Wajah Stella menjadi pucat setelah mendengar sindiran Cindy. Dia memelototi Cindy dan tidak membantahnya.Tatapan Cindy kemudian tertuju pada Reviana. “Sonia nggak punya ibu sepertimu. Kamu cukup jadi ibu dari cewek murahan itu saja. Aku rasa kalian baru satu keluarga, sama-sama bermuka dua!”Reviana emosi hingga tubuhnya gemetar. “Cindy, aku adalah bibimu, berani-beraninya kamu memarahiku?! Apa kamu nggak dididik?”Cindy tersenyum sinis. “Meski aku nggak dididik, setidaknya aku bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Berbeda sama Bibi, padahal Bibi sudah berumur, Bibi malah nggak bisa bedain mana yang baik dan mana yang … munafik!”“Kamu ….” Emosi Reviana sungguh membara.Stella segera menggandeng Reviana, lalu menatap Sonia dengan mata berkaca-kaca. “Kak, kalau Kakak nggak suka sama aku, Kakak bisa marahi aku. Asal Kakak tahu, Ibu sudah mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan kamu 23 tahun lalu. Kenapa kamu malah membuatnya marah di hari berarti seperti ini?!”Cindy sung
Cindy tercengang hingga tidak berkata-kata.Iya, benar! Jika Paman Hendri dan Bibi Reviana tidak mengetahui identitas gadungan Stella, mereka bisa membongkar identitas Stella. Namun permasalahannya adalah jelas-jelas mereka mengetahui kenyataan, mereka malah masih membela Stella. Cindy merasa sangat kesal. “Aku nggak ngerti kenapa Bibi begitu menyayangi anak orang lain?”Sonia membalas dengan datar, “Mungkin karena kita nggak pernah jadi ibu, makanya kita nggak paham.” Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya pada Cindy, “Oh ya, kenapa kamu bisa ada di sini?”“Ahh?” Cindy terkejut sejenak, baru ingat dengan tujuan kedatangannya. Dia datang untuk mencari Sonia!Cindy tersenyum, lalu menggandeng tangan Sonia. “Ikuti aku!”Sonia dibawa ke ruangan lainnya. Begitu mereka sampai di depan pintu, Sonia terbengong ketika melirik nama ruangan. Belum sempat berpikir panjang, tiba-tiba kelopak bunga segar bertebaran dari atas.“Selamat ulang tahun!”“Selamat ulang tahun!”Semua orang berter
Yandi juga memberikan sebuah hadiah untuk Sonia. “Aku tidak pernah kasih hadiah ke anak cewek. Aku suruh Tasya untuk memilihnya. Ini hadiah dari kami, juga dari Serigala dan yang lainnya. Selamat ulang tahun, Sonia!”“Siapa itu Serigala?” tanya Tasya dengan penasaran.Yandi melirik Tasya sekilas, lalu tersenyum. “Anak kecil jangan banyak nanya!”Tasya langsung memasang wajah cemberut.Sonia mengambil hadiah, lalu mengangguk. “Terima kasih!”Sikap dingin Reviana tadi memang sempat membuat hati Sonia terasa pilu. Namun sekarang dia sudah tidak memedulikannya lagi. Memangnya kenapa kalau dia tidak disukai oleh orang tua kandungnya? Bukankah masih ada banyak orang yang menyukainya?Sonia sudah cukup puas!Tandy mengambil pisau untuk memotong kue tar. Baru saja Sonia hendak memotongnya, tiba-tiba Tandy mencolek krim dan menyerang ke wajah Sonia.Sonia spontan mengelak. “Jangan sia-siain cake-nya! Aku masih ingin makan!”Tasya tertawa terbahak-bahak. “Biasanya kue ulang tahun orang lain cuma
“Apa yang terjadi?”“Apa pihak hotel salah ketik nama?”Semua orang mulai menggosip, lalu menatap anggota Keluarga Dikara dengan bingung.Raut wajah Reviana dan Hendri sudah berubah. Mereka saling bertatapan dan merasa sangat kaget.Rasa benci di hati Reviana semakin mengental. Dia berbisik, “Coba kamu lihat, pihak Celestial Hotel malah memasang papan iklan ucapan selamat ulang tahun untuk Sonia. Ini pasti bukan kerjaan Sonia. Dia nggak mungkin bisa melakukannya!” Reviana mengerutkan keningnya. “Apa yang terjadi?”Semua orang terkesima dengan keindahan lampu di luar sana. Perhatian semua tamu undangan tertuju pada lampu dan papan iklan di luar sana. Mereka masih membahas kira-kira siapa yang rela menghamburkan uang banyak. Alhasil acara ulang tahun Stella menjadi hambar.Terlintas juga ekspresi kesal di wajah Stella. Dia berjalan ke sisi Reviana, lalu berbicara sambil merangkul lengannya, “Ibu!”Baru saja Stella memanggil, tiba-tiba terdengar suara kembang api memeriahkan keheningan di
Reza tersenyum tipis. Dia menyalakan mesin mobil, lalu melaju pergi.Setelah mobil meninggalkan Celestial Hotel, Sonia baru menyadari semua layar iklan yang menggantung di pinggir jalan pun sudah berubah menjadi “Selamat ulang tahun Sonia”. Tampak banyak orang mengambil foto dengan tulisan itu.Sonia memalingkan kepalanya dengan terkejut. “Kenapa kamu berlebihan sekali?”Reza menggenggam tangan Sonia. Terlihat sedikit kearoganan di wajah tampannya. “Pacarku sedang berulang tahun hari ini. Kenapa aku tidak boleh berlebihan?”Lagi pula, Reza juga tidak merasa dirinya sudah berlebihan. Jika Sonia bersedia, Reza pun bisa melakukan yang lebih berlebihan lagi!Sonia mengerutkan keningnya. Baiklah, asal Paman Reza-ku senang saja!Tak lama kemudian, ponsel Sonia ditelepon oleh banyak orang, ada Ranty, Jason, Bondan, Tere, dan yang lainnya. Mereka semua mengucapkan selamat ulang tahun kepada Sonia. Kemudian, Darren, Thalia, Delon, dan kru lokasi syuting lainnya juga tidak mau kalah. Bahkan, Yen
Hanya saja, masalah ini sudah di luar dugaan Stella.Bahkan Reviana juga merasa kaget. Dia memalingkan kepalanya melihat Hendri. “Siapa yang membuang begitu banyak anak?”Mungkin Sonia memang sanggup untuk memasang papan iklan di Celestial Hotel. Hanya saja, sepertinya Sonia tidak akan sanggup untuk memasang pasang iklan di seluruh kota!Hendri kepikiran seseorang, hanya saja dia tidak berani mengatakannya. “Mana aku tahu?”Kedua mata Stella berbinar-binar. Dia pun berkata dengan suara kecil, “Ibu, jangan-jangan Kakak dihidupi lelaki kaya?”Maksud ucapan Stella adalah Sonia telah menjadi simpanan suami orang?!Hendri melirik Stella sekilas. “Tidak mungkin!”Mana mungkin ada orang kaya merayakan ulang tahun simpanannya dengan terang-terangan?Reviana mengomel, “Sebenarnya apa yang sudah dilakukan Sonia selama beberapa tahun ini? Dia bergaul dengan siapa? Bukankah kalian masih saling berhubungan? Kenapa kamu bisa tidak tahu?”Hendri sungguh sakit kepala. “Apa Sonia itu tanggung jawab aku
Isi hadiah di anak lantai kedua adalah sebuah mahkota yang dihiasi dengan beraneka bentuk berlian. Sementara, isi hadiah di anak lantai ketiga adalah sebuah sepatu kristal ….Reza membantu Sonia untuk memakaikannya. Sonia merasa dirinya bagai sedang di alam mimpi saja.Saat Sonia berumur 5 tahun, kakek dan abangnya membawanya keluar dari mimpi buruk. Mereka mengajar Sonia untuk bertahan hidup dan berani dalam menghadapi dunia. Keberadaan Reza sudah menghilangkan mimpi buruk di masa kecilnya dan mengobati luka dan trauma di hati Sonia.Reza kembali menciptakan dunia dongeng untuknya.Setelah mereka tiba di lantai dua, Sonia ingat jelas bahwa total ada 23 hadiah ulang tahun.Hadiah terakhir berisi sebuah cincin berwarna perak. Permukaan cincin terlihat sederhana dan polos, bagian dalam cincin ini dihiasi dengan berlian yang bertuliskan inisial dari nama mereka berdua. Reza mengenakan cincin di jari tangan Sonia, lalu memeluknya sambil berkata, “Sayang, selamat ulang tahun!”Tatapan Soni
Entah Lysa dan Diana sedang di rumah atau tidak. Jika mereka berdua memasuki rumah secara bersamaan, sepertinya akan ketahuan.Reza membalikkan kepalanya untuk melirik Sonia sekilas. “Masuklah!”“Emm!” Sonia berjalan ke dalam vila.Pembantu sudah menunggu di dalam rumah. Dia membantu Sonia mengambil sandal ganti. Diana sedang minum teh di ruang tamu. Melihat kedatangan Sonia, dia langsung pergi menyambut Sonia dengan tersenyum ramah. “Semalam hari ulang tahunmu, ya? Belakangan ini aku terlalu sibuk. Aku baru mengetahuinya setelah mendengar cerita Tasya. Meskipun sudah terlambat, aku masih ingin ucapkan selamat ulang tahun untuk kamu!”Sambil berbicara, Diana mengambil sebuah kotak hadiah berwarna biru tua untuk Sonia. “Ini hadiah dari aku dan Ibu. Ibu lagi keluar, tapi dia sudah berpesan kamu harus menerimanya.”Sonia tersenyum lebar. “Tidak usah, Tandy dan Tasya sudah memberiku hadiah. Semuanya sudah lebih dari cukup!”“Itu hadiah dari anak-anak, sedangkan ini hadiah dari kami. Kamu h
Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m
Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat
Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,
Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya
Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?
Jemmy kembali ke ruang baca. Begitu memasuki ruangan, dia melihat Aska yang sedang menunjukkan ekspresi menyindir. Emosi Jemmy semakin meluap saja. “Penerus Keluarga Dikara memang tidak berguna!”Aska malah kelihatan gembira. “Siapa suruh kamu bersikeras ingin menemui mereka? Rasakan!”Jemmy menggeleng, lalu berkata dengan serius, “Temperamen Sonia terlalu tidak bagus. Dia tidak gampang dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Tadinya aku berpikir apa ada salah paham di antara Keluarga Dikara terhadapnya, biar aku bisa menghangatkan hubungan mereka. Sonia tidak punya ibu sejak kecil. Mana mungkin dia tidak mengharapkan kasih sayang dari seorang ibu?”Namun ketika melihat Reviana yang arogan, Hendri yang takut terkena masalah, dan juga Tobias yang hanya mengutamakan keuntungan, Jemmy tahu harapannya tidak mungkin akan terkabulkan.Aska menatap Tobias dengan tatapan dingin. “Terkadang ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Cukup kita saja yang menyayangi Sonia!”Lysa berkata dengan te
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga
Di luar gerbang, ketika mereka bertiga tahu kabar Jemmy bersedia menemui mereka, mereka merasa sangat syok dan juga gembira. Mereka bertiga bergegas mengikuti pelayan berjalan ke dalam rumah.Mereka juga tidak fokus dengan pemandangan di sekitar taman bunga, hanya terus mengikuti langkah si pelayan saja, menuju ke ruang baca.Sesampainya di depan pintu, si pelayan membuka pintu ruangan, kemudian berkata dengan hormat, “Tuan Jemmy, tamu sudah datang!”Jemmy duduk di sofa sembari meletakkan gelas teh. “Masuklah!”Ketiga anggota Keluarga Dikara berjalan ke dalam ruangan dengan penuh rasa hormat. Tobias berjalan di paling depan. Tobias yang mengenakan jas kelihatan sangat bugar. Hanya saja, dia masih kalah telak jika dibandingkan dengan wibawa Jemmy.Tobias mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata dengan sopan, “Tuan Jemmy, aku dengar kabar kamu berkunjung ke Kota Jembara. Aku tidak berkesempatan untuk menyapamu ketika di acara resepsi pernikahan semalam. Jadi, hari ini kami sengaja datan
Juno berkata, “Masuklah! Dingin!”Baru saja Sonia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba seorang pelayan berlari ke sisinya. “Nona Sonia!”Juno bertanya dengan datar, “Ada masalah apa?”Pelayan menjawab, “Di luar sana ada yang mengaku sebagai ayahnya Nona Sonia. Katanya, dia ingin bertemu sama Nona Sonia!”Raut wajah Sonia berubah datar. Anggota Keluarga Dikara masih menunggu di luar?Tadi Juno juga sudah melihatnya. Raut wajahnya masih kelihatan datar. “Kasih tahu mereka, Nona Sonia tidak akan bertemu mereka!”Pelayan segera mengiakan, lalu membalikkan tubuh.Juno melihat ke sisi Sonia. “Kelak jangan bertemu dengan anggota Keluarga Dikara lagi.”Sonia menunjukkan ekspresi lembut. “Aku mengerti.”“Ayo, pergi!”Juno merangkul pundak Sonia, lalu berjalan ke sisi taman bunga.Saat Sonia memasuki taman, tiba-tiba dia menerima sebuah pesan masuk. Dia membacanya, ternyata ada pesan masuk dari Melvin. Dia menghela napas ringan. Dia hampir saja melupakan Melvin!Melvin mengirim pesan.[ Sonia, masih a