Berhubung masih ada waktu, Sonia duluan kembali ke Imperial Garden, baru naik taksi ke balai olahraga.Sesampainya di sana, Sonia menghubungi Tandy, lalu menanyakan keberadaannya.Tandy memberi tahu Sonia untuk naik ke ruangan VIP di lantai tiga. Saat ini Tandy sedang bermain pingpong dengan temannya. Sementara, kakaknya si teman sedang bersorak menyemangati adiknya dari samping.Tak hanya kakaknya saja, dia juga membawa dua temannya. Mereka bertiga kelihatannya sekitar umur 16-17 tahun. Mereka mengangkat bendera kecil sambil bersorak. Tingkah mereka bagai sedang menghadiri acara perlombaan Olympics saja.Sonia pun sempat terbengong sejenak, baru melanjutkan langkahnya.“Kak!” Tandy sengaja menjerit, lalu segera berlari ke sisi Sonia dengan terengah-engah. “Kakak sudah datang!”“Minum air!” Sonia membuka tutup botol untuk Tandy. Dia lalu melanjutkan dengan ragu, “Apa aku juga perlu teriak slogan? Aku nggak bawa bendera.”Tandy yang sedang minum hampir saja tersedak. “Nggak usah, kampun
“Boy, kamu bawa dia ke tempat parkir!” pesan si lelaki dengan nada dingin. Kemudian, dia berkata kepada Sonia, “Jangan bermain trik dan jangan coba lapor polisi. Ada kamera tersembunyi di pakaian Boy. Kalau sampai kami menyadari kejanggalan dari dirimu, kami akan langsung bunuh adikmu!”Si lelaki bernama Boy mengenakan seragam pelatih. Dia berjalan pergi, lalu mengulurkan tangannya mulai meraba tubuh Sonia. Tatapannya pun mengintip bagian dada Sonia.Sonia langsung menepis tangan Boy, lalu mengeluarkan ponselnya. “Jangan lukai Tandy, dan jangan sentuh aku! Aku akan ikuti kemauan kalian!”Tangan yang ditepuk Sonia terasa sangat sakit. Boy langsung menonaktifkan ponselnya, lalu menatap Sonia dengan kesal. “Menarik! Ikuti aku!”Sonia memberi isyarat mata terhadap Tandy menyuruhnya untuk tidak khawatir. Kemudian, Sonia pergi bersama si Boy.Boy membawa Sonia masuk ke dalam mobil Audi. Orang yang sedang duduk menunggu di dalam mobil langsung mengikat kaki dan tangan Sonia, lalu menyumpal mu
Setelah mereka berjalan pergi, Sonia menyenggol-nyenggol tubuh Tandy, lalu duduk di sampingnya. Sonia mengisyaratkan Tandy untuk jangan membuang-buang tenaga lagi.Tandy melihat ke sisi Sonia. Dia mengerutkan keningnya, dan menggerakkan matanya.Mereka sudah bersama dalam waktu yang cukup panjang. Mereka cukup sehati. Jadi, Sonia mengerti apa maksud Tandy tadi. Dia memberi tahu Sonia, jangan takut, Paman Reza pasti akan menyelamatkan mereka!Sonia mengangguk dengan perlahan, lalu bersandar di dinding sambil menunggu dengan tenang.Sonia bukan sedang menunggu Reza, tapi sedang menunggu dalang di balik penculikan ini. Dia ingin tahu, sebenarnya siapa yang sudah merencanakan penculikan ini.Apa yang ingin mereka lakukan?*Reza sedang rapat saat menerima panggilan dari Robi. “Pak Reza, Tuan Tandy diculik sewaktu di balai olahraga!” Suara Robi terdengar dingin.Raut wajah Reza langsung berubah muram. Dia segera berjalan keluar. “Siapa pelakunya?”Semua petinggi di dalam ruang rapat bertuka
Pada waktu yang sama, rekaman CCTV di dalam gedung memperlihatkan dua orang petugas kebersihan berjalan keluar toilet dengan menarik sebuah tong sampah yang sangat besar. Tong sampah ditarik ke area parkiran. Kemudian, Tandy juga dilempar ke dalam mobil Audi tersebut.Setelah semuanya menaiki mobil, mobil Audi langsung melaju kencang meninggalkan balai olahraga.Awalnya rute mobil itu masih bisa dilacak. Namun, berhubung mobil Audi mengganti plat mobil. Mereka juga kesusahan untuk mencarinya lagi.Reza yang melihat rekaman CCTV itu terkaku di tempat. Dia terus menatap Sonia, lalu bertanya, “Gimana kondisi sekarang?”Robi menjawab, “Yose masih menyelidiki mobil itu!”“Utus dua orang lagi untuk menyelidikinya!” pesan Reza dengan ketus.“Baik!” balas Robi. Kemudian, dia segera mencari orang yang profesional dalam bidang teknologi. Mereka membantu Yose untuk menyortir semua mobil Audi hitam di seluruh kota!…Sore harinya, anggota kru lokasi syuting ada sedikit urusan ingin mencari Sonia.
[ Kalau begitu, aku ingin lihat dulu seberapa senangnya aku! ]Siska sengaja memancing Jivan. Sebenarnya dia merasa sangat antusias. Dia sudah menebak apa yang ingin dilakukan Jivan. Jika dia benar-benar bisa membantunya untuk membalas dendam kepada Sonia, Siska pun bersedia untuk mempersembahkan dirinya kepada Jivan!Impian Siska adalah menjadi istrinya Reza. Hanya saja, orang itu terlalu sulit untuk didapatkan Siksa. Jadi, Siska menurunkan standarnya. Sepertinya tidak buruk juga untuk menjadi istrinya Jivan.*Gina mengendarai mobil ke Kediaman Herdian.“Apa Tandy sudah ditemukan?” Begitu memasuki rumah, Gina langsung berteriak dengan panik.Lysa dan Diana sedang duduk mengobrol di ruang tamu. Ketika mendengar pertanyaan Gina, mereka pun terbengong. “Siapa yang sudah ditemukan?”Diana tersenyum. “Cari Tandy, ya? Dia lagi main pingpong sama temannya.”Gina berlagak kaget. “Kalian nggak tahu?”Lysa bertanya dengan kebingungan, “Apanya yang nggak tahu?”Saat ini, Diana sudah merespons,
Robi melaporkan situasi kepada Reza, baru mengirim rekaman CCTV kepada Lysa.Raut wajah Reza sudah terlihat sangat muram. “Siapa yang beri tahu mereka?”“Sepertinya Nona Gina. Mungkin Nona Gina sudah mendengar kabar ini. Jadi, dia ke rumah untuk menanyakan kabar.”Sebenarnya Reza ingin merahasiakan masalah penculikan dari keluarganya. Bagaimanapun, kakak dan ayahnya sedang tidak berada di Kota Jembara. Jadi, Reza tidak ingin ibu dan kakak iparnya ikut panik.Berhubung sekarang mereka sudah mengetahuinya, Reza juga tidak bermaksud untuk merahasiakannya lagi. Dia langsung menghubungi ibunya.Di dalam telepon, Reza berusaha menenangkan Lysa, berjanji bahwa dirinya pasti akan mengantar Sonia dan Tandy pulang dengan selamat.Setelah mendengar ucapan Reza, Lysa pun merasa tenang. Dia lalu berpesan kepada Reza untuk terus mengabari mereka.Reza mengiakan, lalu berusaha menenangkan ibunya, baru mengakhiri panggilan.Baru saja panggilan diakhiri, Robi berjalan kemari. “Pak Reza, rute perjalanan
Tandy bernapas dengan tersengal-sengal. Dia memang merasa takut, tapi dia tidak terlihat panik. Dia masih bisa berbicara dengan tenang, “Gimana caranya kita kabur dari sini?”Jika Sonia sedang sendirian, dia bisa langsung berkelahi dengan lawannya. Namun sekarang, Sonia sedang bersama dengan Tandy, dia tidak yakin dan tidak berani mempertaruhkan nyawanya. Sonia juga tidak tahu senjata apa yang ada di tangan mereka.Sonia tidak mungkin membahayakan nyawa Tandy.Sonia duluan mengunci pintu. Dia menunjuk ke sisi jendela atap, dan berkata, “Panjat ke atas. Kamu duluan!”Tandy juga tidak menunda waktu lagi. Dia segera mencari tempat untuk memanjat.Rak alkohol di ruangan ini sangat tinggi. Hanya saja, masih cukup jauh untuk bisa mencapai jendela atap. Sonia menyuruh Tandy untuk memanjat rak alkohol duluan. Kemudian, dia baru menyusul.Dia berdiri di atas rak anggur dan melompat dengan sekuat tenaga, meraih tepi jendela atap dengan satu tangan, lalu menyikutnya ke atas. Tiba-tiba kacanya pec
