[ Kalau begitu, aku ingin lihat dulu seberapa senangnya aku! ]Siska sengaja memancing Jivan. Sebenarnya dia merasa sangat antusias. Dia sudah menebak apa yang ingin dilakukan Jivan. Jika dia benar-benar bisa membantunya untuk membalas dendam kepada Sonia, Siska pun bersedia untuk mempersembahkan dirinya kepada Jivan!Impian Siska adalah menjadi istrinya Reza. Hanya saja, orang itu terlalu sulit untuk didapatkan Siksa. Jadi, Siska menurunkan standarnya. Sepertinya tidak buruk juga untuk menjadi istrinya Jivan.*Gina mengendarai mobil ke Kediaman Herdian.“Apa Tandy sudah ditemukan?” Begitu memasuki rumah, Gina langsung berteriak dengan panik.Lysa dan Diana sedang duduk mengobrol di ruang tamu. Ketika mendengar pertanyaan Gina, mereka pun terbengong. “Siapa yang sudah ditemukan?”Diana tersenyum. “Cari Tandy, ya? Dia lagi main pingpong sama temannya.”Gina berlagak kaget. “Kalian nggak tahu?”Lysa bertanya dengan kebingungan, “Apanya yang nggak tahu?”Saat ini, Diana sudah merespons,
Robi melaporkan situasi kepada Reza, baru mengirim rekaman CCTV kepada Lysa.Raut wajah Reza sudah terlihat sangat muram. “Siapa yang beri tahu mereka?”“Sepertinya Nona Gina. Mungkin Nona Gina sudah mendengar kabar ini. Jadi, dia ke rumah untuk menanyakan kabar.”Sebenarnya Reza ingin merahasiakan masalah penculikan dari keluarganya. Bagaimanapun, kakak dan ayahnya sedang tidak berada di Kota Jembara. Jadi, Reza tidak ingin ibu dan kakak iparnya ikut panik.Berhubung sekarang mereka sudah mengetahuinya, Reza juga tidak bermaksud untuk merahasiakannya lagi. Dia langsung menghubungi ibunya.Di dalam telepon, Reza berusaha menenangkan Lysa, berjanji bahwa dirinya pasti akan mengantar Sonia dan Tandy pulang dengan selamat.Setelah mendengar ucapan Reza, Lysa pun merasa tenang. Dia lalu berpesan kepada Reza untuk terus mengabari mereka.Reza mengiakan, lalu berusaha menenangkan ibunya, baru mengakhiri panggilan.Baru saja panggilan diakhiri, Robi berjalan kemari. “Pak Reza, rute perjalanan
Tandy bernapas dengan tersengal-sengal. Dia memang merasa takut, tapi dia tidak terlihat panik. Dia masih bisa berbicara dengan tenang, “Gimana caranya kita kabur dari sini?”Jika Sonia sedang sendirian, dia bisa langsung berkelahi dengan lawannya. Namun sekarang, Sonia sedang bersama dengan Tandy, dia tidak yakin dan tidak berani mempertaruhkan nyawanya. Sonia juga tidak tahu senjata apa yang ada di tangan mereka.Sonia tidak mungkin membahayakan nyawa Tandy.Sonia duluan mengunci pintu. Dia menunjuk ke sisi jendela atap, dan berkata, “Panjat ke atas. Kamu duluan!”Tandy juga tidak menunda waktu lagi. Dia segera mencari tempat untuk memanjat.Rak alkohol di ruangan ini sangat tinggi. Hanya saja, masih cukup jauh untuk bisa mencapai jendela atap. Sonia menyuruh Tandy untuk memanjat rak alkohol duluan. Kemudian, dia baru menyusul.Dia berdiri di atas rak anggur dan melompat dengan sekuat tenaga, meraih tepi jendela atap dengan satu tangan, lalu menyikutnya ke atas. Tiba-tiba kacanya pec
Ketika mobil bergerak semakin dekat dengan mobil-mobil di depan sana. Cahaya lampu mobil di seberang dikedipkan menyilaukan mereka. Tandy menyipitkan matanya, dan tiba-tiba berkata, “Berhenti! Itu Paman Reza!”Sonia spontan menginjak pedal rem, dan melihat ke depan dengan kaget.Mobil yang berada di paling depan sudah berhenti. Pintu mobil dibuka, dan si lelaki berjalan menuruni mobil. Dia berjalan masuk ke dalam gerbang vila dengan diiringi oleh banyak pengawal di belakangnya. Mereka sudah berhasil mengepung vila.“Benar! Itu Paman Reza!” jerit Tandy dengan kegirangan. Saking girangnya, Tandy langsung menuruni mobil, dan berlari ke arah Reza.Sonia juga menghela napas. Dia melepaskan sabuk pengaman dengan perlahan sambil tersenyum melihat si lelaki berjalan mendekatinya.Reza memeluk Tandy yang berlari ke sisinya. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia. Kedua pasang mata saling bertemu. Senyuman Sonia menyingkirkan kegelisahan di hati Reza.Belasan mobil sudah berhenti di depan
