Wajah Darren sudah memucat. Dia berkata dengan terbata-bata, “Jangan … jangan sungkan!”Reza membalikkan kepalanya, lalu mengusap kening Sonia. “Aku pergi cari Pak Nathan dulu, kamu pergi kerja sana. Tenang saja, ada aku!”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza mengusap rambut Sonia, baru berjalan pergi.Setelah si lelaki pergi, Sonia kembali mengambil buku sketsanya, lalu bertanya pada Darren, “Ada urusan apa cari aku? Ayo pergi!”Darren mengikuti langkah Sonia. Saat ini, dia terlihat sangat kaget. “Sonia, kekasih yang kamu katakan sebelumnya itu Pak Reza, ya?”“Iya.” Sonia mengangguk.Darren hampir jatuh pingsan ketika mendengarnya. Dia kembali bertanya, “Pak Reza nggak salah paham, ‘kan?”“Nggak, kok!” Sonia tersenyum santai. “Kita hanya teman. Untuk apa dia salah paham?”“Jadi, apa aku masih boleh bicara sama kamu?” tanya Darren dengan hati-hati.Sonia sungguh tidak berdaya. “Kenapa nggak boleh bicara sama aku? Kita kan rekan kerja. Dia nggak bossy, kok.”Darren membatin, ‘Tokoh terkemuka s
Siska yang sedang syuting malah dibawa pergi. Dari perawakannya yang tinggi dan kekar, ditambah lagi dengan ekspresi yang begitu dingin, sepertinya orang itu bukan orang biasa. Tidak ada yang berani menghalanginya. Delon berusaha menenangkan semua orang di sekitar, lalu mengutus seseorang untuk memberi tahu Nathan.Orang yang disuruh memberi tahu Nathan sudah kembali. Dia berbisik, “Kata Pak Nathan, kita tidak usah ikut campur.”Akhirnya Delon mengerti. Dia kembali menenangkan semua orang, kemudian melanjutkan syuting.Siska dibawa ke sebuah kamar di belakang halaman. Dia sangatlah marah. “Siapa kalian? Apa kalian nggak tahu tindakan kalian sudah melanggar hukum? Aku itu tokoh utama dalam film ini. Aku anggotanya Victor Entertainment. Kalau kalian berani menyentuhku, Pak Reza juga nggak bakal lepasin kalian!”Raut wajah Romi terlihat sangat datar. “Pak Reza yang mengutus kami ke sini!”Siska terkejut. “Pak Reza? Ada urusan apa Pak Reza mencariku?”“Sebelumnya saat Nona Sonia menjadi pe
Seketika paku ditusuk menembus pakaian hingga kulit Siska. Dia menjerit histeris, lalu meronta dengan sekuat tenaga. Hanya saja, semakin dia meronta, tusukan akan semakin dalam lagi. Siska membuka kedua matanya dengan lebar. Dia merasa sakit hingga kesulitan untuk bernapas.“Sakit sekali! Lepaskan aku! Perbuatan kalian melanggar hukum! Aku akan menuntut kalian! Aku mau lapor polisi!”…Saat Gina berjalan kemari, dia mendengar suara jerit histeris Siska.“Aku mau ketemu Pak Reza! Aku ceweknya Pak Reza! Kalian nggak boleh perlakukan aku seperti ini!”…Gina hanya terdiam. Dia tidak masuk meminta pengampunan bagi Siska, melainkan berjalan pergi ke lokasi syuting untuk mencari Sonia.Kemudian, Gina menyuruhnya semuanya untuk mundur. “Sonia, Siska sedang disiksa sama anggotanya Reza. Aku nggak tahu kesalahan apa yang sudah dia lakukan sampai Reza bisa marah seperti ini. Tapi kalau dibiarkan begitu saja, bisa jadi akan memakan korban jiwa!”Sonia terlihat kaget dan wajahnya juga memucat. Seb
Sonia berjalan ke hadapan Siska, lalu berjongkok dengan perlahan. Tatapannya juga terlihat dingin. “Nggak puas? Reza sudah membantumu untuk bisa menjadi artis dari Victor Entertainment. Dia sudah memberimu sumber pekerjaan yang begitu banyak. Dia juga sudah maju agar kamu nggak ditindas orang lain. Dia sudah memberimu banyak yang nggak seharusnya menjadi milikmu. Kenapa kamu merasa nggak puas?”Siska menangis hingga tubuhnya gemetar. “Aku menukarnya dengan tubuhku. Saat Pak Reza membutuhkan, aku pun sudah memberinya. Lagi pula, semua itu diberikan Pak Reza atas inisiatifnya sendiri!”Reza mengerutkan keningnya. Dia tidak ingin mengungkit masalah ini di hadapan Sonia. “Siska, aku sudah cukup sabar sama kamu. Kamu sendiri yang terus menyentuh batas kesabaranku!”Siska menangis dengan keras. “Tapi sejak malam itu, aku mulai mencintai Pak Reza. Aku nggak butuh pekerjaan apa-apa, aku juga nggak ingin jadi artis, aku cuma ingin jadi wanitamu saja!”“Siska, cukup!” jerit Reza dengan geram.Gi
Raut wajah Reza tampak muram. Dia berkata dengan geram, “Ini inti yang ingin kamu jelaskan?”“Jadi apa intinya?” Sonia menatap Reza dengan mengerutkan keningnya. “Jangan-jangan kamu kecewa banget setelah tahu cewek itu adalah aku?”Tiba-tiba Reza mencondongkan tubuhnya. Dia mencubit dagu Sonia, lalu menggigit bibir Sonia.Sonia berusaha untuk tidak meronta. Dia hanya bergumam, “Sakit! Reza, sakit!”Si lelaki menghentikan aksinya. Dia mundur sedikit sambil menatap si wanita. “Sebelumnya saat kamu dengar Siska mengungkit masalah itu, jelas-jelas kamu tahu aku sudah salah paham, kenapa kamu malah tidak menjelaskan? Kenapa kamu tidak mengatakannya?!”Sonia membalas, “Aku ….”Saking marahnya, Reza ingin sekali menggigit bibir Sonia lagi. “Apa kamu tahu betapa aku peduli dengan malam itu? Aku bahkan tidak berani mengatakannya sama kamu. Meski aku dimanfaatkan Siska, aku juga hanya bisa menuruti kemauannya. Aku tidak mengizinkan dia sembarangan bicara di depanmu dan membuatmu tidak enak hati.
“Nggak, kok,” balas Sonia dengan serius, “Kamu kan nggak jelek. Jadi orang mesti percaya diri!”Reza tidak bisa menahan tawanya. Dia membiarkan Sonia untuk duduk di atas pahanya. Tak lama kemudian, tiba-tiba Reza tersenyum menyeringai. “Sekarang kita bahas masalah 200 ribu itu. Apa maksudmu taruh uang itu?”Sonia menggerakkan bola matanya berlagak sangat serius. “Waktu itu aku cuma punya 200 ribu, kamu merasa terlalu murah, ya?”Raut wajah Reza langsung berubah galak. Dia menindih Sonia ke bagian setir mobil, lalu mengecupnya dengan kuat.Reza tidak bersikap lembut lagi. Dia langsung menyerang Sonia dan memberinya kecupan yang sangat dalam.Setelah beberapa bulan, akhirnya beban di hati Reza sudah menghilang. Jadi, sekarang Reza ingin balas dendam lantaran Sonia sudah menghinanya waktu itu!Sonia berusaha untuk mencari celah untuk menghindar, lalu berbicara dengan terengah-engah, “Kalau kamu nggak mau, kembalikan uangnya sama aku! Aku rada menyesal kasih kamu uangnya!”Reza tersenyum.
Ada juga yang menginformasikan bahwa Siska telah memerintah bawahannya untuk menaruh paku di bawah bantalan. Dia hanya sedang menerima ganjaran akibat dari perbuatannya saja.Tidak ada klarifikasi dalam permasalahan ini. Alhasil semua orang semakin bertanya-tanya dengan apa yang telah dilakukan Siska.Ketika gosip menyebar semakin kencang lagi, manajer Siska, Devi, mengunggah sebuah pemberitahuan. Isinya menyatakan bahwa Siska telah mengalami cedera di kakinya. Dia akan keluar dari dunia hiburan sampai waktu yang belum ditetapkan. Terakhir, dia juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari semua penggemar selama beberapa tahun ini.Postingan ini kembali memicu kehebohan dan bahkan menduduki posisi topik berita terhangat.Para penggemar terus bertanya-tanya. Ada juga yang menduga kalau Siska sudah melakukan kesalahan fatal, makanya dia bisa dibekukan dari dunia hiburan. Jika tidak, mana mungkin ada perusahaan yang mengakhiri kontrak kerja sama di saat artisnya sedang terluka.S
Sonia mengerutkan keningnya. “Melvin?”Biasanya Melvin sangat jarang menghubunginya. Kebetulan sekali hari ini malah kepergok oleh Reza.Reza menggenggam erat ponsel di tangannya. Ekspresinya terlihat agak muram. “Kamu itu kesayangannya?”Sampai saat ini, Reza masih keberatan dengan ucapan Melvin.Sonia memeluk si lelaki. “Tuan Reza, apa kamu tidak tahu tujuan dari ucapan Melvin? Dia ingin kamu bersikap seperti sekarang ini, ‘kan?”Sonia adalah kesayangan Melvin? Berani sekali Melvin mengucapkan kata-kata seperti ini.Reza menundukkan kepalanya, lalu mencubit dagu si wanita. “Jauhi dia!”Reza tidak pernah membenci seseorang seperti sekarang ini!Nada bicara Sonia terdengar agak santai, “Jauhi dia? Sejauh mana? Kalau dia tinggal di Bumi, aku mesti tinggal di Mars?”“Maksudmu, permintaanku tidak masuk akal?” Reza mengerutkan keningnya.“Semakin kamu kesal, si Melvin malah akan semakin gembira!” balas Sonia.Reza pun tersenyum. “Kamu kira aku tidak tahu maksud ucapannya?”“Jadi, kenapa ka
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m