"Kasian ya si Risma, saat hamil muda seperti itu harusnya ada suaminya yang mendampingi, tapi ini malah dengan tega nya si Reza itu malah menceraikan nya."
"Dan parahnya lagi, si ibunya Reza malah nyebar fitnah kalau anak yang Risma kandung itu, di bilang bukan anak Reza, kan gila tuh si ibunya Reza, udah anaknya gak bertanggung jawab malah seenaknya nyebar fitnah, iih amit-amit kalau aku sampai dapat besan model begituan" celetuk salah satu ibu-ibu yang lagi asik membahas soal perceraian Risma."Ya, ya kenapa si Bu Lusi begitu tega nyebar fitnah seperti itu, padahal jelas-jelas suami Risma itu Reza, dan denger-denger juga kalau si Reza itu di guna-guna agar benci sama si Risma dan menceraikan nya, katanya sih, si Risma itu bukan mantu idaman seperti yang dia ingin kan""Sudah lah bu ibu, kita doa kan saja semoga Risma bisa sabar menghadapi ujian ini dan nanti akan allah beri pengganti yang lebih baik dari Reza" ujar Bu Emi."Amiin" jawab mereka serempak, mengaminkan perkataan bu Emi.**"Mama akan selalu berusaha untuk kuat menghadapi masalah ini sayang, walaupun kelak kamu lahir tanpa seorang ayah, tapi mama berjanji nak, mama akan berusaha untuk selalu membuat mu bahagia" aku mengusap-usap perut ku yang mulai membuncit, karena menurut bidan usia kandungan ku sudah 3 bulan, walaupun tanpa sosok suami yang menemani tapi yang penting anak ku bukan hasil berzinah, tapi ayah nya yang tak memiliki rasa tanggung jawab sehingga begitu tega menelantarkan ku dan anak yang masih aku kandung.Selesai shalat isya aku pun membuka f* hanya sekedar ingin melihat-lihat saja guna mengusir rasa jenuh.Tapi perhatian ku malah bertumpu pada sebuah postingan Emeli adik Mas Reza, di foto itu terlihat mas Reza yang sedang bertukar cincin dengan wanita yang tak aku kenal, tanpa sadar air mata ku tiba-tiba luruh, entah kenapa aku masih belum bisa melupannya, dan kenapa juga aku masih selalu berharap bahwa mas Reza akan kembali pada ku.Dan nyatanya semua itu hanya menjadi hayalan semata, yang tak akan pernah terwujud, karena sebentar lagi mas Reza akan menikah dengan wanita pilihan ibu nya.Aku buru-buru menghapus air mata ku, saat mendengar langkah kaki di luar kamar, karena aku tak ingin membuat ibu khawatir.Tok tok tok..."Boleh ibu masuk Ris?,"Terdengar suara ibu dari luar pintu, "Masuk aja bu gak di kunci kok," balasku dari dalam kamar.CeklekSaat pintu terbuka ibu langsung melangkah mendekati ku."Oh ya Ris ibu ke sini, cuman mau ngingetin kamu buat makan aja, kasian anak kamu kalau sampai kelaparan, ibu hanya tak ingin kamu sakit, masalah mu tak usah terlalu kamu pikirin, biarlah semua berjalan dengan sendirinya, kamu cukup fokus pada kandungan mu saja," ujar Ibu ikut duduk di sampingku."Iya bu Risma akan berusaha untuk mengikhlaskan semua nya mungkin ini memang sudah menjadi takdir ku, bu""Ya sudah ibu keluar dulu, ibu tunggu di meja makan ya""Ya bu,"Ya memang benar apa yang di katakan ibu, bahwa aku harus berusaha untuk melupakan semua nya, dan mengubur semua harapan ku pada mas Reza.Aku pun Meletakkan ponsel di atas kasur dan melangkah menuju dapur menyusul ibu. Yang telah keluar lebih dulu.šµšµWaktu begitu cepat berlalu, tak terasa usia kandungan ku sudah 4 bulan, dan esok akan di adakan acara selamettan kecil-kecilan oleh bapak dan ibu, walaupun tak di rayakan dengan mewah seperti orang-orang lainnya, tapi aku tetap bersyukur karena masih bisa mengadakan syukuran walaupun sederhana.Esok harinya ibu tengah sibuk berkutat di dapur menyiapkan masakan untuk orang-orang yang akan hadir nanti, ibu tidak sendiri dia di bantu oleh tentangga yang memang dekat dari rumah, saat aku sibuk membantu mengelap piring dan pralatan lainnya.Tiba-tiba ada paman Mas Reza yang datang, dia terlihat bingung saat melihat ada banyak orang yang ada di sini, bapak menyambutnya dengan baik dan mempersilahkan nya untuk masuk."Ada acara apa, kok terlihat sangat sibuk," terdengar suara Om Firman bertanya pada bapak."Selamatan 4 bulanan nya Risma" jawab bapak.Terlihat om Firman begitu terkejut mendengar jawaban bapak."Loh bukannya kata Reza dan Lusi, Risma itu tidak hamil, apa mereka telah membohongi ku" ujar om Firman yang terlihat menahan kesal dan malu, mungkin dia merasa tak enak karena sudah datang di waktu yang tak tepat, di acara selamatan ku, sedangkan Ibu mas Reza berkata bahwa aku tidak hamil, dan Om firman rumahnya memang lumayan jauh mungkin dia tak mendengar desas-desus tentang kehamilan ku dan fitnah ibu nya mas Reza.Sehingga dia percaya saja dengan ucapan mas Reza dan ibunya."Saya ke sini cuman ingin menyerahkan surat dari pengadilan, dan saya benar-benar minta maaf atas perbuatan Reza, saya sebagai pengganti ALM.bapak Reza benar-benar merasa malu atas perbuatannya yang tega menceraikan Risma dalam keadaan hamil seperti ini,""Andai saya tau dari awal bahwa Risma hamil, mungkin saya akan melarang Reza untuk menceraikan Rizma" ujar nya lagi."Sudah lah tak perlu di sesali mungkin ini memang sudah menjadi takdir anak ku." ujar bapak."Makan dulu Om," ujar ku setelah Meletakkan nasi serta lauk di atas meja."Maaf kan Reza ya, om benar-benar minta maaf atas nama Reza.""Tak usah meminta maaf seperti itu om, karena bukan om yang salah tapi mas Reza." jawab ku." Silahkan di nikmati Om, aku pamit dulu mau bantu-bantu di dapur" ujar ku dan meninggalkan om Firman sama bapak yang masih duduk di depan om Firman.**************"Tadi om kamu, marah-marah sama ibu, karena tidak jujur tentang kehamilan Risma, katanya dia malu karena tadi saat om kamu mengantarkan surat cerai kalian, di sana tengah mengadakan selametan 4 bulanan Risma." ujar bu Lusi pada Reza yang tengah duduk di ruwang tamu."Sudah lah bu, gak usah di fikirin ucapan om Firman""Kamu benar juga Za, ngapain juga ibu harus mikirin ucapan Om mu itu, yang terpenting sekarang kamu sudah resmi bercerai secara hukum dan agama dengan si Risma itu," ujar bu Lusi antusias."Dan kamu juga bisa melangsungkan pernikahan mu dengan Kalista, ibu sudah tak sabar ingin memiliki menantu seperti Kalista, dia udah cantik, baik, dan juga kaya lagi, gak kayak si Risma itu udah jelek, gak waras lagi. ""Udah bu gak usah bahas Risma lagi, aku mau mandi dulu nanti mau ketemu sama Kalista.""Kalau kamu ketemu sama Kalista bilang sama dia, kalau pernikahan kalian akan di adakan seminggu lagi,""Terserah ibu, aku ngikut aja, ya sudah aku mau mandi dulu," ujarnya dan segera bangkit dari duduk nya."Berpenampilan yang ganteng, agar Kalista semakin terpesona sama kamu." Ujar bu Lusi pada Reza yang mulai menjauh.Satu minggu telah berlalu. Kini mas Reza tengah melangsungkan pernikahan nya dengan Kalista, wanita yang baru aku tahu namaya, karena melihat unggahan Emeli yang memberi coption di unggahan itu dengan menyebut nama mas Reza dan istri barunya itu.Mereka sedang berbahagia sedangkan aku di sini masih terpuruk dalam kesedihan, walaupun aku sudah berusaha untuk melupakan nya tapi itu semua tak mudah bagi ku, untuk melupakan semua kenangan manis bersama mas Reza."Aku tak boleh lemah aku harus kuat demi kamu nak, kita akan melewati ini bersama, mama yakin kita pasti bisa,""Temenin Mbak yuk Key," Ajak ku pada Keysa yang sedang duduk di ruang tengah, sambil nonton TV. "Memangnya mau kemana Mbak," tanya nya pada ku."Mbak lagi pengen sesuatu Key, yang manis-manis gitu, kayak nya Mbak ngidam deh" ujar ku sambil tersenyum. "Ya udah ayok, tapi aku mau ganti baju dulu sebentar," ujar nya dan pergi menuju kamarnya."Jangan lama-lama Key, Entar keburu sore" ujar ku. "Ya Mbak, gak akan lama kok cuma ganti baju doang" jawab Keysa yang sudah masuk ke dalam kamar nya.Aku melangkah menuju teras lebih dulu, duduk di kursi teras sambil menunggu Keysa berganti baju.šµšµpov 3Saat Risma sedang duduk menunggu pesanan martabak yang dia pesan, Risma mendengar suara yang sangat familiar, dan benar saja saat ia menoleh terlihat Reza yang baru saja keluar dari indomaret sambil membawa dua plastik putih sepertinya dia habis berbelanja. Saat Risma tengah mengamati mereka yang sedang bercanda ria, tiba-tiba Reza menoleh ke arahnya dan Kalista juga mengikuti arah pandangan
Pagi harinya seperti biasa aku membantu ibu memasak di dapur."Oh, ya Ris, bukankah hari ini kamu ada jadwal untuk periksa ke bidan untuk mengecek kandungan mu?," ibu bertanya pada ku.Aku hanya meng-iyakan pertanyaan ibu karena memang hari ini waktunya aku periksa. "Ya bu,""Mungkin nanti aku akan ke rumah bu bidan, kayak nya sih aku ke sananya agak siangan." jawab ku lagi. "Mau ibu temenin gak ke sananya, kan hari ini si Keysa gak bisa anterin kamu karena dia harus sekolah," ujar ibu lagi. "Gak, usah bu, aku bisa kesana sendiri kok, lagian kan rumah bidannya gak terlalu jauh, aku bisa bawa motor sendiri kok bu, ibu gak usah khawatir" ucap ku. "Tapi kan motor nya akan di bawa Keysa ke sekolah Ris, dan yang satunya mungkin akan di bawa Adam." jelas ibu. Membuat ku menepuk jidat, aku lupa kalau di rumah hanya ada dua motor saja, yang akan di pakai oleh Adam dan Keysa, sedangkan bapak kalau bekerja selalu ikut pak didi yang memang bekerja di tempat yang sama dengan bapak. "Ya udah
setelah tadi pak Arman mengazani cucu nya, kini bayi itu tengah di pangku oleh Risma. ,Wajah bayinya sangat mirip dengan mas Reza, apa karena dia tak di akui oleh ayah nya sehingga paras wajah nya tak ada bedanya dengan mas Reza, aku bergumam dalam hati, sambil terus mengamati wajah bayi ku yang telah lahir kedunia ini."Wah ponakan ku sudah lahir, lucunya mbak," Keysa yang baru datang langsung saja menciumi bayi ku dengan gemes. "Ibu mana mbak?," tanya Keysa sambil mengedarkan pandangan nya ke seliling kamar. "Ibu lagi di toilet Key, " balasku dengan suara pelan karena masih merasa lemas."Kalau Bapak dan bang Adam kemana mbk kok aku gak lihat mereka di luar,?" Keysa bertanya lagi. "Mungkin lagi beli makanan Key, solnya mbak laper banget.""Eh, kamu udah dateng Key," Bu Lastri yang baru kembali bertanya pada anak bungsu nya itu, karena tadi dia tak ikut."Ya bu, baru aja sampai." balas Keysa. "Mana makanan nya pak," aku bertanya saat melihat Bapak dan Adam masuk keruangan. "Ini
"Kami pamit dulu Ris," ujar Bu Juli, mereka pun melangkah keluar."Ya, bu makasih ya" balas ku. "Maaf ya bu, ibu atas kejadian tadi." ujar ibu sambil mengekor di belakang rombongan bu Juli. "Gak papa kok buk lagian kan itu bukan kesalahan ibu, tapi keluarga Reza yang cari masalah" Bu Emi menimpali. Setelah rombongan ibu-ibu itu pulang, aku pun mengangkat Alvin dan berniat menyusuinya, tapi asi ku tak mau keluar, Walaupun Alvin sudah mengemut put*ng nya dengan kuat tapi tak ada asi yang keluar sehingga membuatnya menangis mungkin dia haus Karena sejak pulang dari rumah sakit tadi Alvin belum aku susui. "Kenapa anak mu kok nangis Ris, gak kamu susui" tanya ibu yang menghampiri ku."Sudah bu tapi asinya tak mau keluar sedangkan Alvin mungkin dia sudah lapar dan haus" jelas ku."Ya, sudah kamu tenangin dulu anak mu, biar ibu menyuruh Keysa untuk membeli sufor dulu." "Apakah ibu masih punya uang" tanya ku pada ibu karena tadi Yang membayar biaya rumah sakit adalah ibu, karena aku tak
Bab 7Setelah cukup lama termenung akhirnya Reza memilih bangkit dan melangkah menuju kamarnya, karena bu Lusi sedang tak di rumah sepertinya dia lagi nongkong di warung bersama ibu-ibu lainnya, sedangkan emeliy sepertinya dia belum pulang. Ceklek... Saat pintu sudah terbuka Reza pun segera masuk dan mendekati Kalista yang sedang berbaring di tempat tidur. "Aku tau kamu belum tidur, tak usah pura-pura seperti itu." ujar Reza yang duduk di samping Kalista. "Hah " Kalista menghembuskan nafas kasar. "Ada apa dengan mu kenapa semenjak pulang dari kafe sikap mu malah berubah seperti ini, siapa sebenarnya laki-laki yang kau sebut Andre itu.?" Reza bertanya dengan nada sidikit membentak karena Kalista masih tak m resonnya, semakin membuat Reza tak tenang apalagi paras Andre yang memang lebih tampan darinya."Kamu apa-apaan sih mas marah-marah gak jelas, jika kamu ingin tau siapa laki-laki tadi, dia adalah mantan pacar ku dulu puas kamu," ujar Kalista dengan kesal karena bentakan Reza ta
Bab 8"Saya sudah tau dari Doni." jawab nya dingin, dan melangkah pergi. "Bapak, tidak akam memecat kami kan? " ucap Dewi lagi, sebelum bos baru itu menjauh."Tidak," dia menjawab tanpa menghentikan langkahnya. "Hore.... " Dewi dan Lili berteriak kegirangan, seperti anak-anak yang mendapat mainan baru. " Lili, si Doni sepertinya ngambek tuh, cepat kamu susul ntar kalau di tinggalin sama Doni baru tau rasa kamu, pulang nya harus ngesot." ejek ku pada Lili. "Gak mungkin lah sih Doni tega ninggalin aku, kalau pun di tinggalin kan ada kamu dan Dewi, aku bisa nebeng sama kalian." balas Lili sambil mengedib-ngedibkan matanya."Udah lah, ayo pulang aku sudah rindu sama Alvin, " ujarku dan langsung melangkah meninggalkan Dewi dan Lili. "Tunggu Ris," Lili dan Dewi mengejar ku. "Don, aku mau nanya, " ucap ku pada Doni yang sudah nangkring di atas sepeda motornya. "Mau nanya apa Ris, tentang Andre" tebak Doni, yang langsung tepat sasaran. "Iya, kenapa kamu tadi kok bisa sedekat itu sama
"Sudah lah Mbak, berikan saja Alvin pada kita, biar dia bisa dapat kehidupan yang lebih terjamin,"Kalista berucap dengan santai nya, tanpa memikirkan perasaan ku sebagai ibu Alvin,."Kenapa kamu selalu ingin merebut Alvin dari ku apa karena istri mu itu tak bisa memberi mu anak, sehingga kamu selalu kekeh ingin mengambil Alvin dari ku." ujar ku sambil menunjuk Kalista yang berdiri di samping mas Reza. "Jaga mulut mu Mbak, siapa yang bilang aku tak bisa punya anak," Kalista membentakku mungkin dia tak terima akan ucapanku barusan."Ada apa ini, kenapa kalian ke sini lagi." ujar bapak yang menyusul ku keluar."Tak usah membentakku seperti itu, karena memang kenyataan nya kamu sudah tak bisa memberi mas Reza keturunan, dan untuk kamu Mas, kenapa tak menikah lagi saja jika istri mu ini tak bisa mengandung lagi, kan lebih gampang dari pada harus merebut Alvin dari ku, karena sampai mati pun aku tak akan pernah menyerahkan Alvin pada Kalian." ketus ku pada Mas Reza, aku sengaja menyuruh M
Suara adzan subuh terdengar sayup-sayup, aku pun membuka mata secara perlahan, sepertinya tadi aku ketiduran lagi, setelah membuatkan susu untuk Alvin. Setelah kesadaran ku sudah penuh, aku segera bangkit, setelah memastikan kalau Alvin masih tertidur, aku pun berjalan keluar kamar menuju kamar mandi untuk mengambil wudu, guna menjalankan kewajiban ku sebagai ummat muslim. ***Setelah memandikan Alvin aku mengambil pemp*s Alvin dan ternyata pemp*s nya sudah tinggal sedikit "sepertinya saat pulang kerja nanti aku harus belanja susu dan pemp*s Alvin deh" gumam ku dan segera memakai kan pemp*s dan pakaian Alvin. Setelah selesai mengurus Alvin aku menggendong Alvin keluar kamar dan menyerahkannya pada Keysa."Tolong jaga Alvin dulu Key, Mbak mau siap-siap dulu takutnya nanti keburu siang." aku menyerahkan Alvin pada Keysa. "Udah ganteng nih ponakan ku, makin sayang tante sama kamu Al," Keysa berucap sambil menciumi Alvin sehingga membuatya tertawa."Kamu kan hari ini libur jadi kamu