Ketika mobil bergerak semakin dekat dengan mobil-mobil di depan sana. Cahaya lampu mobil di seberang dikedipkan menyilaukan mereka. Tandy menyipitkan matanya, dan tiba-tiba berkata, “Berhenti! Itu Paman Reza!”Sonia spontan menginjak pedal rem, dan melihat ke depan dengan kaget.Mobil yang berada di paling depan sudah berhenti. Pintu mobil dibuka, dan si lelaki berjalan menuruni mobil. Dia berjalan masuk ke dalam gerbang vila dengan diiringi oleh banyak pengawal di belakangnya. Mereka sudah berhasil mengepung vila.“Benar! Itu Paman Reza!” jerit Tandy dengan kegirangan. Saking girangnya, Tandy langsung menuruni mobil, dan berlari ke arah Reza.Sonia juga menghela napas. Dia melepaskan sabuk pengaman dengan perlahan sambil tersenyum melihat si lelaki berjalan mendekatinya.Reza memeluk Tandy yang berlari ke sisinya. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia. Kedua pasang mata saling bertemu. Senyuman Sonia menyingkirkan kegelisahan di hati Reza.Belasan mobil sudah berhenti di depan
Sonia meraih lengan pria tersebut, lalu menjinjit ujung kakinya untuk mencium bibir Reza. Dia bertanya dengan suara serak, “Sistem pertahanan di Istana Fers sangat ketat. Sebelumnya Frida sempat meretas CCTV. Hanya saja, dia cuma sanggup membuat orang nggak menyadarinya dalam waktu singkat. Apa setelah dia bekerja sama dengan Yose, nggak ada yang bisa menyadarinya?”Reza membalas ciuman hangat Sonia. “Saat aku datang, masalah ada perubahan.”“Perubahan apa?” tanya Sonia dengan penasaran.“Sementara ini aku tidak beri tahu kamu dulu. Itu hukuman karena kamu tidak mendengar ucapanku!” Reza menggigit bibirnya.Sebelumnya wanita yang dipukul Sonia mengejar kemari. Ketika melihat Sonia dipeluk dan dicium oleh pria tampan dan tinggi, lalu berdansa bersama. Hubungan mereka berdua kelihatan sangat mesra.“Dasar wanita jalang!” maki si wanita dengan nada iri, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.…Ketika Kase kemari, Sonia baru saja keluar dari lantai dansa. Meski Sonia sedang mengen
Himawan menoleh sekilas. Ketika melihat dirinya sudah melangkah mundur hingga menempel di meja bar, dia pun menatap Theresia dengan tidak berdaya. “Baiklah, kalau begitu, aku akan berdansa dengan Nona Lacey. Aku harap Nona jangan marah lagi.”Theresia pun tersenyum, lalu menarik tangan Himawan untuk berjalan ke arena dansa.Bar ini sangat luas dengan dilengkapi lantai dansa yang energik serta lantai dansa waltz yang santai. Ketika keduanya memasuki lantai dansa, Theresia meletakkan tangan panjang dan lembutnya di bahu pria itu, sementara pria itu merangkul pinggangnya, lalu mereka menari dengan anggun di tengah lantai dansa.Theresia sudah mabuk. Jadi, Himawan menuntunnya dengan langkah perlahan.“Sejak kapan Tuan Himawan datang ke Istana Fers?” tanya Theresia.Himawan menjawab dengan datar, “Sudah setengah bulan.”“Ternyata kamu pendatang baru!” Theresia tersenyum. “Dulu kamu kerja di mana?”“Aku bekerja dengan Tritop,” jawab Himawan.“Oh!” Theresia mengangguk. Tiba-tiba dia mengerutk
Regan menunduk dengan panik, lalu menjelaskan dengan suara kecil, “Setelah datang ke sini, hidup kita sudah nggak ada pilihan lagi. Kalau aku tidak bermanfaat sama sekali, aku pun sudah dibunuh ketika membantu Hallie untuk menyelamatkanmu.”Sonia mengangguk. Kali ini, dia tidak mengatakan apa pun, langsung meninggalkan kamar.Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan pilihan masing-masing. Tidak ada orang yang bisa benar-benar merasakan pengalaman hidup orang lain, juga tidak bisa menilai benar atau salahnya pilihan hidup orang lain!Tiba-tiba Regan berkata, “Nona Sonia, aku harap kamu tidak beri tahu masalah ini kepada Hallie. Biarkan dia mengira aku serakah dan sudah mengecewakannya.”Sonia berucap, “Oke, aku akan bantu kamu rahasiakan masalah ini!”Tatapan Sonia kelihatan berkilauan. “Aku sungguh berterima kasih karena sudah menyelamatkanku. Kalau kamu butuh bantuanku, kamu bisa mencariku kapan saja!”Ekspresi Regan kelihatan sedikit linglung. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku t
Pohon Natal setinggi belasan meter kelihatan berkilauan di tengah istana. Rayden menyuruh pelayannya untuk menggantung hadiah berupa emas, perak asli, dan perhiasan lainnya di bagian teratas. Ada banyak orang ingin memanjat ke bagian teratas untuk merebut berlian sepuluh karat itu. Mereka semua saling memukul, tidak sedikit orang terjatuh dari paling atas.Ketika Sonia dan Theresia melewati, mereka melihat ada yang terjatuh hingga muntah darah, tetapi tidak ada yang menyelamatkan mereka. Mereka malah diinjak oleh yang lain demi bisa memanjat ke atas.Theresia berkata dengan tersenyum, “Orang-orang di sini bagai nggak punya arwah saja.”Hanya ada rasa serakah di diri mereka.Sonia berucap, “Apa kamu nggak merasa Rayden sengaja memperbesar rasa serakah mereka?”Theresia mengangkat-angkat alisnya. “Memang begitu. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?”Sonia menggeleng. “Aku hanya merasa orang itu aneh sekali!”Malam hari ini, Rayden melakukan jamuan. Bondala dan Kase diundang. Sonia dan
Sonia memutar bola matanya. Angin sepoi-sepoi mengembus rambut di samping telinga Sonia. Rambut itu melayang ke pipi putih mulus Sonia. Kelembutannya sungguh meluluhkan hati orang-orang yang melihatnya.Pada saat ini, Sonia menggigit bibirnya sembari tersenyum. “Kalau nggak, kamu cari dia untuk bahas soal energi terbarukan.”Reza tersenyum dingin. “Aku lebih ingin bahas soal papan nama Suki di altar persembahan kediamannya!”Sonia menarik napas dalam-dalam. “Kamu sudah tahu?”Reza menyipitkan matanya. “Ternyata kamu juga tahu! Kamu beri tahu dia kalau kamu itu Suki?”Sonia segera menggeleng. “Nggak!”Suki sudah “meninggal”. Sonia tidak mungkin mengungkitnya terhadap siapa pun!Tatapan Reza masih kelihatan dingin. “Sebelumnya kalian sudah saling kenal? Apa kalian punya hubungan dekat sewaktu di medan perang?”Sonia berpikir sejenak. “Jujur saja, sebelum bertemu dengan dia, aku sama sekali nggak mengingatnya.”“Bagaimana setelah bertemu dengannya? Ketika melihat dia membangun altar untuk
Kase berkata dengan serius, “Banyak sekali pekerjaanku, contohnya mesti menghadapi wajah muram si Rayden setiap hari.”Sonia terdiam membisu. Ketika melihat wajah Kase, tiba-tiba Sonia kepikiran dengan sosok Melvin.Tidak! Melvin jauh lebih imut daripada Kase!…Sore harinya, Sonia menghubungi Johan dan Frida. Dia menyuruh mereka untuk tetap tinggal di Hondura dan jangan bertindak gegabah. Sonia sudah menemukan sasarannya. Dia akan mulai menyusun rencana pembunuhannya. Kemudian, dia akan mengutus orang untuk memasukkan Firda dan Johan ke dalam Istana Fers.[ Eka: Bos, apa Kak Reza marah sekali? Dia tidak persulit kamu, ‘kan? ][ Ariel: Kamu lagi mencemaskan Bos? Tapi kenapa sekarang kamu kelihatan sangat bersemangat? Apa maksudmu? ][ Eka: Kenapa kamu membongkarku? ][ Ariel: Aku hanya nggak berharap Bos dikelabui saja! ]Tidak ada lagi yang bersuara. Beberapa menit kemudian, Eka baru mengirim pesan lagi.[ Kita bahas soal serius dulu! Bos, bagaimana dengan sasaran kita? ][ Sonia: Sed
Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa
Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua
Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa