Yandi tercengang dan berkata, “Siapa Non kalian?”Pria itu berkata, “Non Ranty!”Yandi tetap tidak mengenalinya.Pria bernama Mervin dipukul dua kali menggunakan kayu. Darah mengalir di wajahnya. Dia dibawa kabur keluar restoran sambil dilindungi oleh James dan yang lainnya. Sebelum pergi, dia menunjuk Yandi dengan satu tangan, dan satu tangan lainnya memegangi kepalanya, lalu berkata dengan nada mengancam, “Tunggu saja kalian!”Setelah mengatakan itu, dia pun kabur bersama anak buahnya.Leon memukul pantat James dengan kayu, membuat pria itu kesakitan sampai tidak bisa berjalan lurus. Dia memaki, “Kalau kalian hebat, jangan lari!”James memegangi pantatnya dan tidak berani menoleh ke belakang.Yandi berjalan keluar toko. Kebetulan sekali, Ranty dan Matias sedang berjalan ke restoran. Ketika berpapasan, Ranty melebarkan matanya, menatap Yandi dan berkata sambil tersenyum, “Sniper?”Yandi tertegun, lalu tersenyum dan berkata, “Temannya Sonia?”Ranty langsung mengangguk dan berkata, “Iya
Ranty menggumam mengiyakan, lalu menoleh untuk melihat ke luar pintu dan berkata, “Kenapa Sonia masih belum datang?”Begitu dia mengatakan itu, dia melihat Reza sedang berjalan ke arahnya dari seberang jalan sambil menggandeng Sonia. Dia berdiri untuk menyambut mereka dan berseru, “Sonia!”Sonia dan Reza masuk ke restoran. Matias berdiri, tersenyum dan mengangguk, “Pak Reza!”“Pak Matias!” Reza mengangguk kecil.Restoran itu sudah hampir selesai dibersihkan, tapi karena ada begitu banyak bir yang pecah, kalaupun semua jendela toko dibuka, bau alkoholnya tidak akan bisa hilang untuk sementara waktu.Sonia melihat sekeliling dengan heran, mengernyit dan berkata “Apa yang terjadi? Di mana Yandi?”Ranty tertawa dan berkata, “Kamu datang terlambat dan melewatkan pertunjukan yang seru!”“Pertunjukan seru apanya?” tanya Sonia.Matias berkata, “Restoran baru dibuka, ada orang yang sengaja mencari masalah. Kami kebetulan melihatnya waktu kami datang!”Ranty menyela, “Aku menyuruh semua satpam d
Ranty berkata, “Kalau kataku, kalian semua jangan sungkan-sungkan lagi. Cepat duduk. Aku sudah lapar. Mana hot pot-nya? Cepat dihidangkan!”Leon tersadar dan buru-buru berkata, “Aku akan segera menyiapkannya. Sebentar saja!”Bruno juga pergi ke dapur belakang untuk membantu.Semua orang duduk mengelilingi meja. Yandi membuka sebotol anggur dan menuangkannya untuk semua orang, lalu berkata dengan nada santai, “Restoran ini sudah dibuka. Aku awalnya meminta Sonia untuk mengajak kalian semua untuk datang ke sini, tapi nggak disangka malah jadi merepotkan kalian. Aku akan meminum gelas anggur pertama ini. Pertama-tama, terima kasih untuk semuanya. Kedua, selamat datang di restoran ini!”Setelah mengatakan itu, Yandi mengangkat kepalanya dan meminum segelas penuh berisi anggur dalam sekali teguk!“Jangan sungkan. Dulu aku sering mendengar Sonia membicarakanmu. Kamu adalah idola pertama yang aku kagumi!” Ranty tersenyum lebar, mengangkat kepalanya dan meminum segelas anggur. “Semoga restoran
Bruno dan yang lainnya sangat sibuk. Yandi juga tidak sempat menemani Sonia dan yang lainnya. Dia pun ikut membantu.Ranty tersenyum sambil memasukkan gulungan daging ke dalam panci, “Begini baru suasana restoran yang baru dibuka!”Matias memasukkan daging rebus ke dalam mangkuknya, mengangguk dan berkata, “Rasanya enak sekali, dan sayurannya segar. Selama bisa dipertahankan, pelanggan yang datang pasti akan banyak.”Sonia suka daging dan makanan pedas. Hot pot hari ini sangat pas dengan seleranya, tapi dia cuma makan beberapa suap. Reza memanggil Bruno dan mengganti kuah hot pot-nya menjadi yang tidak pedas. Dia tidak memperbolehkan Sonia makan makanan pedas lagi .Melihat Sonia yang kurang senang tapi tidak berani mengatakannya, Ranty langsung merasa kesal dan berkata, “Pak Reza, ini keterlaluan! Aku sudah lama pacaran dengan Matias, tapi coba kamu tanya dia, apa dia pernah mengatur-atur aku?”Reza menatap Matias, tiba-tiba tersenyum dan berkata, “Kudengar Ranty nggak bisa minum alko
“Menunya sudah datang!”Ranty datang membawa satu piring besar, meletakkannya di atas meja, dan berkata dengan bangga, “Aku yang memotongnya. Ayo dicoba!”Sonia membawa sepiring bakso sapi dan meletakkannya di atas meja. Melihat Reza sedang memandang ke arahnya, dia berhenti dan menjelaskan, “Ini aku yang menaruhnya ke piring!”Semuanya tidak bisa menahan tawa mereka. Kuah hot pot sudah mendidih, daging dan sayuran di dalamnya juga sudah matang. Sangat membangkitkan selera.Reza mendapat telepon. Dia melihat ke layar ponselnya sejenak, lalu mengangkat telepon itu.Orang yang meneleponnya adalah kepala kantor polisi di Gotham. Kepala polisi itu berkata dengan takut, “Pak Reza, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak tahu menahu dengan apa yang terjadi hari ini. Aku bahkan nggak tahu kalau Bapak membuka restoran di sini. Apa itu franchise?”“Temanku yang membukanya!” kata Reza pelan.“Sama saja!” Kepala polisi itu langsung tertawa dan berkata, “Aku sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya
Ketika Sonia dan yang lainnya hendak pergi setelah makan, masih ada pelanggan yang datang ke toko. Yandi mengantar mereka ke pintu dan berkata kepada Ranty dan Matias, “Kalian boleh datang kapan saja. Kapan pun kalian datang, makanannya gratis!”Ranty tersenyum lebar dan berkata, “Jangan khawatir. Aku pasti akan sering ke sini.”Yandi tersenyum tulus, lalu menatap Sonia dan Reza. “Hati-hati di jalan!”Mereka mengucapkan selamat tinggal kepada satu sama lain, lalu masuk ke mobil dan pergi.Matias minum alkohol tadi, jadi supir yang mengemudikan mobilnya waktu pulang. Wajah Ranty merona merah. Dia bersandar di tubuh Matias. Kelihatan sekali, dia agak mabuk.Matias memeluk pinggang Ranty dan memberi wanita itu posisi yang nyaman untuk bersandar padanya. Dia kemudian mengambil laptopnya dan membuka email.“Oh iya!” Ranty tiba-tiba mengangkat kepalanya, menyandarkan dagunya di bahu Matias, dan berkata dengan marah, “Aku lupa bertanya pada Sonia tentang Yandi!”Matias menundukkan kepalanya d
“Oke,” jawab Sonia.Tubuh mereka bau hot pot, jadi begitu pulang ke rumah, mereka langsung mandi dulu. Reza pergi ke ruang kerjanya untuk mengurusi kerjaan, sementara Sonia membuat draf desainnya.Sonia sudah punya ide, sehingga bisa menyelesaikannya dengan sangat cepat. Setelah menyelesaikan desainnya, dia pergi ke ruang tamu untuk menonton film.Reza mengubah jadwalnya untuk besok, jadi dia rapat online dua kali berturut-turut. Ketika dia keluar dari ruang kerjanya, hati sudah gelap. Tirai di ruang tamu juga sudah ditutup, jadi ruangannya semakin gelap. Hanya ada cahaya televisi.Dia melihat layar televisi dan kebetulan ada seorang wanita yang sudah berubah menjadi zombie dengan rambut acak-acakan berjalan ke arahnya.Dia mengerutkan kening dan langsung mematikan TV.Sonia mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan bingung, “Aku nonton sendiri!”“Kamu nggak boleh menontonnya sendiri. Pantas saja kamu sering mimpi buruk. Itu karena kamu menonton film-film seperti ini,” kata Reza denga
Ranty terkekeh dan berkata, “Kamu bos wanita di sini!”Sonia bereaksi agak lambat. “Di sini?”Ranty mengangkat alisnya dan tersenyum lebar. “Iya, hotel ini milik Herdian Group.”Dia tersenyum dan berkata dengan nada menggoda, “Itulah mengapa ada banyak sekali orang yang ingin menjadi istri presdirnya Herdian Group. Ke mana pun kamu pergi, pasti selalu ada kejutan di mana-mana!”Sonia mengangkat alisnya dan tidak mengatakan apa-apa.Tak lama kemudian, matahari terbenam. Setelah sinar matahari meredup, langit akan ditelan oleh kegelapan.Lampu hotel dinyalakan. Pepohonan dan danau di sekitarnya tiba-tiba menjadi berwarna-warni, melanjutkan keindahan mereka.Ranty mendapat telepon dari Matias yang menanyakan dia ada di mana.Melihat Mandy turun dari mobil, Sonia menoleh pada Ranty dan berkata “Kamu cari Matias saja. Aku akan naik sendiri!”“Nggak, dia nggak sepenting kamu!” Ranty menyipitkan mata dan tersenyum.“Tapi, kamu adalah pendampingnya hari ini! Bosku juga sudah datang.” Sonia men
Ketika Reviana menyadari Tobias tidak berbicara lagi, dia pun buka suara untuk membantu, “Mungkin Tuan Jemmy tidak tahu. Keluarga Dikara sudah menghabiskan banyak dana dan tenaga dalam proyek Kota Kibau. Tadinya proyek itu berjalan lancar, tapi gara-gara ulah Sonia, kami pun terkena dampaknya. Keluarga Tamara tergolong sangat berkuasa di Kota Kibau. Kami yang berasal dari luar kota itu tentu tidak bisa mengalahkannya.”Kening Hendri spontan berkerut. Dia menarik ujung pakaian Reviana, menyuruhnya untuk jangan berbicara kebanyakan.Jemmy mengangkat kepalanya melihat ke sisi Reviana. Dia berkata tanpa gusar, “Apa kamu merasa masalah ini salah Sonia?”Reviana langsung membalas, “Tentu saja salah dia!”Ketika Tobias menyadari ada yang aneh dengan sikap Jemmy, dia langsung meneriaki Reviana, “Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!”Raut wajah Reviana kelihatan sangat muram. Dia langsung bungkam.Kali ini, wajah Jemmy kelihatan dingin. “Kamu itu ibunya Sonia. Saat dia ditindas oleh Keluarga
Di luar gerbang, ketika mereka bertiga tahu kabar Jemmy bersedia menemui mereka, mereka merasa sangat syok dan juga gembira. Mereka bertiga bergegas mengikuti pelayan berjalan ke dalam rumah.Mereka juga tidak fokus dengan pemandangan di sekitar taman bunga, hanya terus mengikuti langkah si pelayan saja, menuju ke ruang baca.Sesampainya di depan pintu, si pelayan membuka pintu ruangan, kemudian berkata dengan hormat, “Tuan Jemmy, tamu sudah datang!”Jemmy duduk di sofa sembari meletakkan gelas teh. “Masuklah!”Ketiga anggota Keluarga Dikara berjalan ke dalam ruangan dengan penuh rasa hormat. Tobias berjalan di paling depan. Tobias yang mengenakan jas kelihatan sangat bugar. Hanya saja, dia masih kalah telak jika dibandingkan dengan wibawa Jemmy.Tobias mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata dengan sopan, “Tuan Jemmy, aku dengar kabar kamu berkunjung ke Kota Jembara. Aku tidak berkesempatan untuk menyapamu ketika di acara resepsi pernikahan semalam. Jadi, hari ini kami sengaja datan
