Raut wajah Jason berubah muram. âNggak usah, kamu keluar dulu!âSelesai berbicara, sepertinya orang di luar sana sudah pergi.Saat Jason keluar dari kamar mandi, dia baru menyadari ternyata Yvonne masih belum pergi. Dia sedang duduk di sofa menunggu sambil menunggu Jason.Ketika menyadari keberadaan Jason, Yvonne spontan berdiri, lalu menatapnya dengan lembut. âKak Jason, ini yoghurt khusus buat kamu!âRaut wajah Jason berubah sinis. âApa Kelly nggak pernah bilang sama kamu?âYvonne agak terkejut. âBilang apa?ââNggak boleh masuk kamar utama dan ruang baca? Keluar!â Jason berbicara dengan sangat pelan, tapi membuat orang yang mendengarnya merasa takut.Jason sudah sering bertemu dengan wanita seperti ini. Namun, demi Kelly, dia baru tidak mengekspresikan kebenciannya. Hanya saja, dia tidak menyangka Yvonne akan begitu menjijikkan!Meski Jason terkenal dengan buaya daratnya, dia juga tidak akan bersama dengan wanita murahan seperti ini!Yvonne sungguh terkejut. Selama ini, dia mengira J
Yvonne tidak menerima balasan apa pun dari Jason. Rasa kesal dan benci seketika meluap. Dia pun melampiaskannya dengan membanting ponselnya.Kelly dapat mendengar suara keras dari dalam kamar. Dia kembali mengetuk pintu kamar Yvonne. âKak, ada apa denganmu? Buka pintu!âBeberapa detik kemudian, pintu dibuka dan tampak Yvonne keluar dengan bercucuran air mata. Dia sedang menangis dengan terisak-isak!Kelly terkejut. âKak, ada apa denganmu?âYvonne hanya menangis saja.Alhasil Kelly semakin panik lagi. âKamu jangan menangis lagi. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku telepon kakakku, ya? Aku suruh dia ke sini sekarang!ââJangan telepon!â Yvonne langsung menghalangi Kelly. âMasalah ini nggak ada hubungannya dengan kakakmu!ââJadi apa yang terjadi?â tanya Kelly dengan kebingungan.Yvonne berjalan ke ruang tamu, lalu memungut botol anggur dari dalam tong sampah. âKamu lihat sendiri!âKelly semakin tidak mengerti lagi. âApa maksudmu?âYvonne langsung meletakkan botol anggur ke atas meja tamu, lal
Jason langsung bertanya, âApa yang sudah Yvonne katakan sama kamu?âKelly menundukkan kepalanya, dan tidak menjawab.Jason terdiam sejenak, lalu menyuruh sopir untuk memutar arah. Kemudian, dia langsung berkata pada Kelly, âSepuluh menit kemudian, aku akan sampai di lobi. Kamu turun sendiri, ada yang ingin aku katakan sama kamu.âSelesai berbicara, Jason langsung mengakhiri panggilan.Kelly menatap ponselnya. Tiba-tiba dia merasa menyesal untuk menghubungi Jason. Apa Kelly terlalu gegabah? Sepertinya masalah ini akan semakin kacau.Beberapa menit kemudian, Kelly keluar rumah dengan diam-diam.Kelly menunggu sekitar satu menit, lalu tampak mobil Jason berhenti di depan sana. Begitu jendela mobil diturunkan, tampak Jason sedang duduk di baris belakang. Dia menatap Kelly, lalu berkata, âMasuk!âKelly berjalan memasuki mobil dari sisi lain.Sekarang raut wajah Jason terlihat serius. âApa yang sudah Yvonne katakan sama kamu?âKelly menggeleng. âSemua ini salah kami. Kami malah buka anggurmu
Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan datar, âAku sudah memutuskan untuk bekerja mulai besok. Kamu nggak usah jaga aku lagi. Kamu pulang saja!âYvonne mengerutkan keningnya, lalu segera berkata, âOh ya, Kelly, aku lupa bilang sama kamu. Sore hari tadi, aku sudah telepon Kenzo. Harga sewa rumah kami naik lagi. Jadi, kami memutuskan untuk nggak sewa lagi. Tapi, rumah baru masih belum direnovasi. Jadi, Kak Kenzo akan tinggal di mes kantor, sedangkan aku akan tinggal di sini untuk sementara waktu. Lagi pula, rumahmu ini cukup besar dan nggak usah bayar uang sewa. Jadi, kami bisa menghemat uang itu untuk biaya renovasi rumah!âKelly menatap Yvonne. Kenapa bisa ada orang tidak tahu malu seperti ini?!Kali ini Kelly langsung menolak. âNggak mungkin! Beberapa hari lagi, aku juga bakal pindah dari sini. Aku nggak mungkin terus tinggal gratis di sini!âMelihat Kelly begitu keras kepala, Yvonne pun merasa marah. âKelly, kamu sengaja, âkan?! Apanya ingin pergi bekerja, sebenarnya ka
Setelah kembali ke kamar, Kelly merasa sangat dirinya sangat memalukan. Ketika Kelly diperintah oleh Yerin, dipersulit pelanggan ketika mengantar pesanan, dipergoki teman kampus ketika mengantar pesanan, dia pun tidak merasa malu.Namun hari ini, di hadapan Jason, Kelly merasa seluruh harga dirinya sudah diinjak-injak.Kali ini Kelly semakin menyadari jarak di antara dirinya dengan Jason.Kelly menangis dalam waktu yang cukup lama. Dia mengeluarkan ponselnya mulai mencari rumah kontrakan baru.Kelly tidak sedang berbohong. Dia sudah tidak sanggup untuk tinggal di rumah Jason lagi. Pokoknya Kelly akan segera pindah dari rumah ini. Jika memungkinkan, Kelly pun tidak ingin bertemu Jason untuk selamanya!âŠKeesokan paginya, Yvonne langsung meninggalkan rumah setelah mempersiapkan sarapan.Kelly tidak pergi bekerja. Dia berencana untuk segera mencari tempat tinggal, baru kembali bekerja.Mengenai masalah mencari rumah kontrakan, Kelly tidak memberi tahu siapa pun termasuk Sonia.Jujur saja,
Pada malam hari, Sonia memberi tahu masalah Kelly kepada Reza. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, âKenapa aku merasa masalah ini mungkin ada hubungannya dengan Yvonne.âReza sedang mengotak-atik ponselnya. Setelah mendengar ucapan Sonia, dia pun tersenyum. âHilangkan kata âmungkinâ!âSonia langsung menatap Reza. âKamu juga merasa kakak iparnya Kelly bermasalah?âReza mengangguk. âKelihatan sekali! Nggak mungkin Jason nggak tahu. Dia pasti sudah bilang sesuatu sama Kelly, makanya Kelly baru ngotot ingin pindah rumah!âSetelah mendengar ucapan Reza, Sonia memeluk bantal sofa sambil mengerutkan keningnya. âApa kita perlu beri tahu Jason?âReza berpikir sejenak, lalu membalas, âSeharusnya diberi tahu. Bagaimanapun, sekarang Kelly lagi tinggal di rumahnya. Dia juga sudah menganggap Kelly sebagai adiknya sendiri.âSonia memejamkan matanya sambil mengangguk. âKalau begitu, kamu beri tahu dia!âReza meletakkan ponselnya, lalu memeluk Sonia, menyandarkannya di atas paha. Reza menekan perut Son
Sup sudah mendidih. Namun, Reza masih belum menghentikan kecupannya. Dia mengecup Sonia dari atas alis, pipi hingga bibirnya.Entah sudah berapa lama, tutup panci pun sudah hampir jatuh. Saat ini Reza pun baru mengulurkan tangannya untuk mengecilkan api kompor âŠ.Setengah jam kemudian, Sonia duduk di depan meja makan sambil meneguk sup yang dimasak Reza. Sementara, Reza sedang beres-beres di dapur.Reza menuang sisa sup ke dalam panci kecil, lalu memasukkannya ke dalam kulkas. Kemudian, dia berpesan, âBesok siang kamu panaskan supnya lagi. Aku akan masak lagi besok malam.âSonia meneguk sup, lalu membalas, âBesok siang aku bakal pergi ke rumah baru Kelly.âReza yang sedang menutup pintu kulkas itu pun tertegun sejenak. âBukannya kamu lagi nggak nyaman? Apa kamu bisa bantu pindahan?âSonia membalas dengan sikap acuh tak acuh, âSup ini manjur juga. Aku sudah membaik setelah meminumnya!ââNggak boleh!â Reza melirik Sonia sekilas, lalu berkata, âBesok aku akan suruh Robi untuk bantuin kali
Kelly menenangkan dirinya, lalu mengangkat kepalanya untuk bertatapan dengan Jason. âKak Jason, benar apa katamu. Kita nggak berada di lingkaran yang sama. Sebenarnya kita bahkan nggak cocok untuk berteman.âRaut wajah Jason semakin muram lagi. âKenapa? Kenapa nggak cocok untuk berteman?ââAku hanya bisa menganggapmu sebagai penolongku saja. Aku akan berterima kasih dan menghormatimu. Kalau kamu membutuhkan bantuanku, meski harus mengorbankan nyawaku, aku juga bakal bantuin kamu!â Tatapan Kelly terlihat sangat lugu. âBiarkan aku pergi! Kalau nggak, aku juga nggak bakal bahagia.âJason terdiam beberapa saat, lalu bertanya, âApa kamu mesti pindah dari sini?âKelly mengangguk. âIya!âJason menatapnya. Entah kenapa hati Jason terasa penat. Dia tidak berbicara lagi, langsung meninggalkan Kelly.Kelly menatap bayangan punggung si lelaki yang semakin menjauh. Seketika hatinya terasa hampa. Namun, Kelly berusaha untuk menenangkan dirinya. Dia kembali ke kamar, lanjut membereskan barang bawaan
