Sonia mengangkat-angkat alisnya. Emm … bukannya itu suaranya Johan?Frida mengerutkan keningnya, lalu menjelaskan kepada Sonia, “Dia juga baru kemari. Dia ke sini buat main gim. Kamu anggap saja dia nggak ada di sini!”“Aku memang selalu menganggapnya transparan!” balas Sonia degan tersenyum.Frida pun tersenyum.“Frida, siapa yang datang? Kamu lagi ngomong sama siapa? Cepat selamatkan aku!” jerit Johan.Frida mengangkat-angkat pundaknya, lalu berjalan ke ruang tamu.Johan melepaskan sandalnya, lalu duduk di atas sofa yang lebar itu. Dia memegang ponselnya sambil berkata, “Dasar ber*ngsek! Beraninya dia bersembunyi di dalam semak-semak! Aku akan habisi dia!”Frida berkata, “Bisa nggak kamu bicaranya agak halus?”“Frida!” Johan melirik Frida sekilas. Dia seketika terbengong ketika melihat orang di belakang Frida.Namun, Johan tidak berani terbengong terlalu lama. Dia kembali fokus dengan permainannya.Frida berkata pada Sonia, “Ikuti aku!”Sonia mengabaikan keberadaan Johan, mengikuti l
Frida langsung mengingatkan, “Palsu!”“Tapi kita termasuk teman juga, ‘kan?” tanya Johan.“Sonia juga temanku!” Frida duduk, lalu menyerahkan nasi kepada Sonia. Kemudian, dia meletakkan ayam goreng cabai rawit ke hadapan Sonia. Dia tahu Sonia suka makan yang pedas-pedas.Johan duduk di samping Frida dengan kesal. Dia memelototi Sonia, lalu berkata dengan kesalnya, “Aku juga mau ayam goreng cabai rawit!”Frida langsung meletakkan sawi tumis bawang putih ke hadapan Johan. “Kamu lagi panas dalam, makan yang polos-polos saja!”Setelah mendengar ucapan Frida, Johan langsung menuruti apa kata Frida untuk menyantap sayur hijau di depan matanya.Sonia ingin sekali tertawa, tapi dia berusaha mengalihkan perhatiannya dengan makan makanannya.Dua di antara tiga orang itu memiliki kepribadian dingin. Johan yang suka membuat kerusuhan itu juga terpaksa menjaga sikapnya. Jadi, makan malam hari ini sangatlah hening.Selesai makan, Johan mengambil inisiatif untuk mencuci piring. Sepertinya Johan meman
Setelah mendengar suara ketukan pintu, Wendy spontan melihat ke sisi pintu. “Ada masalah apa?”Stella memeluk laptop sambil berkata dengan tersenyum, “Bu, aku mau cari dokumen di dalam gudang daring, tapi aku perlu izin dari Ibu.”Wendy mengangguk. “Sini!”Stella menyerahkan laptop ke sisi Wendy. Sewaktu Wendy sedang memasukkan kata sandi, Stella pun berlagak tersenyum dengan lugu. “Sebenarnya tadi aku nampak ada Bos. Tapi aku nggak pernah ngomong sama dia. Jadi, aku nggak berani minta kata sandi dari dia.”Jari Wendy yang sedang mengetik itu tertegun. “Juno datang?”“Emm!” Stella melanjutkan, “Sudah lama aku nggak nampak Bos!”Wendy kembali mengetik kata sandi, lalu mengembalikan laptop kepada Stella. “Oke!”Stella berterima kasih dengan tersenyum manis. “Terima kasih, Bu Wendy.”“Balik kerja sana!” Wajah Wendy terlihat serius. Dia menundukkan kepalanya lanjut membaca berkas di tangannya.Stella langsung keluar ruangan. Hanya saja, dia tidak langsung kembali ke meja kerjanya, melainka
Sonia mengambil kartu undangan. Ternyata itu adalah undangan acara pembukaan syuting film terbaru Sutradara Nathan. Berhubung Arkava Studio bertanggung jawab dalam busana pemeran utama wanita filmnya, mereka pun otomatis masuk ke dalam daftar tamu undangan.Acara diselenggarakan pada hari Minggu sore.Juno berkata, “Minggu ini aku nggak punya waktu!”“Aku bisa pergi bareng Mandy,” balas Sonia.“Oke!” balas Juno. “Pokoknya kamu mesti pergi!”Sonia mengangkat-angkat alisnya. Dari ucapan Juno, sepertinya dia takut Sonia tidak akan menghadirinya?Juno melirik Sonia sekilas, sepertinya dia bisa membaca pikiran Sonia. “Pokoknya kelak kamu mesti ikut campur dalam masalah yang berhubungan dengan studio. Jangan bermalas-malasan lagi!”Sonia menghela napas. “Biasanya aku juga nggak urus masalah GK Jewelry!”Juno tersenyum sinis. “Sepertinya aku dan Dania terlalu memanjakanmu!”Sonia berlagak tidak mengerti ucapan Juno. Dia menundukkan kepalanya membaca dokumen dengan serius. Baru saja Sonia memb
Sonia berdiri. “Ada apa?”Mandy mempercepat langkahnya. Keterkejutan dan kegembiraan terukir di wajahnya. “Cepat beri tahu aku siapa yang memperbarui aplikasi ini? Tadi aku sudah pakai, bagus sekali! Dia juga tamatan desain?”Sonia tersenyum. “Bukan, dia anak IT!”“Bukan hanya desain halaman utamanya yang berubah, bahkan masih ada banyak kegunaan yang baru. Kegunaan itu sangat bermanfaat bagi kami!” Mandy masih merasa terkejut. “Bagaimana caranya dia bisa melakukannya?”Kebetulan Mellie berjalan melewati mereka, dia pun bertanya dengan tersenyum, “Apa yang terjadi? Kenapa segembira ini?”Mandy segera berkata, “Temannya Sonia sudah memperbarui aplikasi yang biasa kita gunakan. Hasilnya hebat sekali! Kamu mau nggak? Suruh Sonia bantu pasangkan.”Mellie melirik Sonia sekilas. “Aku kira masalah apa, ternyata cuma pembaruan aplikasi. Terima kasih, punyaku masih bisa digunakan, nggak usah repotin asistenmu!”Mandy tahu Mellie sangat meremehkan Sonia. Sebenarnya bukan hanya dia saja, beberapa
Mana mungkin Kenzo berani pergi. Dia pun kembali menelepon atasannya untuk menjelaskan.“Kamu masih mau kerja atau nggak? Kamu pertimbangkan sendiri!” balas Kepala Departemen.Selesai berbicara, panggilan langsung diputuskan.Kenzo menatap ponselnya. Dia merasa marah dan juga gelisah. Hanya saja, dia tidak berani mengungkapkannya di depan Yvonne. Sementara, Yvonne masih teguh pada pendiriannya. Dia tidak ingin Kenzo kembali kerja.Setelah belanja beberapa saat, Yvonne mengatakan dirinya sudah capek. Jadi, Kenzo pun membawanya duduk di kafe. Tiba-tiba Yvonne berkata, “Kata ibuku, kalian baru saja habis banyak uang untuk beli rumah. Jadi, untuk mas kawinnya nggak usah banyak-banyak, cukup 600 juta saja.”Sekarang Yvonne sudah mengandung. Rumah mereka memang masih belum direnovasi, tapi masalah pernikahan tidak bisa ditunda lagi. Mereka memutuskan untuk mengadakan resepsi pernikahan terlebih dahulu.Kenzo terbengong sejenak. “Apa? Kalau aku beri uang 600 juta untuk keluargamu, rumah kit
Jantung Kelly berdegup dengan sangat kencang. Hanya saja, dia langsung membuka amplop tanpa ragu sama sekali. Dia mulai membaca setiap baris hasil laporan dengan saksama. Kemudian, tatapannya berhenti di hasil akhir.Hati Kelly seketika terasa sangat sakit. Dia merasa kasihan terhadap abangnya.Hasil DNA menunjukkan bahwa anak di dalam kandungan Yvonne tidak ada hubungannya dengan Kenzo!Beberapa lembar kertas terasa sangat berat bagi Kelly. Wajahnya seketika terlihat pucat, dan dapat terlihat kebencian di dalam matanya!Yvonne!Kenapa dia memperlakukan Kak Kenzo seperti ini?!Semalam ibunya Kelly menelepon Kelly. Sandora menceritakan persiapan resepsi pernikahan mereka. Keluarga kedua belah pihak juga sudah saling bertemu untuk membahas masalah mas kawin dan pernikahan mereka. Tidak peduli persyaratan apa yang dibuka keluarganya Yvonne, mereka pun akan memuaskannya.Mereka memang sempat ribut beberapa saat lalu, tapi Kelly dapat merasakan Sandora sangat gembira dengan pernikahan itu.
Setelah melihat hasil akhir laporan, wajah Kenzo langsung berubah muram. Hatinya terasa sakit dan juga pilu. Dia tidak bisa memercayainya!Tiba-tiba Kenzo teringat masalah pemeriksaan tadi pagi. Akhirnya dia pun mengerti!Ternyata anak di dalam kandungan Yvonne bukanlah darah dagingnya!Yvonne sudah mengkhianatinya. Ternyata Yvonne sudah membohonginya!Tangan Kenzo yang memegang kertas spontan gemetar. Amarah di dalam hatinya pun membara. Dia segera berlari ke lantai atas.Kelly segera mengikuti langkah Kenzo, lalu meraih lengannya. “Kak, kamu jangan bertindak gegabah! Kakak nggak boleh pukul dia. Dia lagi hamil!”“Tapi dia bukan hamil anakku!” jerit Kenzo dengan emosi. Dia langsung menepis tangan Kelly.Kelly kembali menahan lengan Kenzo, lalu berkata, “Aku tahu kamu lagi marah dan sedih. Tapi kalau kamu pukul dia, dan terjadi apa-apa dengan kandungannya, kamu malah akan terjerat kasus melukainya dengan sengaja. Kamu bisa dijebloskan ke penjara!”“Jangan sampai Kakak dipenjara gara-ga
Tenaga tangan Kelly yang meremas kemeja Jason semakin kuat lagi. Dia kepikiran dengan ucapan yang dikatakan sebelumnya, seketika terlintas ekspresi canggung di wajahnya.Ketika Jason melihat wajah merona si wanita, dia tidak bisa menahan dirinya. Jason langsung mencubit dagu Kelly, lalu menciumnya dengan kuat.Bulu mata Kelly bergetar. Napasnya bagai direnggut saja. Hanya terasa napas di pria saja. Rasa tidak tenang, takut, bimbang di hati Kelly seketika ditekan oleh aura mengerikan si pria.Setelah dicium hingga seluruh tubuh Kelly terasa lemas, Jason pun menggendong Kelly. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke sisi kamar. Ciuman yang diberikan Jason masih sangat membara, sepertinya dia sudah tidak bisa menunggu lagi.Tiba-tiba ponsel Jason berdering. Kelly langsung membuka matanya, lalu menahan lengan Jason. “Telepon!”“Tidak usah pedulikan!” Jason membaringkan Kelly di atas ranjang, lalu membalikkan tubuh untuk menindih Kelly. Napasnya terasa berat dan juga buru-buru.Begitu pula den
Setelah pulang kerja, Kelly mengendarai mobil ke Imperial Garden. Setelah memasuki kompleks perumahan, rasa familier dirasakan oleh Kelly.Saat itu, Kelly pernah tinggal di sini. Sonia dan Reza tinggal di lantai atas. Jason sering ke rumah. Mereka pun sering berkumpul bersama, mengobrol, minum, bermain bersama ….Ketika Kelly melewati kehidupan pahitnya sewaktu di luar negeri, dia akan selalu kepikiran dengan masa-masa tinggal di sini. Entah kenapa hati Kelly akan terasa hangat, dia pun merasa ada tenaga yang mendukungnya di dalam masa suram.Kelly tidak pernah menyesal untuk bertemu dengan Jason. Dia menganggap memori kebersamaan mereka sebagai hal yang sangat berharga.Setelah naik ke lantai 30, Kelly berhenti di depan pintu. Memori itu terasa semakin nyata saja, seolah-olah begitu pintu dibuka, dia bisa melihat gambaran mereka berdua sedang duduk di balkon. Mereka berdua saling bersenda gurau bersama.Tidak disangka, masalah itu sudah masalah beberapa tahun silam.Kelly memasukkan k
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im