Juno berkata, “Masuklah! Dingin!”Baru saja Sonia membalikkan tubuhnya, tiba-tiba seorang pelayan berlari ke sisinya. “Nona Sonia!”Juno bertanya dengan datar, “Ada masalah apa?”Pelayan menjawab, “Di luar sana ada yang mengaku sebagai ayahnya Nona Sonia. Katanya, dia ingin bertemu sama Nona Sonia!”Raut wajah Sonia berubah datar. Anggota Keluarga Dikara masih menunggu di luar?Tadi Juno juga sudah melihatnya. Raut wajahnya masih kelihatan datar. “Kasih tahu mereka, Nona Sonia tidak akan bertemu mereka!”Pelayan segera mengiakan, lalu membalikkan tubuh.Juno melihat ke sisi Sonia. “Kelak jangan bertemu dengan anggota Keluarga Dikara lagi.”Sonia menunjukkan ekspresi lembut. “Aku mengerti.”“Ayo, pergi!”Juno merangkul pundak Sonia, lalu berjalan ke sisi taman bunga.Saat Sonia memasuki taman, tiba-tiba dia menerima sebuah pesan masuk. Dia membacanya, ternyata ada pesan masuk dari Melvin. Dia menghela napas ringan. Dia hampir saja melupakan Melvin!Melvin mengirim pesan.[ Sonia, masih a
Di dalam taman bunga, Devin sedang duduk di atas bangku panjang sembari merokok.Rose berjalan mendekatinya, lalu membungkus tubuh Devin dengan jasnya. “Kenapa kamu nggak pakai jasmu? Apa kamu nggak kedinginan?”“Ada matahari. Aku merasa cukup hangat.” Devin mengisap rokok, lalu mengembuskan asap rokok.“Kenapa kamu nggak ngobrol di dalam? Malah keluar?” Rose bersandar di tubuh Devin. Dulu Rose paling tidak suka dengan bau rokok. Sekarang gara-gara Devin, dia pun mulai menyukai bau itu.Mungkin karena merintis pekerjaan terlalu banyak rintangan, Devin pun semakin sering merokok.Devin membalas, “Tuan Reza dan Tuan Matias tidak merokok. Mungkin mereka juga tidak suka dengan bau ini.”“Mereka semua merokok, kok!” ucap Rose.Tatapan Devin seketika berubah tajam. “Tadi mereka menolak rokok pemberianku. Sepertinya mereka tidak suka dengan rokokku.”Rose tertegun sejenak, lalu segera menjelaskan, “Bukan, dulu mereka memang merokok. Sekarang mungkin mereka lagi program anak, makanya ….”“Kamu
Sekarang teknik kecerdasan buatan yang dikuasai Herdian Group boleh dikatakan terdepan di seluruh dunia, juga telah memonopoli pasar. Seandainya ada yang ingin mendapatkan keuntungan dari bidang ini, mereka pun mesti menjalin hubungan baik dengan Herdian Group.Ekspresi Reza kelihatan lembut. Tidak kelihatan ekspresi spesial lainnya. “Bakal ada kesempatan.”Saat mereka sedang mengobrol, beberapa kali Devin tidak bisa berbaur dalam perbincangan mereka. Dia pun mencari alasan untuk pergi, lalu berjalan pergi melalui pintu samping taman bunga.Rose sedang mengobrol dengan Sonia. Ketika menyadari Devin berjalan pergi, dia segera mengambil jas Devin, kemudian mengikuti langkah Devin.Ranty melihat bayangan punggung mereka berdua sembari mengunyah kacang. “Si Devin itu nggak pantas untuk bersama Rose.”“Emm?” Sonia memilih permen. Usai mendengar, dia mengangkat kelopak matanya. “Ada apa?”Sonia jarang bertemu dengan Devin. Hanya saja, di mata Sonia, Devin adalah seorang pria yang ambisius da
Reaksi Reviana sangat cepat. “Dia itu muridnya Tuan Aska!”“Iya!” Tobias mengangguk. “Mungkin kita bisa mengandalkan hubungan itu agar bisa menemui Tuan Jemmy.”Namun, Reviana merasa harapan itu tidaklah besar. Dia berkata dengan nada dingin, “Dengan karakter Sonia, apa dia akan membantu kita?”“Apa kalian punya cara lain?” Kening Tobias berkerut. Tiba-tiba dia kepikiran dengan Stella. “Bagaimana hubungan Stella dengan gurunya, Tuan Welmus?”Raut wajah Reviana semakin muram saja. Dia terdiam membisu.Setelah Stella terkenal waktu itu, dia mengatakan kata-kata yang arogan dan sempat terjadi hal tidak menyenangkan dengan Welmus. Sejak saat itu, mereka berdua sudah putus hubungan.Sepertinya Welmus juga tidak menganggap Stella sebagai muridnya lagi. Jika mereka pergi mencari Welmus, seharusnya tidak ada harapan juga!Begitu melihat ekspresi mereka berdua, Tobias juga tidak menaruh harapan di diri Stella lagi. Dia semakin gusar saja. “Cepat atau lambat kalian akan hancur di tangan Stella!”
Tommy juga berkata, “Sepertinya terlalu lama?”Reza berkata dengan tersenyum datar, “Tidak lama. Hanya diundur beberapa bulan saja.”Lysa merasa gelisah. “Berarti masih harus menunggu beberapa bulan lagi. Pemandangan musim dingin di Kota Jembara juga sangat cantik, kok!”Lysa masih ingin mengadakan resepsi pernikahan sebelum Tahun Baru. Dengan begitu, mereka bisa merayakan hari raya bersama Sonia!Jemmy bertanya dengan serius, “Ini ide siapa?”Sonia ingin menjawab, tetapi Reza malah menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan suara lembut, “Semua ini ideku. Perusahaan sangat sibuk di akhir tahun. Aku takut aku tidak ada waktu untuk mempersiapkan pernikahan. Aku tidak ingin mengecewakan Sonia. Jadi, aku butuh waktu yang lebih panjang untuk mengaturnya.”Sonia mengintip raut wajah Jemmy. Dia takut Jemmy akan menyalahkan Reza. Dia pun segera menimpali, “Aku juga berpikir seperti itu. Semua ini usulan aku dan Reza.”Jemmy tidak berbicara. Suasana di ruang makan menjadi berat. Pada saat i
Suasana di rumah Aska sangat ramai hari ini lantaran kedatangan banyak tamu. Ada Tommy, Lysa, Ranty, Matias, Rose, dan juga kekasihnya, Devin. Selain itu, juga kedatangan Reza dan Sonia.Begitu Reza dan Sonia datang, mereka langsung disindir oleh Ranty. Sonia dan Ranty adalah buah hati Jemmy. Dia pun menyaksikan dengan tersenyum.Aska membela, “Sonia bisa datang juga karena menghormatiku. Aku sungguh gembira!” Aska memalingkan kepalanya untuk melihat Tommy. “Jangan terlalu keras terhadap anak muda!”Tommy menyesap tehnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Sonia bisa seunggul ini juga berkat diajari guru unggul seperti Tuan Aska!”Aska tertawa terbahak-bahak. “Jangan bicara seperti ini. Nanti ada yang cemburu!”Jemmy yang berdiri di samping mendengus dingin. “Jangan semakin tidak tahu diri! Kamu malah sengaja buat orang-orang merasa betapa sempitnya hatiku!”Semua orang spontan tertawa. Pelayan berjalan kemari, lalu mengatakan makan siang sudah dipersiapkan. Mereka semua bersama-sama ber
“Hah?” Sonia mengangkat kepalanya dengan syok.Reza berkata dengan perlahan, “Tadi pagi Ayah dan Ibu telepon. Mereka mau mengunjungi Kakek. Jadi, mereka tanya apa kita mau ikut. Aku bilang kamu masih tidur, tidak usah tunggu kita.”Kedua mata Sonia terbelalak lebar. “Kenapa kamu nggak bangunin aku? Bukannya aku jadi kelihatan nggak sopan?”Reza tersenyum tipis. “Memangnya sopan lebih penting daripada tidurmu? Lagi pula, kita itu sekeluarga. Kamu tidak usah berpikir terlalu banyak. Mereka sama seperti Kakek, sama-sama menyayangimu!”Sonia merasa alangkah baiknya untuk bersikap lebih sopan di hadapan senior. Hanya saja, berhubung mereka sudah telat, Sonia juga tidak mempermasalahkannya lagi. Dia hanya bertanya, “Ada urusan apa mereka mencari Kakek?”Reza membalas, “Tentu saja … ada urusan yang sangat penting!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa?”“Soal pernikahan kita!”Sonia terdiam membisu. Dia menarik pergelangan tangan Reza. “Kita laksanakan setelah Tahun Baru, ya?”“Tidak!” Reza langsu