Romi membawa anggotanya menerobos ke dalam vila.Anggotanya juga bukan hanya sekadar pengawal Keluarga Herdian saja. Mereka semua dipilih langsung sama Romi, dan bahkan dilatih langsung oleh Romi. Tentu saja, mereka tidak bisa dibandingkan dengan pengawal biasa.Di dalam vila, selain orang-orang yang menculik Sonia, masih ada belasan orang di belakang halaman. Mereka juga tidak melawan dalam waktu lama, dan langsung berlutut untuk meminta pengampunan. Baru saja Romi mengancam mereka, mereka semua langsung membeberkan nama Jivan.Sebenarnya, meski mereka tidak terus terang, anggota Reza juga sudah berhasil menyelidikinya. Sebab, vila ini adalah vila pribadi Jivan.Romi membawa anggotanya ke gudang anggur bawah tanah. Dia menyadari ada kamera CCTV, dan juga berbagai perlengkapan untuk melakukan siaran langsung.Tentu saja, mereka semua dapat menebak apa yang sudah diperintah Jivan.Romi menarik napas dalam-dalam. Untung saja mereka datang tepat waktu, dan tidak terjadi apa pun!Tiba-tiba
Di mobil lain.Robi mengendarai mobil, dan Tandy duduk di sebelah Robi. Sementara itu, Reza dan Sonia duduk di baris belakang.Setelah memasuki kota, Tandy pun bersuara, “Paman, kamu antar Sonia pulang ke rumah saja. Aku bisa pulang sendiri!”Sonia segera membalas, “Nggak usah, keluargamu pasti panik. Biarkan Paman Reza antar kamu pulang.” Selesai berbicara, Sonia pun menatap Reza. “Aku baik-baik saja. Kamu antar Tandy saja dan jelaskan sama keluargamu. Tolong sampaikan permintaan maafku kepada Nenek dan Bu Diana.”“Kamu nggak usah minta maaf. Semua ini bukan salahmu!” Reza menggenggam tangan Sonia, lalu berbicara dengan lembut, “Kalau begitu, kamu kembali ke Imperial Garden dulu. Nanti Robi antar kamu ke atas. Aku akan segera kembali.”Setelah mengalami peristiwa seperti ini, Reza juga tidak tenang untuk meninggalkan Sonia sendirian.Tandy mengintip dari kaca spion tengah sambil menahan tawanya. Tiba-tiba dia berdeham, lalu berkata, “Aku bisa pulang sendiri dan jelaskan sama mereka. K
Gina mengomel, “Johan!”“Sonia?” Lysa terbengong sejenak, lalu berbicara, “Gina, sebenarnya apa yang terjadi? Jujur!”Gina ragu sejenak, lalu menjawab, “Sebenarnya … semua ini juga bukan sepenuhnya salah Sonia ….”“Dia sudah menyinggung artis di lokasi syuting. Kebetulan artis itu pacarnya Jivan Bastian. Jivan bisa menculik Sonia juga demi membalas dendam pacarnya. Sebenarnya sasaran mereka bukan Tandy!”“Johan, kamu jangan banyak omong!” Gina langsung menarik ujung lengan pakaian Johan.Lysa dan Diana saling bertatapan. Ternyata penculik bukan menargetkan Tandy, melainkan menargetkan Sonia.Diana pun berkata dengan tersenyum, “Untung saja sekarang semuanya sudah baik-baik saja!”“Tandy memang beruntung!” ucap Johan.Saat mereka sedang mengobrol, Reza bersama Tandy berjalan memasuki rumah. Lysa segera berdiri berjalan pergi memeluk Tandy. Kemudian, dia mengamati tubuh Tandy. “Cucu kesayanganku, kamu tidak terluka, ‘kan?”Tandy terlihat tenang. “Nggak, Nek. Aku baik-baik saja!”“Ada apa