Hallie menggeleng. âKetika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!âAska menatap Hallie dengan ramah. âAnak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.ââIbuku?â tanya Hallie dengan penasaran.âIya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!â Suara Aska terdengar terisak-isak. âSelama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!âMata Hallie memerah. âAku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!âSaat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.âPak Guru!â Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
âEmm, aku tidur siang!â Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, âBagaimana dengan pertemuan tadi siang?âTheresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, âSepertinya nggak begitu cocok.âMorgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.âNggak cocok?â Ranty merasa agak kecewa. âKenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?âTheresia berkata dengan nada bercanda, âKami saling nggak suka.ââJadi, kalian nggak nonton opera?ââNggak!ââKakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, âHanya ada daun teh, coba dicicipi.ââOke, tidak masalah!â Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?âEmm!âTheresia mengangguk. âSetelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.âMorgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, âApa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?ââIya!â Morgan mengangguk. âSementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.âTheresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, âAku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. âAku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.ââEmm!â Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. âTuan Morgan!âWanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. âCuaca sudah cerah?ââIya, sudah cerah!â Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. âApa suasana hatimu sudah membaik?âSonia meregangkan tubuhnya. âSuasana hatiku selalu baik!âKemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. âApa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?ââKamu pergi bersamaku!â Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.âNggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.â Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. âSekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.ââKalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!ââOke!âReza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. âJadi, jangan harap untuk meninggalkanku!âSonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. âAku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!âSuara Reza terdengar serak. âSayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?ââPeduli!ââSekarang aku sangat panik!âSonia memeluknya. âAku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?ââTapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!â Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.âSonia!â Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. âKematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.âSonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.âAku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, âKamu mau muntahin ke dalam air lagi?âTangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, âAku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.ââAku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?ââSelain m