Delon berkata, “Batal juga nggak apa-apa. Setelah film ini tayang dan setelah kamu terkenal nanti, otomatis ada perusahaan yang menawarkan kerja sama denganmu. Nanti kamu tinggal pilih saja!”Hanya saja, Tasya masih merasa sedih. “Ini pertama kalinya aku menjadi duta merek. Sekarang semuanya malah batal!”Mereka bertiga kembali menghibur Thalia. Setelah suasana hatinya membaik, mereka baru kembali ke lokasi syuting.Pekerjaan Delon cukup banyak, dia pun pamit duluan, menyisakan mereka bertiga di halaman.Thalia masih terlihat murung. Darren memikirkan cara untuk menyenangkannya. Namun, usahanya berakhir sia-sia. Pada akhirnya, Darren pun kesal dan langsung berkata, “Berapa upah yang kamu dapatkan untuk menjadi duta merek? Sini, aku bayarkan saja!”“Bukan sepenuhnya masalah uang!” balas Thalia dengan kecewa.Sonia menuangkan segelas air untuk Thalia. “Jadi masalah apa?”Thalia membalas, “Sebelumnya aku punya seorang teman baik, aku nggak sebut namanya. Kita berdua sama-sama kuliah di Un
Sonia memalingkan kepalanya untuk melihat Gina. Gina masih menunjukkan senyuman hangat di wajahnya. Dia merapikan terusannya sambil berkata, “Kalau hubunganmu sama dia cukup bagus, bagusan kamu saranin dia untuk berpikir dua kali. Siapa tahu dia bisa mendapatkan kembali yang dihilangkannya.”Selesai berbicara, Gina berjalan pergi dengan lenggak-lenggok.Tatapan Sonia berubah dingin. Ternyata gara-gara masalah ini!Berhubung Thalia memiliki hubungan dekat dengan Sonia, dia baru kehilangan kesempatan untuk menjadi duta merek!Gina sedang menyatakan kode peperangannya!Hanya saja, Sonia tidak akan kalah! Dia juga tidak akan membuat Thalia kalah!…Sore harinya, manajer Thalia, Elwi, menerima panggilan dari penanggung jawab Grup GK. Mereka menawarkan Thalia untuk menjadi duta global merek GK.Elwi pun terbengong hingga tidak merespons untuk beberapa saat. Dia bertanya, “Coba kamu ulangi sekali lagi, merek apa?”“GK.”Kali ini Elwi kembali tertegun.GK adalah merek barang mewah yang terken
Sonia tersenyum sinis. Gina memang licik! Sepertinya kontrak duta merek Thalia waktu itu memang dihancurkan oleh Gina!Hanya saja, Gina pasti tidak menyangka meski Gina menawarkan diri untuk menjadi duta merek tanpa perlu dibayar pun, GK juga tidak akan berubah pikiran!Dania bertanya, “Apa yang terjadi? Apa Gina sedang menentangmu?”Baru saja Sonia memerintah Dania untuk mencari Thalia sebagai duta merek, manajer Gina langsung menghubunginya. Sepertinya ada cerita di balik permasalahan ini. Sonia membalas, “Semuanya seperti yang kamu bayangkan.”Raut wajah Dania berubah datar. “Aku tahu apa yang harus kuperbuat!”Berani-beraninya menindas Bos! Dia kira dia siapa?Hari Rabu pagi, akun resmi GK telah mengunggah sebuah pengumuman, memberi tahu bahwa merek GN telah memutuskan untuk mengganti duta global merek mereka menjadi Thalia. Pihak GK juga meminta dukungan semua orang.Sore harinya, sebuah video wawancara dengan Dania diunggah di sebuah platform. Di dalam rekaman, Dania juga mengat
Dengan tidak datangnya Gina ke lokasi syuting, kebanyakan adegan pun tidak bisa dijalankan. Jadi, ada beberapa syuting terpaksa dihentikan untuk sementara waktu.Thalia sedang sibuk dalam pemotretan iklan GK. Dia juga meminta bantuan Darren untuk menjadi asisten sementaranya. Jadi, hanya tersisa Sonia seorang diri di halaman.Saat Sonia merasa bosan, dia pun bermain gim. Tandy dan Ferdi sedang sibuk dengan ujian semesternya. Jadi, dia pun main sendirian hingga terkadang dia merasa emosi karena ditindas melulu.Hari ini Reza datang berkunjung, Sonia baru saja “mati karena diledakkan”, dia pun merasa putus asa.Begitu Reza masuk ke halaman, dia melihat ekspresi muram Sonia. Reza pun bertanya dengan tersenyum datar, “Siapa yang buat kesayanganku marah?”Sonia menggembungkan pipinya, lalu menjawab dengan kesal, “Kenapa aku bodoh sekali? Padahal sudah main selama ini, masih saja nggak ada kemajuan!”Reza duduk di samping Sonia, lalu mengambil ponselnya. “Sini, biar Paman Reza-mu bantu kamu
Johan meneguk segelas alkohol, lalu berkata dengan kesal, “Selama ada Sonia, hubungan kita semua nggak bakal seperti dulu lagi. Dia itu memang cewek murahan. Dia selalu berlagak lugu di hadapan Kak Reza, tapi sebenarnya dia orangnya angkuh sekali!”Tatapan Gina terlihat lara. “Aku nggak keberatan untuk terluka, asalkan dia nggak melukai Reza! Tapi aku takut kalau dia bersikap semena-mena terus, nanti Reza akan terkena imbasnya!”“Wanita murahan itu pasti akan menyusahkan Kak Reza!” Johan semakin membencinya.Gina segera berkata, “Johan, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu jangan melakukan hal yang melukai Sonia!”Johan mendengus dingin. “Kalau dia berani berulah lagi, meski aku akan menyinggung Kak Reza, aku pasti akan mengusirnya dari Jembara!”“Johan, kamu jangan sembarangan!” Gina mengerutkan keningnya.“Kak Gina, kenapa kamu masih membela dia?” tanya Johan dengan bingung.“Aku takut Reza akan salah paham!” jawab Gina dengan khawatir.“Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri!”Sekita
Sepertinya Johan bisa memastikan bahwa Frida keluar karena melihat pesan yang dikirim oleh No Word.Apa Frida telah menyetujuinya? Jika tidak, kenapa dia pergi menemui No Word?Tiba-tiba Johan merasa kesal. Bukankah Frida menyukai perempuan? Jangan-jangan dia suka dua-duanya? Kalau dia menyukai No Word, kenapa Frida dan Johan berlagak menjadi pasangan kekasih?Johan melempar ponselnya, lalu memeluk bantal duduk di sofa. Pikirannya mulai menjalar. Semakin dipikir-pikir, Johan pun semakin marah dan semakin kesal!Apa pun ceritanya, sekarang Johan adalah “kekasihnya”. Kenapa dia tidak memberi tahu Johan jika dia akan pergi berkencan dengan lelaki lain? Apalagi di tengah malam begini! Jangan-jangan mereka berkencan di hotel?Tiba-tiba amarah di hati Johan pun berkobar dan hatinya terasa tidak tenang. Dia pergi ke dapur untuk mengambil beberapa botol bir, lalu membuka televisi. Johan meneguk bir sembari menonton, terkadang dia terus melirik ponselnya.Jam 23.00, jam 23.15, jam 23.30 ….Seka
Johan mengernyitkan keningnya, lalu menjawab dengan sedikit sedih, “Kalau kamu berkencan sama dia, kamu nggak bisa jadi pacarku lagi. Nanti ibuku akan memaksaku untuk pergi kencan buta.”Frida terkejut dengan alasan itu. Namun, dia ingin tertawa.“Jangan ketawa!” Johan mendengus dingin, lalu menundukkan kepalanya untuk melanjutkan ciumannya.Johan menyukai aroma tubuh wanita ini dan juga bibir delimanya. Dia lebih tertarik dengan Frida daripada gim yang disukainya. Selagi Johan mabuk, dia mengikuti suara hati untuk melanjutkan ciumannya.Frida juga tidak meronta lagi hingga dia merasakan napas si lelaki menjadi berat dan ada perubahan dari tubuhnya, tatapannya berubah dingin. Frida spontan memalingkan sedikit kepalanya, lalu berkata, “Johan, cukup!”Johan menatapnya dengan linglung. “Belum cukup!”“Kamu sudah mabuk. Jangan main-main lagi! Balik ke kamarmu sana!” Nada suara Frida sangatlah tenang.“Nggak mau!” Johan menunjukkan sikap manjanya.Frida mengerutkan keningnya. “Kalau begitu,
“Telurnya hampir gosong!” Frida mengingatkan dengan mengerutkan keningnya.“Oh!” Johan tersadar dari bengongnya, lalu segera berlari ke dapur.…Pada era internet sekarang ini, pergantian informasi sangatlah cepat. Setelah masalah duta merek telah berlalu, Gina pun kembali ke lokasi syuting untuk melanjutkan pekerjaannya.Thalia juga sudah menyelesaikan pemotretan iklan sebagai duta merek GK. Dia pun kembali ke lokasi syuting.Sore harinya, Thalia mentraktir Sonia dan Darren untuk minum. Dia juga berjanji setelah gajinya dicairkan, dia akan mentraktir mereka makan enak.Darren bertanya dengan tersenyum, “Makan enak apa?”“Mie kecap tambah paha ayam!” jawab Thalia dengan tersenyum lebar.Darren pun terdiam. Apa katanya? Thalia memang terkenal dengan pelitnya!Jujur saja, Darren sungguh gembira. Setelah masalah duta merek berlalu, Thalia menjadi semakin terkenal saja. Buktinya, tadi pagi ada yang datang mengunjunginya dan meminta tanda tangan.Namun, Thalia masih seperti dahulu kala. Dia
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m