“Di Celestial Hotel. Nanti aku beri tahu kamu nomor ruangannya.”“Emm!” Sonia membereskan barangnya. “Sampai jumpa nanti malam!”“Pakai yang cantik!” Tandy berpesan dengan berlagak dewasa.“Aku mengerti!”Sonia melambaikan tangannya, lalu berjalan keluar kamar.Setelah pulang ke Imperial Garden, Sonia menelepon Reza, “Tandy ajak aku untuk makan malam bareng. Kamu nggak usah buru-buru pulang.”Reza tersenyum sinis. “Oke, berhubung dia itu keponakanku, aku tidak rebutan sama dia.”Sonia mengerutkan keningnya. “Aku wakili Tandy untuk berterima kasih sama Paman Reza!”Reza tersenyum, lalu bertanya dengan suara magnetisnya, “Makan di mana? Aku suruh Robi untuk antar kamu ke sana. Nanti pulangnya biar aku yang jemput.”“Emm!” balas Sonia.Mereka berdua mengobrol sejenak. Setelah mengakhiri panggilan, Sonia makan sedikit, lalu mulai melukis sketsa di ruang baca.Langit mulai gelap. Sonia meregangkan tubuhnya, lalu pergi mengganti pakaiannya untuk pergi ke Celestial Hotel.Sonia mengucir rambu
Mereka berdua lahir di hari yang sama, makanya baru bisa tertukar.Saat ini, ada lagi yang memasuki ruangan. Sonia didesak hingga maju beberapa langkah. Sonia juga tidak buru-buru untuk meninggalkan tempat. Dia mencari sebuah tempat duduk di ujung ruangan.Acara ulang tahun Stella dirayakan dengan sangat meriah. Mereka bukan hanya mengundang teman kuliah Stella, ada rekan bisnis Hendri dan juga teman-teman yang berhubungan baik dengan Reviana.Revana membawa Stella untuk berkenalan dengan teman-temannya. Sepertinya dia ingin memperkenalkan Stella kepada semua orang.Jika Sonia tidak salah tebak, Reviana ingin memanfaatkan acara ulang tahun kali ini memberi tahu semua orang bahwa dirinya memiliki seorang putri yang cantik dan berbakat.Seandainya Stella tidak bisa mengembangkan kariernya lagi, dia bisa mencari suami dari keluarga kaya.Demi menonjolkan bakat Stella, Reviana sengaja mengundang Welmus dan pasangannya. Dia bahkan mengatur tempat duduk mereka di meja VIP.Acara sudah dimula
Sonia dan Stella berulang tahun di hari yang sama. Reviana tidak merasa bersalah meski dirinya telah melupakan hari ulang tahun Sonia, dia malah merasa marah.Stella berbisik, “Kenapa Kakak bisa ada di sini? Jangan-jangan dia ingin mempublikasikan identitasnya di acara ulang tahunku?”Suara Stella terdengar agak terisak-isak. Dia lalu menunjukkan ekspresi memelas, “Ibu, bisa nggak jangan umumkan di hari ini? Setelah lewat hari ini, kalau Kakak ingin kembali ke Kediaman Dikara, aku bisa kembalikan statusku kepadanya. Tapi aku mohon, biarkan aku melewati hari ulang tahunku dengan gembira, ya?”Reviana langsung menggenggam tangan Stella, berusaha untuk menenangkannya. “Tenang saja, meski dia memang berencana untuk melakukannya, aku juga nggak akan setuju!”Selesai menenangkan Stella, Reviana segera berpamitan dengan tamunya, bergegas berjalan ke sisi Sonia. “Ikuti aku!”Sonia berdiri mengikuti Reviana berjalan keluar ruangan. Begitu pintu ruangan ditutup, Reviana langsung menunjukkan waja
Wajah Stella menjadi pucat setelah mendengar sindiran Cindy. Dia memelototi Cindy dan tidak membantahnya.Tatapan Cindy kemudian tertuju pada Reviana. “Sonia nggak punya ibu sepertimu. Kamu cukup jadi ibu dari cewek murahan itu saja. Aku rasa kalian baru satu keluarga, sama-sama bermuka dua!”Reviana emosi hingga tubuhnya gemetar. “Cindy, aku adalah bibimu, berani-beraninya kamu memarahiku?! Apa kamu nggak dididik?”Cindy tersenyum sinis. “Meski aku nggak dididik, setidaknya aku bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Berbeda sama Bibi, padahal Bibi sudah berumur, Bibi malah nggak bisa bedain mana yang baik dan mana yang … munafik!”“Kamu ….” Emosi Reviana sungguh membara.Stella segera menggandeng Reviana, lalu menatap Sonia dengan mata berkaca-kaca. “Kak, kalau Kakak nggak suka sama aku, Kakak bisa marahi aku. Asal Kakak tahu, Ibu sudah mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan kamu 23 tahun lalu. Kenapa kamu malah membuatnya marah di hari berarti seperti ini?!”Cindy sung
Cindy tercengang hingga tidak berkata-kata.Iya, benar! Jika Paman Hendri dan Bibi Reviana tidak mengetahui identitas gadungan Stella, mereka bisa membongkar identitas Stella. Namun permasalahannya adalah jelas-jelas mereka mengetahui kenyataan, mereka malah masih membela Stella. Cindy merasa sangat kesal. “Aku nggak ngerti kenapa Bibi begitu menyayangi anak orang lain?”Sonia membalas dengan datar, “Mungkin karena kita nggak pernah jadi ibu, makanya kita nggak paham.” Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya pada Cindy, “Oh ya, kenapa kamu bisa ada di sini?”“Ahh?” Cindy terkejut sejenak, baru ingat dengan tujuan kedatangannya. Dia datang untuk mencari Sonia!Cindy tersenyum, lalu menggandeng tangan Sonia. “Ikuti aku!”Sonia dibawa ke ruangan lainnya. Begitu mereka sampai di depan pintu, Sonia terbengong ketika melirik nama ruangan. Belum sempat berpikir panjang, tiba-tiba kelopak bunga segar bertebaran dari atas.“Selamat ulang tahun!”“Selamat ulang tahun!”Semua orang berter
Yandi juga memberikan sebuah hadiah untuk Sonia. “Aku tidak pernah kasih hadiah ke anak cewek. Aku suruh Tasya untuk memilihnya. Ini hadiah dari kami, juga dari Serigala dan yang lainnya. Selamat ulang tahun, Sonia!”“Siapa itu Serigala?” tanya Tasya dengan penasaran.Yandi melirik Tasya sekilas, lalu tersenyum. “Anak kecil jangan banyak nanya!”Tasya langsung memasang wajah cemberut.Sonia mengambil hadiah, lalu mengangguk. “Terima kasih!”Sikap dingin Reviana tadi memang sempat membuat hati Sonia terasa pilu. Namun sekarang dia sudah tidak memedulikannya lagi. Memangnya kenapa kalau dia tidak disukai oleh orang tua kandungnya? Bukankah masih ada banyak orang yang menyukainya?Sonia sudah cukup puas!Tandy mengambil pisau untuk memotong kue tar. Baru saja Sonia hendak memotongnya, tiba-tiba Tandy mencolek krim dan menyerang ke wajah Sonia.Sonia spontan mengelak. “Jangan sia-siain cake-nya! Aku masih ingin makan!”Tasya tertawa terbahak-bahak. “Biasanya kue ulang tahun orang lain cuma
“Apa yang terjadi?”“Apa pihak hotel salah ketik nama?”Semua orang mulai menggosip, lalu menatap anggota Keluarga Dikara dengan bingung.Raut wajah Reviana dan Hendri sudah berubah. Mereka saling bertatapan dan merasa sangat kaget.Rasa benci di hati Reviana semakin mengental. Dia berbisik, “Coba kamu lihat, pihak Celestial Hotel malah memasang papan iklan ucapan selamat ulang tahun untuk Sonia. Ini pasti bukan kerjaan Sonia. Dia nggak mungkin bisa melakukannya!” Reviana mengerutkan keningnya. “Apa yang terjadi?”Semua orang terkesima dengan keindahan lampu di luar sana. Perhatian semua tamu undangan tertuju pada lampu dan papan iklan di luar sana. Mereka masih membahas kira-kira siapa yang rela menghamburkan uang banyak. Alhasil acara ulang tahun Stella menjadi hambar.Terlintas juga ekspresi kesal di wajah Stella. Dia berjalan ke sisi Reviana, lalu berbicara sambil merangkul lengannya, “Ibu!”Baru saja Stella memanggil, tiba-tiba terdengar suara kembang api memeriahkan keheningan di
Reza tersenyum tipis. Dia menyalakan mesin mobil, lalu melaju pergi.Setelah mobil meninggalkan Celestial Hotel, Sonia baru menyadari semua layar iklan yang menggantung di pinggir jalan pun sudah berubah menjadi “Selamat ulang tahun Sonia”. Tampak banyak orang mengambil foto dengan tulisan itu.Sonia memalingkan kepalanya dengan terkejut. “Kenapa kamu berlebihan sekali?”Reza menggenggam tangan Sonia. Terlihat sedikit kearoganan di wajah tampannya. “Pacarku sedang berulang tahun hari ini. Kenapa aku tidak boleh berlebihan?”Lagi pula, Reza juga tidak merasa dirinya sudah berlebihan. Jika Sonia bersedia, Reza pun bisa melakukan yang lebih berlebihan lagi!Sonia mengerutkan keningnya. Baiklah, asal Paman Reza-ku senang saja!Tak lama kemudian, ponsel Sonia ditelepon oleh banyak orang, ada Ranty, Jason, Bondan, Tere, dan yang lainnya. Mereka semua mengucapkan selamat ulang tahun kepada Sonia. Kemudian, Darren, Thalia, Delon, dan kru lokasi syuting lainnya juga tidak mau kalah. Bahkan, Yen
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m