Ada juga yang menginformasikan bahwa Siska telah memerintah bawahannya untuk menaruh paku di bawah bantalan. Dia hanya sedang menerima ganjaran akibat dari perbuatannya saja.Tidak ada klarifikasi dalam permasalahan ini. Alhasil semua orang semakin bertanya-tanya dengan apa yang telah dilakukan Siska.Ketika gosip menyebar semakin kencang lagi, manajer Siska, Devi, mengunggah sebuah pemberitahuan. Isinya menyatakan bahwa Siska telah mengalami cedera di kakinya. Dia akan keluar dari dunia hiburan sampai waktu yang belum ditetapkan. Terakhir, dia juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari semua penggemar selama beberapa tahun ini.Postingan ini kembali memicu kehebohan dan bahkan menduduki posisi topik berita terhangat.Para penggemar terus bertanya-tanya. Ada juga yang menduga kalau Siska sudah melakukan kesalahan fatal, makanya dia bisa dibekukan dari dunia hiburan. Jika tidak, mana mungkin ada perusahaan yang mengakhiri kontrak kerja sama di saat artisnya sedang terluka.S
Sonia mengerutkan keningnya. “Melvin?”Biasanya Melvin sangat jarang menghubunginya. Kebetulan sekali hari ini malah kepergok oleh Reza.Reza menggenggam erat ponsel di tangannya. Ekspresinya terlihat agak muram. “Kamu itu kesayangannya?”Sampai saat ini, Reza masih keberatan dengan ucapan Melvin.Sonia memeluk si lelaki. “Tuan Reza, apa kamu tidak tahu tujuan dari ucapan Melvin? Dia ingin kamu bersikap seperti sekarang ini, ‘kan?”Sonia adalah kesayangan Melvin? Berani sekali Melvin mengucapkan kata-kata seperti ini.Reza menundukkan kepalanya, lalu mencubit dagu si wanita. “Jauhi dia!”Reza tidak pernah membenci seseorang seperti sekarang ini!Nada bicara Sonia terdengar agak santai, “Jauhi dia? Sejauh mana? Kalau dia tinggal di Bumi, aku mesti tinggal di Mars?”“Maksudmu, permintaanku tidak masuk akal?” Reza mengerutkan keningnya.“Semakin kamu kesal, si Melvin malah akan semakin gembira!” balas Sonia.Reza pun tersenyum. “Kamu kira aku tidak tahu maksud ucapannya?”“Jadi, kenapa ka
“Biasanya aku merasa aku punya banyak teman. Tapi ketika aku ingin ngobrol sama seseorang, aku baru menyadari aku cuma bisa cari kamu saja!” Gina terlihat sangat bersedih. “Hidupku gagal sekali!”Johan merasa ada yang aneh dengan Gina, dia pun bertanya, “Apa Sonia ganggu kamu lagi?”Gina menggeleng dengan perlahan. “Hari ini, demi Sonia … Reza hampir saja membunuh Siska! Apa kamu tahu masalah ini? Kalau aku nggak halangi dia, sepertinya dia benar-benar akan membunuh Siska. Aku sungguh takut waktu itu. Aku takut dia akan terkena masalah, tapi dia melakukan semua itu juga bukan demi aku, ngapain aku khawatir sama dia?”Gina menutup matanya dengan kedua tangan, lalu melanjutkan, “Tapi aku nggak bisa lihat dia melakukan hal yang melanggar hukum.”Johan membalas dengan sinis, “Di mana Sonia?”“Sonia?” Gina tersenyum menyeringai. “Dia malah ingin lihat Reza habisi Siska. Dia tahu Reza peduli banget sama dia, seharusnya dia merasa gembira sekali!”Tiba-tiba Johan meneguk anggur di gelasnya. “
Ketika menyadari kedatangan Reza, Darren spontan berdiri, lalu mengangkat ubi di tangannya. Saking tegangnya, Darren jadi terbata-bata, “Pak … Pak Reza … mau makan ubi, nggak?”“Terima kasih, tidak usah!” ucap Reza dengan santai, “Kalian makan saja!”“Aku sudah selesai makan!” Darren lekas meletakkan ubi dan berlari pergi.Reza duduk di bangku sebelah, lalu menatap Sonia dengan tersenyum. “Sudah bosan makan kacang, sekarang jadi makan ubi?”Tampak senyuman di dalam tatapan Sonia. “Dibeli sama anggota kru. Aku orangnya juga nggak pemilih, dikasih apa makan apa.”“Dasar!” Reza mencubit hidungnya.Sonia menggigit ubi sambil bertanya, “Kamu nggak sibuk? Sebenarnya kamu nggak usah sering kemari. Sekarang aku baik-baik saja. Semua orang di lokasi syuting baik banget sama aku!”Reza mengerutkan keningnya. “Kenapa? Kamu tidak suka?”“Kalau kamu datang terus, gimana kalau sampai kepergok ….” Ucapan Sonia pun terhenti.Raut wajah si lelaki semakin serius lagi. “Memangnya kenapa kalau kepergok? A
“Aku juga tidak bisa makan lagi. Nanti aku akan batalkan orderannya. Kamu pergi sana!” Si lelaki memegang payung, lalu bergegas masuk ke dalam gedung.Kelly terbengong. Dia menyeka air hujan di wajahnya, dan hanya bisa kembali.Baru saja Kelly berjalan dua langkah, tiba-tiba kepalanya kliyengan, Kelly pun langsung jatuh ke lantai.Lantai dipenuhi dengan genangan air hujan. Kotak makanan juga sudah ditetes dengan rintik-rintik hujan.Belum sempat orang yang memesan makanan berjalan masuk ke gedung, dia menyadari Kelly jatuh pingsan. Dia terkejut segera berlari menghampiri Kelly, lalu menjerit dengan waswas, “Hei, bukannya hanya satu orderan saja? Kamu jangan ancam aku!”“Hei!” Si lelaki menjerit. Namun Kelly masih belum menyadarkan diri. Dia segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi ambulans.*Saat Kelly menyadarkan diri, dirinya pun sedang berada di rumah sakit. “Kamu sudah bangun?” Suster berjalan memasuki ruangan, menggantikan botol cairan infus. “Apa kamu merasa enakan?”Su
Selesai infus, Kelly pergi melunasi tagihan rumah sakit. Saat meninggalkan rumah sakit, kebetulan dia bertemu lagi dengan suster yang menjaganya di malam hari.Kebetulan suster itu baru selesai sif malam, hendak pulang kerja. Ketika menyadari Kelly sedang sendirian, dia pun mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu pulang sendirian? Pacarmu nggak datang?”Wajah Kelly terlihat sangat pucat. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini. Dia pun terpaksa menggeleng.Suster menghela napas. “Pacar seperti apa itu?! Tidak bertanggung jawab sekali! Aku rasa lebih baik kamu gugurkan saja kandunganmu. Jangan hancurkan masa depanmu!”Selesai berbicara, suster berjalan pergi dengan menggeleng.Kelly juga tidak tahu dirinya hendak ke mana. Hari ini adalah hari Sabtu. Dia tidak perlu bekerja, tapi dia tidak ingin kembali ke rumah kontrakannya. Dia sungguh merindukan keluarganya. Setelah dipikir-pikir, Kelly pun pergi ke rumah abangnya.Setibanya di sana, tidak ditemukan siapa-siapa di rumah. Bahkan,
Kelly merasa sangat panik. “Jadi, bagaimana dengan biaya pengobatanmu? Bukankah dokter spesialis akan segera kembali dari luar negeri? Sekarang Ibu habiskan uang itu untuk renovasi uang, gimana kita bayar biaya pengobatan Ibu?”Sandora pun berkata, “Penyakit Ibu nggak penting, masih bisa ditunda.”“Nggak bisa, pengobatan Ibu sudah nggak bisa ditunda lagi!” Kelly membalikkan tubuhnya hendak mencari abangnya. “Aku akan katakan semuanya sama Kak Kenzo!”“Kelly, jangan!” Sandora langsung menghalangi langkah Kelly, lalu berkata, “Kelly, jangan!”“Masalah renovasi masih bisa ditunda, tapi pengobatan Ibu sudah nggak bisa ditunda lagi. Kalau Kak Kenzo tahu masalah penyakit Ibu, dia pasti nggak bakal pakai uang itu!”“Kelly!” Sandora kembali menghalangi Kelly. Dia pun berkata, “Kelly, Ibu jujur sama kamu. Sebenarnya Ibu tidak sakit. Ibu sudah membohongimu!”Langkah kaki Kelly langsung terhenti. Dia terbengong, lalu berkata, “Apa katamu? Ibu lagi bohongi aku, ‘kan? Ibu sengaja bohongi aku biar a
“Kelly!” Sandora menangis dengan sangat sedih dan histeris.Kelly membalikkan tubuhnya berjalan pergi. Ketika berjalan sampai ke depan pintu rumah, Kenzo mendekatinya, lalu bertanya, “Kelly, kamu mau pulang?”Sandora segera menyeka air matanya, tidak ingin dipergoki oleh putranya.Kelly mengangguk tanpa berbicara apa-apa. Kemudian, dia membuka pintu langsung berjalan pergi.Kenzo menatap ke arah pintu dengan kaget. Kemudian, dia langsung menatap Sandora. “Ibu, kenapa Kelly malah pergi? Apa dia menangis?”“Kelly ….” Sandora juga terisak-isak. “Kelly, dia sudah pergi!”…Kelly berjalan menuruni tangga dengan air mata juga terus mengalir. Dia berjalan keluar gedung, tertegun di pinggir jalan. Hatinya terasa sangat sakit dan juga hampa. Angin berembus membuat luka di hatinya semakin pedih lagi.Kelly sudah kehilangan segalanya! Dia menyeka air mata sambil berjalan mengarungi pinggir jalan. Pikirannya terasa sangat kacau.Saat ini, Kelly sudah kehilangan keluarganya, menanggung utang 1 mili
Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m
Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat
Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,
Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya
Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?
Jemmy kembali ke ruang baca. Begitu memasuki ruangan, dia melihat Aska yang sedang menunjukkan ekspresi menyindir. Emosi Jemmy semakin meluap saja. “Penerus Keluarga Dikara memang tidak berguna!”Aska malah kelihatan gembira. “Siapa suruh kamu bersikeras ingin menemui mereka? Rasakan!”Jemmy menggeleng, lalu berkata dengan serius, “Temperamen Sonia terlalu tidak bagus. Dia tidak gampang dekat dengan orang yang tidak akrab dengannya. Tadinya aku berpikir apa ada salah paham di antara Keluarga Dikara terhadapnya, biar aku bisa menghangatkan hubungan mereka. Sonia tidak punya ibu sejak kecil. Mana mungkin dia tidak mengharapkan kasih sayang dari seorang ibu?”Namun ketika melihat Reviana yang arogan, Hendri yang takut terkena masalah, dan juga Tobias yang hanya mengutamakan keuntungan, Jemmy tahu harapannya tidak mungkin akan terkabulkan.Aska menatap Tobias dengan tatapan dingin. “Terkadang ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Cukup kita saja yang menyayangi Sonia!”Lysa berkata dengan te
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga
Di luar gerbang, ketika mereka bertiga tahu kabar Jemmy bersedia menemui mereka, mereka merasa sangat syok dan juga gembira. Mereka bertiga bergegas mengikuti pelayan berjalan ke dalam rumah.Mereka juga tidak fokus dengan pemandangan di sekitar taman bunga, hanya terus mengikuti langkah si pelayan saja, menuju ke ruang baca.Sesampainya di depan pintu, si pelayan membuka pintu ruangan, kemudian berkata dengan hormat, “Tuan Jemmy, tamu sudah datang!”Jemmy duduk di sofa sembari meletakkan gelas teh. “Masuklah!”Ketiga anggota Keluarga Dikara berjalan ke dalam ruangan dengan penuh rasa hormat. Tobias berjalan di paling depan. Tobias yang mengenakan jas kelihatan sangat bugar. Hanya saja, dia masih kalah telak jika dibandingkan dengan wibawa Jemmy.Tobias mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata dengan sopan, “Tuan Jemmy, aku dengar kabar kamu berkunjung ke Kota Jembara. Aku tidak berkesempatan untuk menyapamu ketika di acara resepsi pernikahan semalam. Jadi, hari ini kami sengaja datan
Juno berkata, “Masuklah! Dingin!”Baru saja Sonia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba seorang pelayan berlari ke sisinya. “Nona Sonia!”Juno bertanya dengan datar, “Ada masalah apa?”Pelayan menjawab, “Di luar sana ada yang mengaku sebagai ayahnya Nona Sonia. Katanya, dia ingin bertemu sama Nona Sonia!”Raut wajah Sonia berubah datar. Anggota Keluarga Dikara masih menunggu di luar?Tadi Juno juga sudah melihatnya. Raut wajahnya masih kelihatan datar. “Kasih tahu mereka, Nona Sonia tidak akan bertemu mereka!”Pelayan segera mengiakan, lalu membalikkan tubuh.Juno melihat ke sisi Sonia. “Kelak jangan bertemu dengan anggota Keluarga Dikara lagi.”Sonia menunjukkan ekspresi lembut. “Aku mengerti.”“Ayo, pergi!”Juno merangkul pundak Sonia, lalu berjalan ke sisi taman bunga.Saat Sonia memasuki taman, tiba-tiba dia menerima sebuah pesan masuk. Dia membacanya, ternyata ada pesan masuk dari Melvin. Dia menghela napas ringan. Dia hampir saja melupakan Melvin!Melvin mengirim pesan.[ Sonia, masih a