Saat waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, Siska baru sampai di apartemen pribadi Jivan. Tadi malam tiba-tiba sutradara menambahkan satu adegan Siksa. Jadi, dia selesai kerjanya agak malam. Ditambah lagi, Siska takut dirinya akan dibuntuti oleh reporter. Makanya, Siska baru sampai semalam ini.Baru saja mobil berhenti di depan apartemen, tiba-tiba terdengar suara kebut mobil. Kemudian, sekitar 20-an orang turun dari 5 mobil. Mereka semua berjalan ke apartemen dengan wajah serius.Seketika Siska merasa panik. Dia langsung mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Jivan. Hanya saja, tangannya tiba-tiba berhenti. Dia berpikir sejenak, pada akhirnya dia tidak jadi menelepon Jivan, malah memasukkan nomor kontak Jivan ke dalam daftar hitam.Di dalam apartemen.Saat Jivan sudah hampir kehabisan kesabarannya untuk menunggu Siska lagi, tiba-tiba dia kedatangan banyak tamu, Romi dan juga anggotanya.Sekitar setengah jam kemudian, Jivan sudah digebuki hingga babak belur. Romi menunduk menatap ke
Sonia meraih lengan pria tersebut, lalu menjinjit ujung kakinya untuk mencium bibir Reza. Dia bertanya dengan suara serak, “Sistem pertahanan di Istana Fers sangat ketat. Sebelumnya Frida sempat meretas CCTV. Hanya saja, dia cuma sanggup membuat orang nggak menyadarinya dalam waktu singkat. Apa setelah dia bekerja sama dengan Yose, nggak ada yang bisa menyadarinya?”Reza membalas ciuman hangat Sonia. “Saat aku datang, masalah ada perubahan.”“Perubahan apa?” tanya Sonia dengan penasaran.“Sementara ini aku tidak beri tahu kamu dulu. Itu hukuman karena kamu tidak mendengar ucapanku!” Reza menggigit bibirnya.Sebelumnya wanita yang dipukul Sonia mengejar kemari. Ketika melihat Sonia dipeluk dan dicium oleh pria tampan dan tinggi, lalu berdansa bersama. Hubungan mereka berdua kelihatan sangat mesra.“Dasar wanita jalang!” maki si wanita dengan nada iri, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.…Ketika Kase kemari, Sonia baru saja keluar dari lantai dansa. Meski Sonia sedang mengen
Himawan menoleh sekilas. Ketika melihat dirinya sudah melangkah mundur hingga menempel di meja bar, dia pun menatap Theresia dengan tidak berdaya. “Baiklah, kalau begitu, aku akan berdansa dengan Nona Lacey. Aku harap Nona jangan marah lagi.”Theresia pun tersenyum, lalu menarik tangan Himawan untuk berjalan ke arena dansa.Bar ini sangat luas dengan dilengkapi lantai dansa yang energik serta lantai dansa waltz yang santai. Ketika keduanya memasuki lantai dansa, Theresia meletakkan tangan panjang dan lembutnya di bahu pria itu, sementara pria itu merangkul pinggangnya, lalu mereka menari dengan anggun di tengah lantai dansa.Theresia sudah mabuk. Jadi, Himawan menuntunnya dengan langkah perlahan.“Sejak kapan Tuan Himawan datang ke Istana Fers?” tanya Theresia.Himawan menjawab dengan datar, “Sudah setengah bulan.”“Ternyata kamu pendatang baru!” Theresia tersenyum. “Dulu kamu kerja di mana?”“Aku bekerja dengan Tritop,” jawab Himawan.“Oh!” Theresia mengangguk. Tiba-tiba dia mengerutk
Regan menunduk dengan panik, lalu menjelaskan dengan suara kecil, “Setelah datang ke sini, hidup kita sudah nggak ada pilihan lagi. Kalau aku tidak bermanfaat sama sekali, aku pun sudah dibunuh ketika membantu Hallie untuk menyelamatkanmu.”Sonia mengangguk. Kali ini, dia tidak mengatakan apa pun, langsung meninggalkan kamar.Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan pilihan masing-masing. Tidak ada orang yang bisa benar-benar merasakan pengalaman hidup orang lain, juga tidak bisa menilai benar atau salahnya pilihan hidup orang lain!Tiba-tiba Regan berkata, “Nona Sonia, aku harap kamu tidak beri tahu masalah ini kepada Hallie. Biarkan dia mengira aku serakah dan sudah mengecewakannya.”Sonia berucap, “Oke, aku akan bantu kamu rahasiakan masalah ini!”Tatapan Sonia kelihatan berkilauan. “Aku sungguh berterima kasih karena sudah menyelamatkanku. Kalau kamu butuh bantuanku, kamu bisa mencariku kapan saja!”Ekspresi Regan kelihatan sedikit linglung. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku t
Pohon Natal setinggi belasan meter kelihatan berkilauan di tengah istana. Rayden menyuruh pelayannya untuk menggantung hadiah berupa emas, perak asli, dan perhiasan lainnya di bagian teratas. Ada banyak orang ingin memanjat ke bagian teratas untuk merebut berlian sepuluh karat itu. Mereka semua saling memukul, tidak sedikit orang terjatuh dari paling atas.Ketika Sonia dan Theresia melewati, mereka melihat ada yang terjatuh hingga muntah darah, tetapi tidak ada yang menyelamatkan mereka. Mereka malah diinjak oleh yang lain demi bisa memanjat ke atas.Theresia berkata dengan tersenyum, “Orang-orang di sini bagai nggak punya arwah saja.”Hanya ada rasa serakah di diri mereka.Sonia berucap, “Apa kamu nggak merasa Rayden sengaja memperbesar rasa serakah mereka?”Theresia mengangkat-angkat alisnya. “Memang begitu. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?”Sonia menggeleng. “Aku hanya merasa orang itu aneh sekali!”Malam hari ini, Rayden melakukan jamuan. Bondala dan Kase diundang. Sonia dan
Sonia memutar bola matanya. Angin sepoi-sepoi mengembus rambut di samping telinga Sonia. Rambut itu melayang ke pipi putih mulus Sonia. Kelembutannya sungguh meluluhkan hati orang-orang yang melihatnya.Pada saat ini, Sonia menggigit bibirnya sembari tersenyum. “Kalau nggak, kamu cari dia untuk bahas soal energi terbarukan.”Reza tersenyum dingin. “Aku lebih ingin bahas soal papan nama Suki di altar persembahan kediamannya!”Sonia menarik napas dalam-dalam. “Kamu sudah tahu?”Reza menyipitkan matanya. “Ternyata kamu juga tahu! Kamu beri tahu dia kalau kamu itu Suki?”Sonia segera menggeleng. “Nggak!”Suki sudah “meninggal”. Sonia tidak mungkin mengungkitnya terhadap siapa pun!Tatapan Reza masih kelihatan dingin. “Sebelumnya kalian sudah saling kenal? Apa kalian punya hubungan dekat sewaktu di medan perang?”Sonia berpikir sejenak. “Jujur saja, sebelum bertemu dengan dia, aku sama sekali nggak mengingatnya.”“Bagaimana setelah bertemu dengannya? Ketika melihat dia membangun altar untuk
Kase berkata dengan serius, “Banyak sekali pekerjaanku, contohnya mesti menghadapi wajah muram si Rayden setiap hari.”Sonia terdiam membisu. Ketika melihat wajah Kase, tiba-tiba Sonia kepikiran dengan sosok Melvin.Tidak! Melvin jauh lebih imut daripada Kase!…Sore harinya, Sonia menghubungi Johan dan Frida. Dia menyuruh mereka untuk tetap tinggal di Hondura dan jangan bertindak gegabah. Sonia sudah menemukan sasarannya. Dia akan mulai menyusun rencana pembunuhannya. Kemudian, dia akan mengutus orang untuk memasukkan Firda dan Johan ke dalam Istana Fers.[ Eka: Bos, apa Kak Reza marah sekali? Dia tidak persulit kamu, ‘kan? ][ Ariel: Kamu lagi mencemaskan Bos? Tapi kenapa sekarang kamu kelihatan sangat bersemangat? Apa maksudmu? ][ Eka: Kenapa kamu membongkarku? ][ Ariel: Aku hanya nggak berharap Bos dikelabui saja! ]Tidak ada lagi yang bersuara. Beberapa menit kemudian, Eka baru mengirim pesan lagi.[ Kita bahas soal serius dulu! Bos, bagaimana dengan sasaran kita? ][ Sonia: Sed
Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa
Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua
Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa