Mengenai Yandi, tidak peduli bagaimana hubungan Sonia dengan Yandi sebelumnya, sejak Sonia menjadi wanita Reza, Sonia sudah ditakdirkan untuk menjadi milik Reza. Siapa pun tidak bisa merebutnya dari sisi Reza!Reza menginginkan Sonia! Reza sudah tidak bisa menahan diri lagi!Sonia dikagetkan oleh gairah si lelaki. Tubuh Sonia langsung dilahap oleh si lelaki.Saat ini Sonia berusaha untuk berpikir dengan jernih. Dia mencoba mendorong Reza, tapi dia tidak bisa melakukannya. Jadi, Sonia terpaksa menggigit pundaknya.Si lelaki kesakitan, lalu menempelkan wajahnya di atas pundak Sonia. “Sayangku, coba gigit lagi.”Sonia memegang wajah Reza, dan tampak kekesalan di matanya. “Bukannya kamu seharusnya jelasin masalah Siska?”Reza menatap Sonia dengan penuh gairah. Ketika melihat ekspresi cemberut si Sonia, Reza malah merasa semakin menyukainya!Alhasil Reza tak tahan kuasa untuk mengecup bibir yang sedang cemberut itu. “Malam itu Ivan terus mengganggunya. Jadi, Siska nggak bisa pulang, terpaks
Semalaman ini Sonia hampir tidak tidur.Gairah yang ditahan si lelaki diempaskan dalam satu malam.Pada jam delapan pagi, saat Sonia menerima panggilan dari Kelly. Dia berusaha membuka matanya untuk mengambil ponsel, lalu mengangkat dengan suara seraknya.Kelly yang berada di ujung telepon berkata dengan tersenyum, “Kamu capek banget, ya? Kamu masih belum bangun?”“Emm.” Sonia mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya.“Cepat bangun, aku sudah masakin sarapan buat kamu. Aku sudah kukus kue telur kesukaanmu.”“Nanti, ya!” jawab Sonia dengan asal-asalan, lalu langsung mengakhiri panggilan.Sonia lanjut berbaring, dan dia pun ditarik masuk ke dalam pelukan Reza. Reza menyuapkan susu kepada Sonia. “Nanti aku akan beri tahu Kelly untuk nggak usah sisain sarapan buat kamu. Kamu tidur saja … istirahat saja.”Sonia memejamkan matanya sambil meneguk susu hangat. Dia perlahan terbangun, lalu menatap Reza. “Sudah jam berapa?”Begitu Reza bangun, dia langsung menghangatkan susu untuk Sonia. Dia
Sonia pergi membuka pintu. Seketika tampak ada pelayan toko yang berpakaian seragam suatu toko merek mewah berdiri di depan pintu. “Selamat siang, Nona Sonia!”“Kalian?” tanya Sonia.Orang yang berdiri di paling depan adalah kepala toko. Dia berkata dengan tersenyum, “Kami dari toko PR. Pak Reza membeli beberapa pakaian dan aksesori untuk Nona Sonia. Kami bawa kemari untuk dicoba Nona Sonia.”Sonia sungguh kebingungan. Dia terpaksa mempersilakan mereka untuk memasuki rumah.Setelah mereka semua masuk, Sonia baru menyadari mereka datang dengan membawa dua kardus besar. Satu kardus berisi pakaian, dan satu kardus lainnya berisi segala jenis aksesori.Kepala toko memuji Sonia, lalu mengeluarkan terusan garis hitam putih kepada Sonia. “Ini model terbaru, sangat cocok dengan Nona Sonia. Sini biar aku bantu pakaikan.”Sonia berkata, “Aku ambil yang ini saja. Nggak usah coba lagi. Sisanya kalian bawa pulang saja.”Kepala toko terbengong, lalu berkata dengan tersenyum, “Nona Sonia, Anda sudah
