Sonia berdiri. “Ada apa?”Mandy mempercepat langkahnya. Keterkejutan dan kegembiraan terukir di wajahnya. “Cepat beri tahu aku siapa yang memperbarui aplikasi ini? Tadi aku sudah pakai, bagus sekali! Dia juga tamatan desain?”Sonia tersenyum. “Bukan, dia anak IT!”“Bukan hanya desain halaman utamanya yang berubah, bahkan masih ada banyak kegunaan yang baru. Kegunaan itu sangat bermanfaat bagi kami!” Mandy masih merasa terkejut. “Bagaimana caranya dia bisa melakukannya?”Kebetulan Mellie berjalan melewati mereka, dia pun bertanya dengan tersenyum, “Apa yang terjadi? Kenapa segembira ini?”Mandy segera berkata, “Temannya Sonia sudah memperbarui aplikasi yang biasa kita gunakan. Hasilnya hebat sekali! Kamu mau nggak? Suruh Sonia bantu pasangkan.”Mellie melirik Sonia sekilas. “Aku kira masalah apa, ternyata cuma pembaruan aplikasi. Terima kasih, punyaku masih bisa digunakan, nggak usah repotin asistenmu!”Mandy tahu Mellie sangat meremehkan Sonia. Sebenarnya bukan hanya dia saja, beberapa
Mana mungkin Kenzo berani pergi. Dia pun kembali menelepon atasannya untuk menjelaskan.“Kamu masih mau kerja atau nggak? Kamu pertimbangkan sendiri!” balas Kepala Departemen.Selesai berbicara, panggilan langsung diputuskan.Kenzo menatap ponselnya. Dia merasa marah dan juga gelisah. Hanya saja, dia tidak berani mengungkapkannya di depan Yvonne. Sementara, Yvonne masih teguh pada pendiriannya. Dia tidak ingin Kenzo kembali kerja.Setelah belanja beberapa saat, Yvonne mengatakan dirinya sudah capek. Jadi, Kenzo pun membawanya duduk di kafe. Tiba-tiba Yvonne berkata, “Kata ibuku, kalian baru saja habis banyak uang untuk beli rumah. Jadi, untuk mas kawinnya nggak usah banyak-banyak, cukup 600 juta saja.”Sekarang Yvonne sudah mengandung. Rumah mereka memang masih belum direnovasi, tapi masalah pernikahan tidak bisa ditunda lagi. Mereka memutuskan untuk mengadakan resepsi pernikahan terlebih dahulu.Kenzo terbengong sejenak. “Apa? Kalau aku beri uang 600 juta untuk keluargamu, rumah kit
Jantung Kelly berdegup dengan sangat kencang. Hanya saja, dia langsung membuka amplop tanpa ragu sama sekali. Dia mulai membaca setiap baris hasil laporan dengan saksama. Kemudian, tatapannya berhenti di hasil akhir.Hati Kelly seketika terasa sangat sakit. Dia merasa kasihan terhadap abangnya.Hasil DNA menunjukkan bahwa anak di dalam kandungan Yvonne tidak ada hubungannya dengan Kenzo!Beberapa lembar kertas terasa sangat berat bagi Kelly. Wajahnya seketika terlihat pucat, dan dapat terlihat kebencian di dalam matanya!Yvonne!Kenapa dia memperlakukan Kak Kenzo seperti ini?!Semalam ibunya Kelly menelepon Kelly. Sandora menceritakan persiapan resepsi pernikahan mereka. Keluarga kedua belah pihak juga sudah saling bertemu untuk membahas masalah mas kawin dan pernikahan mereka. Tidak peduli persyaratan apa yang dibuka keluarganya Yvonne, mereka pun akan memuaskannya.Mereka memang sempat ribut beberapa saat lalu, tapi Kelly dapat merasakan Sandora sangat gembira dengan pernikahan itu.
Setelah melihat hasil akhir laporan, wajah Kenzo langsung berubah muram. Hatinya terasa sakit dan juga pilu. Dia tidak bisa memercayainya!Tiba-tiba Kenzo teringat masalah pemeriksaan tadi pagi. Akhirnya dia pun mengerti!Ternyata anak di dalam kandungan Yvonne bukanlah darah dagingnya!Yvonne sudah mengkhianatinya. Ternyata Yvonne sudah membohonginya!Tangan Kenzo yang memegang kertas spontan gemetar. Amarah di dalam hatinya pun membara. Dia segera berlari ke lantai atas.Kelly segera mengikuti langkah Kenzo, lalu meraih lengannya. “Kak, kamu jangan bertindak gegabah! Kakak nggak boleh pukul dia. Dia lagi hamil!”“Tapi dia bukan hamil anakku!” jerit Kenzo dengan emosi. Dia langsung menepis tangan Kelly.Kelly kembali menahan lengan Kenzo, lalu berkata, “Aku tahu kamu lagi marah dan sedih. Tapi kalau kamu pukul dia, dan terjadi apa-apa dengan kandungannya, kamu malah akan terjerat kasus melukainya dengan sengaja. Kamu bisa dijebloskan ke penjara!”“Jangan sampai Kakak dipenjara gara-ga
Kelly segera memalingkan kepalanya.Tampak Kenzo keluar dengan menyeret koper, lalu membuangnya ke bawah anak tangga.Sementara, Yvonne malah sedang menangis, dan terus membujuk Kenzo untuk memaafkannya. Dia bahkan berlutut untuk meminta pengampunan. Hanya saja, kali ini Kenzo sudah membulatkan tekadnya. Melihat Kenzo tidak bersikap kasar terhadap Yvonne dan juga tidak luluh, Kelly pun merasa tenang.Saat ini Yvonne sedang duduk di lantai sambil menangis dengan histeris. Suara keras itu pun menarik perhatian tetangga sekitar.Setelah menangis dalam beberapa saat, dan menyadari Kenzo tidak berniat untuk memaafkannya, Yvonne baru menarik kopernya untuk berjalan keluar kompleks perumahan.Yvonne berjalan sambil menangis. Dia tidak menyadari mobil Rolls-Royce yang sedang berhenti di samping pohon. Setelah melihat Yvonne menaiki taksi, Jason pun bertanya, “Kamu mau pergi lihat kakakmu?”Kelly berpikir sejenak, lalu menggeleng. “Nggak usah. Aku rasa Kak Kenzo pasti lagi ingin menyendiri.”
Hati Stella tergerak. Jujur saja, biasanya Reviana akan mengatur semua makanan dan pakaian Stella, dia pun jarang memiliki kesempatan untuk belanja sendiri.“Ayolah! Nanti aku traktir kamu minum!” Winnie tak berhenti menghasut.Stella melirik dokumen di mejanya, lalu menggeleng. “Nggak, deh. Proposalku masih belum selesai.”Winnie melirik ke arah kantor Mandy. “Suruh Sonia saja. Lagi pula, dia juga nggak ada kerjaan. Sudah seharusnya dia membantumu!”Stella merasa ucapan Winnie sangat masuk akal. Dia pun berkata dengan tersenyum, “Dia mana mengerti! Kalau dia hancurin proposal ini, aku pun nggak tahu gimana caranya jelasin ke Silvia.”“Kamu suruh dia dulu. Nanti setelah dia kelarin, palingan kamu revisi sedikit. Lagi pula yang namanya proposal memang mesti direvisi terus, ‘kan?” Winnie terdiam sejenak, lalu berkata, “Kalau Kak Silvia salahin kamu, kamu bilang saja Sonia yang kerjai.”Proposal ini sudah direvisi sebanyak dua kali. Hanya saja, klien tetap tidak merasa puas. Silvia pun m
David menatap perempuan itu lekat-lekat, lalu menoleh ke belakang dan tertegun sejenak. “Desain yang sebelumnya juga sudah diubah? Bukankah ada dua versi yang sudah ditentukan desainnya?”Silvia langsung melihat ke arah Stella, sambil berkata dengan wajah yang serius, “Bukankah aku sudah memberitahumu untuk hanya mengubah bagian desain belakangnya saja?”Stella yang panik, buru-buru berkata, “Bukan aku yang mengubahnya!”“Hah?” Silvia memandangnya dengan tidak senang.Stella menunjuk ke arah Sonia, “Dia yang mengubahnya!”Mandy mengerutkan kening, dia membuka mulut bermaksud untuk membela Sonia, tetapi ketika perempuan itu mendongakkan kepalanya ke atas, dia melihat Wendy sedang menatap dirinya dengan dingin.Mandy yang terkejut hanya bisa terpaksa kembali menutup mulutnya rapat-rapat.Di depan semua pelanggan, sekelompok orang yang sibuk berlalu-lalang, benar-benar keterlaluan!Sonia berkata dengan tenang, “Aku yang telah menggambarnya, maaf, aku nggak tahu kalau ada desain yang sudah
Saat ini, setiap orang yang berada di dalam ruangan itu memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Hanya Mandy seorang yang merasa sangat senang untuk Sonia. Dirinya benar-benar merasa bahwa desain yang dibuat Sonia sangatlah inspiratif, bagus dan sempurna, membuat sepasang matanya berbinar-binar ketika melihat lukisan tersebut. Mandy benar-benar tidak menyangka, bahwa sahabatnya bisa menyelesaikan desain tersebut seorang diri.Wendy menatap Sonia dengan seksama, lalu berkata dengan pelan, “Kerja bagus, terus pertahankan!”Sonia menganggukkan kepala, “Terima kasih!”Wendy bangkit berdiri, “Rapat hari ini selesai, kalian boleh kembali ke tempat masing-masing!”Ketika Mellie bangkit berdiri, dia melihat ke arah Sonia sekilas, sepasang matanya berkilat, kemudian pergi dengan sepasang sepatu hak tingginya.Sementara itu, Silvia merapikan dokumen sambil mencibir, “Mandy, bukan kamu, ‘kan yang membuat desain itu?”Bagaimanapun perempuan itu sulit memercayai bahwa Sonia, yang pada dasarnya bukan
Himawan menjabat tangan Sonia dengan senyuman ramah yang tulus, lalu berucap, "Selamat datang, Cantik. Semoga kamu bersenang-senang di sini!"Sonia membalas sambil mengangguk, "Makasih!"Kemudian, Himawan mengatur tempat tinggal untuk mereka berdua dan menyuruh pelayan untuk mengantar mereka.Tempat yang disiapkan untuk mereka adalah sebuah vila kecil. Lantai bawahnya terdiri dari ruang tamu dan ruang baca, sementara di lantai atas ada tiga kamar tidur. Dari tampilannya, tempat ini memang sengaja disediakan untuk para tamu yang berkunjung.Malam telah tiba. Begitu mereka masuk ke dalam, semua lampu di ruangan menyala secara otomatis.Seorang pelayan mendorong troli makan ke dalam, lalu menata berbagai makanan lezat di atas meja makan dan diakhiri dengan sebotol anggur merah Lafite yang mewah. Pelayan itu berujar dengan sikap hormat, "Semoga kalian menikmati makan malam ini."“Kehadiranku mungkin akan sedikit mengganggu seleramu, tapi malam ini kita harus makan bersama!" ucap Kase sambi
“Belum!” Kase tersenyum. “Aku haus mau minum kopi. Kamu mau?”Sonia memalingkan kepalanya. Dia melihat memang ada sebuah toko kopi kecil di pinggir jalan. Saat ini, Sonia menggeleng. “Nggak mau. Kamu pergi sendiri saja!”“Kalau begitu, aku pergi dulu, tidak lama, kok!” Kase menuruni mobil, lalu berjalan ke sisi toko kopi.Sonia melihat bayangan tubuh si pria. Dia melihat setelah Kase selesai membeli kopi, dia tidak segera kembali ke mobil, melainkan mengobrol dengan wanita dengan rambut dikuncir tinggi.Sonia menopang kepalanya sembari melihat ponselnya. Saat Sonia mengangkat kepalanya lagi, tiba-tiba tidak kelihatan sosok tubuh Kase lagi. Raut wajah Sonia berubah dingin dalam seketika. Dia segera menuruni mobil dan berlari ke sisi toko kopi.Saat tiba di depan pintu toko, langkah kaki Sonia berhenti. Dia melihat di bawah pohon tinggi, Kase sedang berpelukan dan berciuman dengan wanita yang baru dikenalnya tadi.Sonia terdiam membisu. Apa-apaan ini! Sonia pun kembali ke mobil.Setelah
Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti
Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s
Sonia menggerakkan alisnya. “Ada apa?”Tatapan Kase menjadi lembut. Mata indahnya mengeluarkan cahaya indah. Dia terus menatap Sonia sembari tersenyum. “Ternyata kamu secantik yang aku bayangkan!”Sonia bertanya lagi, “Apa kamu kekurangan pengawal?”“Tentu saja!” Kase tersenyum cengengesan menunjukkan gigi putihnya. “Aku kekurangan satu pengawal cantik.”Sonia berkata, “Kalau kamu mau aku jadi pengawalmu, harganya bakal mahal!”Kase mendekatinya. Kedua matanya masih tertuju pada diri Sonia. “Katakanlah! Biar aku tahu semahal apa?”“Mungkin ….” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Aku menginginkan nyawamu!”“Haha!” Kase tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dengan sangat bahagia. “Kalau kamu menginginkan nyawaku, aku akan berikan malam ini!”Sonia memalingkan kepalanya. Isi pikiran pria ini selalu saja melenceng. Sonia pun tidak menghiraukannya.“Katakanlah, kamu minta berapa!” tanya Kase dengan nada memelas.Sonia berpikir sejenak, lalu berkata, “Satu juta … pound sterwing! Masa kerja satu bula
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase