha yakin wajahnya pasti sudah sangat merah. Kenyataan bahwa suaminya tidak menginginkan wanita lain selain dirinya terdengar cukup melegakan.“Aku akan melihat Noah dulu.” Agatha berusaha menghindari Liam dengan menjadikan putranya sebagai alasan.Sejujurnya, dia merasa perlu membujuk anak itu agar tidak terlalu memusuhi Liam. Agatha paham dengan sikap Noah
Merasa malu karena terpergok oleh putranya sendiri tengah melakukan perbuatan tidak senonoh.“Oh, maafkan aku, Agatha. Apa kami datang di saat yang tidak tepat? Haruskah aku membawa Noah pergi lagi?” Tanya Frank dengan hati-hati, pria itu kesulitan berkata-kata melihat tatapan Liam yang setajam pisau.“Kukira paman orang yang baik, ternyata kau lebih mesum dari pria mana pun yang mencoba mendekati ibuku.” Noah segera berlari ke arah keduanya, lalu memberikan beberapa tinju pada Liam, membuat pria itu terhuyung ke belakang akibat serangan dadakan itu.“Apa yang kau lakukan?” Liam berusaha menghalau tangan Noah kecil yang bergerak sangat cepat ke arahnya.“Aku membencimu, karena sudah berani mencium ibuku. Aku akan memukulmu dan menendang pantatmu!” Teriaknya dengan amarah yang meluap-luap.“Agatha.” Liam menatap Agatha seolah meminta pertolongan.“Berhentilah kalian berdua.&rdq