Sonia menenteng pakaian dan perhiasan ke dalam ruang kamar, lalu menggantung semua pakaiannya itu ke dalam lemari pakaiannya. Dalam seketika lemari pakaiannya sudah dipenuhi dengan banyak pakaian baru.Sewaktu Reza pulang, Sonia sedang menonton film di ruang tamu.Reza berdiri di belakang sofa, mencondongkan tubuhnya untuk mengecup Sonia. Dia lalu berkata, “Aku mandi dulu. Nanti kita makan di luar.”“Emm,” balas Sonia sambil menundukkan kepalanya. Dia merasa agak malu saat ini.Hanya saja, Reza tidak bisa menahan dirinya. Dia kembali mencium Sonia, lalu berkata, “Tiba-tiba aku nggak ingin makan lagi.”Reza langsung menggendong gadis yang sedang duduk di sofa, lalu membawanya ke kamar.Sonia meraih kerah pakaian Reza, lalu berkata dengan pelan, “Aku sudah lapar. Memangnya kamu nggak lapar?”“Aku sudah lapar sebulan!”Tatapan Reza semakin ganas saja. Dia langsung menggendong Sonia ke dalam kamar mandi.…Saat mereka keluar dari kamar, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Pada saat
Widya mengangguk sambil membalas senyumannya. “Ini adalah teh yang baru dipanen tahun ini, coba kalian cicipi bagaimana rasanya?”Kelly menyesap teh, lalu mengatakan, “Wangi sekali! Dulu ada pohon osmanthus di depan rumahku. Jadi, tiap tahun ibuku bakal jemur kelopak bunganya, lalu bikin kue osmanthus untuk kami.”“Kebetulan hari ini aku juga sudah bikin kue osmanthus. Nanti aku suruh pelayan antar ke sini.”Setelah berbasa-basi sejenak, Widya kembali ke dapur untuk memasak.Ketika mereka bertiga sedang makan, Kelly menerima panggilan dari Bondan. Dia berkata dengan tersenyum, “Dik, kamu sudah pulang kerja? Ketemuan, yuk? Kak Jason dan Gina juga lagi di sini.”Kelly melirik Sonia sekilas, lalu menolak dengan halus, “Nggak usah, kalian main dulu. Aku lagi makan sama Sonia!”“Pas, dong! Di mana kalian? Aku pergi jemput kalian!” balas Bondan.“Nggak usah, besok pagi aku masih harus kerja. Maaf, ya.” Kelly menolak untuk kedua kalinya.Bondan membalas dengan tersenyum, “Masa kamu tidurnya s
Suasana di dalam ruangan terasa sangat menegangkan. Bahkan, Johan dan Bondan yang suka bicara itu juga hanya duduk tanpa bersuara.Kali ini, Sonia baru percaya dengan omongan Bondan. Dia memang bukan sedang menggoda Kelly, dia hanya ingin menghangatkan suasana.“Sonia!” Jason memanggil Sonia, lalu memapah Gina sejenak.Gina sungguh tidak menyangka Reza dan yang lainnya akan datang. Dia mengangkat kepalanya dengan terkejut. Namun ketika melihat Reza berjalan bersama dengan Sonia, hatinya terasa semakin sakit lagi.Tiba-tiba Gina pergi mengambil tisu. Johan yang pengertian itu langsung memberi kotak tisu kepadanya. Gina menarik selembar untuk menyeka air mata di sekitar matanya, lalu berkata, “Kenapa Reza bisa datang bersama Sonia dan Kelly?”Ketika mendengar ucapan Gina, Johan spontan melirik ke sisi Sonia. Raut wajahnya pun berubah muram.Gina berusaha untuk mengendalikan emosinya. Dia tersenyum, lalu berkata kepada Sonia, “Tadi aku lagi nyanyi lagu yang agak sedih, makanya aku nangis.
Berhubung Kelly takut kalah, dia pun terlihat sangat gugup. Dia bahkan tidak menghiraukan Bondan yang berjarak sangat dekat dengannya.Jason melirik sekilas, lalu pergi duduk di sofa untuk merokok. Sementara, Johan sedang minum alkohol sendiri. Dia terlihat sedang tidak senang.Jason meliriknya sekilas, lalu berkata, “Jangan salahkan Reza. Kamu memang nggak seharusnya bicara seperti itu.”Johan mengerutkan keningnya. “Kak, Kak Gina sudah kembali. Apa maksud Kak Reza? Kenapa dia masih bersama Sonia?” Johan menghela napas panjang.“Iya, Gina memang sudah kembali, dan Reza masih bersama dengan Sonia. Itu berarti orang yang dipilih Reza adalah Sonia!” jelas Jason.Sejak kejadian kebakaran di Kasen, Jason menyadari bahwa Reza sudah jatuh cinta terhadap Sonia. Bagaimanapun juga, mereka berdua sudah berteman dari kecil. Jason tidak pernah melihat Reza bersikap segugup itu.“Jadi, maksudmu, Kak Reza sudah berpaling, nggak suka Kak Gina lagi?” Ekspresi Johan terlihat emosi.Jason mengerutkan ke
Sonia kalah dalam permainan ronde pertama. Gina pun menempel sticky note ke keningnya. Di atas kertas itu tertulis “Jangan lihat aku!” Tulisan berwarna merah dan berukuran tebal itu terlihat sangat mencolok mata.Terutama ketika kertas itu diletakkan di antara dua mata. Begitu Sonia mengembuskan napas, kertas itu pun ikut bergerak. Wajar kalau semua orang tertawa terbahak-bahak ketika melihatnya.Melihat Sonia merasa risi, Reza langsung melipat kertas itu, lalu menjepitnya dengan jepitan rambutnya.Gina melihat gerak-gerik mereka berdua. Saat Reza menjepit kertas itu, Sonia terlihat tidak bergerak, dan terlihat menikmatinya. Seketika raut wajah Gina berubah muram.Dia pernah berhubungan beberapa kali dengan Sonia. Dia tahu di balik sikap lembut Sonia, sebenarnya dia tergolong orang yang dingin. Dia tidak terlalu suka dekat dengan orang lain. Setiap kalinya, dia selalu menjaga jarak dengan Jason dan yang lainnya. Bahkan, ketika Gina menggenggam tangannya, Sonia bakal refleks menghindar.
Reza menceritakan kembali kepada Jason, masalah anggotanya menyadari Sandora membawa pergi Yana.Jason tidak menyangka Sandora berkaitan dengan kejadian kali ini. Seketika terlintas rasa dingin di dalam tatapannya. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku pergi bujuk Kelly dulu. Nanti aku baru akan perhitungkan semuanya dengan perlahan!”…Mereka berdua mengobrol hingga larut malam. Ketika melihat Reza pulang ke arah Gedung Anggrek, tiba-tiba Jason merasa sangat cemburu!Setelah pulang ke rumah, Jason sengaja mencari Yana. Tiba-tiba dia kepikiran semuanya sudah tidur. Kemudian, dia baru berusaha untuk menahan dirinya.Jason kembali ke kamarnya sendiri, tetapi dia masih tidak merasa mengantuk. Dia duduk di balkon sembari merokok. Jason kepikiran untuk menelepon Kelly, tapi dia takut akan membangunkan Kelly.Hari ini Kelly telah mengalami syok berat. Apalagi identitas Yana sudah terbongkar. Jadi, Jason membiarkan Kelly untuk tidur sejenak.Ketika kepikiran dengan pertama kalinya bertemu deng
Jason mengangguk. “Baru tidur saja!”Saskia tersenyum ramah. “Kamu belum pernah jaga anak. Biarkan Yana tidur di kamar kami saja. Aku gendong dia, ya. Aku jamin tidak akan membangunkannya.”Jason segera memiringkan tubuhnya untuk menghalangi langkah ibunya. “Aku bisa jaga Yana!”“Jaga apaan! Bagaimana kalau nanti malam kamu menimpa tubuh Yana ketika tidur?” Saskia menepuk pundak Jason. “Semua ini maksud ayahmu. Ranjang kami sangat besar. Yana bisa tidur di tengah. Jadi, dia juga tidak akan jatuh.”Jason masih tidak bersedia. “Nanti Yana akan nangis kalau tidak bisa melihatku.”“Kalau nangis, aku akan bangunin kamu!”Jason didorong paksa untuk Saskia. Kemudian, tanpa sungkan dia langsung menggendong Yana yang tidur lelap itu meninggalkan kamar. Tiba-tiba Saskia menoleh untuk memperingati Jason. “Jangan ke kamar kami, ya. Kalau sampai kamu membangunkan Yana, ayahmu pasti tidak akan melepaskanmu!”Jason terdiam membisu. Sepertinya Yana adalah putrinya? Setelah putrinya “dirampas”, Jason
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe